OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Rabu, 06 Desember 2017

Teladan Rasulullah dalam Menjalin Persahabatan

Teladan Rasulullah dalam Menjalin Persahabatan

10Berita ,  JAKARTA -- Rasulullah SAW bersabda, ''Orang beriman (bergaul) bersama dengan manusia dan mereka merasa tenang bersamanya. Tidak ada suatu kebaikan pada orang yang tidak (bergaul) bersama manusia dan dengannya mereka tidak merasa tenang.''

Dalam menjalin pergaulan, umat hendaknya mencontoh apa-apa yang dilakukan Nabi SAW dengan berperilaku yang baik kepada sesama. Nabi amat ahli melembutkan hati mereka dan mengajak mereka mengikuti dakwahnya  dalam kata maupun perbuatan.

Ada beberapa hal yang patut menjadi teladan, antara lain bersikap ramah, memudahkan persoalan, memperlakukan tiap orang dengan sama, rendah hati dan sebagainya. Dr Muhammad menambahkan ada empat sikap yang tidak pernah dilakukan  Rasulullah SAW dalam berhubungan dengan orang lain.

Keempat karakter itu antara lain: tidak suka berdebat, tidak suka bicara terlalu banyak serta tidak suka turut campur persoalan yang bukan urusannya. ''Rasulullah juga tidak pernah mencela seseorang,'' ujar al-Hasyimi menegaskan.

Menurut al-Hasyimi, satu hal lagi yang  perlu diperhatikan dalam pergaulan atau menjalin persahabatan adalah mengedepankan saling tolong menolong. Nabi menganjurkan agar seorang Muslim tidak segan membantu sahabatnya yang membutuhkan bantuan. Muslim sejati, lanjut Dr Muhammad, akan mengikuti tuntunan Nabi dalam menjalin hubungan antarsesama, apakah mereka baik atau jahat, sehingga ia bisa diterima semua orang.

Persahabatan yang akan saling menyebarkan rasa kasih sayang juga ditekankan dalam Alquran. Seperti tertera dalam surat Ali Imran ayat 103, ''Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai''.

Teman sejati bukan terbina atas dasar kepentingan semu, melainkan yang bisa saling memahami. Ia ada dalam suka dan duka. Pepatah menyatakan, lebih mudah mencari musuh ketimbang sahabat sejati.

Sumber:Republika.co.id

Dubes Saudi untuk Yaman : “Kejahatan Houthi Karena Pendidikan dari Iran”

Dubes Saudi untuk Yaman : “Kejahatan Houthi Karena Pendidikan dari Iran”


10BeritaDuta Besar Arab Saudi untuk Yaman, Sheikh Mohammed al-Jaber, mengatakan bahwa kejahatan yang dilakukan oleh Houthi sebagian besar disebabkan oleh “pendidikan Iran mereka”.

Komentar Al-Jaber muncul setelah sumber Al Arabiya mengkonfirmasi bahwa mantan Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh tewas dibunuh oleh kelompok militan Houthi. Pemimpin Houthi, Abdulmalik Al Houthi menyebut Saleh dibunuh karena telah berkhianat kepada Houthi dan balik mendukung pasukan koalisi Arab di Yaman.

Presiden Yaman Abd-Rabbu Mansour Hadi menyerukan rakyat Yaman untuk bersatu melawan kelompok pemberontak Houthi setelah tewasnya mantan pemimpin negara tersebut, Ali Abdullah Saleh oleh Houthi.

Dalam sebuah pidato yang disiarkan langsung oleh jaringan TV Al Arabiya, Hadi menyerukan babak baru dalam pertempuran melawan Huthi. “Mari kita bersatu untuk mengakhiri kontrol gerombolan kriminal ini (Houthi) dan membangun Yaman yang baru,” ungkap Hadi.

Sementara itu, Liga Arab mengutuk pembunuhan atas Saleh dan mencap Houthi sebagai organisasi teroris. “Semua sarana harus digunakan untuk mengeluarkan orang-orang Yaman dari mimpi buruk ini,” ungkap Ahmed Abdul Gheit, kepala Liga Arab saat ini.

Sumber : Al Apabila,  Moslem Today

Sebut Reuni 212 ‘Perayaan Intoleran’, Metro TV Diadukan ke KPI

Sebut Reuni 212 ‘Perayaan Intoleran’, Metro TV Diadukan ke KPI

Sam Aliano (berkemeja putih) di Kantor KPI. (Foto: EZ/Salam-Online)

10Berita - JAKARTA  Program Editorial Metro TV yang berjudul ‘Meneladani Toleransi Sang Nabi’, Jumat, 1 Desember 2017, mendapat sorotan publik, khususnya di kalangan Islam.

