OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Minggu, 10 Desember 2017

Mertuaku Itu…

Mertuaku Itu…

Oleh: Anna Jameela

 

10Berita - BUNDA, saya mau curhat. Tentang isi hati saya. Tentang ketakutan saya pada sosok ibu mertua yang banyak juga ditakuti para lajang yang bakal jadi menantu.

Ketika masih gadis, saya berdo’a kepada Allah meminta supaya dikasih mertua yang baik hati. Bukan mertua yang ikut campur urusan anaknya. Bukan mertua yang sok merasa paling benar sendiri. Bukan mertua yang selalu merasa suami saya adalah anaknya yang harus terus dijaga seperti ia jaga sewaktu suami saya masih kecil.

Ada cara lain yang Allah ajarkan pada saya untuk jawaban do’a tersebut. Saya dianugerahi dua anak laki-laki.

Masyaallah!

Luarbiasa rasanya merawat anak laki-laki. Melahirkannya nyaris meregang nyawa. Berbeda jauh ketika saya melahirkan anak perempuan yang jauh lebih mudah.

Rewelnya, kelincahan dan aktifnya anak laki-laki itu beda jauh dengan anak perempuan. Mendidiknya pun tentu tak sama dengan cara mendidik anak perempuan.

Melihat perbedaan itulah. Perlahan saya mulai sadar, saya amati lekat-lekat wajah suami. Orang yang membiayai hidup saya dan anak-anak ini dulunya pasti dilahirkan oleh seorang wanita yang juga sama seperti lelahnya saya mengurusi anak laki-laki kami.

Apalagi mendengar cerita suami, ibunya (bumer saya) amat sangat memanjakan suami saya, dibelikan apa saja yang diminta. Apakah saya tidak percaya? Tentu saja saya percaya, karena sudah melewati masa itu bersama anak laki-laki kami.

Perlahan, anak laki-laki kami tumbuh besar dan sekarang sudah sekolah. Sebagai ibu, ada banyak kekhawatiran saya kepada anak. Takut kalau ia jatuh, takut kalau ia dijahili temannya. Takut kalau ia sakit, takut kalau ia salah makan, takut, takut dan ketakutan lainnya yang tak berdasar.

Di mana letak jawaban doa saya?

Tepat di sini!
Saat saya khawatir anak saya kenapa-napa.

Dari sinilah muncul kesadaran saya.
“Oh, beginilah rasanya jadi orang tua. Dulu ibu mertua pasti begini juga memperlakukan suami. Semua ibu, pasti begini pada anaknya.”

Bun, sakitkah rasanya melahirkan?
Lelahkah rasanya mengurus anak laki-laki?
Dikit-dikit minta jajan, mewek, gangguin kita ibadah, berantakin rumah, dsb. Allahu Rabb, kalau punya anak laki-laki. Harus menyimpan sabar yang banyak. Kurang sabar? bisa-bisa stress. Ya khan, Bun?

Begitulah Bun, ibu mertua kita dulu merawat suami kita, tak jauh berbeda dengan gambaran anak kita sekarang. Lelahnya ibu mertua kita merawat laki-laki yang hari ini jadi suami kita. Menafkahi suami kita hingga dewasa, sekolah, menikah, berkarir. Dan belum sempat suami kita berbakti pada ibunya sudah kita ambil anaknya.
Kita atur-atur. Jangan ngasih ibunya uang, jangan sering main ke ibunya, jangan, jangan, jangan!

Alangkah egoisnya kita, Bunda..
Laki-laki yang menafkahi kita saat ini adalah laki-laki yang dulunya dinafkahi oleh ibunya, bapaknya, yang hari ini ingin habis-habisan kita musuhi?
Astaghfirullah..

Sadarlah kita, besok, nanti, kelak.. Kita juga akan menjadi mertua bagi menantu kita. Ridha kah kita jika menantu kelak berbuat hal yang sama dengan kita?

Dilarangnya anak kita berbakti pada kita, padahal yang merawat anak kita hingga bisa sekolah, berkarir sampai mampu menfakahinya adalah kita, ibunya. Orang tuanya.

Menantu seenaknya saja mengatur-ngatur anak yang kita besarkan. Yang kita nyaris meregang nyawa demi melahirkan anak yang sudah menjadi suaminya.
Dengan sangar kita menjunjung slogan “SURGA DI BAWAH TELAPAK KAKI IBU!! ”

Duhai Bunda, malu rasanya kalau ingat kebodohan saya dulu yang teramat takut dengan mertua. Wajar mertua ingin memeluk suami kita. Wajar mertua jika ingin merasakan jerih payah anaknya yang kini jadi suami kita. Suami yang kita sibukkan dengan panjangnya daftar belanja bulanan yang harus dipenuhi. Sementara orang tuanya yang dulu habis tanahnya dijual, emasnya, bahkan rumahnya habis juga terjual demi membiayai kebutuhan suami hingga menjadi laki-laki yang mampu membayar semua kosmetik yang kita beli hari ini, membayar daftar belanja bulanan kita sampai lupa dengan orang tuanya sendiri. Astaghfirullah..

