OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Kamis, 16 Februari 2023

Muhajirin Rohingya Urun Beli 700 Selimut dan 200 Jaket untuk Keluarga Turkiye Terdampak Gempa

Muhajirin Rohingya Urun Beli 700 Selimut dan 200 Jaket untuk Keluarga Turkiye Terdampak Gempa 



Foto: Anadolu Agency

10Berita, BANGLADESH – Para Muhajirin Rohingya di kamp-kamp pengungsian Bangladesh mengumpulkan uang dan membeli 700 selimut serta 200 jaket untuk warga Turkiye korban gempa yang memorakporandakan negeri itu. 

Etnis minoritas Muslim dari Arakan, Myanmar, itu tidak dapat berdiam diri mengetahui Turkiye mengalami krisis kemanusiaan terbesar akibat gempa bumi dahsyat pada Senin (6/2/2023).  

“Turkiye telah menjadi salah satu pemberi bantuan utama kami sejak awal krisis kami. Bagaimana kami bisa duduk diam menghadapi bencana besar yang melibatkan saudara kami?” kata Sahat Zia Hero, seorang pemimpin komunitas Rohingya.  

Para Muhajirin telah membeli 700 selimut dan 200 jaket dari uang yang mereka kumpulkan dalam beberapa hari terakhir, jelasnya.  

“Kami adalah pengungsi di sini dan sebagian besar bergantung pada sumbangan dan bantuan dari orang lain untuk bertahan hidup. Namun, hadiah ini membawa cinta dan solidaritas yang tak terbatas kami kepada saudara-saudari Turkiye kami,” kata Zia. 

Ia menjelaskan bahwa itu adalah hal terbaik yang dapat mereka lakukan untuk warga Turkiye mengingat sumber daya keuangan mereka yang sangat terbatas.  

Pada hari Selasa (14/2/2023), perwakilan Muhajirin Rohingya mengirimkan donasi mereka ke kantor Turkish Cooperation and Coordination Agency (TIKA) di Dhaka, di mana semua orang tampak sangat antusias dalam aksi solidaritasnya. 

“Kami sangat senang melihat dukungan sepenuh hati rakyat Bangladesh untuk kami selama krisis nasional yang kami hadapi, dan sangat bangga melihat donasi dari para pengungsi Rohingya,” kata koordinator TIKA untuk Bangladesh, Sevki Mert Baris.  

Dia menambahkan bahwa bantuan dari Muhajirin Rohingya ini membawa cinta dan solidaritas yang mendalam dari orang-orang yang teraniaya untuk Turkiye.  

“Meskipun kontribusi kami mungkin jauh lebih kecil daripada yang lain, kami masih ingin berbagi rasa sakit yang dirasakan saudara dan saudari kami di Turkiye dan Suriah. Oleh karena itu, pemuda kami di kamp mengoordinasikan upaya ini,” ucap Nay San Lwin, salah satu pendiri dari Free Rohingya Coalition.  

“Ketika kami benar-benar terisolasi setelah kekerasan yang disponsori negara terhadap kami pada tahun 2012, Turkiye adalah salah satu negara pertama yang menjawab permintaan bantuan kami,” katanya. 

“Kami tidak akan pernah melupakan kebaikan mereka.” (Anadolu Agency)