OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Jumat, 08 Desember 2017

Dosa Tersembunyi

Dosa Tersembunyi

10Berita ,  JAKARTA -- Syahdan, seorang ulama sufi terkemuka di Marwah, Basrah, berteman dengan seorang ahli ibadah yang baru tobat dari maksiat. Dia rajin shalat malam dan selalu puasa Senin-Kamis. Pada suatu ketika, Manshur bin Ammar, nama ulama itu, putus kontak dari temannya. Khalayak mengabarkan jika dia sedang sakit. Manshur pun pergi ke rumah si fulan untuk menjenguknya. Anak perempuannya lantas menemui Manshur. Dia pun mengantar Manshur menemui ayahnya.

Si sakit ternyata sedang tidur di ranjang di tengah rumah. Mukanya menghitam, matanya berlinang air mata dan bibirnya bengkak. Manshur lantas berkata kepadanya, "Wahai saudaraku, perbanyaklah berkata laila ha illallah." Dia pun membuka mata dan menatap mata Manshur dengan tajam lalu tak sadarkan diri.

Manshur mengulanginya hingga tiga kali. Pada bisikan ketiga, temannya itu bangun. Dia berkata kepada Manshur. "Wahai Manshur, aku telah terhalang dari kalimat itu. Lidahku kelu tidak mampu mengucapkannya." Manshur lantas bergumam, "La hawla wala quwwata illa billahil aliyyil adhim' (tiada daya dan tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah yang Mahatinggi dan Mahaagung). "Wahai saudaraku, di manakah shalat, puasa, dan tahajudmu?"

Temannya pun membuat pengakuan. Dia bertobat bukan untuk Allah. Tobatnya hanya palsu. Semua ibadah itu dilakukan hanya untuk dihormati orang. Ibadahnya menghilang saat sedang menyepi sendiri. "Bila aku menyepi seorang diri, aku masuk ke dalam rumah dan menutup gorden. Aku minum khamar dan menentang Allah dengan kemaksiatan-kemaksiatan," kata temannya Manshur.

Saat dia ditimpa penyakit hingga hampir wafat, dia lantas menyuruh anak perempuannya untuk mengambilkan mushaf. Kemudian, dia berdoa, "Ya Allah, demi Allah yang menurunkan Alquran yang agung dengan kebenaran, mohon sembuhkanlah aku! Aku berjanji tidak akan kembali melakukan dosa untuk selamanya," kata dia, seperti dituturkan Manshur. Allah pun mengabulkan doanya. Dia sembuh dari penyakitnya.

Setelah sembuh, dia kembali sering melakukan maksiat. Uangnya dihamburkan di jalan haram. Dia terlena dalam kesenangan dunia hingga beberapa lama. Sampai pada suatu hari, dia kembali diserang penyakit. Kondisi badannya terus memburuk hingga sekarat.

Si fulan ini kemudian kembali memerintahkan keluarganya untuk membawakan mushaf. Lantas, dia pun mulai membaca Alquran. "Lalu aku pegang mushaf itu seraya berdoa, 'Ya Allah, demi Allah yang telah menurunkan kitab-Mu yang mulia, mohon sembuhkanlah aku dari penyakitku ini."

Allah masih mendengar doa fulan. Penyakitnya pun kembali disembuhkan. Nyatanya si fulan kembali terjerembap ke jurang dosa. Seperti biasa, dia kembali meminta keluarganya mengambil mushaf. Hanya, matanya kali ini sudah tidak bisa membaca.

Dia kemudian bercerita kepada Manshur. Saat berdoa kepada Allah SWT untuk memohon kesembuhan, tiba-tiba terdengar suara seperti orang memanggil. "Engkau bertobat tatkala engkau sakit dan kembali ke perbuatan dosa saat engkau sembuh. Betapa banyak dia menyelamatkanmu dari kesusahan dan betapa banyak dia menyingkap musibah saat engkau diuji. Tidakkah engkau takut kematian mendatangimu saat engkau bergumul dengan dosa yang kau mainkan?'

Usai mendengar kisah si fulan, Manshur pun keluar dari rumahnya sambil berderai air mata. Belum sampai Manshur tiba di depan rumah, sampailah berita bahwa si fulan telah meninggal dunia. (Dikutip dari buku Taubat dari Dosa yang Tersembunyi karangan Fariq Gazim Anuz).

Sumber : Republika.co.id

Agar Kita Terhindar dari Dosa Tersembunyi

Agar Kita Terhindar dari Dosa Tersembunyi

10Berita ,  JAKARTA -- Melakukan dosa tersembunyi saat tidak bersama dengan handai taulan dan beribadah dalam suasana ramai pernah diramalkan Rasulullah SAW. Dalam hadis dari Tsauban, dikisahkan bahwa orang-orang itu menerjang apa yang diharamkan Allah SWT saat sedang bersepian.  "Sungguh saya telah mengetahui bahwa ada suatu kaum dari umatku yang datang pada hari kiamat dengan membawa kebaikan sebesar Gunung Tihamah yang putih. Kemudian Allah menjadikannya debu berterbangan. Tsauban bertanya, 'Wahai Rasulullah, sebutkanlah ciri-ciri mereka dan jelaskanlah perihal mereka agar kami tidak menjadi seperti mereka tanpa disadari.' Rasulullah bersabda, 'Sesungguhnya mereka adalah saudara kalian dan dari golongan kalian. Kulit mereka sama dengan kulit kalian, mereka shalat malam sebagaimana kalian, tetapi mereka adalah kaum yang jika bersepian. Mereka menerjang hal yang diharamkan Allah."(HR Ibnu Majah).