Editorial itu menuai protes karena terang-terangan menyebut Reuni Akbar 212 pada 2 Desember 2017 tersebut sebagai ‘perayaan intoleran’.

Karena itulah, Ketua Umum DPP Pengusaha Indonesia Muda, Sam Aliano mengadukan hal itu ke Kantor Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) di Gedung Bapetan Lantai VI Jalan Gajah Mada No 8, Petojo Utara, Gambir, Jakarta Pusat, pada Selasa (5/12/2017).

“Kami datang ke sini membawa bukti atas masalah tayangan di Metro TV, dengan menyebut bahwa para pengikut Aksi 212 adalah kaum intoleran. Kami ikut dalam aksi tersebut, namun tidak ada hal-hal yang intoleran, kita aman-aman saja kok,” papar Sam Aliano di Kantor KPI.

Sam yang datang didampingi pengacaranya menegaskan bahwa Reuni Akbar 212 bukan hanya dihadiri umat Islam, akan tetapi banyak dari agama dan ras lain yang ikut merasakan keindahan kebersamaan dalam acara yang berlangsung tertib dan damai di kawasan Monas tersebut.

“Saya hadir dalam Reuni Akbar 212 kemarin. Ada dari agama berbeda, bukan hanya Islam saja, kok malah Metro TV menayangkan (Editorial) bahwa kami tidak toleran. Saya kecewa, saya datang ke sini membawa bukti (flashdisk) yang berisi tayangan Metro TV. Jadi saya punya bukti otentik,” jelas Sam.

Dia mengungkapkan bahwa Metro TV melanggar kode etik jurnalistik dalam penayangan Editorialnya terkait Reuni Akbar 212.

“Metro TV membohongi publik. Metro TV juga memberikan pernyataan yang salah. Kami berharap KPI bertindak tegas kepada Metro TV. Hal ini bukan pertama kalinya dilakukan oleh Metro TV,” sesalnya.

Dalam kesempatan itu, Wakil Ketua KPI Rahmat Arifin mengapresiasi atas langkah yang diambil oleh masyarakat untuk datang mengadukan terkait siaran yang dinilai merugikan umat Islam tersebut.

“Insya Allah setelah ini KPI akan melakukan kajian terkait pengaduan ini, terkait aspek HAM dan kontennya itu sendiri, akan kami kaji berdasarkan rekaman yang ditayangkan di televisi,” janji Rahmat.

Ia juga berencana akan melakukan mediasi serta menganalisis terkait siaran tersebut kepada yang bersangkutan, dalam hal ini Metro TV.

“Kami juga akan melakukan kajian dalam hal ini. Kalau ada pelangaran setelah dikaji, kita mempunyai kewenangan sanksi administratif sampai penghentian program,” tegasnya.

Sam Aliano di hadapan wartawan. (Foto: EZ)

Selain Rahmat Arifin, kedatangan Sam yang didampingi pengacaranya Inge Mangundap  dan tokoh masyarakat Tionghoa Lius Sungkarisma, juga diterima oleh Ketua KPI Yuliandre Darwis dan Komisioner KPI Bidang Pengawasan Isi Siaran, Mayong Suryo Laksono. (EZ/)

Sumber : Salam Online.

Ngaku NU Tapi Persoalkan Hadits, Abu Janda "Dihabisi" Mahfud MD di ILC

Ngaku NU Tapi Persoalkan Hadits, Abu Janda "Dihabisi" Mahfud MD di ILC


10Berita - Permadi Arya alias Abu Janda mempersoalkan hadits karena baru ada 200 tahun setelah Rasulullah wafat. 

“Hadits itu kan baru ada 200 tahun setelah Nabi wafat,” kata Abu Janda di Indonesia Lawyers Club (ILC), Selasa (5/12/2017) malam.

Di akhir sesi ILC, Pakar Hukum Tata Negara Mahfud MD menyemprot Abu Janda. Sebab Abu Janda juga mengaku NU.

“Ketika Saudara Felix membaca beberapa hadits, lalu dia (Abu Janda, red) membantah mengatakan bahwa ‘hadits itu kan ada 200 tahun sesudah Nabi wafat’. Wah ini sangat bertentangan. Pandangan ini sangat bertentangan dengan tradisi NU,” kata Mahfud MD. 

“Justru NU mengembangkan hadits itu dan tahu bahwa hadits itu memang ditulis dan diteliti secara resmi dalam ilmu mustholah hadits. Itu tahu orang NU. Orang pesantren tahu bahwa hadits itu dihimpun 200 tahun sesudah Nabi wafat tapi di pesantren, ini dipercaya. Karena apa? Karena setelah diteliti hadits itu ada tingkatannya,” lanjut tokoh NU tersebut.



