OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Jumat, 01 Desember 2017

Pagi ini, 50 Bus Kafilah Soloraya Berangkat ke Jakarta

Pagi ini, 50 Bus Kafilah Soloraya Berangkat ke Jakarta


Peserta Reuni 212 Kafilah Soloraya

10Berita - SOLO – Ketua Dewan Syariah Kota Surakarta (DSKS), Ustadz Muinudinillah Basri melepas rombongan umat Islam Soloraya peserta Reuni Akbar Alumni 212 yang akan digelar besok di Monas. Rombongan diberangkatkan pagi ini Jumat (1/12/2017) dari SPBU Jongke, Laweyan, Solo dengan menggunakan 50 bus.

Dalam tausyiahnya, Ustadz Muin menyampaikan bahwa keberangkatan umat Islam menghadiri Reuni 212 adalah dalam rangka menunjukkan integritas kaum muslimin sebagai unsur terpenting dari bangsa ini.

“Kegiatan ini sangat penting untuk menunjukkan bahwa umat Islam Indonesia sangat menginginkan kebaikan Indonesia, ingin menjaga keutuhan negara Indonesia, ingin menguatkan identitas Negara Indonesia,” katanya.

Selain itu, Ustaz Muin menegaskan bahwa keberangkatan mereka ke Jakarta adalah untuk mematahkan segala upaya musuh Islam yang tidak menghendaki persatuan diantara umat Islam.

“Keberangkatan kita juga untuk menunjukkan bahwa umat Islam lah yang paling mampu untuk bersatu dengan seluruh komponen bangsa.

Sementara itu Humas DSKS, Endro Sudarsono mengatakan, jumlah peserta dari DSKS untuk menghadiri Reuni 212 sebanyak kurang lebih 1000 orang yang terdiri dari berbagai elemen umat Islam Soloraya.

“Ini ada FKAM, LUIS, KPM, FOSAM, AL HUDA, AUIK, dan elemen dari kota lain, kurang lebih sekitar 2 ribuan orang. Ini kita harapkan menggalang persatuan bangsa menjadi modal awal kesatuan bangsa,” papar Endro.

Sumber : Jurnalislam.com

Reuni 212, Gus Nur: Lupakan Bendera atau Organisasi, Datanglah Atas Nama Umat Islam

Reuni 212, Gus Nur: Lupakan Bendera atau Organisasi, Datanglah Atas Nama Umat Islam


10Berita - Penceramah sekaligus pengasuh Pondok Pesantren Tahfidz Qur’an dan Majelis Dzikir “KAROMAH 13”, Gus Nur mengimbau kepada seluruh umat Islam untuk hadir dalam acara Reuni Akbar Alumni 212 di Monas.

“Saudaraku sesama umat Islam hadiri, datangi, kunjungi acara akbar Reuni 212 tanggal 2 Desember di Monas,” kata Gus Nur dalam video yang diunggal channel 212 TV, Senin (27/11/2017).

Gus Nur juga mengingatkan agar umat Islam melupakan isu-isu, kejadian-kejadian settingan yang sengaja dihembuskan untuk menggembosi suksesnya acara 212 ini.

“Fokus! Lupakan bendera, organisasi, datang bukan atas nama bendera dan organisasi, tapi atas nama umat muslim untuk menandai bangkitnya agama Allah, agama yang kita imanai ini,” tegasnya.

Lebih lanjut, ia berpesan kepada kaum muslimin agar hadir pada acara Reuni Akbar Alumni 212 dalam keadaan pikiran dan hati yang bersih serta semangat karena Allah Ta’ala. “Datang Lillahi Ta’ala berkumpul bersama jutaan umat muslim, para ulama, habaib, semuanya tanpa terkecuali” tuturnya.

“Sampai ketemu di acara Reuni Akbar 212 di Monas. Insya Allah saya datang, sampai ketemu di sana.” pungkasnya. (aya/paji)

Sumber : kabarsatu.news


Ujaran Viktor “BUNUH” Lebih Sadis Ketimbang Ahmad Dhani “LUDAHI”, Kenapa Dhani TERSANGKA, Viktor BEBAS?

Ujaran Viktor “BUNUH” Lebih Sadis Ketimbang Ahmad Dhani “LUDAHI”, Kenapa Dhani TERSANGKA, Viktor BEBAS?


10Berita - Musisi dan juga politisi Partai Gerindra, Ahmad Dhani resmi ditetapkan sebagai tersangka oleh Polres Jakarta Selatan dalam kasus ujaran kebencian. Dia dinilai telah menyebarkan tweet bernada sarkasme di akun twitternya, @AHMADDHANIPRAST.

Polres Jaksel menetapkan tersangka setelah Ahmad Dhani dilaporkan oleh Jack Lapian yang merupakan salah seorang relawan Ahok.

