OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Senin, 04 Desember 2017

Trump Berencana Umumkan Al-Quds Ibukota Israel, Liga Arab Gelar Pertemuan Darurat

Trump Berencana Umumkan Al-Quds Ibukota Israel, Liga Arab Gelar Pertemuan Darurat

Kota terajajah Al-Quds. (felesteen.ps)

 10Berita – Kairo. Asisten Sekretaris Jendral (Sekjen) Liga Arab, Hossam Zaki mengumumkan, Liga Arab akan menggelar pertemuan darurat pada Selasa (05/12) besok. Menurutnya, pertemuan tersebut akan membahas langkah mengatasi keputusan AS terkait status Al-Quds.

“Diputuskan untuk menggelar pertemuan pada tingkat perwakilan tetap, atas permintaan Palestina terkait perkembangan status Al-Quds,” kata Zaki, seperti dilansir aa.com.tr/ar, Senin (04/12/2017).

Sebelumnya, Ahad (03/12), perwakilan Palestina mengirim sebuah memorandum kepada Liga terkait pentingnya menggelar pertemuan untuk membahas masa depan Al-Quds. Berdasarkan prosedur, pertemuan dapat digelar dengan kesepakatan minimal dua negara dari 22 negara anggota.

Pada Jumat (01/12) lalu, sebuah pemberitaan menyebutkan bahwa Presiden AS berencana akan mengumumkan pengakuan Al-Quds sebagai ibukota bagi Israel. Pengumuman yang disebut-sebut akan dilakukan pada Rabu mendatang itulah yang melatar belakangi digelarnya pertemuan darurat Liga Arab.

Isu pengakuan status Al-Quds ini telah mencuat sejak beberapa tahun lalu. Bahkan, selama kampanye pemilihan presiden, Trump telah menjanjikan akan memindah kantor kedutaan AS dari Tel Aviv ke Al-QUds. Berulangkali Trump menyebutkan bahwa hal itu “hanya perkara waktu”.

Sebelumnya, tuntutan pertemuan darurat juga dilontarkan oleh Kepala Biro Politik Gerakan Perlawanan Islam (Hamas), Ismail Haniyah. Hal itu disampaikan Haniyah saat menghubungi Sekjen Liga Arab, Ahmed Aboul Gheit, melalui telepon. (whc/)

Sumber: Anadolu Ajansi Arab ica, dakwatuna

Pengamat: KTT Separatis Papua di Vanuatu Mesti Diwaspadai

Pengamat: KTT Separatis Papua di Vanuatu Mesti Diwaspadai

10Berita – Kelompok Separatis Papua (KSP) melalui sayap lobi internasionalnya, ULMWP (United Liberation Movement for West Papua), baru-baru ini mengadakan rangkaian pertemuan pada akhir November 2017 lalu.

Uniknya adalah, kata Pengamat Politik Internasional, Arya Sandhiyudha, mereka memilih tempat di Port Villa, ibukota Negara Vanuatu.

Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ini diadakan sekaligus mengevaluasi tiga tahun terbentuknya ULMWP.

Dalam kesempatan tersebut, PM Vanuatu langsung membuka KTT dengan menyatakan klaim peningkatan dukungan pada ULMWP menjadi tujuh anggota Koalisi Kepulauan Pasifik untuk Papua Barat (Pacific Island Coalition for West Papua/PICWP).

Pertemuan itu tambahnya juga dihadiri Ketua Melanesian Spearhead Group (MSG), Manasseh Sogavare dan Sekjen ULMWP, Octavianus Mote.

Melihat perkembangan ini, Arya berpendapat, pelaksanaan KTT ULMWP di Vanuatu tidak boleh diabaikan dalam politik luar negeri Republik Indonesia.

“Ini bukan pertama atau kedua bagi Vanuatu. Negara ini berkali-kali melecehkan sikap kita terhadap isu Papua dan keutuhan NKRI. Indonesia mesti bersikap sangat tegas, bahkan apabila pemutusan diplomatik menjadi pilihan Presiden RI itu hal yang sangat wajar,” ujarnya dalam pernyataannya diterima hidayatullah.com.

Menurut WNI pertama peraih Doktor Bidang Hubungan Internasional dari kampus Turki tersebut, setidaknya ada tiga kesalahan fatal Vanuatu.