Pernahkah kita berpikir bagaimana perasaan mertua kita?
Pernahkah kita membayangkan bagaimana rindu orang tua pada anaknya?

Di sini kita makan enak, di sana mertua kita makan nasi berlauk garam.

Kita shopping ke mall, beli perhiasan mahal, beli baju mahal. Mertua kita? Jangankan dapat uang bulanan, anaknya mau mengirimkan uang saja kita larang.

Bunda, saya sebagai menantu berangkat dari rasa inilah akhirnya sadar. Suami tetap punya kewajiban pada saya dan anak-anak. Tapi, ia juga punya kewajiban untuk orang tuanya yang renta. Saya sadar, karena suami tidak keluar dari batang pohon jati. Melainkan, dari rahim seorang ibu yang hari ini menjadi mertua saya.
Dibesarkan orangtuanya bersusah payah.

Lantas, kita sebagai menantu ingin merampas kewajiban suami terhadap ibunya?

Neraka menanti wajah suami kita yang durhaka pada ibunya, Bun..

Saya tidak ingin suami masuk neraka hanya karena banyak dituntut supaya ia lebih membela saya daripada ibunya.

Besok, saat kita menjadi mertua.
Seperti apa hari ini kita berbuat kepada mertua, seperti itulah pula gambaran menantu kita kelak berbuat kepada kita.

Allah punya malaikat yang dititipi buku sejarah perbuatan kita hari ini untuk kita alami juga di masa yang akan datang.

Hukum tabur tuai itu pasti berlaku cepat atau lambat. Semoga rumah tangga kita senantiasa diberkahi Allah. Allahumma aamiin.. []

Sumber : Islampos.

12 Potret sepeda hits era 40-an, bentuknya nyentrik dan bikin bingung

12 Potret sepeda hits era 40-an, bentuknya nyentrik dan bikin bingung

 

10Berita - Bagi kamu generasi 90-an seharusnya nggak asing lagi sama yang namanya sepeda. Transportasi sejuta umat itu memang banyak digunakan oleh seluruh masyarakat dunia sejak sekitar abad ke-18.

Tapi namanya perkembangan zaman, inovasi terhadap benda apapun selalu dilakukan oleh manusia. Tak terkecuali sepeda.

Jika sekarang bentuknya sudah mulai trendi dan sporty, sepeda zaman dulu tak seperti itu. Bentuknya memang bervariasi, tapi akan terasa aneh dan lucu jika dilihat apalagi dimiliki di era sekarang.

Nah, penasaran kan, seperti apa sepeda-sepeda zaman dulu?

Dilansir brilio.net dari twentytwowords melalui arsip lama LIFE Magazine, Minggu (10/12), berikut potret langka sepeda hits era 1940-an:

1. Satu sepeda bisa langsung dinaikin lima orang, bro! Sepeda ini adalah karya Art Rothschild yang sangat hits pada zamannya.

2. Hmmm, yakin nih, sekecil ini sepedanya? Ini bukan sepeda anak-anak kan, Om?

3. Kok bisa ngetril gitu ya sepedanya?

4. Sepeda ini dinamakan Uno-Wheel. Coba kamu tebak deh, gimana cara ngeremnya?

5. Kalau ini namanya Gangbusters Bike. Sepeda ini punya 13 senapan, dua revolver, enam bayonet, pistol berkibar. Mau perang apa mau sepedaan, Om?

6. Ya nggak pakai rok juga Mbak, naik sepedanya.. Itu tinggi lho, sepedanya..

7. Bisa bayangin nggak, sepeda ini jalannya gimana? Kotak gitu rodanya ~

BRILIO VIDEO

3 Pertimbangan Sebelum Putus Dengan Pasangan

Dilema karena pasangan kamu mulai bikin nggak nyaman? Simak selengkapnya di video Brilio.net berikut.

More Videos

8. Bayangin deh, kamu pakai sepeda ini di masa-masa sekarang lalu pas ketemu lampu merah, apa yang akan kamu lakukan? Turun? Turunnya gimana dong?

9. Ini mah, yang paling enak yang belakang. Kagak nggenjot kagak ketahuan cing ~

10. Nggak paham deh.. Ini sepeda bisa ngebut nggak ya?

11. Satunya pengen belok kanan, satunya lagi pengen belok kiri. SELESAI.

12. Sepeda satu roda nih.. Mau sepedaan apa mau sirkus sih, Mas?

Sumber :Brilio.net

Khianat terhadap Al-Mahdi, Israel Dikepung di Akhir Zaman

Khianat terhadap Al-Mahdi, Israel Dikepung di Akhir Zaman

10Berita - KITA tahu bahwa sekarang ini Israel tengah berkuasa mendzalimi saudara kita di Palestina. Tapi, tahukah Anda, bahwa ternyata hal itu tidak akan terus berlangsung selamanya. Ada saatnya mereka akan bertemu dengan kekalahannya. Terutama di akhir zaman kelak. Sang pemimpin akhir zaman Al-Mahdi akan menghancurkannya atas izin Allah SWT.