Ahmad Dhani dilaporkan atas kicauan dengan nada sarkastis lewat akun Twitternya @ahmaddhaniprast yang berisi: “Siapa saja yang dukung penista agama adalah bajingan yang perlu diludahi.”

Kepada media, Jack Lapian menyampaikan terimakasih kepada Polres Jaksel laporannya terhadap Ahmad Dhani berhasil membuat pentolan grup band Dewa 19 tersebut menjadi tersangka.

“Terima kasih, atas kerja keras kepolisian, Polres Jaksel bersama tim penyidik, juga Polda Metro membantu secara profesional untuk menangani kasus ini dan akan kita kawal terus sampai pengadilan,” kata dia saat dihubungi Liputan6.com, Selasa, 28 November 2017.

Ditetapkannya Ahmad Dhani sebagai tersangka atas kicauan di Twitter yang bernada sarkastik ini menimbulkan kritik publik.

Terlebih kalau dibandingkan dengan kasus pidato Ketua Fraksi Nasdem Viktor Laiskodat yang mengandung kata-kata “BUNUH” lebih sadis dibanding twit Ahmad Dhani yang hanya “DILUDAHI”.

“Ujaran Viktor lebih sadis ketimbang Ahmad Dhani. Tapi kenapa VIktor bebas melenggang. Negara ini mau jadi apa Pak @DivHumasPolri?” ujar jurnalis senior Effendi‏ melalui akun twitternya @eae18, Kamis (3011/2017).

Ujaran Viktor lebih sadis ketimbang Ahmad Dhani. Tapi kenapa VIktor bebas melenggang. Negara ini mau jadi apa Pak @DivHumasPolri?
— Effendi (@eae18) 30 November 2017

Dalam pidatonya Viktor mengatakan “Nanti negara hilang kita BUNUH pertama mereka sebelum kita dibunuh. Ingat dulu PKI 1965? Mereka tidak berhasil kita eksekusi mereka.”

Pada 7 Agutus 2017, Viktor sudah dilaporkan oleh 4 parpol: Gerindra, Partai Demokrat, PKS, PAN.

Sudah lebih 3 bulan laporan terhadap Viktor. Namun hingga sampai sekarang, jangankan dijadikan tersangka, dipanggil saja belum.

Bahkan pada 21 November 2017 kemarin pihak Bareskrim Polri menyatakan menghentikan Penyelidikan Kasus Viktor Laiskodat (walau kemudian diralat Humas Polri setelah rame)

Bareskrim Polri Hentikan Penyelidikan Kasus Viktor Laiskodat
http://www.republika.co.id/berita/nasional/hukum/17/11/21/ozrax1409-bareskrim-polri-hentikan-penyelidikan-kasus-viktor-laiskodat

Selain kasus Viktor, ada juga kasus Nathan P Suwanto yang berkicau di Twitter akan menyewa pembunuh bayaran untuk menghabisi politisi Muslim. Nathan salah satunya dilaporkan oleh Fadli Zon. Sudah berbulan-bulan tanpa ada kejelasan.

Begitu juga dengan Iwan Bopeng. Dan Steven Hadisurya Sulistyo yang menyebut Gubernur NTB “Pribumi Tiko (tikus kotor)”.

Sumber : pembelaislam.com

JAWABAN Untuk Kapolri, Apakah Reuni 212 POLITIS? Andre Raditya: IYA, Emang Kenapa?

JAWABAN Untuk Kapolri, Apakah Reuni 212 POLITIS? Andre Raditya: IYA, Emang Kenapa?


10Berita - Apakah Aksi dan Reuni 212 berbau politis..??
Jawaban saya.. IYA, memangnya kenapa?

Kita ini Umat Islam selalu menghindari politis, akhirnya semua aturan malah menyudutkan Umat Islam.

Tidak ingatkah baru-baru ini bendera Tauhid dianggap sebagai bendera teroris?

Tidak ingatkah ada UU ormas yang mengancam pembubaran ormas Islam?

Tidak ingatkah pengajian dibubarkan??

Kenapa??

Karena kita tak kuat secara politis.

Bedakan antara politis dengan PARTAI POLITIK

Aksi 212 dan Reuni 212 adalah momentum bersatunya UMAT.

Kalau kita bersatu, suara umat Islam bersatu. Kita bisa milih bupati yang sesuai Syariat Islam, memilih Gubernur yang Seiman, memilih Pemimpin yang Berakhlak Mulia.

Kalau Umat ini bersatu, kita akan kuat, kita punya suara untuk menentukan kebijakan. Mencegah negeri ini jadi sekuler, liberal dan komunis.

Jangan anti dengan politik tapi cerdaslah memilih PARTAI POLITIK.

Selain itu, ilmu fiqh juga harus diketahui.

Ada banyak macamnya.