Makna hadis Tsauban, yakni menerangkan sifat-sifat manusia. Di antara mereka, ada yang bermaksiat saat sendiri dan hatinya memang menentang Allah. Manusia lainnya bermaksiat saat sendiri karena dikalahkan syahwatnya. Padahal, seharusnya keimanannya mampu mencegah dirinya untuk bermaksiat. Namun, dalam beberapa kondisi, syahwatnya telah menguasainya dan membutakannya. Syahwat itu menjadikan pemiliknya buta dan tuli. Akhirnya, dia pun terjerembap dalam lembah dosa.

Dosa-dosa tersembunyi dilakukan seakan Allah tak bisa mengetahui apa yang disembunyikan. Sudah sejak lama seorang Muslim diajarkan bahwa Allah lebih dekat daripada urat leher seseorang. Dalam Asmaul Husna, Allah pun memiliki sifat Maha Mengetahui atau al-Khabir. Allah merupakan Zat Pencipta yang lebih tahu apa yang diciptakan. Allah juga mengetahui mana yang khianat dan apa yang tersembunyi dalam dada. Lantas, mengapa manusia masih melakukan dosa 'tersembunyi'?

Fariq Gazim Anuz menguraikan beberapa hal agar kita tidak melakukan dosa tersembunyi. Pertama, tobat dari dosa yang berulang. Seorang pendosa setelah menyadari dan mengakui kesalahan dan dosanya kemudian bertekad untuk tidak mengulanginya sambil beristighfar, tobatnya akan diterima dengan seizin Allah SWT. Allah yang Maha Pengampun pun memberi motivasi kepada para pendosa agar tidak berputus asa dalam bertobat. "Wahai hamba-Ku yang telah melampaui batas terhadap diri mereka sendiri (dengan perbuatan maksiat), janganlah kalian berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sungguh, Dialah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."(QS az-Zumar [39]:53).

Berikutnya, menumbuhkan perasaan selalu diawasi Allah. Adanya rasa bahwa Allah dekat dan mengawasi makhluk-Nya akan membuat kita takut berbuat dosa. Allah yang Maha Menyaksikan atas segala sesuatu bersama dengan kita di belahan dunia manapun kita berada. Ibnu Rajab Rahimahullah pernah berkata dalam kitabnya Syarhu Kalimat al Ikhlas. "Seorang lelaki pernah merayu seorang wanita di tengah gurun pasir pada malam hari. Namun, si wanita menolak. Lelaki itu berkata, 'Tak ada yang melihat kita kecuali bintang-bintang.' Kemudian, dijawab si perempuan. 'Lantas ke manakah pencipta bintang-bintang itu?'"

Tak hanya itu, perasaan malu pun selayaknya ditumbuhkan untuk menghindari dosa. Sebagai bagian dari iman, malu akan membuat seorang hamba menjaga diri. Sebagaimana wasiat Rasulullah SAW, "Bersikap malulah kalian kepada Allah. Para Sahabat menyatakan: Wahai Rasulullah, kami telah bersikap malu kepada Allah, Alhamdulillah. Nabi bersabda: Bukan demikian. Tapi, sesungguhnya sikap malu dengan sebenar-benarnya kepada Allah adalah menjaga kepala dan apa yang ada padanya, menjaga perut dan yang dikandungnya, dan mengingat kematian dan akan datangnya kebinasaan, dan barang siapa yang menginginkan kehidupan akhirat dan meninggalkan perhiasan dunia. Barang siapa yang melakukan hal itu, maka ia telah bersikap malu dengan sebenar-benarnya kepada Allah."(HR at-Tirmidizi, an-Nasai).

Sumber : Republika.co.id

Mengingat Kembali Al Aqsa Sebagai Kiblat Pertama Umat Muslim

Mengingat Kembali Al Aqsa Sebagai Kiblat Pertama Umat Muslim


10Berita , GAZA -- Masjid al-Aqsha (Masjidil Aqsha) adalah kiblat pertama umat Islam dan merupakan salah satu tempat Rasulullah SAW dalam perjalanan Isra. Dalam as-Sirah, ketika menjelaskan peristiwa Isra Mi’raj, Ibnu Ishaq menuturkan, “Rasulullah SAW lalu diperjalankan dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha yaitu Baitul Maqdis di Ilya.”

Mahasuci (Allah), yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami... (QS. al-Isra: 1)

Dikutip dari Ensiklopedia Sirah Nabi Muhammad SAW, bahwa disebut aqsha (terjauh) karena jauhnya jarak antara Masjidil Aqsha dengan Masjidil Haram. Bagi umat Islam, Masjidil Aqsha adalah masjid yang dimulaikan untuk diziarahi. Allah SWT menyebut Masjidil Aqsha sebagai tempat yang sekelilingnya diberkahi. Berkah tersebut mencakup keberkahan dalam bidang agama dan bidang dunia.

Keberkahan di bidang agama karena merupakan tempat turunnya para nabi, sedangkan keberkahan dunia karena dikelilingi oleh kebaikan-kebaikan duniawi, yaitu terdapatnya sungai-sungai, pohon-pohon, dan buah-buahan yang semua itu menjadi sebab terpenuhnya kehidupan dan bahan makanan.

Masjidil Aqsha adalah masjid kedua yang dibangun di atas bumi sebagaimana hadits Abu Dzar yang diriwayatkan oleh al-Bukhari dan muslim. Dia berkata, “Aku bertanya, ‘Waha Rasulullah! Masjid manakah yang pertama dibangun di mukan bumi?’ Beliau menjawab, ‘Masjidil Haram.’ Aku bertanya lagi, ‘Kemudian masjid mana?’ Beliau menjawab, ‘Masjidil Aqsha.’ Aku bertanya lagi, ‘Berapa jarak (pembangunan) antara keduanya?” Beliau menjawab, ‘Empat puluh tahun.’”