“Vanuatu setidaknya telah menambah tabungan ketidaksopanan. Pertama, ini mereka ambil momen tiga tahun jelang 7 Desember 2014 ketika ULMWP membuka kantor ULMWP di sana (Vanuatu),” terangnya.

Kedua, kini mereka diizinkan melaksanakan KTT di sana.

“Ketiga, acara tersebut dibuka oleh Perdana Menteri Charlot Salwai. Tiga hal yang menunjukkan mereka tidak punya keinginan menjadi negara sahabat,” tambahnya.

Arya mengatakan, Vanuatu jangan membayangkan Papua itu bernasib seperti mereka.

“Kalau mereka Vanuatu ya memang mengalami penjajahan secara de facto, mereka hanya merasa merdeka dalam negara homogen Melanesia, namun sejatinya sumber daya alam mereka tidak ada yang dapat dinikmati oleh pemilik tanah adat dan warga asli.

Itu sangat berbeda dan tidak terjadi sama sekali di Papua apalagi setelah reformasi hingga kini sudah banyak hal progresif di tanah Papua. Jangan dia yang bercermin lalu membayangkan orang lain berwajah sama,” paparnya.

Selebihnya, menurut Arya, soal argumentasi semua hal yang dijadikan dasar propaganda sangat lemah, “Bicara Melanesia, Indonesia justru rumah Melanesia terbesar.”

Menurutnya, soal isu HAM, sesekali perlu sebagian warga negara kepulauan Pasifik yang kerap iseng dengan isu ini harus diundang kunjung ke Papua (Indonesia), biar mereka iri sendiri karena kerawanan keamanan justru lebih parah di negara mereka.

“Dalam hal isu politik dan ekonomi, apalagi. Pasca Reformasi, kebijakan politik-ekonomi untuk mengususkan Papua sangat progresif,” tambahnya.

Maka, menurut Arya, kunci yang dibutuhkan menghadapi ancaman ini adalah komunikasi internasional yang baik.

“Kita butuh Australia sebagai sahabat kita sekaligus mitra dagang utama Vanuatu untuk menekan Vanuatu agar lebih tahu diri,” ujarnya.

Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Pembangunan dan Isu Internasional, MaCDIS (Madani Center for Development and International Studies) ini mengatakan, KTT ULMWP di Vanuatu ini mesti diwaspadai sebagai “gong” aktivitas selanjutnya.

“Kita harus waspadai tindak-lanjut KTT ini. Sehari setelah penutupan saja sudah langsung ada artikel 1 Desember (2017) ditulis politisi Selandia Baru, Catherine Delahunty. Jelas ada agenda-setting dan scenario-planning yang sistematis,” ungkap kepala tim pengelola 5 situs berita Papua ini.*

Rep: SKR

Editor: Muhammad Abdus Syakur

Sumber : Hidayatullah

Reuni Akbar 212: Bukan Akhir Melainkan Awal dari Perjuangan

Reuni Akbar 212: Bukan Akhir Melainkan Awal dari Perjuangan



Oleh: Alga Biru

10Berita - "Kalau datang ke acara lihat urgensinya apa. Jika ada (urgensi), ya silahkan (ke Monas). Kalau tidak, buat apa (datang). Apa sih yang mau disuarakan?" ujar Kang Emil itu, Kamis (30/11/2017) seperti dikutip Detik.  

Melalui akun twitter, Bapak Ridwan Kamil berkicau dua kali terkait kepentingan acara Reuni Akbar 212 sembari meng-capture sikap MUI Jabar yang mengimbau warganya tidak ikut acara tersebut. Kenyataan selanjutnya ialah ratus ribuan orang mulai memenuhi Monas sejak jumat 1 Desember 2017 dan mengalami puncak kepadatan di esok harinya. Jika MUI saja sudah mengimbau tidak datang, jadi orang-orang ini hadir untuk apa ya?

Monas sempat digadang-gadang batal untuk digunakan. Kita mengapresiasi sikap Gubernur Jakarta Anies Baswedan yang menepati janjinya, guna memberi tempat perizinan jalannya acara. Pengukuhan persatuan umat Islam, itu yang ingin ditunjukkan para peserta yang tidak kurang dari 800ribuan banyaknya. Mereka yang hadir tidak hanya dari Jakarta dan sekitarnya, namun juga luar Jakarta bahkan luar daerah.