Di akhir zaman, Israel akan melakukan pengkhianatan. Akibat pengkhianatan Israel terhadap Al-Mahdi, maka Israel dikepung untuk kemudian dihancurkan. Kekalahan Rum (Amerika dan sekutunya) di A’maq dan Dabiq membuat Israel ketakutan. Ini berarti sebentar lagi kaum Muslimin bersama Al-Mahdi akan menghancurkan Israel, pikir Yahudi Israel.

Seluruh penduduk Isarael dicekam ketakutan, kaum Muslimin akan mengepung kaum Yahudi, “Celakalah Ariel!... Aku akan menyesakkan Ariel, sehingga orang mengerang dan mengaduh, dan kota itu akan seperti perapian bagi-Ku. Aku akan berkemah di segala penjuru mengepung engkau, akan membuat tempat-tempat pengintaian untuk menghimpit engkau, dan akan mendirikan pagar-pagar pengepungan terhadap engkau. Maka, engkau akan merendahkan diri dan engkau bersuara dari dalam tanah, perkataanmu terdengar samar-samar dari dalam debu; suaramu akan berbunyi seperti arwah dari dalam tanah,” (Perjanjian Lama/Bibel, Kitab Yesaya 29: 1-4).

Setelah berhasil mengalahkan bala tentara Rum di Aleppo, di Suriah, di utara Israel, maka kaum muslimin dengan pimpinan Al-Mahdi mulai bergerak ke selatan menuju ke Israel yang telah berkhianat. Terdapat paralelisasi antara episode bergeraknya Al-Mahdi untuk mengepung dan menyerang Yahudi Israel dengan Episode Nabi Muhammad ﷺ mengepung dan menyerang Yahudi Bani Quraizhah pada perang Azhab.

Yahudi Israel, anak cucu Samiri si penyembah sapi, ketakutan setelah mendengar bala tentara Islam yang sedang bergerak dari utara (Suriah) menuju ke Israel (di selatan). Inilah yang dimaksud dalam Peranjian Lama (Bibel) sebagai “Ancaman dari Utara”. Yang mana selama ini para pendeta Kristen dan pendeta Yahudi memahami bahwa “Ancaman dari Utara” adalah Uni Soviet dan Rusia. []

Sumber: Armageddon Peperangan Akhir Zaman Menurut Al-Quran, Hadis, Taurat dan Injil/Karya: IR. Wisnu Sasongko, M.T/Penerbit: Gema Insani

Sumber : Islampos.

Gue Boleh Ditidurin Sama Siapa Aja, Tapi Hati Gue Tetep Milik Kamu: Renungan Untuk Kaum Feminis

Gue Boleh Ditidurin Sama Siapa Aja, Tapi Hati Gue Tetep Milik Kamu: Renungan Untuk Kaum Feminis

 

Suatu hari terjadi obrolan antara seorang Kyai Kocak, Kyai Adung namanya yang berdialog dengan dua orang wanita mengenai kesetaraan gender, let’s go on the TKP :

“Kyai, kesetaraan gender itu wajib hukumnya,” kata Meliahe Mesedeh Smeleketeh Weleh Weleh

“Betul itu, Bu Smeleketeh.Sudah saatnya perempuan tidak lagi direndahkan,” sahut Sugiarti Murtini Sutikni, aktivis feminism tulen

“Siapa yang merendahkan ibu-ibu ini?” respon Kyai Adung

“Ya, siapa lagi, kalo bukan para lelaki?” jawab Smeleketeh ketus

“Lho, apa saya termasuk merendahkan ibu-ibu semua?” Kyai Adung herman. Heran kale

“Apa Kyai nggak ngerasa bahwa Kyai selalu menempatkan diri sebagai pemimpin? Selalu berdalih laki-laki adalah qawwam (pemimpin) bagi perempuan,” Sugiarti nyerocos berapi-api kayak semburan kembang api.

“Betul itu.Ujung-ujungnya, laki-laki merendahkan perempuan.Padahal,m perempuan setara dengan laki-laki,” suara Smeleketeh semakin meninggi.

Kyai Adung melongo

“Kok, kyai melongo. Jawab, dong … “

Sugiarti emosi macam anak kecil kalah main gundu, terus diledekin lawan mainnya.

“Lalu, ibu-ibu ini mau disamakan dalam hal apa? Kita memang diciptakan sudah dalam kodrat yang berbeda.Sampai kiamat pun, perempuan akan tetap berbeda dengan laki-laki.Apa saya harus hamil, melahirkan, menyusui, atau haid supaya bisa sama dengan ibu-bu?”

Iih, naïf banget, sih.Dalam hal kodrat, kami memang harus hamil dan menyusui.Tapi, berikan pula hak kami menolak untuk hamil dan menyusui.Ini demi keadilan.kalo para suami punya hak menghamili kita, kita punya hak juga untuk menolak hamil.Berikan peran yang lebih besar agar perempuan setara dengan laki-laki.”