1. Fiqh syariah yang mengatur bab ibadah
2. Fiqh muamalah yang mengatur perdagangan jual beli
3. Fiqh munakahah tentang bab pernikahan, cerai dan rujuk
4. Dan fiqh siasah, tentang pemerintahan, kepemimpinan dan politik

Islam sangatlah lengkap. Jangan sempit pikir.

Jangan mau dibodohi agar menjauhi politik tapi jadi terzolimi di kemudian hari.

Salam

Andre Raditya
(Mualaf, Penulis Buku, Trainer, Motivator, Entrepreneur)


Sumber : Portal-islam.id

Amien Rais: Alumni 212 Harus Teladani Perjuangan Nabi Nuh, Sama Cebong Gausah Takut!

Amien Rais: Alumni 212 Harus Teladani Perjuangan Nabi Nuh, Sama Cebong Gausah Takut!



10Berita – Ketua Majelis Kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais mengingatkan soal kehebatan Nabi Nuh yang tahan uji. Untuk itu, Amien meminta agar alumni 212 memiliki daya juang seperti Nabi Nuh.

“Nabi Nuh itu termasuk 5 nabi top yang tahan uji, yang jihadnya menyundul awan, Nabi Nuh mendakwah ratusan tahun hanya bisa merekrut 86 orang pengikut saja, jadi kita ini hanya ditantang oleh cebong-cebong itu udah biasa, jangan takut,” tegas Amien saat acara Kongres Nasional Alumni 212 yang digelar di Wisma PHI, Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Kamis (30/11) malam.

Menurut mantan Ketua MPR RI itu, pelajaran yang bisa dipetik dari kehidupan Nabi Nuh yang ratusan tahun digempur, dihina, harus dijadikan semangat.

“Jadi buat kita ini sangat enteng, jangan kendor karena ancaman, iming-iming dan sebagainya. Bagi saya kalau di dalam Alquran dikatakan hamba Allah berjalan di muka bumi dengan rendah hati bersahaja. Kalau ada orang jahil yang mendebat dan menjahili kita, berbaik hati lah, dan selamat pada cebong, teruskan lah saja percebonganmu itu,” pungkas Amien.

Tak hanya Nabi Nuh, mantan Ketua Umum Muhammadiyah itu pun mengisahkan perjuangan Nabi Musa yang berjuang melawan zalimnya Raja Firaun, Nabi Isa melawan Romawi hingga Nabi Muhammad SAW melawan kaum kafir dan musyrik tanpa kenal waktu.

“Sepertinya saudara-saudara umat islam menghadapi kezaliman ini lututnya nggak kuat, tapi nggak usah kita pikirkan, yang ada ini sekarang terus lanjutkan perjuangan saja,” pungkas Amien.

Amien, para alumni 212 merupakan golongan terpilih dan telah sukses melampaui halangan-halangan seperti yang dicontohkan olehnya.

“Saudaraku, perjuangan kita menghadapi lawan Islam memang agak berat, yang kita hadapi sekarang ini yang bukan yang kita lihat selama ini, namun di belakang ini ada dajal militer, dajal ekonomi, dajal intelijen, kita jangan takut, Insyaallah kita menang,” teriak Amien.

Lebih lanjut, Amien pun berharap aksi reuni 212 di Monas pada 2 Desember 2017 mendatang dibuat viral dan massif. Amien pun meminta agar hasil Kongres Nasional Alumni 212 akan diterbitkan kedalam Bahasa Indonesia, Inggris dan Arab.

“Lihatlah orang-orang barat, timur, tengah dan lainnya, umat Islam di Indonesia tak hanya malas-malasan, tapi kita sudah berbuat. Saya kasih tau para intel yang ada di sini, saya ini hanya memberikan kebenaran, kita tak akan berontak, bakar-bakar mobil, berbuat kerusuhan, tidak,” demikian Amien.(kl/rmol)

Sumber : Eramuslim.com

Di Kongres Alumni 212, Habib Rizieq: “Tak Benar Semangat 212 Sudah Selesai”

Di Kongres Alumni 212, Habib Rizieq: “Tak Benar Semangat 212 Sudah Selesai”

Habib Rizieq Syihab: Semangat 212 Belum Berakhir!

10Berita, JAKARTA Ketua Dewan Pembina GNPF-Ulama Habib Rizieq Syihab menegaskan bahwa semangat 212 belum berakhir. Sebab, kata Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) ini, Aksi 212 tahun lalu tak hanya soal penistaan agama dan urusan Pilkada. Urusan yang dihadapi umat itu, ujarnya, begitu banyak.