Terdapat perbedaan pendapat mengenai siapakah yang pertama membangunnya. Pendapat pertama menyatakan bahwa yang pertama adalah salah seorang putra Nabi Adam AS. Pendapat kedua menyatakan bahwa yang pertama membangunnya adalah para malaikat kemudian sebagian besar para nabi merawatnya.

Disebutkan bahwa Nabi Ibrahim AS memperkokoh bangunannya. Demikian pula yang dilakukan oleh Nabi Ya’qub AS dan dan yang dilakukan Nabi Dawud AS serta putranya, Nabi Sulaiman AS. ketika Umat Islam menaklukan Al-Quds pada tahun 15 Hijriah, Khalifah Umar ibnu al-Khaththab memasuki pelataran Masjidil Aqsha dan mengatakan, “Demi Allah! Inilah masjid Dawud AS, Rasulullah SAW  telah mengabarkan kepada kami bahwa di sinilah beliau di-isra’-kan.” Umar ra lalu memerintahkkan agar Masjidil Aqsha dipugar.

Semenjak ditaklukkan oleh umat Islam, masjid tersebut menjadi perhatian para khalifah. Adapun yang paling terkenal melakukan pemugaran adalah al-Walid bin Abdil Malik yang berasal dari Daulah bani Umayah pada tahun 72 Hijriah.

Pada tahun 1099 Masehi, Pasukan Salib menyerbu kota al-Quds, mengepung, mendudukinya, serta membantai laki-laki, perempuan, dan anak-anak. Panglima Salib Raymonf memasuki pelataran Masjidil Aqsha di antara mayat-mayat yang berserakan dan darah yang mengalir. Al Quds jatuh di bawah pendudukan Tentara Salib selama 91 tahun.

Kegelapan al-Aqsha tidak berlangsung lama sebab atas izin Allah, pada tahun 1887 Masehi, Shalahuddin al-Ayyubi berangkat menuju al-Quds dan berhasil merebutnya kembali. Setelah itu, para khalifah Daulah bani Ayyubiyah memberikan perhatian terhadap Masjidil Aqsha.

Masjidil Aqsha (disebut juga dengan Baitul Maqdis dan al-Quda) sangat populer di Palestina dan dunia. Saat wilayah tersebut di bawah cenkeraman Yahudi-Israel. Masjidil Aqsha adalah satu dari tiga masjid yang menjadi tujuan perjalanan reliqi karena disunnahkan mendatangi dan berziarah ke sana.

Kota tempat Masjidil Aqsha berdiri disebut kota al-Quds, kaum Yahudi menyebutnya Yerusalem atau Orshalim. Sebuah nama berbahasa Kan’an Arab yang mereka ubah menjadi Orsalim. Sama halnya mereka mengubah Birsyabi dari yang semula Bi’r as-Sab’.

Masjidil Aqsha merintih dan meminta belas kasih dunia, semenjak Yahudi-Israel merampas dan menjajah al-Quds pada tahun 1967 Masehi.

Sumber:Republika Online

Yang Harus Dibunuh (Sesuai Anjuran Nabi) Itu Cicak Apa Tokek? Ini Penjelasannya

Yang Harus Dibunuh (Sesuai Anjuran Nabi) Itu Cicak Apa Tokek? Ini Penjelasannya


Pertanyaan:
Assalamu ‘alaikum wr. wb.
1. Saya pernah mendengar bahwa kita diperintah untuk membunuh cecak. Apa benar ada perintah seperti itu? Mohon diberikan dalilnya ustadz.

2. Saya masih bingung sebenarnya yang harus dibunuh itu cecak atau tokek? Sebab saya menemukan fatwa yang berbeda-beda, kadang dibilang cecak dan kadang dibilang tokek. Mana yang benar? Mohon penjelasan dari ustadz. Terima kasih.

Jawaban:
Assalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Memang benar bahwa ada nash-nash dari hadits nabawi yang menyebutkan bahwa Rasulullah SAw memerintah kita untuk membunuh cecak.

Hanya saja yang jadi masalah terkait dengan penerjemahan dari bahasa Arab aslinya. Nash aslinya bahwa Nabi SAW memerintahkan kita untuk membunuh hewan yang disebut sebagai wazagh. Ada dua masalah dalam hal ini :

Pertama : masalah cara penerjemahannya dari hewan wazagh ini, yang kadang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia sebagai cecak, dan kadang diterjemahkan sebagai tokek. Para ulama di Indonesia banyak berbeda pendapat ketika menterjemahkannya.

Kedua : apa ‘illat di balik perintah untuk membunuh wazagh ini. Kenapa ujug-ujug Rasulullah SAW memerintahkan kita untuk membunuh hewan ini? Sementara secara umum kita dilarang membunuh hewan tanpa alasan yang pasti. Disini para ulama memang berbeda pendapat.

Sebelum pembahasan lebih lanjut, mari kita baca dulu beberapa nash tersebut

A. Nash Terkait Perintah Membunuh Wazagh
Sebenarnya ada cukup banyak nash hadits yang menyebutkan bahwa Rasulullah SAW memerintahkan kita sebagai umatnya untuk membunuh wazagh. Di antaranya hadits-hadits berikut :

1. Hadits Sa’ad bin Abi Waqqash

أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَمَرَ بِقَتْلِ الْوَزَغِ وَسَمَّاهُ فُوَيْسِقًا

Dari Sa’ad bin Abi Waqqash, dia berkata bahwa Nabi SAW memerintahkan untuk membunuh wazagh. Dan beliau SAW menjulukinya sebagai fuwaisiq”. (HR. Muslim).