Smeleketeh semakin membuat Kyai Adung makin melongo. Sejenak Kyai Adung berdialog dengan batinnya sendiri.

Ya salaaaam, ini mah benar-benar sudah setuju dengan worldwide kaum feminis barat. Nanti ujung-ujungnya bakalan nuntuk hak untuk melakukan aborsi dan hak mintacerai tanpa syar’i.

Mengapa mereka nggak mikir bahwa gerakan feminism dan kesetaraan gender lahir karena kondisi perempuan di Barat itu dulunya tertindas? Dulu mereka ditindas sebebas-bebasnya.Karena itulah, mereka menyuarakan kesetaraan gender.

Sekarang ini, mereka mendapatkan kebebasan yang sebebas-bebasnya, termasuk bebas bebas berzina dengan siapa saja asalkan suka sama suka.Makanya, tidak heran jika di film-film barat, sering diselipkan adegan atau dialog yang menyatakan demikian, : I slept with him, but my heart is with you,” Gw boleh ditidurin sama siapa aja, tapi hati gw tetep milik lu. Kira-kira begitu.

“nah kalo urusan menolak hamil dan menyusui, minta ke suami masing-masing dong. Jangan ke saya.Emang saya laki-laki apaaan?” Kyai Adung mulai pasang jurus.

Mulai, dah jailnya Kyai Adung nongol.Bikin merah wajah Smeleketeh dan Sugiarti.

“Jangan geer , ya kyai.Kita diciptakan Tuhan Yang Maha adil sebagai makhluk yang setara.Tuhan tidak membeda-bedakan antara laki-laki dan perempuan hanya karena gender.Kami bisa mengambil alih tanggung jawab laki-laki. Siapa bilang tidak bisa?” Sugiarti Nampak benar sewotnya

“Yang membeda-bedakan itu sesungguhnya ente juga dan orang-orang yang menuntut kesetaraan.’ Kan, ente sendiri yang nggak merasa setara.”

“Yee … jangan bolak balikin fakta dong, Kyai … “ Smeleketeh tambah geram

“Okeh, okeh … sekarang katakana, saya harus bagaimana?”

“Ubah cara pandang Kyai pada perempuan yang bias gender,” kata Smeleketh

“Persoalannya, apa ibu-ibu ikhlas jika saya bersikap tidak bias gender?”

“lho, mengapa harus ditanya? Kami ini justru tengah berjuang supaya kami bisa setara dengan Kyai,” Sugiarti bertambah tegas

“Baiklah kalo begitu.Maas, siapa nama Ibu?”

“Sugiarti Murtini Sutikni.”

“Owkeh.Saya akan mulai menyetarakan dari nama dulu.Sekarang nama ibu yang unik dan cantik itu, saya ganti dengan yang setara dengan laki-laki.”

“Maksudnya?” Sugiarti berbalik kecut.

“Sekarang, ibu saya panggil dengan nama setara dengan laki-laki, yaitu “Sugiarto Martono Sutikno”.Selanjutnya, ikut saya ke kebun belakang rumah yang sepi.”

“Mau ngapain?”

“Manjat pohon kelapa lima belas batang!Petik kelapa yang sudah tua.Biar murid saya, si Cahyo, yang dibawah bagian ngumpulin kelapanya.”

Ibu Sugiarto, eh, Sugiarti jadi melongo.Sementara si Smeleketeh blingsatan menahan kesal.

Kekekekekekekekekekek …

(sumber: Rehat bersama Kyai Kocak, Kyai Kocak vs Liberal / Abdul Mutaqin/ penerbit: Salsabila)

Islam adalah agama yang “rahmatan lil alamin”, hak-hak para wanita sangatlah diperhatikan. Setiap wanita mempunyai hak untuk meningkatkan kemampuan yang dia miliki agar mempunyai ilmu, pengetahuan dan pengalaman layaknya seorang pria.

Tetapi seorang wanita tidak dapat mengingkari kodratnya sebagai wanita, yang kelak akan menjadi seorang isteri dan seorang ibu. Tanpa dia menghilangkan status dia sebagai seorang wanita karir, pemimpin perusahaan, ilmuwan ataupun pekerjaan lainnya.

Sehebat-hebatnya seorang perempuan dalam bidang yang dia geluti sehingga mampu mengalahkan kemampuan seorang pria dan membuat dirinya menjadi pemimpin sekalipun, tidak akan pernah menghilangkan kodratnya sebagaimana hal diatas.

Adalah sebuag keindahan yang sempurna, manakala seorang wanita mampu dan sukses dalam pekerjaan atau bidang yang dia geluti tetapi dia juga sukses menjadi seorang ibu yang anak-anaknya menjadi kebanggaan keluarga, masyarakat, bangsa dan agama.

Kesetaraan gender adalah “west campaign” yang memang dikampanyekan oleh LSM-LSM yang mengusung feminism dalam hal menuntut kesetaraan hak untuk para wanita, tetapi mereka lupa bahwa sesungguhnya para wanita juga mempunyai kewajiban yang tidak bisa dihilangkan dalam kodratnya sebagai wanita.