“Saya berpesan bahwa tidak benar kalau semangat 212 sudah selesai, karena digelarnya Aksi 212 tidak hanya urusan Pilkada DKI Jakarta, sebab urusan umat begitu banyak yang dihadapi, baik hukum, sosial ekonomi, politik dan pendidikan,” papar Habib Rizieq dalam rekaman suaranya pada pembukaan Kongres Nasional 212 di Aula Wisma PHI, Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Kamis (30/11) malam.

“(Urusan umat ini) harus terus dikawal dan dijaga semata-mata untuk membela agama, bangsa dan negara,” pesannya.

Kongres Nasional Alumni 212 yang digelar pada Kamis-Jumat (30/11-1/12/2017) di Wisma PHI, Cempaka Putih, Jakarta Pusat, ini bertujuan  untuk membangun semangat kebersamaan dan persatuan umat Islam. Kongres ini sekaligus merupakan silaturahim untuk Aksi Bela Islam 212 yang berlangsung pada 2 Desember 2016 tahun lalu.

Para peserta yang hadir dalam Kongres Alumni 212 ini berasal dari 22 Provinsi. Ketua Dewan Pembina GNPF Ulama yang juga Imam Besar FPI Habib Rizieq Syihab turut ‘hadir’ dalam bentuk rekaman suara.

Lebih lanjut, melalui rekaman suaranya, Habib Rizieq Syihab mengucapkan selamat atas terselenggaranya Kongres Nasional Alumni 212 ini.

Menurutnya, Kongres ini merupakan suatu upaya semangat untuk selalu membangun persaudaraan dan kekeluargaan.

“Melalui kongres ini mari kita bangun selalu rasa persaudaraan dan kekeluargaan kita. Dari Kota Suci Makkah Al-Mukarromah, rindu saya menyertai Anda semua,” ungkapnya.

Habib Rizieq mengajak kepada seluruh keluarga Alumni 212 untuk terus menjaga tali silaturahim dan ukuwah Islamiyah agar tidak mengurangi semangat persaudaraan yang sudah terjalin sejak tahun lalu pada Aksi 212.

Kongres 212, menurutnya, menjadi begitu penting dalam menjaga spirit 212, khususnya umat Islam agar selalu mempunyai semangat perjuangan.

Kongres Nasional Alumni 212 mengundang sejumlah tokoh nasional di antaranya Mantan Ketua MPR RI Prof Amien Rais, Taufiq Ismail, Komisioner Komnas HAM Natalius Pigai, KH A Cholil Ridwan, mantan Mendagri Letjen (Purn) Syarwan Hamid, dan lainnya.

Usai acara Kongres, keesokan harinya, Sabtu (2/12), diawali Subuh berjamaah, akan digelar Reuni 212 di Lapangan Monas. (EZ/Salam-Online)

Sumber : Salam Online.

PKS dan Mempertemukan Ghirah dengan Realitas Politik Umat

PKS dan Mempertemukan Ghirah dengan Realitas Politik Umat

Mendung masih menggantung saat saya tiba di *** Mart Grand Wisata, Tambun. Saya mampir pagi ini, Kamis di ujung November karena hendak membeli snack dan minuman. Saat tiba di pintu masuk, nuansa berbeda sudah kita temukan.

Ada tulisan di selembar kertas yang diletakkan di kaca. Kalimatnya: Maaf Tutup Sementara karena sedang Sholat. Pengumuman semacam ini tak akan kita dapati di ****maret atau ****mart.

Kasirnya pun berjilbab. Dengan ramah saya dilayani. Senyum dan ucapan terimakasih terlontar dari mulutnya ketika melayani saya.

Sebelum ke kasir, tentu saja saya berbelanja terlebih dulu. Pandangan mata saya sempat menyapu rak-rak yang ada. Hampir tak jauh beda isi produknya dengan mini market sejenis. Pada titik inilah terlintas dengan cepat kisah Pilgub Jatim 2018 dan PKS.

*Bulan Madu yang Terusik*

Sepekan terakhir ini, PKS mendapat serangan karena diberitakan akan satu perahu dengan PDIP dalam mengusung Syaifullah Yusuf atau Gus Ipul di Pilgub Jatim. PKS tiba-tiba dikecam umat, bahkan oleh kadernya sendiri. Partai dakwah ini dianggap tidak konsisten dan mengkhianati umat Islam karena mau berkoalisi dengan PDIP yang merupakan ikon partai pendukung penista agama.

Salahkah umat melakukan itu? Tidak. Ini karena mereka cinta kepada PKS. Ini karena mereka menjadikan PKS sebagai kapal harapan yang kelak mampu membawa umat menuju pelabuhan Islam yang rahmatan lil'alamin.

Asa itu tak lepas dari ghirah dan izzah umat yang kian melonjak usai Aksi 212 yang menyejarah, tahun lalu. Apalagi kemudian gerakan umat mampu memberikan kontribusi besar terhadap kekalahan Ahok di Pilgub DKI Jakarta. Umat kian semangat dan meninggi kepercayaan dirinya.