2. Hadits Abu Hurairah

مَنْ قَتَلَ وَزَغَةً فِيْ أَوَّلِ ضَرْبَةٍ فَلَهُ كَذَا وَكَذَا حَسَنَةٌ وَمَنْ قَتَلَهَا فِيْ الضَّرْبَةِ الثَّانِيَةِ فَلَهُ كَذَا وَكَذَا حَسَنَةٌ لِدُوْنِ الْأُوْلَى وَإِنْ قَتَلَهَا فِيْ الضَّرْبَةِ الثَّالِثَةِ فَلَهُ كَذَا وَكَذَا حَسَنَةٌ لِدُوْنِ الثَّانِيَةِ

Dari Abu Hurairah radhiyallahuanhu bahwa Rasulullah SAW bersabda,”Siapa yang membunuh wazaghah pada pukulan pertama maka dia akan mendapatkan pahala sekian dan sekian. Dan siapa yang membunuhnya pada pukulan yang kedua maka dia akan mendapatkan kebaikan sekian-dan sekian di bawah kebaikan yang pertama. Dan siapa yang membunuhnya pada pukulan ketiga, maka dia akan mendapatkan kebaikan sekian dan sekian di bawak kebaikan yang kedua.” (HR. Muslim)

3. Hadits Ummu Syuraik

عن أم شريك رضي الله عنها أن رسول الله صلى الله عليه وسلم أمر بقتل الوزغ، وقال: ” وكان ينفخ على إبراهيم عليه السلام

Dari Ummu Syarik radhiallahuanha bahwa Nabi SAW memerintahkan untuk membunuh wazagh. Beliau menyatakan, “Dahulu wazagh yang meniup dan memperbesar api yang membakar Ibrahim.” (HR. Muttafaq ‘alaih).

4. Hadits Aisyah

Pembantu Fakih bin Al-Mughirah bertanya kepada Aisyah radhiyallahuanha yang membunuh wazagh.

دخلت على عائشة رضي الله عنها فرأت في بيتها رمحاًً موضوعة، فقالت: يا أم المؤمنين ما تصنعين بهذا ؟ قالت: نقتل به الأوزاغ، فإن نبي الله أخبرنا أن إبراهيم لما ألقي في النار لم يكن في الأرض دابة إلا أطفأت عنه ،إلا الوزغ، فإنه كان ينفخ عليه، فأمر رسول الله صلى الله عليه وسلم بقتله

Aku mendatangi Aisyah dan melihat di rumah beliau ada tombak yang menancap. Dia bertanya,”Wahai Aisyah, apa yang telah Anda lakukan?”. Aisyah menjawab,”Kami membunuh wazagh. Sesungguhnya Nabi SAW menceritakan bahwa ketika Nabi Ibrahim diceburkan ke api, semua hewan melata berupaya mematikan apinya, kecuali wazagh. Wazagh justru meniupkan api. Maka Rasulullah SAW memerintahkan untuk membunuh wazagh. (HR. Ibnu Hibban).

Imam An-Nawawi menjelaskan bahwa para ulama sepakat bahwa cicak/tokek termasuk hewan kecil yang mengganggu.”

Al-Munawi mengatakan bahwa Allah memerintahkan untuk membunuh cicak/tokek karena hewan itu memiliki sifat yang jelek, yaitu konon dahulu hewan inilah yang meniup-niup api yang membakar Ibrahim sehingga menjadi besar.”

B. Makna Wazagh : Cecak Atau Tokek?
Tokek dalam bahasa Arab disebut dengan kata Saamm Abrash. Nama ilmiahnya Gecko gekko. Binatang ini masih satu famili dengan cicak ( Arab : al-wazagh ), yaitu famili Geckonidae. Nama ilmiah cicak Cosymbotus platyurus. Sedangkan cecak dalam bahasa Arab disebut dengan sihliyah (سحلية).

Tiga dalil hadits di atas diterjemahkan dengan agak ragu, atas makna wazagh (وَزَغ), sehingga dituliskan menjadi cecak/tokek. Sebagian kalangan menterjemahkannya sebagai cecak, namun sebagian lagi menterjemahkan sebagai tokek.

Lalu mana yang benar, apakah yang dimaksud itu cecak, tokek atau memang keduanya?

1. Pendapat Pertama: Cecak dan Tokek Sama Haramnya
Sebagian ulama menganggap tokek dan cicak masih satu jenis, sehingga hukum tokek sama dengan hukum cicak, yaitu haram. Imam Nawawi berkata, bahwa menurut ahli bahasa Arab, cicak (al-wazagh) masih satu jenis dengan tokek ( saam abrash ), karena tokek adalah cicak besar.

Pengarang kitab Aunul Ma’bud menerangkan bahwa, “Cicak itu ialah binatang yang dapat disebut juga tokek.

Imam Syaukani berkata bahwa tokek adalah salah satu jenis cicak dan merupakan cicak besar.

Syihabuddin Asy-Syafii dalam kitabnya, At-Tibyan limaa Yuhallal wa Yuharram min al-Hayaman, mengatakan bahwa berdasarkan penjelasan di atas, hukum haramnya cicak dapat juga diterapkan pada tokek, karena cicak dan tokek dianggap satu jenis. Maka tokek pun hukumnya haram.

2. Pendapat Lainnya
Sementara sebagian pendapat mengatakan bahwa yang diharamkan itu tokek dan bukan cecak. Sebab makna wazaghlebih lebih tepat diartikan sebagai tokek dan bukan cecak. Bahasa Arabnya cecak adalah sihliyah (سحلية).

