OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Jumat, 01 Desember 2017

Apa dan Mengapa Dinamakan Badai Cempaka?

Apa dan Mengapa Dinamakan Badai Cempaka?



10Berita - YOGYAKARTA—Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dilaporkan telah merilis peringatan dini cuaca buruk di DIY. BMKG memprediksi Badai Cempaka masih akan berdampak pada wilayah DIY pada 28-30 November 2017. Sebenarnya, apa yang dimaksud Badai Cempaka?

Kepala Stasiun BMKG DIY Djoko Budiono mengatakan badai tropis adalah badai yang mempunyai kekuatan besar dan muncul di lautan yang luas. Radiusnya bisa mencapai 200 Km. Badai ini punya sistem pusat tekanan rendah yang tumbuh di atas lautan yang hangat dengan suhu lebih dari 26,5 derajat celcius.

Dalam badai tropis ini terjadi pusaran angin yang kecepatannya bisa mencapai 34 knot. Pada area badai ini, di samping menghasilkan kecepatan angin yang besar juga terjadi pembentukan awan-awan konvektif. Dampaknya jika badai tropis ini muncul maka yang akan dirasakan adalan hujan sangat lebat, angin kencang, tinggi gelombang menjadi besar, serta hujan bisa disertai petir.

BMKG memberi nama badai tropis yang muncul di area Indonesia dengan menggunakan nama bunga. “Badai yang kemarin muncul diberi nama Badai Tropis Cempaka,” terangnya, kepada Harianjogja.com, Selasa (28/11/2017).

Selain Badai Tropis Cempaka, kini muncul badai baru yang masih menggunakan nama bunga, yaitu Badai Tropis Dahlia. Berdasarkan keterangan BMKG, Badai Tropis Dahlia akan berdampak pada peningkatan hujan lebat, tinggi gelombang, angin kencang, maupun potensi kilat/ petir di beberapa wilayah di Indonesia. []

Sumber : Islampos.com

Kemenag: KH Said Aqil, Tokoh Islam Paling Kontroversial

Kemenag: KH Said Aqil, Tokoh Islam Paling Kontroversial

10Berita , JAKARTA -- Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siraj menjadi tokoh Islam paling kontroversial dari hasil penelitian Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama. Sementara Aa Gym merupakan tokoh yang materi dakwanhnya paling diminati serta sering diikuti.

Kapuslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan Kemenag, Amsal Bakhtiar mengatakan, munculnya Kiai Said sebagai tokoh Islam paling kontroversial merupakan hasil penelitian yang objektif. Menurutnya, penelitiannya melakukan sampel terhadap 1031 dengan subjek penelitian terdiri dari penyuluh, penghulu, guru madrasah, guru pendidikan keagamaan, guru agamaIslam di sekolah, dan dosen agama di 28 kabupaten dan kota yang tersebar di 14provinsi seluruh Indonesia.

"Mereka (responden) menulis enak tokoh kontroversial dalam menyampaikan ajaran Islam," ujar Amsal, usai pemaparan hasil penelitian tentangperanan media massa dan media sosial dalam pembelajaran agama dan keagamaanIslam, di Hotel Cemara, Jakarta, Kamis (30/11).

Amsal menjelaskan penilaian tersebut merupakan persepsi dari responden. Contoh hal kontroversial yang diungkapkan oleh tokoh Islam misalnyatentang ajakan menghormati penganut syiah atau Ahmadiyah dimana berbeda.

Tokoh tersebut melihat bahwa penganut syiah dan Ahmadiyah merupakan orang yang tidak perlu dimusuhi karena ciptaan Allah. Pernyataan seperti ini tidak semua orang setuju karena katakanlah Syaih dianggap tidakIslam. "Menghormati orang seperti itu kan menimbulkan kontroversial," kata Amsal.

Kendati demikian, menurut Amsal, tokoh kontroversial bukanberarti mereka buruk. Disamping itu mereka juga belum tentu juga yang palingmenguasai materi. Namun, Amsal menegaskan hasil ini objektif yang didapatkandari responden.

Selain Kiai Said, ada banyak tokoh Islam yang juga dinilaikontroversial seperti A Sukino, Khalid Basalamah, Rizieq Shihab, Felix Siauwdan Quraisy Shihab. Ada pula Firanda, Maulana, Jalaluddin Rahmat dan YusfMansur.

Sumber : Republika.co.id

Pilkada 2018, MUI Imbau Jauhi Praktik Kotor

Pilkada 2018, MUI Imbau Jauhi Praktik Kotor

rifa'i fadhly/hidayatullah.com

Pilkada DKI Jakarta, Rabu (15/02/2017).

