OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Sabtu, 16 Desember 2017

Final, Anies Baswedan Hentikan Proyek Reklamasi Teluk Jakarta

Final, Anies Baswedan Hentikan Proyek Reklamasi Teluk Jakarta

10Berita – Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memutuskan untuk menghentikan pulau buatan yang berada di teluk Jakarta. Keputusan tersebut berdasarkan pencabutan 2 Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) yang sudah dilakukannya.

Mengenai raperda yang diserahkan adalah raperda Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Pantai Utara Jakarta dan Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (RZWP3K).

“Kita akan lakukan pengkajian, jadi kita akan cabut raperdanya,” ucap Anies di Balai Kota Jakarta Pusar, Jumat (15/12).

Kedepan, mantan Mendikbud ini pun akan membentuk tim yang akan merumuskan raperda baru untuk membuat sebuah kajian terhadap kelanjutan dari pulau yang telah di pesisir Utara Jakarta.

“Tim akan bekerja, belum diumumkan orangnya tapi kita sudah persiapkan dari tim ini akan muncul rumusan konsep penataannya yang lalu akan kita terjemahkan dalam perda yang baru,” tegasnya.

Oleh karena itu, dengan adanya pencabutan dari dua raperda tersebut, reklamasi tidak akan masuk dalam pembahasan di tahun 2018. Termasuk juga pembahasan pulau yang sudah dibangun.

“Semua konsekuensi pencabutan raperda ini dibuat landasan hukumnya sehingga kegiatan kita yang utama pada fase ini memastikan tidak ada banjir rob tidak ada limpahan ke warga yang paling penting,” tutur Anies. (Okz/Ram)

Sumber : Eramuslim

Nasehat Dai Buat Jokowi: Kembalilah ke Ulama Jika Tidak Ingin Murka Allah

Nasehat Dai Buat Jokowi: Kembalilah ke Ulama Jika Tidak Ingin Murka Allah

10Berita –  Da’i kondang asli Betawi, Ustadz Haikal Hassan, turut mengomentari Putusan Mahkamah Konstitusi (MK), yang menolak gugatan agar delik perzinahan dan hubungan sesama jenis atau LGBT tafsirannya diperluas.

Secara khusus, Ustadz Haikal meminta Presiden Joko Widodo untuk kembali ke ulama, dan mendengar fatwa ulama. Sebagai ilustrasi, Ustadz Haikal Hassan membandingkan isu “Khilafah” dengan Keputusan MK soal LGBT dan perzinahan.

“Khilafah ada di hadist lho… Amanah Rasulullah lho…Itu antiPancasila, bisa dihukum. Kalo kumpulkebo, LGBT? Itu gak bisa dihukum…Apakah sesuai Pancasila? Banyak orang di negara ini cari masalah dengan  Allah ya? Saatnya Presiden kembali ke ulama… Please Pak…,” tulis Haikal Hassan di akun Twitter  @haikal_hassan.

Ustadz Haikal menegaskan, dengan mendekat dan mendengarkan ulama, bangsa Indonesia akan selamat dari kemurkaan sang Khaliq. “LGBT dan Kumpulkebo TIDAK bisa dipidanakan. Menyatakan khilafah adalah keniscayaan akhir zaman, BISA dipidanakan. Pak @jokowi yang baik, kembalilah Bapak ke ulama, mendekatlah dan dengarkan fatwanya. Agar bangsa selamat dari kemurkaan sang Khaliq,” tulis @haikal_hassan.

Sebelumnya, Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah mengambil sikap terkait hasil putusan MK yang menolak gugatan uji materi tentang zina dan hubungan LGBT.

Wakil Sekretaris Jenderal MUI Muhammad Zaitun Rasmin mengatakan, putusan itu harus ditinjau ulang oleh MK. Menurutnya, urusan zina dan LGBT merupakan permasalahan besar yang mestinya dijatuhi hukuman pidana.

“Kami harap harusnya seperti itu (dipidana). Tapi karena sudah diputus MK, maka semua prihatin dan berharap ke depan bagaimana caranya ini ditinjau,” ujar Zaitun di gedung MUI Jakarta (15/12). (Itu/Ram)

Sumber : Eramuslim

10 Potret kondisi terkini akibat gempa di berbagai wilayah Tanah Air

10 Potret kondisi terkini akibat gempa di berbagai wilayah Tanah Air

 

10Berita - Daerah selatan pulau Jawa baru saja mengalami dua kali gempa bumi dengan kekuatan 7.3 SR dan 6.9 SR. Gempa ini terjadi pada Jumat (15/12) pada pukul 23.47.

Dilansir dari Twitter resmi BMKG, dua gempa ini berpotensi Tsunami. Daerah yang terdampak meliputi Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat hingga Nganjuk, Jawa Timur.