Mengutip pernyataan Fadli Zon yakni, "Kegiatan ini adalah kegiatan konstitusional, kegiatan yang dijamin konstitusi dalam Pasal 28 bahwa setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat," seru Fadli dari atas panggung yang disambut riuh oleh massa yang hadir. (Kompas/02/12)

Netizen membanjiri lini masa dan melakukan citra diri untuk sekadar menampik fitnah yang dituduhkan pada mereka sebagai ‘peserta bayaran’. Mereka datang dari hati, menyatukan komitmen, membela suara Islam, yang hari ini semakin dipersulit gerakannya. Agama Islam yang dibawa Rasulullah SAW pada 14 tahun silam, tidak hanya menyatukan umat dari sisi spiritual, melainkan aksi sosial dan politik.

Ujaran Tito Karnavian bahwa aksi ini tak lepas dari nuansa politik, tampaknya cukup beralasan. Jangan baper, memang Islam itu berpolitik kok. Politik disini bukan alih-alih bersikap praktis, namun memahami politik sebagai usaha umat Islam untuk diurusi dengan Syariah Islam selaku umat Rasulullah SAW.

...Akumulasi dari segala pandang yang dibawa dari reuni kali ini ialah, semangat juang sampai titik darah penghabisan. Persatuan ini bukan akhir, melainkan awal perjuangan...


Tampak hadir meliputi para politikus seperti Anies Baswedan, Amin Rais, Fadli Zon, Hidayat Nur Wahid, dan Fahri Hamzah. Sangat disayangkan Presiden Jokowi tidak hadir dalam acara ini, yang seharusnya menyambut baik undangan panitia dan umat Islam secara umum.

“Balas dendam politik itu nyata”, ungkap Ustadz Rahmad Labib selaku DPP Hizbut Tahrir Indonesia, sebelum harakah ini resmi dibubarkan rezim dengan melalui Perppu Ormas No 2 Tahun 2017. Metro TV mengangkat tajuk “Meneladani Sang Nabi” dengan narasi intoleransi yang gagap gempita di bawah payung Reuni Akbar 212.

Bak memancing di air keruh, media satu ini belum kapok merespon negatif semangat umat Islam. Bagaimana bisa menyebut intoleransi kalau ketoleran itu dilanggar sendiri oleh mereka yang merasa paling toleran? Satu per satu umat Islam melalui perpanjangan suara ulama terus dihadang. Persekusi acara pengajian, pencitraburukan aktivis, isu terorisme, tak habisnya digoreng pihak sono untuk membendung ide-ide Islam.

Rabun dekat pada persoalan orang, rabun jauh pada masalahnya sendiri. Pepatah itu tampaknya cocok buat orang yang masih menggunjingkan persatuan umat Islam di Indonesia. Sementara pemerintah tak kian berbenah, hutang Indonesia membengkak menjadi 810 Triliun rupiah, dan dikhawatirkan terkena dampak krisis di tahun 2018 yang tak lama lagi segera datang.

Dalam atmosfer yang kian terjepit ini, umat semakin menyadari urgensi Islam sebagai solusi kehidupan. Persatuan umat, berdaya di negeri sendiri, merangkul persaudaraan, dan berkeadilan adalah semangat yang bisa kita tangkap dari rentetan kejadian setahun belakangan.

Dengan berkibarnya Ar-Rayah pada Reuni Akbar 212, ajaran Khilafah kembali disebut-sebut. Portal berita CNN keukeh menyebut bendera hitam bertuliskan laailaha illallah muhammad rasulullah sebagai bendera HTI, dan wujud intoleransi. Ini kesempatan buat kaum muslimin terutama orang yang faqih agama guna menjelaskan kedudukan dan ruh dari bendera agung Rasulullah SAW. 