Kesetaraan gender pada hakikatnya adalah penghargaan kepada eksistensi seorang wanita untuk mendapatkan hak kehidupan yang sama seperti halnya kaum pria seperti pendidikan, pekerjaan. Tanpa pernah sedikitpun meninggalkan kodrat hakiki-nya sebagai seorang wanita.

Sumber: kompasiana.com,

islamidia.com

Raja Bali dan Tokoh-tokoh Hindu Hadiri Tabligh Akbar UAS

Raja Bali dan Tokoh-tokoh Hindu Hadiri Tabligh Akbar UAS

dayat/ist./hidayatullah.com

Raja Bali Dr Ida Cokorde Pemecutan XI (kiri) bertemu dengan Ustadz Abdul Somad (UAS) di Denpasar, Bali, Sabtu (09/12/2017).

10Berita – Ustadz Abdul Somad (UAS) menilai, pihak yang menolak kehadirannya di Bali, Jumat (08/12/2017), merupakan provokator.

Para provokator itu menurutnya hendak merusak kebinekaan yang terjaga di Bali selama ini.

UAS menilai bahwa provokasi tersebut bukan mewakili masyarakat Bali.

Penilaian itu ungkapnya terbukti dengan kehadiran Raja Bali pada Tabligh Akbar yang diisi UAS, Sabtu (09/12/2017) malam di Masjid Baiturrahman, Denpasar.

Baca: UAS Berharap Ada Tindakan Hukum atas Penolaknya


“Hadirnya Raja Bali Dr Ida Cokorde Pemecutan XI dan beberapa tokoh Hindu pada Tabligh Akbar tadi malam membuktikan bahwa para provokator ini tidak mewakili rakyat Bali,” ungkap UAS dalam rilisnya kepada hidayatullah.com, Ahad (10/12/2017).

UAS pun berharap, untuk mengantisipasi para provokator yang dapat merusak kerukunan di masa akan datang, agar kaum Muslimin Bali membentuk Aliansi Muslim Bali.

“Untuk menjaga internal dan eksternal (serta) tetap menjaga kerukunan dengan saudara Hindu Bali,” imbuhnya.

Rangkaian safari dakwah UAS di Bali berlangsung pada Jumat-Ahad (08-10/12/2017).*

Baca: Kronologi dan Klarifikasi Resmi Ustadz Abdul Somad


Rep: SKR

Editor: Muhammad Abdus Syakur

Sumber:Hidayatullah.com

Demo Solidaritas Al-Quds, Massa PKS Teriakkan “Amerika Teroris”

Demo Solidaritas Al-Quds, Massa PKS Teriakkan “Amerika Teroris”

10Berita , Jakarta – Keputusan presiden Amerika Serikat, Donald Trump yang menyetujui Al-Quds sebagai ibu kota Israel menuai kecaman dari berbagai pihak. Umat Islam dari berbagai negara pun menggelar aksi solidaritas. tak terkecuali Indonesia.

Hari ini, ribuan massa dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menggelar aksi damai di depan kantor kedutaan besar Amerika Serikat di Jl. Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat.  Dalam aksi tersebut, berbagai dukungan kepada Palestina dan kecaman untuk Amerika pun diteriakkan.

“Palestina merdeka, Israel hancurkan, Amerika teroris,” ujar orator dari mobil komando, pada Ahad (10/12/2017).

Sementara itu, peserta aksi, Warsim menegaskan bahwa kebijakan Amerika memang patut dikecam. Menurutnya, ini adalah kebijakan yang tidak manusiawi.

“Ini kebijakan yang gila. Negara-negara lain nggak seperti itu, dia sendiri seperti itu,” tuturnya.

Warsim juga menegaskan bahwa setiap umat Islam memiliki kewajiban untuk membantu Palestina. Sebab, sebagai seorang Muslim harus memiliki rasa ukhuwah islamiyah.

“Kita sebagai seorang Muslim wajib untuk aksi. Kita bisanya aksi dan doa. Untuk membantu di sana secara langsung mungkin susah,” tuturnya.

Reporter: Taufiq Ishaq
Editor: M. Rudy

Sumber : Kiblat.

Jadikan Istrimu Laksana Bidadari Surga, Maka Anda pun....

Jadikan Istrimu Laksana Bidadari Surga, Maka Anda pun....

10Berita , MANDAILING NATAL -- Pernikahan itu menyatukan dua makhluk ciptaan Allah yang berbeda, seorang laki laki dengan seorang perempuan. Karakter pribadi seorang laki-laki sangat didominasi oleh logikanya, sementara seorang perempuan lebih mengutamakan perasaannya.

Demikian juga dengan latar belakang keluarga, pendidikan, lingkungan, ekonomi dan lain sebagainya, makanya jarang sekali atau mustahil dalam pernikahan itu serta merta langsung cocok, pasti selalu saja dikumpai adanya kurangan.