Wallahu a’lam bishshawab, wassalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Ahmad Sarwat, Lc., MA

Sumber: rumahfiqih.com

Yerusalem di Antara Abu Janda dan Donald Trump

Yerusalem di Antara Abu Janda dan Donald Trump



10Berita - Abu Janda dan Donald Trump hidup di dunia yang berbeda. Yang pertama moncer namanya di alam maya, dikenal khususnya oleh warganet di Indonesia. Yang kedua, seorang presiden AS dan tentu saja eksistensinya ada di dunia nyata. Tapi soal Yerusalem, keduanya memiliki kesamaan.



Permadi Arya, nama asli Abu Janda, mengaku seorang anggota Banser NU. Di media sosial, dia mentasbihkan dirinya sendiri sebagai seorang ustad. Tapi, setiap status yang ditulisnya selalu menyerang Islam dan membela Ahok. Tak heran jika dia kerap disebut Ahoker.

Saat kasus penistaan agama yang dilakukan Ahok sedang panas-panasnya, Abu Janda bagai seorang "die hard" mantan gubernur DKI Jakarta itu. Mati-matian dia membela Ahok dengan segala dalih. Bukan cuma bertahan, tapi juga menyerang umat Islam yang menuntut keadilan. 

Setelah Ahok dipenjara, kelakuan Abu Janda tak berubah. Malah makin menjadi-jadi. Reuni 212 contohnya. Habis-habisan dia membully acara dan umat Islam yang hadir. Dan puncaknya saat di ILC yang justru menjadi backfire buat Abu Janda. 

Kedoknya terbuka. Aibnya terkuak. Dia pun akhirnya mengaku bukan ustad saat merespons Felix Siauw. Di forum itu pula, Abu Janda layak disebut penista agama seperti Ahok karena mempertanyakan hadits Rasulullah saw dan menyebutnya dhoif.

Hanya berselang satu hari setelah kehebohan Abu Janda, dunia terhenyak. Kali ini bukan hanya di jagat maya, tapi juga alam nyata. Presiden AS Donald Trump dengan penuh percaya diri dan pongahnya menyatakan bahwa Yerusalem adalah ibu kota Israel. 

Sontak saja suara-suara perlawanan menggema. Dari Presiden Turki Reccep Tayip Erdogan hingga Presiden Jokowi. Umat Islam marah. DK PBB segera menggelar sidang darurat. Lalu Hamas siap melawan dengan gerakan intifadha yang melegenda itu.

Yerusalem, atau Baitul Maqdis bagi umat Islam adalah Tanah Suci. Episode demi episode sejarah Islam, semua tersimpul dengan kokoh dengan Baitul Maqdis.  Di tanah inilah sekitar 2/3 nabi dan rasul yang kita kenal, lahir, berdakwah dan dimakamkan.  

Di tanah ini pula ada Masjidil Aqsha. Kiblat pertama umat Islam dan tempat Rasulullah saw diperjalankan Allah swt ke langit ke tujuh melalui Isra' Mi'raj.

Baitul Maqdis ibarat visualisasi surat Al Faatihah. Jika Al Faatihah adalah rujukan dari semua kandungan surat dalam Al Quran, maka Baitul Maqdis adalah rujukan atau panduan kita dalam mempelajari sejarah Islam itu sendiri.



Lalu, semua itu kini telah dirampas oleh Donald Trump. Cukup dengan dia bicara di atas podium, disiarkan ke seantero dunia dan kemudian Baitul Maqdis berpindah tangan.

Trump tak hanya melakukan tindakan ahistoris karena tak ada alasan sejarah sedikitpun yang bisa membenarkan Israel hidup di Yerusalem. Tapi lebih dari itu, Trump jelas sekali telah melakukan penistaan agama kepada umat Islam, sama dengan yang dilakoni Abu Janda.

Jadi, hari-hari ini dan ke depannya, kita seperti menyaksikan lomba lari 100 m. Para pelari berpacu saling berkejaran menuju garis finish. Persis seperti itulah penistaan terhadap Islam. Mereka berlomba-lomba membully, mengecam hingga membuat kebijakan yang menyudutkan umat Islam. 
Tak hanya di dunia maya, tapi juga alam nyata.

Dunia sedang dalam frekuensi yang sama. Di Indonesia marak penistaan Islam, di belahan dunia lain pun demikian. Seperti yang dipertontonkan Abu Janda dan Donald Trump saat ini.

Erwyn Kurniawan
Pemimpin Redaksi Wajada

Sumber : Wajada

Merinding... Begini Ulasan Ust Felix Siauw Soal Palestina

Merinding... Begini Ulasan Ust Felix Siauw Soal Palestina


10Berita - Dai muda Ustadz Felix Siauw angkat bicara terkait persoalan bangsa Palestina. Hal ini menyusul tindakan konyol Donald Trump yang mengklaim Al-Quds sebagai Ibu Kota Israel.

Dengan semangat dan tanpa tedeng aling-aling, Ustadz Felix menyampaikan fakta-fakta sejarah yang selama ini cenderung ditutupi. Felix juga membongkar maksud buruk Amerika di balik klaim tersebut.

"Pemerintah US mengatakan ini semua (sebagai) bagian dari proses pencarian perdamaian antara Israel dan orang-orang Palestina, padahal yang terjadi justru sebaliknya." tulis Ustadz Felix di akun fesbuk resminya pada Jum'at (8/12/17) pagi mengomentari pernyataan Trump soal klaim Al-Quds sebagai Ibu Kota Israel.

Pasalnya, jika dilihat dari sejarah panjang perjuangan umat Islam, Al-Quds dan tanah Timur Tengah merupakan milik kaum Muslimin, warisan dari Khalifah Umar bin Khaththab.

