OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Senin, 29 Mei 2023

Kenapa KOMPAS TV mewawancarai Pentolan CSIS Jusuf Wanandi (JW) dan menyiarkannya? Untuk siapa Pesan JW ini sasarannya?

Kenapa KOMPAS TV mewawancarai Pentolan CSIS Jusuf Wanandi (JW) dan menyiarkannya? Untuk siapa Pesan JW ini sasarannya?





10Berita - Catatan: Yanu Aryanto

Karena lihat cuitan @NephiLaxmus dibawah jadi penasaran kenapa @KompasTV mewawancarai pentolan CSIS Jusuf Wanandi (JW) dan menyiarkannya.

Setelah menonton wawancara secara penuh, ini adalah kesimpulan dan pemikiran saya dalam sebuah thread berikut ini...

Kita mulai dengan fakta bahwa JW adalah pendukung Megawati/PDI-P.

Dari wawancara bisa juga ditangkap bahwa dia memandang positif rezim Jokowi termasuk usahanya untuk memperpanjang kekuasan kelompoknya.

Dalam wawancara sangat jelas JW melihat bahwa Jokowi memang berusaha untuk memperpanjang kekuasaan kelompoknya dan juga berusaha keras agar 2024 hanya diikuti oleh calon-calon yang sesuai dengan "selera" kelompok mereka.

Bakal calon yang tidak sesuai akan diusahakan agar tidak maju menjadi kontestan dalam pilpres mendatang.

Hal ini untuk memastikan bahwa siapapun pemenangnya adalah orang-orang mereka juga.

JW kemudian juga mengatakan bahwa pilpres yang diikuti oleh 3 calon akan persulit kalkulasi mereka. JW mencontohkan pilkada DKI 2017 yang berakhir dengan kalahnya calon yang didukung rezim.

Lalu pertanyaannya kenapa JW & @KompasTV mengungkap hal ini & untuk siapa pesan tsb?
Saya setuju dengan pendapat bahwa pesan ini ditujukan ke pendukung rezim yang sedang risau mengapa Jokowi terlihat tidak antusias dukung Ganjar.

JW ingin menyampaikam pesan bahwa tidak perlu khawatir karena sebenarnya siapapun yang menang itu (Prabowo atau Ganjar) adalah bagian dari rezim.

Berarti dapat disimpulkan bahwa usaha mengganjal Anies agar tidak maju pilpres memang ada.

Mungkin akan ada yang bilang itu hanya analisa seorang JW yang sudah pikun. Tapi argumen itu sukar diterima mengingat wawancar ini ditayangkan oleh @KompasTV.

Dapat juga disimpulkan bahwa GANJAR dan PRABOWO adalah calon pilihan rezim ini guna memperpanjang kekuasan mereka.

Lalu apa salahnya jika rezim ini ingin mengamankan kekuasaannnya dengan calon pilihan mereka? Tidak ada yang salah jika tidak ada penjegalan calon lain.

Penjegalan seorang calon adalah perilaku yang tidak mencerminkan kehidupan demokrasi.

Wajar jika dipertanyakan bahwa sekalipun ada hal positif hasil pembangunan dari rezim ini, apakah sepadan dengan kerusakan sendi-sendi demokrasi yang ditimbulkan oleh tindakan ini.

Apakah usaha penjegalan terhadap @NasDem, @PKSejahtera, @PDemokrat dan @aniesbaswedan adalah tindakan yg benar?

Atau sebenarnya rezim ini sedang menjadi orba ver 2.0 ?

Sumber: KONTENISLAM.COM

Related Posts:

  • Jembatan Khaju, Puncak Karya Arsitektur Persia 10Berita, JAKARTA -- Jembatan Khaju adalah puncak karya arsitektur Jembatan Persia dan salah satu jembatan yang paling menarik saat ini,” kata Pope. Jembatan Khaju, k… Read More
  • Ketika Pendekar Perbankan Penjaga Kehormatan Islam Alumni 411 dan 212 Disingkirkan Rezim 10Berita-Beredar kabar telah terjadi pergantian Direktur Utama di sebuah Bank Syari'ah milik negara secara mendadak. Publik pun bertany… Read More
  • Tolak Pabrik Semen, Nisan Ibu Patmi Berdiri di Depan Istana 10Berita– Kematian ibu petani bernama Patmi dalam memperjuangkan hak-hak masyarakat Kendeng terhadap invasi pabrik semen, rupanya tak menyurutkan semangat para… Read More
  • MUI: Surat Al-Maidah Berlaku Sampai Kiamat, Tidak Ada Expired-nya10Berita-JAKARTA – Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah memecat KH Ahmad Ishomuddin, saksi ahli agama Islam yang juga rais syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama… Read More
  • Awal Mula Pembangunan Jembatan Khaju di Isfahan 10Berita,  JAKARTA --  Bila membicarakan Isfahan, praktis Jembatan Khaju akan disebut. Empat abad lalu, Shah Abbas II sengaja membangun jembatan itu agar Isfahan… Read More