Hal ini disampaikan Humas Kemenag Mandailing Natal Armen Rahmad Hasibuan pada saat menyampaikan materi “Dinamika Pernikahan” kegiatan Bimbingan Perkawinan Pra Nikah Bagi Calon Pengantin dihadapan 60 pasangan Catin di Aula Kantor Kementerian Agama Kabupaten Mandailing Natal, akhir pekan.

"Suami itu imam dalam keluarga. Suami harus tahu kemana rumah tangga yang akan mereka bangun diarahkan. Keluarga yang dibangun itu harus kuat dan kokoh, rumuskan bersama istri pondasi dan pijakan yang akan tempuh dalam mengaruhi bahtera rumah tangga agar kuat. Kokoh dan tangguh dalam menghadapi dan menyelesaikan konflik yang timbul dalam perjalanan kehidupan berkeluarga," katanya.

Karena itu, kepada para calon suami, kata Armen, jadikanlah istrimu laksana bidadari surga, maka Insya Allah Anda akan diperlakukan laksana seorang raja. "Jangan hardik dan kasari istrimu. Baik secara fisik maupun kata-kata. Sebab istri itu selalu ingat, apa yang dilakukan suaminya terhadap dirinya. Ingat, mereka lebih mengedepankan perasaan dibanding logika. Mungkin bagi lelaki itu hal sepele, namun bagi wanita tidak.”

“Kewajiban suami itu mengayomi istrinya, buat istri itu nyaman, dengan kehadiran seorang suami, sorang suami itu harus dapat memberikan perhatian dan kasih sayang yang membuat istrinya damai bila bersamanya, bukan malah resah, gelisah dan sedih bila bersama semuanya," tegas Armen.

Dia mengatakan, konflik dalam rumah tangga itu 'biasa'. Menurut dia, seharmonis atau sesakinah apapun rumah tangga itu, pasti juga pernah mengalami konflik, percekcokan, pertengkaran bahkan perselisihan. Terkadang, itu hanya masalah sepele,  tetapi jangan digampangkan, sekecil apapun masalah, harus cepat diselesaikan dengan baik, jika tidak, bisa jadi akan membesar.

"Kuncinya adalah saling mengalah, tidak menang-menangan, tapi juga jangan jadi kalah-kalahan," ujarnya.

Armen menyampaikan, suami itu wajib mencari rezeki yang halal buat keluarga, dan istri sebagai bendahara harus mampu mengelola keuangan keluarga. Kata dia, rezeki yang diperoleh banyak atau sedikit tidak menjadi persoalan, namun yang lebih utama adalah keberkahannya,. Sebeba, dengan keberkahan rezeki yang diperoleh, kebutuhan keluarga akan tercukupi.

“Seorang suami panggillah istrimu dengan nama kesayangan, demikian juga dengan seorang istri, panggillah suami dengan panggilan kasih sayang, seumpamanya “papa – mama”, “cinta – sayang”, “manjaku - rinduku’, dan lain sebagainya," yang membuat para calon pengantin yang mengikuti bimbingan ini semuanya tertawa lebar dan lepas, mendengar bimbingan dan guyonan Perencana Madya Kemenag Mandailing Natal ini.  

Sumber :

Penyederhanaan Golongan Listrik, Kebijakan yang Tidak Bijak

Penyederhanaan Golongan Listrik, Kebijakan yang Tidak Bijak


Oleh: Verawati, S.Pd (Guru) 

Saat ini pemerintah berencana mengeluarkan kebijakan penyeragaman golongan pengguna listrik.  Yaitu, menghapus golongan 4.400 VA ke bawah. Artinya pengguna listrik golongan 900 VA, 1.300 VA, 2.200 VA dan 3.500 VA terpaksa harus dinaikan dayanya. Maka konsekwensinya adalah tarif listriknya akan mahal. Meski pemerintah berjanji tidak akan menaikan tarif dasar listrik. Tetep saja rakyat harus bayar lebih mahal, karena biaya abodemennyapun berbeda.

Dalih pemerintah mengambil kebijakan ini adalah pemerintah ingin memberi kemudahan bagi masyarakat untuk menaikan daya listrik tanpa harus bayar, serta diklaim bahwa penyeragaman daya listrik ini akan menguntungkan masyarakat terutama para pemilik usaha  kecil, micro dan menengah (UMKM) sebagaimana yang diungkap oleh I Made Suprateka (DetikFinance, 14/11/2017). 

Selain itu, pemerintah tengah kelebihan daya listrik karena pembangunan 35.000 MW sudah berjalan. Sebenarnya tujuan dibangunnya proyek 35000 MW adalah untuk memenuhi kebutuhan listrik di luar Jawa dan Bali. Namun faktanya, di beberapa daerah seperti Sumatra, Kalimantan dan timur jauh sering terjadi pemadaman listrik. Akibatnya merugikan pelanggan baik rumah tangga maupun sector usaha.