Akumulasi dari segala pandang yang dibawa dari reuni kali ini ialah, semangat juang sampai titik darah penghabisan. Persatuan ini bukan akhir, melainkan awal perjuangan. Kalau ada halang rintang dalam perjuangan, ingatlah kembali betapa indah masa berkumpul dalam kebersamaan, disatukan dalam ruh izzatul Islam. Ketika persaudaraan ini dipertalikan oleh Sang Penggenggam Hati, Allah Yang Maha Tinggi. Panjang dan terjalnya perjuangan, biarlah Allah SWT yang memecut diri dan memilih kita sebagai hamba-hambaNya yang terbaik. Wallahu’alam. (rf/)

Ilustrasi: Google

Sumber : voa-islam.com

Jika AS Pindahkan Kedutaannya ke Yerusalem, Hamas: Trump Mau Tambahkan Lebih Banyak Minyak ke Api

Jika AS Pindahkan Kedutaannya ke Yerusalem, Hamas: Trump Mau Tambahkan Lebih Banyak Minyak ke Api

Hamas Palestina tegaskan tak akan melepaskan Yerusalem

10Berita - WASHINGTON Jika rencana Amerika Serikat (AS) jadi memindahkan kedutaannya dari Tel Aviv ke Yerusalem, maka banyak yang merasa hal itu akan mengobarkan konflik di Timur Tengah.

Selain itu akan membuat marah para pemimpin Palestina, lansir Aljaazeera,Senin (4/12/2017).

Hamas sendiri berkali-kali menyatakan tak akan melepaskan Yerusalem. “Palestina tidak akan menerima untuk melepaskan Yerusalem, mereka tidak akan menerima untuk melepaskan hak mereka,” tegas juru bicara Hamas, Osama Hamdan, dalam sebuah pernyataan yang dikutip Aljazeera.

Hamas menegaskan Presiden Donald Trump harus memilih apakah menginginkan perdamaian atau menambahkan minyak ke api.

“Dia tahu bahwa Yerusalem adalah kunci untuk perdamaian. Trump harus memilih apakah ia ingin menciptakan perdamaian di kawasan ini atau dia ingin menambahkan lebih banyak minyak di atas api,” kata Hamdan.

Zionis “Israel” menyatakan Yerusalem sebagai ibu kota yang tak terbagi dan abadi pada 1980. Namun klaim penjajah itu tetap tidak dikenal oleh masyarakat internasional.

Palestina sendiri akan menjadikan Yerusalem Timur sebagai ibu kota negara masa depan mereka. Keinginan Palestina itu telah mendapatkan dukungan luas dari masyarakat internasional.

Namun, menurut penasihat senior Gedung Putih, Jared Kushner, Presiden AS Donald Trump masih mempertimbangkan keputusan apakah akan memindahkan kedutaan AS dari Tel Aviv ke Yerusalem.

“Presiden ‘masih melihat banyak fakta yang berbeda’,” kata Kushner, yang juga menantu Trump, dalam pidatonya di Forum saban tahunan di Washington, Minggu (3/12/2017).

Penasihat senior Gedung Putih, Jared Kushner, saat memberikan sambutan pada Forum Saban Tahunan, Minggu. (Foto: James Lawler Duggan/Reuters)

Seperti diketahui, selama masa kampanyenya, Trump berjanji akan memindahkan kedutaan dari Tel Aviv ke Yerusalem. Namun sejauh ini ia belum memenuhi janjinya.

Laporan muncul pada Jumat (1/12) bahwa Trump sekali lagi dapat menunda kepindahan kedutaan, namun mengakui Yerusalem sebagai ibu kota “Israel”, merupakan sebuah langkah yang akan menulis ulang kebijakan AS yang telah berlangsung lama.

Zionis “Israel” menyatakan Yerusalem sebagai ibu kota yang tak terbagi dan abadi pada 1980. Namun klaim penjajah itu tetap tidak dikenal oleh masyarakat internasional.

Saat ini tidak ada negara yang memiliki kedutaan besarnya di Yerusalem. Semua misi diplomatik tersebut berada di Tel Aviv.

Sekretaris Jenderal Organisasi Pembebasan Palestina, Saeb Erekat, mengecam setiap kemungkinan pengakuan AS atas Yerusalem sebagai ibu kota penjajah tersebut.

Yerusalem adalah “jantung sosial, politik, budaya, agama dan ekonomi Palestina”, katanya dalam sebuah pernyataan.

“Jika pemerintah AS memutuskan untuk menentang komitmen internasional dan kebijakan luar negerinya dengan mengakui Yerusalem sebagai ibu kota ‘Israel’, maka (AS) tak hanya akan mempromosikan anarki internasional dan tidak menghormati institusi dan hukum global, namun juga akan mendiskualifikasi dirinya untuk memainkan peran,” ujar Erekat.