10Berita – Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengimbau kepada semua pihak yang terlibat dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak tahun 2018 untuk menjunjung tinggi cara yang baik, santun, tidak provokatif, dan senantiasa mengedepankan kepentingan umum di atas kepentingan kelompok.

Maklumat itu dirumuskan sebagai salah satu hasil rekomendasi Rapat Kerja Nasional (Rakernas) III MUI di Hotel Sahira, Bogor, Jawa barat, Rabu malam (29/11/2017).

Baca: Kritisi Peradilan Indonesia, Dahnil: Politik Uang Harus Dihentikan


Ketua Tim Perumus Komisi Rekomendasi, Zainut Tauhid Sa’adi mengatakan, peningkatan tensi politik akibat kontestasi elektoral tersebut apabila tidak dikelola dengan baik bisa berpotensi menimbulkan konflik horizontal.

“Kedepankan akhlak karimah, jauhi praktik kotor yang dilarang agama seperti risywah(money politic), kampanye hitam, dan kecurangan (gharar),” ujarnya.

Ia menambahkan, pihaknya juga mengimbau kepada semua pengurus MUI agar menjaga institusi MUI dan tidak terbawa arus politik praktis dengan ikut dukung-mendukung calon tertentu.

“Sehingga bangsa Indonesia terhindar dari perpecahan, (dan) mendapatkan berkah Allah, serta dapat memilih pemimpin berkarakter siddiq, amanah, tabligh, dan fathanah,” tandasnya.*

Sumber : Hidayatullah

ACTA: Kasus Ahmad Dhani tak Layak Dilanjutkan, Ini Alasannya

ACTA: Kasus Ahmad Dhani tak Layak Dilanjutkan, Ini Alasannya


Ali Lubis, SH, yang tergabung dalam Advokat Cinta Tanah Air (ACTA) menyatakan, seharusnya sejak awal polisi menolak laporan terhadap Ahmad Dhani.

Alasannya, karena musisi yang menjadi kliennya itu hanya menyampaikan pendapat yang merupakan hak konstitusionalnya yang dijamin oleh UUD 1945.

Secara teknis hukum, menurut Ali, ada tiga hal yang membuat laporan ini tidak layak untuk ditindaklanjuti.

“Pertama, adalah soal legal standing pelapor. Kami mempertanyakan apa kerugian hukum pelapor sehingga merasa berhak melaporkan kasus ini,” ujar Ali kepada Salam-Online, Kamis (30/11/2017).

Oleh karenanya, Ali memprtanyakan, apakah pelapor merasa dicemarkan nama baiknya oleh Ahmad Dhani atau seperti apa. Soal legal standing ini, kata dia, biasanya dipertanyakan oleh kepolisian pada saat pertama kali laporan disampaikan.

Kedua, kata Ali, adalah soal pemenuhan unsur-unsur tindak pidana dalam Pasal 28 ayat (2) junto Pasal 45A ayat 2 UU Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE). Kedua pasal tersebut mensyaratkan penyebaran informasi yang menimbulkan kebencian Suku, Agama, Ras dan Antargolongan (SARA).

“Kami menilai tweet (Ahmad Dhani) tersebut bersifat umum dan tidak tendensius. Kami mempertanyakan suku apa, agama apa, ras apa dan golongan apa yang merasa menjadi target ujaran kebencian yang dituduhkan kepada Ahmad Dhani,” ujar Ali.

Ketiga, Ali menilai tweet tersebut tidak berisi ajakan atau provokasi untuk melakukan tindak pidana melainkan hanya menunjukkan ekspresi ketidaksukaan yang wajar. Sebagaimana diketahui bahwa perbuatan menista agama adalah perbuatan pidana di Indonesia, sehingga wajar kalau Ahmad Dhani menunjukkan ketidaksukaan kepada pendukung penista agama.

“Harus dibedakan antara ketidaksukaan yang wajar dan  manusiawi dengan kebencian ekstrem yang provokatif,” jelasnya.

Ali berharap agar aparat kepolisian bisa bertindak profesional dalam menangani perkara ini agar tidak menimbulkan penilaian kurang baik dari masyarakat. Sikap polisi harusnya tegak lurus dalam menerapkan hukum. (EZ/4-Online) 

Sumber : salam-online.com

Penjualan Jalan Tol Bentuk Kezhaliman Negara

Penjualan Jalan Tol Bentuk Kezhaliman Negara



10Berita - Jalan tol Bekasi - Cawang - Kampung Melayu (Becakayu) telah diresmikan oleh Presidan RI Joko Widodo pada jum’at pagi.

