OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Kamis, 09 November 2023

Kritik Anies ke Jokowi: Subsidi Salah Sasaran, Utang Segunung

Kritik Anies ke Jokowi: Subsidi Salah Sasaran, Utang Segunung





10Berita, Calon Presiden Republik Indonesia, Anies Baswedan mengkritik beberapa kebijakan pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Antara lain subsidi yang tidak tepat sasaran dan utang yang menggunung.

Subsidi yang dimaksud Jokowi adalah bahan bakar minyak (BBM), listrik dan bantuan sosial (bansos).

"Ketidaktepatan sasaran subsidi, apa pun itu, dari mulai listrik sampai bantuan sosial," kata Anies dalam acara Sarasehan 100 Ekonom Indonesia yang diselenggarakan oleh INDEF dan CNBC Indonesia, Rabu (8/11/2023)

Berdasarkan data Kementerian Keuangan, hingga akhir September realisasi belanja subsidi mencapai Rp156,96 triliun, atau 52,58% dari pagu dan turun sebesar 6,12% (yoy). 

Realisasi tersebut terdiri atas subsidi energi sebesar Rp103,06 triliun, mencakup subsidi BBM, subsidi LPG Tabung 3 Kg, dan Subsidi Listrik. 

Kemudian subsidi non-energi sebesar Rp53,90 triliun, mencakup Subsidi Pupuk, Subsidi Bunga Kredit Program, Subsidi PSO, dan Subsidi Pajak DTP.

Realisasi pembayaran Subsidi Energi tersebut untuk penyaluran BBM bersubsidi sebesar 11.799,20 ribu KL, LPG Tabung 3 Kg sebesar 5,38 juta MT, pelanggan listrik bersubsidi sejumlah 39,45 juta pelanggan, dan volume konsumsi listrik bersubsidi sebesar 43,61 TWh.

Selanjutnya, realisasi Subsidi non-Energi meliputi antara lain penyaluran pupuk bersubsidi mencapai 4,68 juta ton, Subsidi Bunga KUR diberikan kepada 3,19 juta debitur dengan total penyaluran KUR mencapai Rp175,74 triliun, dan Subsidi Bantuan Uang Muka Perumahan untuk 151,25 ribu unit rumah.

Khusus untuk subsidi BBM, kelompok ini dianggap tidak tepat menerima karena pengguna kendaraan adalah kelas menengah atas.

Sementara itu realisasi bantuan sosial mencapai Rp 104,59 triliun. Persoalan bansos masih berkutat pada data yang belum dibenahi dengan benar.

Menurut Anies, hal ini yang mendorong APBN menjadi terbatas. Ditambah penerimaan negara yang belum optimal membuat opsi utang terus menjadi pilihan pemerintah. 

Sampai dengan akhir September 2023, posisi utang Pemerintah berada di angka Rp7.891,61 triliun dengan rasio utang terhadap PDB sebesar 37,95 persen.

"Kami lihat problemnya bukan pada nominalnya, tapi persentasenya. Dan itu artinya kalau kita bicara tentang utang, maka rasio utang publik kepada PDB kita yang sekarang 39% didorong maksimal 30% dengan cara PDB digedein," tegas Anies. [cnbcindonesia]


Related Posts:

  • Pelapor Kaesang, Muhammad Hidayat Divonis 1,6 TahunPelapor Kaesang, Muhammad Hidayat Divonis 1,6 Tahun 10Berita - BEKASI Majelis Hakim Pengadilan Negeri Bekasi menjatuhkan vonis selama 1 tahun 6 bulan dikurangi masa tahanan kepada Pelapor Kaesang, Muhammad Hidayat. Hakim be… Read More
  • Menlu RI bantah klaim AS soal dukungan Indonesia atas Keputusan Trump Menlu RI bantah klaim AS soal dukungan Indonesia atas Keputusan Trump 10Berita : Indonesia membantah klaim Amerika Serikat bahwa keputusannya menetapkan Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel telah melaui konsultasi dengan p… Read More
  • Mengenal Difteri dan GejalanyaMengenal Difteri dan Gejalanya       Saat ini difteri tengah menjadi momok menakutkan bagi masyarakat Indonesia. Bagaimana tidak, penyakit ini menyerang manusia melalui tenggorokan dan selaput lendir hidu… Read More
  • Uni Eropa: Trump Giring Dunia ke Zaman Kegelapan Uni Eropa: Trump Giring Dunia ke Zaman Kegelapan 10Berita - BELGIA—Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Federica Mogherini ikut bersuara soal deklarasi Trump yang mengaku Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Menurutnya, Trum… Read More
  • Sedih Melihat Peci Hitam Itu Sedih Melihat Peci Hitam Itu 10Berita - Turut menyimak acara ILC kemarin malam, saya tak mampu menahan tawa melihat pemaparan dan ekspresi muka orang yang mohon maaf saya tak sudi menyebut namanya di catatan ringan ini. Saya… Read More