PKS ada dalam pusaran itu. Partai dakwah ini berada dalam arus besar umat dengan tidak berada dalam barisan koalisi pendukung Ahok. Bahkan dengan kelapangan jiwanya memberikan kesempatan sosok diluar kadernya untuk bertarung melawan Petahana.

Tak mudah berada dalam posisi tersebut. Incumbent saat itu memiliki segalanya. Uang, kekuasaan, jaringan, dan media besar yang mendukungnya. Siapapun, termasuk partai Islam akan mengambil pilihan realistis yakni merapat ke Ahok meski mantan Gubernur DKI Jakarta itu secara jelas telah menista Islam. Pilihan yang terbukti dilakukan oleh partai Islam lainnya seperti PPP dan PKB.

Tapi PKS tak tergoda. Bersama Gerindra dan belakangan PAN, ketiganya mengusung Anies Baswedan-Sandiaga Uno hingga akhirnya menang. Umat bersuka cita. Euphoria terjadi. PKS pun mendapat puja puji. Elektabilitas PKS bahkan melejit hingga kisaran 12% berdasarkam hasil survey Polmark, beberapa hari usai Pilgub DKI Jakarta yang "berdarah-darah."

Bulan madu PKS dengan umat terus berlanjut ketika partai berlambang bulan sabit ini menolak Perppu Ormas. Secara jelas isi Perppu ini mengebiri umat Islam. PKS berada dibarisan terdepan melakukan penolakan.

Gambar-gambar soal ini lalu bersliweran di media sosial. Isinya kurang lebih begini: Tolak Partai Pendukung Penista Agama dan Perppu Ormas. Ada gambar lambang partai, ada pula foto Habib Rizieq Shihab yang menjadi ikon perlawanan umat.

Tapi bulan madu itu mulai terusik dengan kabar bahwa PKS berkoalisi dengan PDIP di Pilgub Sulawesi Selatan. Makin tergganggu saat Netty Prasetyani, istri gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan akan dipinang oleh PDIP di Pilgub Jabar. Kemudian bulan madu antara PKS dengan umat menjadi rusak karena Pilgub Jatim 2018.

Ghirah umat untuk meningkatkan izzah sudah pada trek yang benar sehingga tak patut disalahkan jika mereka "marah" saat mendengar PKS akan berkoalisi dengan PDIP di Pilgub Jatim dan lainnya. Hanya saja, ghirah yang meledak-ledak ini mesti diarahkan karena harus kompromi dengan realitas politik seperti yang terjadi pada *** Mart.

*Antara Ghirah dan Realitas Politik Umat*

Medan politik di Tanah Air masih jauh dari ideal bagi partai Islam. Dari pemilu ke pemilu, suara partai Islam paling tinggi hanya kisaran 10-12%. Bahkan jika digabung masih kalah jauh dari partai nasionalis.

Realitas politik semacam ini pada akhirnya membuat partai Islam tak leluasa bergerak saat Pilkada atau merespons isu-isu keumatan.  Contoh, untuk mengusung calon pemimpin daerah di Pilkada harus memenuhi persyaratan jumlah kursi. Dan partai Islam, termasuk PKS sudah pasti tak mampu memenuhinya. Koalisi pun menjadi pilihan rasional di lapangan. Itulah yang terjadi di Jatim, Sulsel dan daerah lainnya.

Jadi, ketika pilihan berkoalisi dengan PDIP atau pendukung Ahok dilakukan oleh PKS, ini bukan soal pengkhianatan kepada perjuangan umat dan inkonsistensi, melainkan kompromi terhadap realitas politik di lapangan yang masih tidak menguntungkan umat.

Karena itu, saat bermunculan gambar dengan kalimat umat harus menolak partai pendukung penista agama, saya menduga ini akan menjadi bumerang ke depannya. Sebab bisa dipastikan, konstelasi politik di daerah tidak linear dengan Jakarta. Dan itu terbukti.

Bagi saya, jauh lebih tepat jika yang dikampanyekan adalah DUKUNG PARTAI PENOLAK PENISTA AGAMA DAN PERPPU ORMAS. Bangunan logika kalimat ini adalah umat akan mendukung langkah politik yang dilakukan PKS dan lainnya di berbagai pilkada karena menyadari realitas politik yang ada.

Sebaliknya, jika yang disosialiasikan TOLAK PARTAI PENDUKUNG PENISTA AGAMA DAN PERPPU ORMAS, maka yang terkena getahnya adalah PKS. Karena, saat PDIP dkk berkoalisi dengan PKS, maka PKS pun harus ditolak. Padahal, bisa jadi, PDIP datang belakangan setelah PKS lebih dulu memastikan calonnya.