"Tanah itu tetap menjadi milik Muslim, disuburkan dengan darah para mujahid, diberkahi dengan ulamanya, dan akhlak pendukung keturunan para Nabi," lanjutnya bersemangat.

Sayangnya, kaum Muslimin dizhalimi oleh Inggris dan Prancis yang datang menjajah Palestina setalah perang dunia pertama. Secara sepihak, kedua negara ini memberikan Palestina kepada Yahudi melalui perjanjian zalim Sykes-Picot.

Waktu berjalan, Ingris bersekutu dengan Amerika dan PBB hingga Israel disahkan pada tahun 1948. Setelah itu dan sampai kini, Muslim Palestina dizalimi dan dijajah oleh Yahudi Israel dan sekutunya atas dalih melawan teroris.

Setelah klaim Trump bahwa Al-Quds merupakan Ibu Kota Israel, Felix menyatakan, Amerika menantang umat Islam internasional dengan nada meremehkan.

"Sesungguhnya Amerika sedang menguji kita, kaum Muslim, seolah mengatakan, 'Anda mau apa seh?'".

Di akhir unggahannya, Felix mengajak umat Islam bersatu. Ia juga mengapresiasi pernyataan tegas Presiden Turki Recep Tayyib Erdogan yang tegas menentang keputusan Trump.

"Pemimpin Turki erdogan sudah mengawalinya dengan pidato yang herois, siap membela kehormatan Al-Aqsha. Mari kita berdoa bahwa ini adalah momen persatuan dunia." tegasnya.

Sumber : beritaislam24h.info

Mengapa Allah Tak Binasakan Israel? Jawaban Syaikh Al Azhar Bikin Ustadz Abdul Somad Terhenyak

Mengapa Allah Tak Binasakan Israel? Jawaban Syaikh Al Azhar Bikin Ustadz Abdul Somad Terhenyak


10Berita-Israel semakin pongah. Terlebih ketika Presiden Amerika Serikat Donald Trump mendeklarasikan Jerusalem (Al Quds) menjadi ibu kota Israel. Amerika juga akan memindahkan kedutaan besarnya dari Tel Aviv ke Al Quds.

Mengapa Allah tidak membinasakan Israel yang semakin pongah mau menguasai masjid Al Aqsa?

Pertanyaan tersebut pernah dilontarkan Ustadz Abdul Somad yang saat itu masih menjadi mahasiswa kepada Syaikh Muhammad Jibril.

“Wahai Syaikh, kaum Ad binasa, kau Tsamud binasa, kaum Madyan binasa, kaum Iram binasa, kaum Fir’aun binasa, kenapa Allah tidak membinasakan kaum Israel ini?”

Syaikh Muhammad Jibril tersenyum.

“Yabni (anakku)…” kata Syaikh Muhammad Jibril mengawali jawabannya. “Seandainya Allah membinasakan kaum Israel ini, lalu apa yang tersisa untukmu?”



Mendengar jawaban dosen tafsir Universitas Al Azhar itu, Ustadz Abdul Somad terdiam.

“Allah sengaja menyisakan kaum ini sebagai medan jihad kita menolong agama Allah Subhanahu wa Ta’ala.”

Kini… Palestina kembali terluka. Al Quds akan dirampas dan dicaplok zionis Israel. Termasuk Masjid Al Aqsa yang merupakan masjid suci ketiga dan kiblat pertama umat Islam. 


Sumber : Tarbiyah

Ternyata Makhluk Halus Takut dengan Manusia

Ternyata Makhluk Halus Takut dengan Manusia

10Berita ,  JAKARTA -- Kitab yang ditulis Badruddin bin Abdullah as-Syibly, yang berjudul Ajaib wa Gharaib al-Jin ini, adalah entri penting yanng memperluas cakrawala seputar jin. Kitab yang manuskripnya ditemukan pertama kali dengan judul Akam al-Marjan fi Ahkam al-Jan ini, memuat beberapa bahasan penting yang menjawab secara fundamental apa pun terkait bangsa halus tersebut.

Aura mistis begitu melekat begitu bersinggungan atau sekadar membahas jin, setan, makluk halus, atau mereka yang sejenis. Bahkan,  sering kali kita manusia dibuat takut dan tak berani bertatap muka.

Padahal, tahukah Anda, jika ternyata makhluk halus dari bangsa jin itu justru takut dengan kita, umat manusia. Ini dengan catatan bila kita memiliki keberanian yang ditopang dengan iman kuat terhadap Allah SWT.

Kisah Mujahid bin Jabir, tokoh terkemuka generasi tabiin ini menegaskan fakta tersebut. Cerita ini seperti dinukilkan dari kitab Gharaib wa 'Ajaib al-Jin karangan Dalam kitab tersebut, seperti diriwayatkan dari Ibn Abi ad-Dunya, Mujahid mengisahkan, suatu ketika ia hendak melaksanakan shalat pada pertengahan malam.

Belum juga melakukan takbiratul ihram, tiba-tiba sosok misterius seusia anak remaja muncul tepat di depannya. Spontan, Mujahid bergegas hendak menangkapnya.

Namun, sosok yang ternyata adalah jin tersebut berdiri lalu loncat. Saat hendak kabur itulah, ia terjatuh di belakang dinding, hingga suaranya terdengar keras. Ketika itu juga ia tidak kembali lagi, ujar Mujahid.

Ketahuilah mereka itu sebenarnya takut kalian, sebagaimana kalian takut mereka, kata Mujahid lagi.

Penegasan lain juga disampaikan Yahya bin al-Jazzar. Ia melihat Abu Syur'ah takut memasuki toilet yang berada di luar rumah pada tengah malam. Yahya pun memintanya agar tak takut. Sesungguhnya yang engkau takuti itu lebih terbirit-birit (ketika melihatmu), kata Yahya.