Mahfud lantas menjelaskan bahwa hadits Nabi ada hadits mutawatir, yakni hadits yang pasti otentik karena diriwayatkan oleh begitu banyak periwayat di setiap levelnya sehingga tidak bisa dibantah oleh siapapun.

Kedua, hadits ahad. Yakni hadits yang diriwayatkan tidak sebanyak periwayat mutawatir. Ia dibagi menjadi hadits shahih, hasan dan dhaif.

Hadits shahih itu hampir dipastikan benar, meskipun sudah 200 tahun. Jika hadits itu shahih, maka tidak boleh ditolak.

“Sehingga kalau hadits yang dikatakan oleh ustadz Felix itu tadi shahih, itu tidak bisa dikatakan ‘wah itu kan sudah 200 tahun setelah Nabi wafat’. Itu menusuk atau melangar tradisi pesantren sebenarnya. Kalau mempersoalkan hadits yang sudah 200 tahun itu,” tegas Mahfud. [Ibnu K/]

Sumber :Tarbiyah.net

Selasa, 05 Desember 2017

Presiden Erdogan : “Kota Jerusalem adalah Harga Mati bagi Umat Islam”

Presiden Erdogan : “Kota Jerusalem adalah Harga Mati bagi Umat Islam”

 


10BeritaPresiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengancam untuk memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel jika Amerika Serikat mengakui Jerusalem sebagai ibukota Israel.

“Kota Jerusalem adalah harga mati bagi umat Islam,” ungkap Erdogan, seperti dilansir dari Al Jazeera, Selasa, (5/12/17).

Status Kota Jerusalem adalah aspek yang sangat sensitif dari konflik Israel-Palestina. Israel mengklaim kota itu sebagai ibukotanya, menyusul pendudukan Yerusalem Timur dalam perang 1967 dengan Suriah, Mesir dan Yordania, dan menganggap Yerusalem sebagai kota suci umat Yahudi.

Warga Palestina telah lama melihat bahwa Jerusalem sebagai ibukota negara mereka.

Tidak ada negara saat ini memiliki kedutaan besarnya di Jerusalem, dan masyarakat internasional, termasuk Amerika Serikat, tidak mengakui status hukum dan kepemilikan Israel atas kota tersebut.

Presiden Donald Trump dilaporkan akan memindahkan kedutaan besar AS di Israel ke Jerusalem sebagai tanda diakuinya kota Jerusalem sebagai ibukota Israel.

Juru bicara Gedung Putih Hogan Gidley mengatakan dalam sebuah pengumuman bahwa keputusan itu akan dibuat “dalam beberapa hari mendatang”. Presiden Donald Trump telah mengisyaratkan akan hal itu : “Bukan masalah apakah, ini masalah kapan,” ungkapnya. (DH/MTD)

Sumber : Al Jazeera, Moslem Today

4 Miliar Kok Nggak Dipakai Bantu Korban Bencana? Ini Jawaban Telak Al Khaththath untuk Denny Siregar

4 Miliar Kok Nggak Dipakai Bantu Korban Bencana? Ini Jawaban Telak Al Khaththath untuk Denny Siregar

10Berita - Di Indonesia Lawyers Club (ILC), Denny Siregar menganggap umat Islam kurang peka. Pasalnya, saat terjadi bencana di sejumlah daerah, malah menggelar Reuni Akbar 212 yang menelan dana sekitar 4 miliar. Mengapa tidak disumbangkan ke daerah bencana?

“Kalau 4 miliar dibelikan beras untuk korban bencana, sudah berapa ratus ton yang bisa disumbangkan? Kalau 4 miliar dibelikan selimut, sudah berapa banyak yang dibantu?”

Ketika KH Muhammad Al Khaththath diberi kesempatan untuk menanggapi di akhir sesi, Sekjen Forum Umat Islam (FUI) itu pun memberikan jawaban telak.

Pertama, menurutnya, tidak pantas mengatakan acara Maulid Nabi tidak peka bencana. Seperti diketahui, Reuni Akbar 212 juga merupakan Maulid Nabi. Menurutnya, Jakarta adalah kota Maulid. Dalam sehari bisa ada beberapa maulid bersamaan. Apakah semua acara seperti itu harus ditiadakan dan dananya disumbangkan?