Mantan asisten sekretaris negara AS untuk urusan publik, PJ Crowley, mengatakan kepada Aljazeera bahwa “sampai sekarang, AS telah menunda langkah tersebut karena dianggap berpotensi merugikan status negosiasi akhir antara para pihak”.

“Jika Washington mengubah sikap itu dan menyatakan Yerusalem (atau setidaknya sebagian) untuk menjadi ibu kota ‘Israel’, lalu bagaimana administrasi Trump menyeimbangkan sikap tersebut dengan orang-orang Palestina,” kata Crowley.

“Kami tidak tahu, tapi tidak jelas bagi saya mengapa Gedung Putih merasa saat ini adalah waktu yang tepat untuk mengaduk sarang lebah.” (S)

Sumber: Aljazeera,  Salam Online.

Mengetahui Makanan Imam Ahmad, Penguasa Ini Sadar Tak Bisa Menundukkannya

Mengetahui Makanan Imam Ahmad, Penguasa Ini Sadar Tak Bisa Menundukkannya


10Berita – Ishaq bin Ibrahim ingin mengetahui seperti apa makanan Imam Ahmad. Sebagai amir, ia penasaran dengan ulama kharismatik yang begitu gagah di hadapan penguasa.

Ishaq pun meminta An Naisaburi untuk memberitahukan seperti apa menu buka puasa Imam Ahmad. Seperti diketahui, imam besar itu biasa menunaikan puasa sunnah.

Tak hanya memberitahukan, An Naisaburi justru memperlihatkan. Diajaklah sang amir untuk ke rumah Imam Ahmad agar mengetahui dengan mata kepala sendiri bagaimana menu buka puasa sang penulis Musnad itu.

Ishaq kaget. Rupanya menu buka puasa Imam Ahmad hanya dua potong roti dan mentimun.

“Pantas saja ia tidak mau menuruti kata-kata kami. Rupanya ia sudah merasa cukup dengan makanan seperti ini,” kata Ishaq.

Apakah setiap hari makanan Imam Ahmad seperti itu? Putranya memberikan kesaksian bahwa sering kali lebih sederhana dari itu.

"Terkadang aku melihat ayahku mengambil potongan roti. Karena berdebu, beliau mengibaskan roti itu terlebih dulu baru meletakkannya di atas piring lalu menuangkan air hingga basah. Beliau mencampurkan sedikit garam lalu memakannya,” Shalih bin Ahmad menuturkan betapa zuhud kehidupan ayahnya.

Tak hanya makanan, Imam Ahmad juga sangat sederhana dalam tempat tinggal. “Rumah Imam Ahmad adalah rumah yang sederhana, kecil dan sempit,” tutur Abdul Malik Al Maimuni.

Padahal, Imam Ahmad bisa mendapatkan uang tanpa bekerja (passive income). Ia memiliki sejumlah rumah dan toko yang disewakan. Ia juga dengan mudah bisa mendapatkan donasi dari murid-muridnya yang kaya.

Suatu ketika, Ishaq bin Rawahaih melihat Imam Ahmad tampak kehabisan uang tunai. Ia pun menawarkan bantuan kepada beliau. Namun, Imam Ahmad menolaknya. Beliau lebih memilih merajut celana dan menjualnya.

Dengan zuhud semacam inilah, Imam Ahmad demikian mulia di hadapan murid-muridnya, masyarakat dan penguasa. Tak hanya dicintai, Imam Ahmad juga sangat disegani. Penguasa sekaya apa pun tak pernah bisa menundukkannya.

Bahkan saat penguasa itu memusuhi Imam Ahmad karena pendirian beliau menolak menyatakan Al Qur’an sebagai makhluk, para penguasa hanya bisa memenjarakan dan menyiksa Imam Ahmad. Berhadapan dengan ulama zuhud yang teguh pendirian seperti itu, mereka tetap hormat dan segan. 

[Muchlisin BK/Kisahikmah]

Sumber : Eramuslim

Ustadz Adi Hidayat: Sudah Saatnya Umat Mewarnai, Bukan Terwarnai

Ustadz Adi Hidayat: Sudah Saatnya Umat Mewarnai, Bukan Terwarnai



10Berita-Ustadz Adi Hidayat mengatakan bahwa seharusnya seorang Muslim pada saat ini harus bisa menjadi subyek yang bisa mengubah serta mewarnai zaman.