Inilah yang terjadi pada Pilgub Jatim. PKS sudah lama berkomunikasi dengan Gus Ipul. Ulama pun mendukung Gus Ipul. Lalu tiba-tiba masuk PDIP. PKS kemudian kena getahnya. Apalagi ditambah cuitan admin twitter Gus Ipul yang memposting kartun yang dianggap menista agama.

Pertanyaannya, bisakah ghirah dan realitas umat dipertemukan? Sangat bisa. Dan itu sudah terjadi pada ***Mart. Bukankah minimart umat ini juga masih belum ideal? Indikasi mudahnya bisa dilihat dari produk-produk yang ditawarkan. Masih mendominasi barang-barang dari perusahan besar yang jika diusut ujung-ujungnya adalah punya "9 Naga". Kita bisa kompromi dengan fakta tersebut. Tak ada ribut-ribut.

Hal serupa seharusnya bisa kita terapkan dalam lapangan politik yang memiliki tingkat kerumitan luar biasa. Di tengah kondisi umat yang masih sering berkerumun dibandingkan berhimpun--meminjam istilah Eep Saefullah Fatah,  Pilgub DKI dan Perppu Ormas sementara ini cukup menjadi standar kita dalam melihat mana partai Islam pembela umat dan sebaliknya.

Tentu saja, umat harus terus mengawal dan mengkritisi PKS jika langkah politiknya betul-betul sudah mengkhianati umat. Contoh: melarang kadernya ikut reuni 212, mendukung kriminalisasi ulama dan sejenisnya.

Jika itu yang terjadi, seranglah PKS bertubi-tubi dan saya pun akan ikut ambil bagian. Semata-mata agar langit cerah kebangkitan umat yang sudah tampak terlihat jelas, tak berubah menjadi mendung seperti cuaca yang ada di Tambun, pagi ini.

Wallahua'lam Bishshowab

Erwyn Kurniawan
Presiden Relawan Literasi

Jokowi: Madinah Kota Paling Damai

Jokowi: Madinah Kota Paling Damai

10Berita , BOGOR -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) memuji Kota Madinah di Arab Saudi, sebagai salah satu kota yang masyarakatnya damai, adil, dan makmur. Kota ini berhasil menjadi seperti sekarang berkat keteladanan Nabi Besar Muhammad SAW.

"Sekali lagi, tugas kita adalah melanjutkan misi kenabian tersebut menjadi nyata. Misi Islam yang rahmatan lil 'alamin dalam kehidupan sehari-hari," ujar Jokowi dalam peringatan Maulid Nabi di Istana Kepresidenan, Bogor, Kamis (30/11) malam.

Sebagaimana telah diriwayatkan, masyarakat yang madani  di Kota Madinah, kota yang sangat maju di zamannya adalah bukti nyata dari Islam yang rahmatan lil 'alamin. Madinah adalah bukti kerukunan persatuan dan lintas etnis, kerukunan lintas klan, kerukunan lintas agama, dan juga antar kelompok pendatang,  kelompok Muhajirin dengan kelompok Ansor.

Piagam Madinah merupakan terobosan besar toleransi dan persaudaraan. Madinah adalah bukti dari keadilan, bukti penghormatan dan penegakan hukum.

Masyarakat sebelumnya dipenuhi konflik yang berkepanjangan, kemudian menjadi masyarakat yang faham dan taat hukum yang menjaga kepentingan bersama. Madinah juga bukti dari sistem perekonomian yang berkeadilan, yang mengedepankan kesejahteraan bersama dan pemerataan.

Jokowi meminta agar masyarakat muslim di Indonesia sepenuh hati dan sekuat tenaga kita berusaha untuk melanjutkan misi kenabian  yang rahmatan lil 'alamin.

Semua umat muslim harus berkomitmen dan bekerja keras untuk memperkuat ukuwah Islamiyah, ukuwah wathaniah, ukuwah insaniyah,  ukuwah basariah.

Para orang tua, lanjut Jokowi, harus mengajarkan kepada anak-anak kita untuk meneladani Rasulullah yang uswatun hasanah, yang berwatak mulia, yang  lemah lembut, yang jujur, yang santun, yang amanah, yang selalu  menyampaikan kebenaran.

"Mari kita sama-sama berlaku adil, menghormati hak orang lain, menghormati hukum dan menjaga  penegakan hukum," ujarnya.

Sumber : Republika.co.id

Kongres Alumni 212 Hasilkan Maklumat Jakarta, Begini Isinya

Kongres Alumni 212 Hasilkan Maklumat Jakarta, Begini Isinya


Kongres Nasional Alumni 212, di Aula Wisma PHI Cempaka Putih Jakarta Pusat

10Berita - JAKARTA  – Kongres Nasional Alumni 212 yang digelar Presidium Alumni 212 dilangsungkan di Wisma Persaudaraan Haji Indonesia (PHI) Cempaka Putih, Jakarta Pusat pada Kamis (30/11/2017). Mengusung tema “Pererat Ukhuwah Menuju Kebangkitan Islam di Indonesia”, acara tersebut diikuti oleh ratusan tokoh, ulama, aktivis dari seluruh Indonesia dan perwakilan ormas Islam.