Kedua, elemen umat Islam yang hadir dalam Reuni Akbar 212 sangat peduli terhadap korban bencana. Buktinya, FPI sudah berada di lokasi bencana sejak awal. Bahkan di Bali yang mayoritas non muslim, FPI juga sudah berada di sana untuk membantu warga dekat Gunung Agung.

Sebelumnya telah diberitakan, PKS juga menerjunkan kader-kader dan relawannya di daerah bencana. Baik di Pacitan, Jogja, maupun daerah lainnya. (Baca: Foto-Foto Ini Jawab Tuduhan Abu Janda “Sibuk Urus Reuni, Lupa Ada Bencana”)

Relawan PKS evakuasi warga di Desa KedungBendo Pacitan

Relawan PKS evakuasi warga di Desa KedungBendo Pacitan


Relawan PKS gunakan perahu untuk bantu evakuasi warga di Pacitan
Relawan PKS bersihkan Masjid di Desa Sirnuboyo Pacitan (FB PKS Jawa Timur)

Relawan PKS bersihkan Masjid di Desa Sirnuboyo Pacitan

PKS di desa Sirnuboyo, Pacitan, Jumat (1/12/2017)

Sumber :Tarbiyah

Persoalkan Jumlah Peserta dan Dana Reuni Aksi 212, Ini Skak Mat Fadli Zon untuk Denny Siregar

Persoalkan Jumlah Peserta dan Dana Reuni Aksi 212, Ini Skak Mat Fadli Zon untuk Denny Siregar

10Berita - Denny Siregar menjadi salah satu nara sumber Indonesia Lawyers Club (ILC) bertajuk “212: Perlukah Reuni?” di TvOne malam ini. 

Dalam pernyataannya, ia mempersoalkan jumlah peserta Reuni yang menurutnya terlalu besar jika disebut jutaan. Ia juga mempersoalkan dana Reuni Rp 4 miliar, mengapa tidak disumbangkan ke korban bencana alam.

Setelah Denny Siregar, Karni Ilyas mempersilakan Fadli Zon untuk berbicara. Wakil Ketua DPR RI itu pun langsung mengingatkan agar kembali kepada substansi. Tidak mempersoalkan hal-hal kecil yang mengurangi intelektualitas.

“Ini kenapa malah bicara jumlah peserta, bicara dana. Itu mengurangi intelektualitas,” kata Fadli Zon.

Mendapat skak mat seperti itu, tampak mimik dan bahasa tubuh Denny Siregar berubah.

Fadli Zon kemudian menjelaskan tentang social movement secara ilmiah. [Ibnu K/]

Sumber :Tarbiyah.net

Anies Cabut Raperda Reklamasi Usulan Djarot

Anies Cabut Raperda Reklamasi Usulan Djarot

10Berita - Sikap Anies Baswedan terhadap reklamasi Pantai Utara Jakarta semakin jelas. Gubernur DKI Jakarta itu telah menarik rancangan peraturan daerah (raperda) tentang Rencana Kawasan Tata Ruang Kawasan Strategis Pantai Utara Jakarta dari Program Legislasi Daerah (Prolegda). 



Raperda yang diusulkan Djarot Syaiful Hidayat kepada DPRD sebelum lengser dari DKI-1 itu dicabut Anies pada 22 November lalu. 

"Jadi kami memang sudah mengirim surat, kami akan mengkaji lagi karena situasi hari ini sudah berbeda dengan situasi masa lalu,” kata Anies di Balai Kota DKI, Selasa (5/12) seperti dikutip dari CNN.

Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini menegaskan penarikan raperda tata ruang tidak berhubungan dengan ketentuan kontribusi sebesar 15 persen bagi pengembang. 

Menurut Anies, penarikan ini menjadi langkah tepat bagi pihak pemprov untuk mengkaji keseluruhan isi raperda. 



"Baru dari situ kami lakukan pengaturan supaya perda yang dihasilkan bukan sekadar mengatur yang sekarang tapi juga masa depan," ujarnya. 

Raperda ini dicabut karena Anies ingin membangun kawasan pantai utara Jakarta dengan mempertimbangkan kembali kondisi baik secara geopolitis, sosial, ekonomi, lingkungan, hingga budaya. 

Anies juga akan membentuk tim penataan kawasan pantai untuk mematangkan penyusunan raperda. 

Sumber : Wajada

Abu Janda di Facebook: Saya Tidak Takut. Begitu Tampil di ILC, Ternyata Begini

Abu Janda di Facebook: Saya Tidak Takut. Begitu Tampil di ILC, Ternyata Begini

10Berita - Sesaat sebelum tampil di Indonesia Lawyers Club (ILC), Permadi Arya alias Abu Janda mengunggah status di fan page Facebook-nya. Ia mengatakan, “saya tidak takut.”

