Anies Baswedan di Mata Teman Aktivis UGM: Setia Kawan dan Melindungi
10Berita - Anies Baswedan saat kuliah di UGM Yogyakarta dulu dikenal sebagai seorang organisatoris sekaligus aktivis. Selain menjadi Ketua Senat UGM, cucu Pahlawan Nasional AR Baswedan kerap turun ke jalan berdemonstrasi. Aparat tak segan kerap membubarkan massa dengan cara represif atau mengangkut paksa peserta demonstran ke kantor polisi.
Di sinilah, sosok Anies sebagai pemberani, setia kawan dan melindungi. Hal ini diceritakan oleh teman akrab Anies Baswedan, Arbain Nur Bawono, Fakultas Ekonomi jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan (IESP) UGM angkatan 1989.
Arbain mengaku sering terlibat dalam beberapa kali aksi demo. Termasuk terlibat dalam persiapan, rapat konsolidasi hingga mengumpulkan simpul massa. “Saya termasuk tim kecil. Sering rapat, konsolidasi persiapan demo,” katanya kepada KBA News, Rabu, 7 Februari 2023.
Menurut dia, saat demo sering ada pembubaran dan penangkapan. Sedangkan untuk demo yang fenomenal saat itu adalah menolak SDSB justru sukses long march dari Bunderan UGM ke Gedung DPRD DIY. Saat itu tercatat sebagai demo terbesar atau terbanyak peertanya dan paling tertib.
Pria yang pernah menjabat sebagai Ketua Umum HMI Komisariat FE UGM ini menduga karena sering ikut rapat-rapat dan demonstrasi, maka dirinya menarik perhatian aparat. “Berbeda dengan Mas Anies yang termasuk figur, saya ini mahasiswa biasa, hanya lebih banyak aktif di fakultas. Bukan mahasiswa terkenal seperti Anies, tapi kok sering terlibat demo-demo,” jelas Arbain.
Suatu ketika, aparat atau intel menanyakan identitas Arbain kepada Anies Baswedan. “Mas Anies bilang, ada intel tanya-tanya identitasmu,” kata Arbain menirukan ucapan Anies saat itu.
Arbain pun menyakini, ucapan Anies itu bukan mengada-ada. “Karena teman-teman lain seperti teman dari PKMRI juga bilang begitu. Arbain, kamu sedang diinteli aparat,” imbuh Arbain.
Menurut Arbain, saat itu respons Anies biasanya saja. Anies sama sekali tidak memberikan identitasnya ke intel. “Bagi saya, apa yang dilakukan intel merupakan bagian dari teror, semacam intimidasi agar tidak ikut demo-demo,” ungkapnya.
“Aparat ingin mengirim pesan bahwa seluruh kegiatan mahasiswa sudah dipantau. Bahkan rapat koordinasi yang hanya dihadiri beberapa orang saja aparat tahu siapa yang hadir dan apa yang dibicarakan,” ungkap Arbain.
Pria asal Solo, Jawa Tengah ini menggasisbawahi saat intel menanyakan identitasnya kepada Anies Baswedan. “Sikap Anies menunjukkan sebagai sosok yang tidak mudah diintervensi, tidak takut. Selain itu, Anies punya setia kawan yang tinggi, tidak mengkhianati persahabatan apalagi berkhianat pada perjuangan,” jelasnya.
Sumber: kbanews