Ketua Presidium Alumni 212, KH Slamat Maarif menyampaikan 10 poin pernyataan yang merupakan kesepakatan seluruh peserta kongres yang diberi nama ‘Maklumat Jakarta. Berikut isinya,

Bismillahirahmanirrohim.

Kami peserta KONGRES NASIONAL ALUMNI 212 (KNA 212) yang diselenggarakan di Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta pada hari Jumat, tanggal 12 Rabiul Awal 1439 H bertepatan tanggal 1 Desember 2017 telah berlangsung dengan lancar, baik dan dinamis yang dihadiri oleh Perwakilan Alumni 212 dari Seluruh Indonesia. Para Ulama, Tokoh Nasional, Cendekiawan Muslim, Pimpinan Ormas-Ormas Islam dan para tokoh perorangan.

Didorong keinginan luhur untuk menunaikan tanggung jawab kepada bangsa dan negara, KNA 212 menyampaikan Maklumat Jakarta sebagai berikut :

Bahwa sebagai mayoritas bangsa telat dibuktikan oleh sejarah memiliki saham terbesar dalam berjuang merebut kemerdekaan Indonesia, oleh karenanya umat Islam memiliki tanggung jawab penuh untuk menjaga, mengawal, membela, mempertahankan dan mengisi Negara Indonesia berdasar wawasan Islam rahmatan lil alamin dan washatiyah dalam semangat ukhuwah islamiyah, ukhuwah wathaniyah dan ukhuwah basyariyah, sebagai ciri Islam Indonesia yang berpaham Ahlus Sunna wal Jama’ah.

Bahwa penyelenggaraan negara sesuai dengan spirit proklamasi harus berdasarkan nilai-nilai luhur Pancasila dengan Ketuhanan Yang Maha Esa sebagai ruhnya. Oleh karena itu, Negara Kesatuan Republik Indonesia mutlak bukan negara sekuler dan bukan negara liberal.

Bahwa dalam rangka amar ma’ruf nahi mungkar, umat Islam bersama seluruh komponen bangsa bertekad, meluruskan kiblat bangsa, demi terwujudnya Negara Kesatuan Republik Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur, kami menyatakan :

1. Meminta kepada Mahkamah Konstitusi untuk membatalkan seluruh isi undang-undang yang bertentangan dengan undang-undang dasar tahun 1945, khususnya undang-undang yang disahkan berdasarkan PERPPU Nomer : 2 Tahum 2017 tentang Organisasi Kemasyarakatan.

2. Menyerukan kepada seluruh komponen Alumni 212 pada khususnya dan umat Islam Indonesia pada umumnya untuk bersatu padu, merapatkan barisan dan merapatkan barisan dan mengembangkan kerja sama serta kemitraan strategis, baik antar organisasi dan di lembaga Islam maupun bersama Kepolisian Republik Indonesia, Tentara Nasional Indonesia, serta kekuatan partai politik tertentu, untuk membangun dan melakukan penguatan politik, ekonomi dan sosial budaya umat Islam Indonesia yang berkeadilan dan berperadaban.

3. Menjadikan jaringan masjid, musholla dan pesantren di seluruh Indonesia menjadi pusat kekuatan politik umat, pusat pengembangan ekonomi syariah, pusat kehidupan sosial dan budaya yang berlandaskan karakter akhlakul kharimah dan pusat partisipasi aktif dalam menunaikan kewajiban warga negara untuk menjaga ketertiban, keamanan dan mempertahanlan kedaulatan Negara Kesatuan Repulik Indonesia.

4. Siap melakukan apel siaga umat Islam di seluruh Indonesia dalam rangka “Penyelamatan Kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia” dari berbagai ancaman dan rongrongan, baik yang ditimbulkan oleh kelompok separatis bersenjata di dalam negeri maupun menghadapi dominasi kekuatan politik global dengan agenda dan strategi Proxy War.

5. Mengharapkan Imam Besar Habib Rizieq Shihab, untuk segera kembali ke indonesia, guna menyatukan garis komando perjuangan secara langsung guna memimpin umat Islam dan bangsa Indonesia, menuju terwujudnya Negara Kesatuan Republik Indonesia yang konsisten dengan prinsip : Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa.