Mujahid pun kembali berpesan, ketika kita melihat bangsa jin (setan, memedi, makhluk halus, dll), janganlah kalian lari tunggang-langgang yang membuat kalian sendiri trauma. Tetapi, hadapilah dia akan pergi sendiri, ujarnya berpesan. Bagaimana, Anda berani berhadap-hadapan dengan setan?

Sumber : Republika.co.id

MEMBASMI GENERASI “HOME SERVICE”

MEMBASMI GENERASI “HOME SERVICE”

10Berita - *Apa itu generasi “HOME SERVICE?”*

Generasi “HOME SERVICE” adalah generasi yang selalu minta dilayani. Ini terjadi pada anak-anak yang hidupnya selalu dilayani oleh orangtuanya atau orang yang membantunya.

Mulai dari lahir mereka sudah diurus oleh pembantu, atau yang punya kekayaan berlebih diasuh oleh Babysitter yang setiap 24 jam siap di samping sang anak. Kemana-mana anak diikuti oleh babysitter. Bahkan sampai umur 9 tahun saja ada Babysitter yang masih mengurus keperluan si anak karena orangtuanya sibuk bekerja.

Anak tidak dibiarkan mencari solusi sendiri. Contoh kecil saja, membuka bungkus permen. Karena terbiasa ada babysitter atau ART, anak dengan mudahnya menyuruh mereka membukakan bungkusnya. Tidak mau bersusah payah berusaha lebih dulu atau mencari gunting misalnya.

Contoh lain memakai kaus kaki dan sepatu. Karena tak sabar melihat anak mencoba memakai sepatunya sendiri maka orang dewasa yang di sekitarnya buru-buru memakaikan kepada anak.

Saat anak sudah bisa makan sendiri, orangtua juga seringkali masih menyuapi karena berpikir jika tidak disuapi makannya akan lama dan malah tidak dimakan.

Padahal jika anak dibiarkan tidak makan, maka anak tidak akan pernah merasa apa namanya lapar. Dan saat lapar datang seorang anak secara otomatis akan memasukkan makanan ke dalam mulutnya.

Bagaimana dia akan belajar makan sendiri jika dia tidak pernah merasakan apa itu namanya lapar?

Bagaimana dia akan belajar membuat minuman sendiri jika dengan hanya memanggil ART atau babysitter atau orangtuanya saja minuman itu akan datang sendiri kepadanya.

Saya mengutip perkataan seorang Psikolog dari Stanford University, Carol Dweck, beliau menulis temuan dari eksperimennya dalam buku The New Psychology of Success, , “Hadiah terpenting dan terindah dari orangtua pada anak-anaknya adalah tantangan”.

Tapi beranikah semua orangtua memberikan hadiah itu pada anak?

Faktanya saat ini banyak orangtua yang ingin segera menyelesaikan dan mengambil alih masalah anak, bukan memberikan tantangan.

Saat anak bertengkar dengan temannya karena berebut mainan, orangtua malah memarahi teman anaknya itu dan membela sang anak.

Ada pula yang langsung membawanya pulang dan bilang, ”udah nanti Ibu belikan mainan seperti itu yang lebih bagus dari yang punya temanmu..gak usah nangis”.

Padahal Ibu tersebut bisa mengatakan, “Oh kamu ingin mainan seperti yang punya temanmu ya? 
Gak usah merebutnya sayang… kita nabung dulu ya nanti kalau uangnya sudah cukup kita akan sama-sama ke toko mainan membeli mainan yang seperti itu”.

Ada tantangan yang diberikan pada anak bahwa untuk mendapatkan sesuatu yang dia inginkan maka dia harus berusaha.

Dalam keseharian Generasi “HOME SERVICE “ semua pekerjaan rumah tangga tak pernah melibatkan anak. Saat anak membuat kamarnya berantakan langsung memanggil asisten untuk segera merapihkan kembali.

Anak menumpahkan air di lantai, di lap sendiri oleh Ibunya. Anak membuang sampah sembarangan, dibiarkan saja menunggu ART menyapu nanti.

Dalam hal belajar saat anak sulit belajar, orangtua telpon guru les untuk privat di rumah.

Generasi inilah yang nantinya akan melahirkan orang dewasa yang tidak bertanggungjawab.

Badannya dewasa tapi pikirannya selalu anak-anak, karena tak pernah bisa memutuskan sesuatu yang terbaik buat dirinya. 
Sekolah yang carikan orangtua.  
Rumah yang belikan orangtua, 
Kendaraan yang belikan juga orangtua. Giliran berkeluarga yang mengasuh anak dan jadi pembantu di rumahnya juga ya si orangtuanya. 
Kasian banget ya…sudah modalin banyak ternyata orangtua tipe begini hanya akan berakhir jadi pembantu di rumah anaknya sendiri.

Ajaklah anak bermain pada tujuh tahun pertama, disiplinkanlah anak pada tujuh tahun kedua dan bersahabatlah pada anak usia tujuh tahun ketiga.”*_ 

Untuk anak usia 7 sd 14 tahun mulailah mendisiplinkannya., belajar mengerjakan PR sepulang sekolah, menyiapkan buku untuk esok pagi, membantu mencuci piring yang kotor, menyapu halaman rumah dll. Apabila anak umur 7 sd 14 tahun itu tidak melakukan kewajibannya maka perlu diingatkan agar dia menjadi terbiasa dan disiplin.

Untuk anak usia 14 sd 21 tahun maka orangtua perlu menolong anak untuk belajar bagaimana menggunakan waktunya, dan mengajari anak tentang skala prioritas.