Pernyataan tersebut dia sampaikan saat mengisi Tabligh Akbar di Masjid Nurul Huda Universitas Sembilan Maret Surakarta (UNS) pada Ahad (03/12/17). Pengajian besar dengan tema ‘Zaman Now’ ini diselenggarakan oleh Takmir Masjid Nurul Huda UNS serta didukung oleh Gerakan Pemuda Muslim Indonesia dan Muslimah Muda Indonesia.

“Prinsip umat Islam, seharusnya seorang Muslim harus menjadi Subyek, pengubah zaman, dan pewarna sejarah, bukan malah menjadi obyek. Karena _Shibghatallah, waman ahsanu minallahi shibghah._,” ungkapnya.

“Mencela yang sudah tercela itu membuang-buang waktu. Warnailah zaman ini, jangan terwarnai oleh zaman,” sambungnya.

Karena, ia menjelaskan, kitab-kitab samawi adalah huda (petunjuk) untuk umat pada saat itu. Tetapi Al-Qur’an menjadi petunjuk untuk seluruh manusia. Nabi Isa diutus kepada umatnya di Palestina. Nabi Ibrahim, Luth sezaman, dan diutus untuk kaumnya masing-masing. Tapi Nabi Muhammad, beliau diutus untuk seluruh umat manusia.

Ditambahkannya, dibanding umat-umat sebelumnya, umat Nabi Muhammad adalah yang terbaik. Karena Allah, lanjutnya, yang langsung memuji umat ini sebagai khairu ummah. Ini kuncinya.

“Kita adalah umat yang dipilih Allah, dan seharusnyalah kita yang mewarnai (menshibghah) zaman ini,” tegasnya.

Selain itu, ia juga memberikan kunci agar umat Islam dapat mewarnai zaman ini. Yaitu, kembali kepada bimbingan Al-Qur’an. Karena Al-Qur’an adalah sumber inspirasi. “Ibnu Hayyan, penemu atom pertama kali terinspirasi dari surat Al-Hadid,” jelasnya.

Di akhir, ia mengajak kepada para jemaah yang hadir berpartisipasi dalam mewarnai zaman ini dengan Al Quran.

“Penting dicatat, mari warnai zaman dengan spirit al-Qur’an. Sudah saatnya kita warnai dunia ini dengan al-Qur’an,” imbunya.

Kajian tersebut diikuti oleh ribuan jemaah, kompleks parkir Masjid Nurul Huda UNS pun dibanjiri oleh kendaraan para jemaah. Kajian selesai pada pukul 11.30 menjelang adzan dzuhur dikumandangkan.

Sumber : kiblat.net

Akun Twitter Unggah Video Tak Senonoh, Kemlu RI Minta Maaf

Akun Twitter Unggah Video Tak Senonoh, Kemlu RI Minta Maaf

10Berita - Jagat Twitter dikejutkan dengan twit video tak senonoh dari akun Twitter resmi Kementerian Luar Negeri RI, @Portal_Kemlu_RI, Ahad (3/12/2017) malam. Tak hanya satu, tapi dua twit.

Untungnya, Kemlu sigap. Sekitar satu jam setelah twit bermasalah itu, @Portal_Kemlu_RI minta maaf. Twit bermasalah itu pun dihapus dari linimasa.

Menurut Kemlu, dua twit tersebut adalah spam.

“#SahabatKemlu terkait adanya post yang tidak relevan di akun Twitter Kemlu. Dapat kami informasikan bahwa itu adalah spam dari pihak yg tidak bertanggung jawab. Kami mohon maaf atas ketidaknyamanan yg ditimbulkan,” tulis @Portal_Kemlu_RI, Ahad (3/12/2017), pukul 20:02 WIB.

Beragam tanggapan membanjiri akun Twitter Kemlu RI. Sebagian menyimpulkan Twitter tidak aman jika akun terverifikasi sekelas Kemlu bisa kena spam.

“maaf min numpang nanya ngomong2 akun centang biru bisa dikirim spam juga? berarti Twitter ga aman yak,” kata @RiOjan282

“Waduh akun resmi negara selemah inikah? Gampang ditembus spam.. Sangat mengkhawatirkan.. Semoga segera teratasi dan pelakunya bisa segera ditangkap,” kata @duniairwansyah

Namun, lebih banyak lagi netizen yang ragu bahwa itu spam. Mereka pun meminta admin Twitter tersebut diganti.