6. Secara bersungguh-sungguh melakukan konsolidasi jaringan umat di seluruh strata sosial serta pembentukan tim sukses secara swadaya dan swakelola dalam rangka pemantapan kerjasama politik dengan partai-partai politik tertentu untuk mensukseskan pemilihan kepala daerah (PILKADA) serentak yang diselenggarakan pada bulan Juni 2018 dengan mengusung kandidat pasangan kepala daerah yang nyata-nyata berpihak pada kepentingan umat Islam, eksistensi pribumi, pro Pancasila dan anti bangkitnya paham ekonomi liberalisme, ideologi atheisme, komunisme serta sekulerisme.

7. Melakukan kesinambungan konsolidasi dan menyempurnakan kemenangan politik, ekonomi, sosial, budaya dan hankam pada pemilihan legislatif (PILEG) dan Pemilihan Presiden (PILPRES) yang diselenggarakan bersamaan pada bulan April Tahun 2019, dengan target kemenangan mutlak bagi para legislator yang diusung oleh partai pendukung umat Islam, yang pro eksistensi pribumi dan yang anti komunisme serta terjadinya pergantian kekuasaan dengan terpilihnya pasangan presiden Republik Indonesia yang baru untuk masa bakti presiden 2019 – 2024.

8. Menolak dengan tegas : negara melakukan pinjaman ataupun pembayaran hutang luar negeri dilaksanakan berdasarkan ketentuan system eknomi kapitalis / ribawi yang tidak sesuai dengan Syariat Islam, termasuk meminjamkan ataupun menjual asset Badan Usaha Milik Negara berkaitan dengan peminjaman ataupun proses pelunasa hutang tersebut.

9. Mendukung sepenuhnya aspirasi gerakan nasionalisasi perusahaan asing dan aseng serta siap menghadapi boikot internasional yang diyakini hal tersebut justru akan membangkitkan kepercayaan diri atas kemampuan untuk berdiri diatas kaki sendiri sehingga negara dan bangsa indonesia berdaulat penuh dalam bidang ketahanan politik, ekonomi, sosial, budaya dan hankam.

10. Mempersiapkan diri secara khusus untuk menghadapi dinamika politik yang sewaktu-waktu memanas sehingga kehidupan berdemokrasi yang normatif berubah menjadi tuntutan perubahan cepat berdasarkan aspirasi penggunaan hak dan kewenangan konstitusional rakyat sebagai pemegang kedaulatan di Republik Indonesia.

Hasbunallah wa ni’mal wakil, ni’mal maula wa ni’mal al-nashir.

12 Rabiul Awal / 1 Desembee 2017

Presidium 212

KH. Slamet Ma’arif

Sumber : Jurnal Islam

Fadli Zon: Kegiatan Reuni 212 Hak yang Dijamin Konstitusi

Fadli Zon: Kegiatan Reuni 212 Hak yang Dijamin Konstitusi

10Berita , Jakarta – Wakil ketua DPR-RI, Fadli Zon memastikan hadir dalam reuni 212 mendatang. Hal ini diungkapkanya dalam audiensi Ulama di Kompleks DPR-RI Kamis kemarin (30 /11).

“Tentu saja saya akan hadir karena ini kegiatannya merupakan reuni dan Maulid,” kata Fadli.

Terkait dengan teknis musyawarah atau kongres yang menurut para ulama terkesan dihambat, Fadli berharap hal tersebut dapat diselesaikan secara administratif.

“Kita ini kan negara yang sudah dilindungi untuk melakukan kegiatan-kegiatan penyampaian pendapat, berserikat, berkumpul sesuai dengan konstitusi kita, jadi mestinya tidak ada masalah,” tuturnya.

Sedangkan terkait hambatan yang diterima oleh panitia, Fadli Zon mengatakan bahwa seharusnya upaya-upaya untuk menghalangi masyarakat untuk menyampaikan aspirasi adalah hal yang tidak diperbolehkan.

“Tidak boleh ada upaya-upaya untuk menghalangi masyarakat atau kelompok masyarakat yang ingin menyampaikan pendapat pandangan, baik lisan maupun tulisan. Selama tidak mengganggu aturan dan undang-undang yang berlaku,” kata Fadli.

Dia kemudian mengatakan bahwa kegiatan Aksi 212 yang lalu, sudah terbukti merupakan aksi yang damai dan tidak menyalahi aturan undang-undang.

“Jadi mestinya kegiatan Reuni 212 maupun musyawarah kongres tidak bisa dihalang-halangi, ini merupakan hak yang dijamin oleh konstitusi kita,” kata Wakil ketua DPR-RI tersebut.

Dia juga berharap tidak ada upaya-upaya intimidasi dan seperti itu dan mengimbau aparat kepolisian untuk menjaga sebagaimana halnya dulu menjaga kegiatan-kegiatan serupa.

“Juga bisa berkoordinasi sehingga semua kegiatan-kegiatan itu bisa berjalan dengan tertib aman,” pungkasnya.

Reporter: Qoid
Editor: Hunef Ibrahim

Sumber : Kiblat.