Saat ini siapa yang tidak butuh listrik? Sebagian besar peralatan rumah tangga pasti menggunakan listrik. Perusahan kecil maupun besar ataupun perkantoran pasti membutuhkan listrik. Kebutuhan ini bersifat pasti, artinya listrik merupakan kebutuhan yang bersifat pokok dan umum. Maka sudah sewajarnya pihak pemerintah menyediakan kebutuhan tersebut yang sifatnya bukan berjualan tapi mengurus kebutuhan rakyatnya. Jadi bukan perkara untung rugi yang dipikirkan oleh pemerintah. Namun semestinya pemerintah mengusahakan rakyat bisa menikmati listrik dengan harga murah bahkan kalau bisa gratis.

Bila pemerintah menggunakan prinsip jualan pada rakyat, maka jadilah rakyat akan dipaksa untuk membeli. Seperti keadaan saat ini, ketersediaan listrik yang berlebih, akhirnya pemerintah memaksa rakyat untuk menaikan daya. Padahal kalau dilihat lebih dalam lagi proyek 35.000 MW ini tidak dimiliki seratus persen oleh pemerintah. Melainkan ada beberapa perusahaan listrik swasta yang ikut di dalamnya. Jadi siapa yang diuntungkan? Jelas pihak swasta.

Hal ini adalah buah dari liberalisasi sumber energi primer. UU no. 22 tahun 2001 menjadi payung hukum legalisasi perampokan terhadap ladang minyak dan gas (migas) di Indonesia. Hampir sebagian besar migas telah dikuasai asing. Akhirnya Perusahaan Listrik Negara (PLN) kesulitan untuk mendapatkan bahan baku listrik, bahkan harus membeli pada swasta.

Selain itu, terjadi liberalisasi (komersialisasi) pada layanan listrik. Kekacauan pengelolaan listrik terjadi sejak tahun 1992, ketika swasta mulai diperkenankan turut serta dalam bisnis penyediaan listrik dengan dikeluarkannya Kepres No. 37 Tahun 1992. Saat itu digembar-gemborkan bahwa kita akan kekurangan pasokan listrik. Oleh karenanya perlu dibuka pintu lebar-lebar bagi swasta untuk membangun pembangkit baru. Maka sejak itu berdirilah berbagai pembangkit swasta untuk membantu suplai listrik PLN.

Dalam pandangan Islam, listrik adalah milik umum dilihat dari dua hal. Pertama, listrik yang digunakan sebagai bahan bakar masuk dalam kategori ’api (energi)’ yang merupakan milik umum. Nabi Muhammad saw bersabda: "Kaum Muslim berserikat dalam tiga perkara: padang rumput (kebun/hutan), air, dan api (energi)." [HR Ahmad]. Termasuk dalam kategori api (energi) tersebut adalah berbagai sarana dan prasarana penyediaan listrik seperti tiang listrik, gardu, mesin pembangkit, dan sebagainya.

Kedua, sumber energi yang digunakan untuk pembangkit listrik baik oleh PT PLN maupun swasta sebagian besar berasal dari barang tambang yang depositnya besar seperti migas dan batu bara merupakan juga milik umum. Abyadh bin Hammal ra. bercerita:

"Ia pernah datang kepada Rasulullah saw. dan meminta diberi tambang garam. Lalu Rosulullah memberikannya. Ketika ia pergi, seorang laki-laki yang ada di majelis itu berkata kepada Rosulullah, “Ya Rosulullah, tahukah Anda apa yang Anda berikan, tidak lain Anda memberinya laksana air yang terus mengalir.” Kemudian Rosulullah menarik pemberiannya dari Abyadh bin Hammal." [HR Abu Dawud, at-Tirmidzi, Ibn Majah, Ibn Hibban].

Riwayat ini berkaitan dengan tambang garam, bukan garam itu sendiri. Awalnya Rosul saw. memberikan tambang garam itu kepada Abyadh. Namun, ketika beliau diberi tahu bahwa tambang itu seperti "laksana air yang terus mengalir", maka Rosulullah menariknya kembali dari Abyadh. "Laksana air yang terus mengalir" artinya adalah cadangannya besar sekali. Sehingga menjadi milik umum. Karena milik umum, bahan tambang seperti migas dan batu bara haram dikelola secara komersil, baik oleh perusahaan milik negara maupun pihak swasta. Juga haram hukumnya mengkomersilkan hasil olahannya seperti listrik.

Dengan demikian,  listrik tidak boleh pengelolaannya diserahkan pada pihak swasta apapun alasannya. Negara bertanggung-jawab penuh untuk setiap individu rakyat terpenuhi kebutuhan listriknya, baik dari sisi kualitas maupun kuantitas dengan harga murah bahkan gratis (jika memungkinkan). Untuk seluruh rakyat baik kaya atau miskin, muslim maupun non muslim. Dengan prinsip-prinsip pengelolaan listrik inilah, Indonesia dengan sumber energi primer yang melimpah terhindar dari krisis listrik berkepanjangan dan harga yang melangit.