“Ganti aja adminnya, masak akun lembaga tinggi negara kena spam memang gk ada security'nya” kata @langitbiru310

“Lembaga negara koq koyo ngono dibuat main2 negara ini. Tolong miminnya di ganti yg negarawanan dn inteleklah,” kata @agusboy_1973

“Kok bisa sih min akun centang biru dapet spam.. salah masuk akun kali adminnya” kata @lilyendah [Ibnu K/]

Sumber :Tarbiyah.net

Wisata Budaya Saudi Bersaing dalam Penetapan Aset UNESCO

Wisata Budaya Saudi Bersaing dalam Penetapan Aset UNESCO

10Berita , DUBAI -- Kerajaan Arab Saudi berpeluang memasukkan sejumlah wisata budaya dalam kategori aset warisan tak berwujud di PBB. Organisasi pendidikan, sains, dan budaya PBB (UNESCO) berencana menggelar pertemuan di Korea Selatan mempertimbangkan pengajuan dari negara-negara anggota untuk memasukkan daftar kegiatan budayanya sebagai aset warisan budaya tak benda kemanusiaan.

DIlansir dari Arab News, dari sejumlah konten yang dipertimbangkan, masuk nama seni lukis interior Arab Saudi, Al-Qatt Al-Asin. Seni yang secara tradisional dilakukan oleh wanita di Kerajaan, dianggap sebagai metode mempromosikan solidaritas perempuan.

Komite UNESCO menggelar pertemuan itu setahun sekali menetapkan daftar aset yang butuh perlindungan, seperti, seni pembuatan pizza Italia, bermain pipa Irlandia, dan pembuatan dolma (pohon anggur) Azerbaijan.

Penetapan UNESCO bertujuan meningkatkan visibilitas tradisi dan pengetahuan masyarakat, tanpa mengakui standar keunggulan dan eksklusivitas. Daftar-daftar itu diajukan masing-masing negara pada 2003. Tujuannya, meningkatkan kesadaran upaya pelestarian. Pun UNESCO tak jarang memberi dukungan finansial dan teknis dalam pelestarian kegiatan budaya.

Saudi menetapkan wisata budaya sebagai bagian strategi mewujudkan Visi Saudi 2030, yakni mengurangi ketergantungan Kerajaan terhadap minyak.

Kerajaan Saudi adalah pemimpin dunia di sektor wisata Islam dengan penghasilan 12 miliar dolar AS dari 10 juta peziarah haji dan umrah tahun ini. Pemerintah Saudi berharap jumlah jamaah haji meningkat menjadi 20 juta pada 2020 dan 30 ribu jamaah umrah pada 2030.

Arab Saudi meyakini program ekspansi ekonomi mendorong peziarah menghabiskan lebih banyak uang di museum, resor, dan tempat bersejarah negara itu.

Arab Saudi memiliki beberapa Situs Warisan Dunia UNESCO, termasuk kota bersejarah Jeddah dan situs arkeologi gurun Mada'in Saleh. Kerajaan berencana membuka wisata budaya dan Islam bagi turis mancanegara dan domestik.

The Red Sea Resort di pantai barat negara itu diharapkan menarik banyak pengunjung kelas atas. Kerajaan tengah merencanakan kunjungan bebas ke pulau dan taman hiburan lainnya.

Sumber :  IHRAM.CO.ID

Arab Saudi akan Gelar Pameran Industri Karya Perempuan

Arab Saudi akan Gelar Pameran Industri Karya Perempuan

10Berita , RIYADH -- Kamar Dagang dan Industri Riyadh, Arab Saudi, akan menggelar pameran industri rumahan pada 21 Desember 2017. Arab News, Ahad (3/12), melaporkan, acara ini berfokus pada unjuk karya kaum perempuan Arab Saudi.

Kepala panitia Huda al-Jeraisy mengungkapkan, sekitar enam ratus peserta akan hadir dalam acara yang didukung pemerintah Arab Saudi itu melalui Pangeran Faisal bin Bandar. Rencananya, acara ini akan berlangsung di Balai Sidang Riyadh, Arab Saudi.

