OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Selasa, 16 Juli 2024

Saat JK Bertemu Pemimpin Hamas, 5 Tokoh muda NU ” Menjilat” Presiden Israel

Saat JK Bertemu Pemimpin Hamas, 5 Tokoh muda NU ” Menjilat” Presiden Israel




10Berita - Pada momen pertemuan mantan Wakil Presiden Republik Indonesia, yang juga menjabat sebagai Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) dan Ketua Palang Merah Indonesia (PMI), Jusuf Kalla, dengan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh, lima tokoh muda Nahdlatul Ulama (NU), organisasi masyarakat terbesar di Indonesia, mengadakan pertemuan dengan Presiden Israel Isaac Herzog. Agenda pertemuan ini tidak dijelaskan oleh pihak NU.

Hamas mengumumkan pertemuan antara pemimpin mereka, Ismail Haniyeh, dan Jusuf Kalla di Doha, Qatar.

Ini merupakan pertemuan kedua antara JK dan Hamas, setelah sebelumnya bertemu di Kuala Lumpur.

“Saudara Ismail Haniyeh, kepala biro politik gerakan Hamas, dan sejumlah pemimpin gerakan tersebut, menerima Dr. Jusuf Kalla, ketua Dewan Masjid di Indonesia dan mantan Wakil Presiden Indonesia, di ibu kota Qatar, Doha,” demikian bunyi pernyataan dari Hamas.

Dalam pernyataan tersebut, JK menyampaikan belasungkawa atas syahidnya sejumlah putra, cucu, dan saudara perempuan Ismail Haniyeh. Pada April lalu, serangan udara Israel di Gaza menewaskan tiga putra dan empat cucu Haniyeh.

Haniyeh mengungkapkan bahwa sekitar 60 anggota keluarganya telah syahid sejak serangan Israel di Gaza pecah pada 7 Oktober tahun lalu. 

Pada Juni, adik perempuan Haniyeh bersama sembilan anggota keluarga besar lainnya syahid dalam serangan udara Israel di Kota Gaza.

Jusuf Kalla juga menyampaikan belasungkawa atas syahidnya warga Palestina akibat bombardir Israel selama sembilan bulan terakhir. 

Otoritas Kesehatan Palestina melaporkan sejauh ini 38.300 warga Gaza syahid, kebanyakan perempuan dan anak-anak.

“Ia (Jusuf Kalla) menekankan solidaritas terhadap rakyat Palestina dalam menghadapi pembantaian yang dilakukan terhadap warga sipil yang tidak berdaya, dan mengatakan bahwa rakyat Indonesia mempunyai posisi yang tegas dan jelas terhadap Palestina dan perjuangannya,” lanjut pernyataan Hamas.

Sedangkan sikap PB NU tidak jelas terhadap perjuangan Hamas dalam membebaskan Palestina dari cengkeraman Israel.

Sementara itu, Haniyeh memuji posisi dan peran diplomatik Indonesia, pemberian bantuan kemanusiaan kepada masyarakat di Gaza, kontribusinya dalam merawat korban luka, gerakan kerakyatan dalam demonstrasi, dan solidaritas luas mereka terhadap rakyat Palestina.

Selama pertemuan tersebut, keduanya juga berbincang soal kondisi di lapangan, krisis kemanusiaan serta perkembangan politik. 

Haniyeh juga menyampaikan laporan tentang kondisi tahanan warga Palestina di penjara Israel serta kondisi penjara itu sendiri.

Jusuf Kalla adalah negosiator Indonesia pada perundingan damai dengan Gerakan Aceh Merdeka pada 2004 silam. 

Pengalaman itu membuatnya aktif menjadi juru damai di berbagai wilayah. Ia belakangan terlibat dalam upaya mediasi di Afghanistan.

Dalam konteks itu, Hamas saat ini tengah terlibat perundingan damai dengan Israel yang dimediasi oleh sejumlah negara. 

Presiden AS Joe Biden mengklaim bahwa Hamas dan Israel telah menyepakati draf gencatan senjata terbaru.

Anggota delegasi Jusuf Kalla, Hamid Awaludin, mengatakan bahwa Hamas sebelumnya telah meminta mantan wakil presiden Indonesia tersebut untuk memediasi upaya mengakhiri konflik di Palestina. Hamid menyampaikan pernyataan itu melalui keterangan persnya di Kuala Lumpur, Senin (6/5/2024).

Dalam keterangan itu, dia mengatakan bahwa pihak-pihak yang bertikai meminta Jusuf Kalla untuk bisa memediasi kedua belah pihak agar mengakhiri kekerasan yang berlangsung belakangan ini.

Dalam upaya damai untuk Palestina-Israel tersebut, JK bertemu dengan delegasi Hamas yang dipimpin oleh Pejabat Biro Politik sekaligus Wakil Kepala Urusan Internasional Hamas, Dr. Bassem Naim. 

Salah satu fokus dalam pembicaraan itu adalah terkait upaya menghentikan aksi kekerasan yang mengorbankan masyarakat sipil secara masif.

Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menanggapi lima tokoh muda NU yang bertemu dengan Presiden Israel Isaac Herzog di tengah kebiadaban Zionis Israel terhadap warga Gaza Palestina.

Ketua PBNU, KH Ahmad Fahrur Rozi, menyatakan bahwa PBNU tidak mengetahui kunjungan tersebut dan mengklaim bahwa kunjungan itu sama sekali tidak mewakili institusi PBNU dan tidak ada kaitannya dengan NU.

“Saya tidak kenal, jelas liar sekali (kunjungan mereka),” klaimnya kepada awak media, Ahad (14/7/2024).

Dia juga menegaskan bahwa PBNU sama sekali tidak terlibat dalam kunjungan tersebut. “Ya, saya tidak kenal dan tidak tahu sama sekali,” ujar dia.

Gus Fahrur, begitu ia akrab disapa, mengingatkan semua pihak untuk tidak mengatasnamakan NU tanpa ada surat tugas dari Ketum PBNU terkait dengan dinas resmi. 

“Harus dibuktikan, dia datang sebagai apa dan siapa yang memberikan mandat,” kata dia.

Mengingat kunjungan untuk menghadap pemimpin Israel bukan hal baru bagi NU, hal ini memicu skeptisisme di kalangan masyarakat terhadap pernyataan bantahan dari pengurus PBNU.

Sampai kini, pemerintah Indonesia tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel. Pengurus NU pastinya memiliki hubungan dengan pimpinan Israel yang memudahkan mereka bertemu dan diterima oleh para pemimpin Israel, mengingat hubungan NU dengan Israel sudah berlangsung lama sejak Yahya Staquf menjadi Ketua PBNU.

Kini kekejaman Israel sudah memasuki hari ke-283. Kebrutalan Israel telah menewaskan sedikitnya 38.443 warga Palestina, sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak, serta melukai 88.481 orang. 

Diperkirakan lebih dari 10.000 orang terkubur di bawah puing-puing dan 9.500 lainnya diculik oleh Israel (Laporan TRT World).
SumberFusilat