"Hai orang-orang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rosul apabila Rosul menyeru kamu kepada sesuatu yang memberi kehidupan kepada kamu, dan ketahuilah bahwa Allah menguasai hati manusia, dan sesungguhnya kepada-Nya lah kamu akan dikumpulkan." [Al Quran, 8:24].

Jadi kalau kebijakan penyederhanaan golongan listrik ini diberlakukan, maka sungguh yang demikian itu akan menjadi kebijakan yang tidak bijak. Wallahu a’lam bi shawab. [syahid/]

Sumber :voa-islam.com

Ustadz Felix: Apakah Penguasa Ingin Memecah Belah Indonesia? Hentikan!

Ustadz Felix: Apakah Penguasa Ingin Memecah Belah Indonesia? Hentikan!


10Berita - Sejak merdeka negeri ini, kebhinekaan terjaga sebab yang besar menjaga dan yang kecil tahu diri. Tak ada yang memaksa bahwa pahamnya harus diterima oleh orang lain.

“Tapi sejak rezim ini, logika-logika sesat dicipta, undang-undang dzalim diberlakukan, yang Islam diganggu, yang bukan Islam seolah pasti menjadi yang paling benar,” ungkap Ustadz Felix Siauw dalam akun Facebook-nya, Sabtu (9/12/2017).

Menurut Felix, kelompok-kelompok intoleran mempersoalkan kata kafir, padahal kafir itu terminologi Al-Quran, tak mungkin dihapus diganti non-Muslim, kelompok intoleran juga mengatakan khilafah tak boleh didakwahkan.

“Lalu siapa Anda boleh mengatur-atur Islam? Mana yang boleh dan mana yang tak boleh? Para ulama berdakwah karena perintah Allah, bukan perintah manusia!” tegasnya mengomentari persekusi terhadap Ustadz Abdul Somad ketika hendak berdakwah di Bali.

Andai penguasa masih punya hati, lihatlah ke mana semua narasi ini digulirkan? “Apakah penguasa saat ini memang ingin memecah belah Indonesia? Hentikan semua ini!” tegasnya.

Andai Ustad Abdul Somad sebagaimana yang mereka tuduhkan, berarti mereka pun menganggap jutaan umat Muslim penggemar dakwah UAS sebagai radikal dan segala tuduhan yang lain. “Inilah intoleransi sebenarnya, tak tahu Islam, tapi mau agar Islam mengikuti mereka, hanya karena mereka mayoritas di Bali. Mengapa bukan yang begini yang dibubarkan?” sindir Felix kepada Jokowi.

Ia juga menyebutkan perilaku semisal ini bukan hanya ada di Bali, narasi yang sama dikembangkan secara nasional, klaim aku Pancasila, aku NKRI, hajar yang tak sepaham, buat mereka hina. “Perkara rusak negeri ini karena korupsi, jual aset, masukkan aseng asing, hancur persatuan, tak jadi soal. Yang penting Pancasila dan NKRI di atas semua, bahkan di atas agama,” pungkasnya.[] Joko Prasetyo

Sumber : mediaumat.news

Politikus Demokrat: Pengasong Toleransi Diam saat Kristen dan Hindu Radikal Persekusi Ustadz serta Tokoh Politik

Politikus Demokrat: Pengasong Toleransi Diam saat Kristen dan Hindu Radikal Persekusi Ustadz serta Tokoh Politik


10Berita - Para pengasong toleransi diam ketika tokoh politik Fahri Hamzah diserbu sampai dalam bandara. Begitu pula Ustadz Tengku Zulkarnain diserbu sampai pesawat.

“Fahri Hamzah di Manado diserbu sampai dalam bandara. Ustad Tengku diserbu sampai dalam pesawat di Kalimantan. Ustad Abdul Somad diserbu sampai hotel di Bali. Tapi pengasong isu toleransi terdiam thd Kristen dan Hindu radikal ini,” kata politikus Partai Demokrat Panca Cipta Lesmana di akun Twitter-nya @panca66.

Kicauan Panca ini diretweet 1992 dan disukai 1516. Mereka berkomentar sangat menyetujui pendapat Panca ini.

Akun Twitter bang Jack @DeniFaisal20 kejadian di Bali menunjukkan kesan rezim yang tidak berpihak pada Islam: “Ma’af, rejim now secara jelas menunjukkan keberpihakkannya. Kesan tdk suka dgn Islam dan pengkritik kebijakan begitu NAMPAK JELAS. Ma’af, Rejim ini sakit ! Rejim ini sengaja membiarkan yg mayoritas di bully. Dan lebih sakit lg, partai2 politik DIAM semua ! Terpancingkah ISLAM ?”

Akun Twitter @Abi_Usamah: “Apakah pemerintah tebang pilih dalam menyikapi kasus seperti ini??? Ketika Islam menuntut keadilan kami DITUDUH INTOLERAN….tapi ketika yg lain mempersekusi kami pemerintah DIAM…!!! Yg begini minta dipilih 2 periode??”[] 

Sumber : gemarakyat.id