“Kalau sudah selesai ruas mana saja, saya ingin jual saja, karens Waskita Karya membutuhkan pendanaan untuk menyelesaikan tol trans Jawa,” kata Rini Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) seperti yang dikutip Liputan6.com Jakarta ( 3/11/2017 ).

Mengapa jalan yang sejatinya milik umum dan kepentingan umum bisa diperjual belikan?

Permasalahan seperti ini lumrah terjadi didalam sistem ekonomi kapitalistik yang sedang diterapkan saat ini di negeri kita. Dimana ekonomi berujung dan bertumpu pada investor swasta maupun asing sehingga dalam setiap pembangunan/proyek apapun itu bentuknya, mereka tidak hanya sibuk memikirkan berapa besar investasi yang harus dikeluarkan, darimana asalnya, tetapi mereka juga berfikir keras bagaimana mengembalikan investasi tersebut dengan berbagai cara untuk mengeruk keuntungan yang sebesar- besarnya. Selain itu asasnya pun asas manfaat bukan asas kemaslahatan.

Padahal pengadaan infrastruktur sepeti jalan adalah bagian dari pelaksanaan kewajiban negara dalam melakukan pelayanan (ri’ayah) terhadap rakyatnya.

Kondisi seperti ini tidak akan terjadi jika saja negara menerapkan sistem ekonomi islam. Dimana dalam sistem ekonomi islam meniscayakan sebuah negara mengelola seluruh kekayaan yang dimilikinya sehingga mampu membangun infrastruktur baik itu jalan maupun kebutuhan  yang lainnya yang dibutuhkan untuk kemaslahatan publik.

Dengan pengelolaan kekayaan umum (milkiyah ‘ammah) dan kekayaan negara (milkiyah daulah) yang benar berdasarkan islam, mewajibkan sebuah negara mampu membiayai penyelenggaraan negara tanpa harus ngutang kepada investor swasta maupun asing.

Nabi Saw bersabda yang artinya”Pemimpin suatu kaum adalah pelayan mereka” (HR.Ibn Majah dan Abu Nu’aim )

“Imam ( khalifah ) adalah pengurus rakyat dan dia bertanggung jawab atas rakyat yang dia pimpin “ (HR.al-Bukhari). Wallahu’alam. [syahid/]

Kiriman Ai Siti Aisyah

Sumber :voa-islam.com

Indonesia dan Negara-negara Arab Konsisten Dukung Kemerdekaan Palestina

Indonesia dan Negara-negara Arab Konsisten Dukung Kemerdekaan Palestina

Acara Hari Solidaritas Internasional untuk Rakyat Palestina, Kamis (30/11/2017) di Jakarta, Kerja Sama PBB, Kementerian Luar Negeri RI dan Kedutaan Besar Palestina untuk Indonesia. (Foto: MNM/Salam-Online)

10Berita - JAKARTA- Pusat Informasi PBB atau United Nation Information Center (UNIC) bersama Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI  dan Kedutaan Besar Palestina untuk Indonesia, menggelar Hari Solidaritas Internasional untuk Rakyat Palestina di Jakarta, Kamis (30/11/2017).

Dalam acara tersebut, Wakil Negara-negara Arab, Mourad Belhassen menyampaikan bahwa pihaknya tetap akan terus mendukung kemerdekaan Palestina.

“Adalah hak bagi orang Palestina untuk mendirikan negara independen di wilayah Palestina sesuai dengan resolusi PBB,” kata Mourad dalam sambutannya.

Di kesempatan yang sama, Menlu RI Retno Marsudi menyampaikan bahwa Indonesia berkomitmen untuk terus mendukung kemerdekaan Palestina.

Retno juga menganggap persatuan orang Palestina menjadi penting untuk kemerdekaan. Dengan itu dia menyoroti rekonsiliasi yang dilakuan Hams dan Fatah.

“Pada saat ada kesepakatan untuk rekonsiliasi, ini momentum baru untuk bersatu. Karena persatuan ini juga akan memudahkan perjuangan rakyat Palestina,” Kata Retno.