Ia bahkan meminta followernya untuk menonton TV One dan minta direkam.

“Pantengin TV ONE malem ini ya.. acara ILC Indonesia Lawyers Club jam 20..” tulisnya.

Begitu diberikan kesempatan tampil di ILC, ucapan pertama Abu Janda adalah minta dimaklumi karena dirinya tampil perdana di ILC sehingga agak grogi.

“Saya agak grogi,” kata Abu Janda.

Ketika giliran Ustadz Felix Siauw, dai muda itu melihat fenomena Abu Janda. “Ternyata tidak segarang di media sosial,” sindirnya.

Yang menarik, saat Ustadz Feliz Siauw bicara, ILC sempat memanas. Pasalnya, Abu Janda emosi. 



Saat Ustadz Felix Siauw membongkar kebohongannya, Abu Janda itu mengambil mic dan memotong pembicaraan.

Untungnya, Karni Ilyas sigap agar Permadi Arya tidak menyela. Akhirnya, Ustadz Felix Siauw pun meneruskan pembicaraannya.

Apa yang membuat Abu Janda emosi?

Di antaranya, Ustadz Felix Siauw menyatakan bahwa ia telah ke Museum Turki 15 kali dan di sana tidak ada bendera Rasulullah sebagaimana yang dikatakan oleh Abu Janda. 

“Saya nggak tahu Abu Janda sudah ke sana atau belum,” kata Ustadz Felix Siauw.

Ustadz Felix Siauw juga menjelaskan bahwa bendera yang disebut Abu Janda sebagai bendera Rasulullah itu adalah bendera Turki Utsmani. 

“Apa yang dikatakan Abu Janda itu bisa termasuk kebohongan publik.” [Ibnu K/]

Sumber :Tarbiyah.net

Akhlak Rasulullah: Mengubah Musuh Menjadi Kawan

Akhlak Rasulullah: Mengubah Musuh Menjadi Kawan


10Berita , JAKARTA — Hal pertama yang diutamakan Rasulullah SAW adalah soal akhlak. Saat ditanya apakah yang harus dilakukan terhadap para tawanan, Rasulullah SAW menjawab, perlakukanlah mereka dengan baik. Jangan menyiksa mereka. Berikanlah makanan dan minuman kepada mereka secara saksama. Di satu sisi, membunuh para tawanan mungkin saja dapat meruntuhkan mental kubu musuh.

Namun, itu bukanlah cara yang dipilih Rasulullah SAW. Pemimpin paripurna ini lebih memilih memaklumkan tebusan kepada pihak musuh untuk menebus beberapa dari mereka.Sejumlah tawanan yang bisa membaca dan menulis justru hanya diperintahkan untuk menebus kebebasannya dengan mengajarkan literasi kepada anak-anak Muslim.

Rasulullah SAW juga menjadikan kemenangan sebagai momentum mengajarkan akhlak kepada umat manusia. Sebelumnya, kaum Quraisy mengalami degradasi moral yang luar biasa karena tidak bisa menggempur kekuatan pasukan Islam. Sebaliknya, kekuatan militer Madinah makin jauh melampaui Makkah.

Pada 20 Ramadhan atau delapan tahun setelah hijrahnya, Rasulullah SAW memimpin sekitar 10 ribu orang pasukan dari Madinah dan sekitarnya untuk bergerak memasuki Makkah. Tidak ada perlawanan yang berarti dari kaum Quraisy.

Mereka yang berpuluh tahun silam menyiksa para pengikut Nabi Muhammad SAW, kini menjadi lemah tak berdaya. Sebagiannya malah ketakutan melihat berduyun-duyun pasukan Islam datang mendekat.

Dengan situasi yang amat menguntungkan itu, apa yang dilakukan Rasulullah SAW? Beliau tidak menunjukkan rasa dendam. Sebaliknya, Rasulullah SAW memaklumkan keselamatan bagi siapa saja yang memasuki Masjid al- Haram dan bahkan rumah Abu Sufyan, seorang pemimpin Quraisy, atau rumah masing-masing.

Setiap orang hanya perlu tinggal dengan selamat di kediamannya sambil menyaksikan langsung betapa besar kini kekuatan umat yang pada awalnya lemah. Sasaran penghancuran Rasulullah SAW hanya satu: berhala-berhala yang selama ini mengotori Rumah Allah.

Melalui tindakannya, Nabi SAW mengajarkan pentingnya pengampunan, alih-alih melanggengkan benci atau dendam. Dengan perkataan lain, mengubah musuh menjadi kawan di dalam bingkai Islam. 

Sumber : Republika Online