Anda yang sudah menjadi orangtua pasti merasakan bagaimana seorang Ibu harus membagi waktunya yang hanya 24 jam itu untuk bisa mengelola sebuah rumah tangga. Pekerjaan yang tiada habisnya. 
Karena itu sebelum anda menjadi depresi sendirian, maka libatkanlah anak anak dalam pekerjaan rumah tangga.

Faktor terpenting dalam meniadakan GENERASI “HOME SERVICE “ adalah peran ayah dalam mengerjakan perkerjaan rumah tangga.

Di Indonesia masih banyak suami yang tidak mau terlibat dalam pekerjaan rumah tangga. Seakan-akan pekerjaan rumah tangga seperti mencuci, menyetrika, mengepel dll itu adalah aib buat seorang suami. Padahal keikutsertaan para ayah dalam pekerjaan rumah tangga, berpengaruh positif terhadap keharmonisan keluarga. 
Sejujurnya, suami yang mau melakukan pekerjaan rumah tangga itu lebih macho dan ganteng dari actor sekaliber Brad Pitt atau Jason Statham.

Jadi sudah siapkah keluarga anda meniadakan GENERASI “HOME SERVICE?” Yuk kita sama sama mulai dari sekarang demi kebaikan dan masa depan anak-anak kelak.

diringkas dari tulisan : Deassy M.D.

Oleh : Yuli RE

PKS Kritisi Kebijakan Holding Sektor Pertambangan

PKS Kritisi Kebijakan Holding Sektor Pertambangan


ist.

Diskusi bertema 'Jangan Jual BUMN' di Komplek DPR Senayan, Jakarta, Rabu (06/12/2017).

10Berita – Sekretaris Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Sukamta mengatakan, BUMN memiliki peran strategis dalam pembangunan dan merupakan bagian dari kedaulatan negara atas sumber-sumber kekayaan negara.

Untuk itu, terangnya, harus ada jaminan agar aset strategis negara yang menguasai hajat hidup orang banyak itu tetap dikuasai negara dan ini amanat konstitusi.

Hanya saja, dikatakan Sukamta, pihaknya mengkritisi kebijakan holding sektor pertambangan, seiring PP Nomor 47/2017 tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara RI ke dalam Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) yang menempatkan PT Antam Tbk, PT Bukit Asam Tbk, ataupun PT Timah Tbk sebagai anak perusahaan PT Inalum.

Baca: 1 Persen Penduduk Indonesia Menguasai Hampir 70 Persen Aset Negara


Padahal, lanjutnya, berdasarkan PP No 72/2016 tentang Tata Cara Penyertaan dan Penatausahaan Modal Negara Pada BUMN dan Perseroan Terbatas menyebutkan, anak perusahaan BUMN adalah perseroan terbatas yang sebagian besar sahamnya dimiliki oleh BUMN atau perseroan terbatas yang dikendalikan oleh BUMN.

Sehingga, ia mengungkapkan, anak perusahaan BUMN yakni PT Antam, PT Timah, dan PT Bukit Asam tidak lagi berstatus BUMN, karena sebagian besar sahamnya tidak lagi dimiliki negara.

“Akibatnya, Pemerintah melalui Menteri BUMN tidak memiliki kewenangan terhadap anak perusahaan BUMN,” ujarnya saat memberikan sambutan dalam diskusi bertema ‘Jangan Jual BUMN’ di Komplek DPR Senayan, Jakarta, baru-baru ini, Rabu (06/12/2017).

“Serangkaian kebijakan ini akan berdampak luas, berpotensi membahayakan BUMN serta aset dan kekayaan bangsa,” tambah Sukamta.

Baca: Aset Negara Bisa Dikuasai Pemerintah China


Ia menilai, cukup sudah kasus Indosat jadi pembelajaran bagi bangsa ini. Dengan perubahan struktur BUMN seperti ini, maka peluang untuk melepas dan mengalihkan saham-saham perusahaan yang bukan lagi masuk definisi BUMN menjadi terbuka.

Apalagi di sisi lain, pemerintah sedang membutuhkan dana segar Rp 500 triliun untuk membiayai proyek infrastruktur yang sudah terlanjur dibangun, membayar utang jatuh tempo, serta untuk divestasi saham PT Freeport senilai Rp 50-100 triliun.

Dengan kebutuhan dana sebesar itu, menurutnya, berbagai cara sudah dilakukan, menaikkan harga dari layanan publik seperti menaikkan tarif listrik, tarif tol, harga BBM, menambah pajak dan menaikkan bunga, lalu melakukan securitisasi asset PT Jasa Marga, dan lain sebagainya.

Karenanya, jelas Sukamta, Fraksi PKS akan terus mengkritisi dan mengawasi Kebijakan Holding BUMN khususnya sektor pertambangan, dengan memastikan bahwa anak perusahaan BUMN yang ada tidak keluar dari strategi besar holding.

Baca: Pemerintah Dihimbau Usut Raibnya Aset Negara Sebesar Rp 6,89 T


Ia mengatakan, perlu transparansi formula proses transisi holding ke dalam BUMN yang masuk dalam skema Holding. Strategi pengelolaan BUMN juga harus dilakukan dalam upaya menguasai dan mengelola pertambangan nasional, sebagaimana amanah UUD 1945 Pasal 33.

“Kami mendorong Good Corporate Government (GCG) dengan konsep Non-Listed Public Company (NLPC). Karena melalui strategi NLPC, pengembangan BUMN dapat berjalan tanpa harus kehilangan BUMN ke tangan asing,” pungkasnya.*

Rep: Yahya G Nasrullah

Editor: Muhammad Abdus Syakur

Sumber : Hidayatullah.com