Hitung Hitungan Politik Jika Gibran Ngotot Maju Pilkada DKI tapi Anies Menang Pilpres
10Berita - Gibran Rakabuming disinyalir bakal bertarung sebagai cagub dalam Pilkada DKI 2024.
Gibran dianggap punya potensi untuk menang dalam Pilkada DKI 2024.
Tak heran pria yang kini menjabat Wali Kota Solo itu masuk dalam salah satu dari empat nama yang dibahas DPD PDIP DKI.
DPD PDIP DKI sebelumnya telah melirik sejumlah nama yang dinilai potensial masuk dalam bursa calon gubernur Pilkada DKI Jakarta.
Ada nama Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MenPAN-RB) Abdullah Azwar Anas, Menteri Sosial Tri Rismaharini hingga Kepala LKPP Hendrar Prihadi.
Gibran memang memiliki kekuatan politik yang patut diperhitungkan. Apalagi, keberadaan ayahnya, Jokowi yang saat ini masih menjabat sebagai presiden.
Namun, apa yang bakal terjadi jika nantinya Anies Baswedan menang dalam Pilpres? Apakah Gibran masih mempunyai peluang di DKI Jakarta?
Mengingat, Pilpres akan dilakukan lebih dulu dari pada Pilkada serentak meski digelar di tahun yang sama.
Pengamat Politik dari Universitas Al Azhar Ujang Komaruddin mengatakan, posisi Gibran bakal terancam jika Anies menang pilpres.
Hal ini tentunya tidak terlepas dari posisi eks Gubernur Jakarta itu yang secara politik beroposisi dengan Jokowi, meskipun pernah berada dalam lingkaran Kabinet Indonesia Maju.
"Tapi kalau Presiden yang menangnya adalah dari kekuatan oposisi, misalkan Anies ya, atau orang-orang yang berseberangan dengan Jokowi lah misalkan, itu potensi menangnya kecil, jadi kuncinya di situ," ucapnya, dikutip Selasa 21 Februari 2023.
Menurut Ujang, peta politik bisa saja berubah jika Anies menang.
Kubu Anies pasti akan berupaya mengkapitalisasi kemenangan tersebut untuk merebut kursi Gubernur DKI Jakarta.
"Karena nanti tidak ada yang membela tidak ada yang mengkondisikan, tidak ada yang bisa mengamankan, orang-orang kabur dan lari kan, pasti tidak ada yang dukung juga kecuali hanya partainya, kan konsekuensi politik kita seperti itu," pungkasnya.
Ujang mengatakan, posisi Jokowi sebagai presiden masih menjadi penentu masa depan politik Gibran Rakabuming di Pilkada DKI Jakarta.
Ketika presidennya bukan lagi Jokowi, maka tidak ada lagi pihak yang bisa mengamankan suara Gibran saat mengikuti Pilkada DKI.
Para pemilih Gibran pun diyakini hanya sebatas berasal dari partai pendukungnya.
Bagi Ujang, hal tersebut adalah konsekuensi politik yang lumrah terjadi.
Gibran akan dengan mudah meraih kemenangan jika Jokowi masih menjabat sebagai presiden, pun sebaliknya akan sulit jika sang ayah tak lagi menduduki posisi tersebut.
"Kan konsekuensi politik kita seperti itu, ketika orang tuanya jadi presiden ya pasti akan mudah untuk menang, ketika sudah tidak jadi presiden, dan presidennya Anies ya sulit Gibran bisa menang, pasti yang akan dimenangkan ya orang-orang yang mendukung Anies atau gubernur yang didukung Anies," jelas Ujang.
Sebelumnya, Gibran sudah memberikan sinyal politik tak menutup kemungkinan dirinya bakal maju dalam Pilkada DKI Jakarta.
Namun, dia menegaskan keputusan terkait pencalonan diserahkan ke internal partai. Selain itu, Gibran mengaku akan melihat terlebih dahulu apakah dia mendapat dukungan dari masyarakat di ibu kota.
"Yang memutuskan bukan saya. Kita tunggu keputusan dari partai, kita lihat dulu permintaan warga seperti apa. Kene duwe ambisi tapi ora dipilih warga kan yo percuma (Sini punya ambisi tapi tidak dipilih warga kan ya percuma)?" ungkap Gibran beberapa waktu lalu.
Gibran pun kembali menegaskan saat ini ingin fokus terlebih dulu memimpin Kota Solo.
Menurutnya, masih banyak pekerjaan rumah yang mesti dituntaskan selama masa kepemimpinannya.
"Nek aku santai wae (Kalau saya santai saja). Masih banyak pekerjaan di sini. Nanti ya, sabar. Ini sekarang kita fokus ke sini dulu. Kita buka satu per satu, meresmikan satu per satu yang sudah kita canangkan. Wis pokoke fokus kuwi sik wae (sudah, pokoknya fokus itu dulu saja). Urusan pilgub (pemilihan gubernur), urusan pilpres (pemilihan presiden) nanti wae (saja) ya," kata dia.
Sumber: harianhaluan