Dia mengaku selalu memberi masukan terkait hal tersebut. “Oleh karena itu dari waktu ke waktu kita terus menyampaikan masukan dan itu kita ulang-ulang,” ungkap Retno. (MNM/)

Sumber :Salam-Online

Ikuti Reuni 212, Al Mumtaz Tasikmalaya Targetkan Bawa 1000 Massa

Ikuti Reuni 212, Al Mumtaz Tasikmalaya Targetkan Bawa 1000 Massa


Sekjen Al Mumtaz Tasikmalaya. Abu Hazmi

10Berita - TASIKMALAYA – Sekjen Aliansi Aktivis dan Masyarakat Muslim Tasikmalaya (Al Mumtaz), Abu Hazmi mengatakan, pihaknya menargetkan untuk memberangkatkan seribu massa untuk menghadiri Reuni Akbar Alumni 212 di Jakarta pada Sabtu (2/12/2017) besok.

“Untuk pemberangkatan Reuni 212, jumlah masih dalam pendataan, Insya Allah estimasi 600- 1000 orang yang dikoordinir Al Mumtaz, belum dari yang diluar Al Mumtaz,” katanya kepada Jurnalislam.com beberapa waktu lalu.

Dia mengatakan, ratusan massa itu akan diberangkatkan dengan menggunakan 5 bus dari Masjid Agung Kota Tasikmalaya pada Jumat (1/12/2017) setelah Shalat Ashar.

Rencananya, rombongan yang dipimpinnya akan langsung menghadiri Kongres Alumni 212 pada Jumat (1/12/2017) malam kemudian mengikuti Sholat Subuh berjamaah di Monas.

Abu Hazmi menjelaskan, alasan pemberangkatan anggotanya ke Reuni Akbar Alumni 212, karena dinilai sebuah momen bersejarah bagi umat Islam Indonesia.

Dalam momen tersebut, lanjutnya, Allah SWT telah membangkitkan semangat persatuan dan Ukhuwah Islamiyah bagi umat Islam Indonesia.

“Sehingga semangat tersebut wajib di rawat sampai Islam benar-benar bangkit di negeri ini. Dengan reuni ini diharapkan dapat merawat karunia Ukhuwah Islamiyah dan persatuan umat,” tuturnya.

Tahun lalu pada Aksi 212, Al Mumtaz memberangkatkan ribuan laskarnya dengan menggunakan 30 bus dan puluhan kendaraan pribadi.

Sumber : Jurnal Islam

Peringati Maulid Nabi, MUI Ajak Berbuat Kebaikan

Peringati Maulid Nabi, MUI Ajak Berbuat Kebaikan

10Berita , PURWOKERTO -- Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, menyatakan bahwa peringatan Maulid Nabi bisa menjadi momentum untuk berbuat kebaikan.

"Memperingati Maulid Nabi bisa dijadikan momentum untuk berbuat kebaikan meneladani Nabi sebagai model kehidupan," kata Sekretaris MUI Banyumas, Ridwan, di Purwokerto, Kamis (30/11).

Memperingati Maulid Nabi, kata dia, juga menjadi momentum untuk mengobarkan semangat kenabian. "Momentum untuk mewarisi semangat dan visi kenabian yaitu semangat pembebasan dari ketertindasan ekonomi, sosial, dan budaya," katanya.

Selain itu, kata dia, Maulid Nabi bisa menjadi momentum bagi seseorang dalam membela mereka yang tertindas. "Pembelaan terhadap kaum tertindas merupakan pesan moral yang harus selalu digelorakan," katanya.

Memperingati Maulid Nabi, tambah dia, merupakan momentum untuk menjalankan Sunnah Nabi. "Selain itu ini juga bisa menjadi momentum untuk mengedukasi anak-anak kita agar menjadikan Nabi sebagai tauladan," katanya.

Orang tua, kata dia, bisa mendorong anak-anak mereka untuk mencintai Nabi. "Selain itu orang tua barus memupuk kebaikan pada diri anak mereka dan menjadikan Nabi Muhammad sebagai model hidupnya," katanya.

Sumber : Republika.co.id

Kamis, 30 November 2017

Soal Reuni Akbar 212, Dosen UIN Bandung: Kalau Saya Jadi Ridwan Kamil Saya Akan Bicara Begini

Soal Reuni Akbar 212, Dosen UIN Bandung: Kalau Saya Jadi Ridwan Kamil Saya Akan Bicara Begini

10Berita - BANDUNG —Pakar Sejarah Islam dan dosen UIN Sunan Gunung Djati Bandung Moeflich Hasbullah dalam status Facebook, Kamis (30/11/2017) menyindir pernyataan Ridwan Kamil Wali Kota Bandung terkait reuni akbar alumni 212. 