Kepanitiaan acara ini seluruhnya perempuan. Nantinya, perhelatan ini akan memamerkan pelbagai produk home industry yang dihasilkan kaum perempuan Arab Saudi. Sebut saja kerajinan tangan, rancangan busana, karya seni, desain, jasa boga, dekorasi, parfum, dan lain-lain.

Bentuk keterlibatan perempuan dalam ekonomi ini, ciri khasnya adalah diproduksi dari rumah. Acara ini didukung pemerintah dan beberapa perusahaan swasta, kata Huda al-Jeraisy kepada Arab News, Ahad (3/12).

Dia menjelaskan, kaum perempuan Arab Saudi terlibat aktif dalam roda ekonomi lokal. Mereka dapat memproduksi barang-barang dan jasa yang bernilai ekonomi.

Sejak Raja Salman naik tahta pada 2015, pemerintah Arab Saudi mulai memberikan ruang bagi publik perempuan setempat. Misalnya, pada September lalu, Raja Salman menghapuskan aturan yang melarang kaum perempuan mengemudi kendaraan bermotor di jalan-jalan.

Sumber : Republika.co.id

Amien Rais: Biarkan Kecebong Mendengkur, Khafilah Terus Berlalu

Amien Rais: Biarkan Kecebong Mendengkur, Khafilah Terus Berlalu


10Berita - Ketua Majelis Kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais menghadiri acara Reuni Akbar Alumni 212 di kawasan Monas, Jakarta, Sabtu (2/12/2017) pagi, untuk memperingati satu tahun Aksi Bela Islam 212.

Dalam sambutannya, Amien sempat menyinggung soal teks resolusi hasil Kongres Nasional 212 yang dibuat dalam tiga bahasa, yakni Indonesia, Inggris, dan Arab.

Menurutnya, dengan teks relosusi itu, tidak ada pihak-pihak luar yang menganggap remeh reuni yang digelar hari ini.

“Saya diberi tiga teks resolusi dalam tiga bahasa. Supaya kita tidak diremehkan, kita berkumpul di sini lillahi ta’ala,” kata Amien.

Pasalnya, pihak-pihak yang disebut mantan Ketua MPR ini sebagai ‘kecebong’ atau sebuah istilah satir bagi pendukung Presiden Joko Widodo itu, selalu melontarkan pernyataan pesimis atas kegiatan Reuni Akbar Alumni 212.

Namun demikian, ia mengimbau agar peserta reuni tak menghiraukan pernyataan-pernyataan sinis dari para pendukung Jokowi.

“Ada orang yang pakai kata-kata pesimis, ya tidak usah dikatakan. Para ‘kecebong’ itu biarkan mendengkur, kucing tetap mengeong, anjing menggonggong, tapi khafilah terus berlalu,” ungkap Amien.

Lebih jauh ia meminta agar peserta reuni bersatu dan tidak saling menjatuhkan. “Jauhilah berburuk sangka jangan saling himpit-menghimpit gunjing-menggunjing. Tidak rela kita makan mayat saudaraku,” tandasnya.

Sebelumnya, Presidium Alumni 212 menggelar Kongres Nasional Alumni 212 di Aula Wisma Persaudaraan Haji Indonesia (PHI) Cempaka Putih, Jakarta Pusat, dari Kamis (30/11/2017) hingga Jumat (1/12/2017) kemarin.

Menurut seksi Humas dan Media Centre Presidium Alumni 212 Habib Novel Chaidir Bamukmin, tujuan umum diadakannya Kongres Nasional Alumni 212 adalah untuk menghimpun kembali kekuatan umat Islam dalam berbagai aspek, juga mengingatkan kembali akan indahnya semangat kebersamaan dan persatuan.

“Tujuan khususnya konsolidasi internal seluruh elemen yang tergabung di dalam Presidium Alumni 212,” kata Habib Novel dalam rilis yang diterima NNC, Jumat (1/12/2017).

Selain dari hal tersebut, lanjut Novel, perhelatan kongres tentunya juga akan menyikapi kondisi politik, sosial, hukum, dan berbagai perkembangan terkini di Indonesia saat ini, dan mengingatkan kepada semua anak bangsa akan masalah dan ancaman di hampir semua kehidupan.

Sumber : intelijen.co.id