OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Kamis, 02 Februari 2023

Bisnis Ilegal Penjualan Organ Manusia Terus Berlanjut, Warga Uyghur Turut Menjadi Korban

Bisnis Ilegal Penjualan Organ Manusia Terus Berlanjut, Warga Uyghur Turut Menjadi Korban



Sumber: Daily Excelsior

10Berita, TURKISTAN TIMUR – Bisnis penjualan organ manusia, yang diambil dari tahanan hidup secara ilegal oleh rezim komunis Cina terus berlanjut, berdasarkan laporan Voices Against Autocracy.

Praktisi medis di seluruh dunia, pemerintah, dan badan dunia seperti WHO didesak untuk mengakhiri praktik yang tidak manusiawi ini.

Para ahli dalam webinar internasional tentang “Forcible Harvesting of Human Organs in China” telah memperingatkan dunia bahwa praktik keji itu sejauh ini telah mengambil organ manusia dari para tahanan Falun Gong, Uyghur, Tibet, maupun Kristen.

Bahkan akibat persaingan bisnis yang berkembang di antara institusi medis Tiongkok dan keserakahan pejabat Tiongkok, kini kekejian berkembang dengan penculikan anak dan remaja dari keluarga miskin Tiongkok untuk diambil organnya, demikian laporan Voices Against Autocracy.

Dalam webinar yang diadakan tanggal 17 Desember tersebut, para ahli termasuk Dr Enver Tohti Bughda, Jennifer Zeng, dan Ethan Gutmann mengungkapkan pasien di negara lain harus menunggu berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun–dan harus mengeluarkan banyak uang–untuk mendapatkan transplantasi jantung, ginjal, paru-paru, kornea, maupun organ lain seperti pankreas dan limpa.

Namun, di Cina pasien bisa mendapatkan organ-organ ini dalam waktu singkat dan juga dengan harga lebih murah, menurut laporan media.

Menurut laporan Voices Against Autocracy, Ethan Gutmann berkata, “Pada tahun 2002 sudah menjadi praktik umum bahwa pasien dari negara kaya seperti Jerman dapat terbang ke Shanghai dan mendapatkan transplantasi hati mereka dalam waktu empat jam dengan hati yang masih segar dan profil darah yang sangat cocok.”

“Ini berarti bahwa para korban, yang telah diidentifikasi melalui data profil darah dari bank data, baru saja dijemput dari pusat penahanan dan dibawa ke rumah sakit untuk diambil organnya,” terangnya.

Gutmann saat membagikan perincian foto satelit dari kamp konsentrasi Uyghur dan berdasarkan saksi langsung dari wilayah tersebut mengatakan rezim Cina telah mendirikan sembilan pusat krematorium baru yang melekat pada setiap kamp tersebut pada tahun 2018. Dia mengatakan bahwa masing-masing kamp dikawal oleh 50 penjaga Cina.

“Saya bertanya-tanya, mengapa mereka membutuhkan krematorium untuk warga Muslim yang seharusnya dikuburkan setelah kematian?” kata Gutmann.

Ia menjelaskan bahwa hal itu menjadi bukti jika otoritas Cina akan membakar jenazah tahanan Uyghur untuk menghapus jejak-jejak pembunuhan setelah mengeluarkan organ mereka.

Mengenang hari-harinya sebagai dokter di Xinjiang, Dr Enver Tohti yang berkebangsaan Uyghur ini mengatakan, “Warga Uyghur di Urumqi diam-diam akan membawa anak remaja mereka kepada saya dan meminta saya untuk memeriksa apakah ada organnya yang telah diambil selama masa penahanan anak di kamp-kamp Cina.”

Dr Tohti lebih lanjut berkata, “Dari sekitar seratus kasus seperti itu, yang dibawa ke saya, saya terkejut menemukan bahwa ada tiga kasus yang anak laki-lakinya memiliki bekas operasi di perutnya dan salah satu ginjalnya telah hilang.” (Daily Excelsior)

 

 

Sumber: Sahabat Al-Aqsha.