Seperti diketahui, pernyataan Kang Emil, demikian sapaan karib Ridwan kamil, perihal imbauan kepada warga Bandung agar tidak menghadiri reuni akbar alumni 212 menuai polemik. (Baca: Nyinyir, Ridwan Kamil Sebut Ahok Sudah Dihukum Tak Perlu Reuni Akbar Alumni 212)

“Kalau saya jadi Sang Walikota Ridwan Kamil, saya akan bicara begini: Gimanaa ... ya, itu hak warga negara. Susah juga. Unjuk rasa, menyuarakan aspirasi dan berkumpul itu dilindungi UU. Saya gak bisa mencegah, gak bisa juga menganjurkan atau mendukung, ” tulis Moeflich menyindir.

Moeflich melanjutkan, “Sebagai wali kota, kalau ada warga Bandung yang mau gabung reuni akbar 212 ke Jakarta, yaa .. yang penting jaga diri, selamat di jalan, jangan anarkis, tidak merusak lingkungan, jaga keamanan dan keselamatan bersama, semoga acara itu ada manfaatnya. Saya yakin warga Bandung adalah warga yang baik, Saya kira itu netral. Dengan bicara begitu, di mata warga simpatik, ke partai aman, dan kans dia untuk maju di Jabar Satu gak terganggu." * [Syaf/]

Sumber :voa-islam.com

Cinta Semakin Dalam

Cinta Semakin Dalam


Oleh: Ida Hanifah S.HI

Cinta itu tak sederhana "aku cinta dia dan dia cinta aku" tapi cinta lebih dari itu bahwa "cinta adalah pengorbanan"

Ya, cinta adalah pengorbanan. Mengorbankan apa saja yang ia punya demi apa yang ia cintai.

Lihatlah pasangan muda mudi, rela bunuh diri hanya karena ditinggalkan sama si doi.

Lihatlah cinta seorang ibu kepada anaknya, ia rela mengorbankan waktunya, tenaganya bahkan ia rela mengorbankan nyawanya hanya demi buah hati tercinta.

Lihatlah seorang ayah yang mencari nafkah, ditengah hujan badai tidak terasa olehnya bahkan bila harus diujung senapan pun tidak dipedulikannya hanya demi menghidupi anak istri tercinta. 

Lalu bagaimana dengan kecintaan kita pada Rabb Sang Pencipta kita? Akankah ia menduduki puncak yang paling tinggi dalam hidup kita?

Tentu harus demikian, cinta pada Allah haruslah paling tinggi diantara cinta cinta kita kepada manusia.

Cinta kepada Allah menuntut kita untuk taat pada Allah sehari 24jam nonstop tidak boleh ada jeda.

Cinta kepada Allah haruslah selalu kita pupuk setiap harinya, menyiram dengan segala aktifitas yang membuat Allah juga cinta pada kita.

Cinta pada Allah juga menuntut kita untuk terus memperjuangkan agama-Nya, berkorban segalanya demi izzul islam dan kaum muslimin.

Cinta kita haruslah selalu meningkat, cinta yang berbuah taat yang bukan hanya sesaat tapi selamanya.

Cinta kepada Allah haruslah total, penyerahan diri yang sempurna demi ketaatan pada-Nya. 

Cinta kepada Allah tentu tidak akan hadir dengan sendirinya, butuh Ilmu untuk memahami dan menumbuhkan rasa agar kita tidak salah saat beriman kepada-Nya.

Butuh ilmu pula untuk memahami ayat ayat-Nya agar tidak salah dalam menjalankannya. 

Tidak cukup hanya sebatas ilmu tapi butuh upaya yang luar biasa juga untuk kita menjalankan semua perintah-Nya.

Kadang tidak semua perintah Allah kita suka tapi ketika kecintaan kepada Allah sudah termutajasad didalam diri maka mudah bagi kita untuk menjalani.

Ilmu (baca: Islam) itu bukan hanya sekedar untuk kita jalankan sendiri aja tapi menyebarluaskannya juga merupakan kewajiban kita. 

Kewajiban yang Allah tetapkan pada kita agar rahmat Islam bisa dirasakan oleh ummat manusia yakni menjalankan sekaligus menyebarluaskan Islam sampai ke berbagai penjuru dunia.

Ketika Islam sudah diketahui dan diimani oleh ummat manusia maka dengan sendirinya ia akan menginginkan penerapan syari'at Allah secara sempurna.

Menerapkan Islam dalam seluruh aspek kehidupan manusia sehingga segala ciptaan Allah akan merasakan rahmat Islam secara nyata dan semakin terasa nikmat iman di dada.

So, tuntutlah Ilmu, amalkan dan sebarkan agar Cinta pada-Nya semakin dalam.

Calang, 01.16, 25 Nopember 2017

Sumber : Voa-islam.com