#Tsunami Gempa Mag:6.9, 15-12-2017 23:47:58 WIB, Lok:7.75 LS,108.11 BT (11 km BaratDaya KAB-TASIKMALAYA-JABAR),Kedlmn:107 km #BMKG

— BMKG (@infoBMKG) December 15, 2017


#Tsunami Gempa Mag:6.9, 15-12-2017 23:47:58 WIB, Lok:7.75 LS,108.11 BT (11 km BaratDaya KAB-TASIKMALAYA-JABAR),Kedlmn:107 km #BMKG

— BMKG (@infoBMKG) December 15, 2017


Banyak rumah warga dan fasilitas umum mengalami rusak parah. Belum ada informasi pasti berapa kerugian materi dari bencana gempa ini. Dilansir brilio.net dari berbagai sumber, Sabtu (16/12), ini 10 potret kerusakan akibat gempa di berbagai kota di berbagai wilayah Tanar Air.

1. Pendopo Kabupaten Cilacap terlihat ambrol akibat gempa 6,9 SR.

foto: Twitter/@sutopo_bnpb

2. Beberapa rumah rusak parah di Kabupaten Ciamis.

foto: Twitter/@sutopo_bnpb

3. RSUD Banyumas mengalami rusak parah. Terlihat tembok dan plafon rusak parah akibat gempa 6.9 SR.

foto: Twitter/@sutopo_bnpb

4. Sebuah bangunan bank di Banjarnegara mengalami rusak parah pada bagian kanopi.

foto: Twitter/@sutopo_bnpb.

BRILIO VIDEO

Cara Canggih Bawa Adukan Beton Ke Lantai Atas

Solusi modifikasi alat bangunan yang keren dan membantu banget. Simak selengkapnya di video Brilio.net berikut.

More Videos

5. Masyarakat di Pangandaran terlihat sedang mengungsi menggunakan berbagai kendaraan pribadi dengan adanya peringatan dini tsunami.

Masyarakat Pangandaran evakuasi menggunakan kendaraan saat ada peringatan dini tsunami dari gempa 6,9 SR. Masyarakat evakuasi ke tempat yang lebih aman. pic.twitter.com/MOFctue6Pm

— Sutopo Purwo Nugroho (@Sutopo_BNPB) December 15, 2017


6. Kerusakan parah menimpa salah satu rumah di Pangandaran.

Masyarakat Pangandaran evakuasi menggunakan kendaraan saat ada peringatan dini tsunami dari gempa 6,9 SR. Masyarakat evakuasi ke tempat yang lebih aman. pic.twitter.com/MOFctue6Pm

— Sutopo Purwo Nugroho (@Sutopo_BNPB) December 15, 2017


7. Sebuah bangunan minimarket di Tasikmalaya mengalami kerusakan.

 

Daerah Cipatujah Tasikamalaya saat ini,

A post shared by INFOCEGATANSOLORAYA (@infocegatansolo) on Dec 15, 2017 at 10:32am PST


8. RSI Pekajangan, Kabupaten Pekalongan mengevakuasi pasiennya akibat gempa.

foto: Instagram/@infocegatansolo

9. Pasien di RSI Pekajangan, dievakuasi ke luar gedung bersama keluarganya.

foto: Instagram/@infocegatansolo

10. Kaca di salah satu ruangan RSUD Banyumas ini pecah berantakan akibat gempa.

foto: Instagram/@jogja_ig

Sumber : Brilio.net

Tolak Gugatan Pasal Kesusilaan, Alasan MK Dinilai Inkonsisten

Tolak Gugatan Pasal Kesusilaan, Alasan MK Dinilai Inkonsisten

Zulkarnain/hidayatullah.com

Gedung Mahkamah Konstitusi (MK) di Jakarta Pusat, Senin (24/07/2017).

10Berita – Kuasa Hukum Pemohon gugatan Judicial Review (JR) atau Uji Materi terhadap 3 pasal yakni 284, 285, 292 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) tentang Kesusilaan, Feizal Syahmenan, mengatakan, alasan penolakan Mahkamah Konstitusi (MK) terhadap gugatan tersebut cenderung inkonsisten.

“MK bukan mengatakan permohonan para pemohon ini salah lho. MK hanya berpendapat bahwa permohonan para pemohon lebih patut disampaikan ke DPR,” ujarnya kepada hidayatullah.com di Gedung MK, Jakarta, Kamis (14/12/2017).

Feizal menilai, alasan itu cenderung inkonsisten karena sejak awal MK tidak pernah menolak gugatan para pemohon. Bahkan sidang digelar sebanyak 23 kali dan berlangsung sepanjang setahun lebih.

“Kalau MK tidak berwenang dari pertama kita sudah ditolak. Kan, ada pemeriksaan persiapannya. Tapi di situ kemudian diterima dan dilanjutkan,” ungkapnya.

Ia menyampaikan, MK berpendapat yang terjadi adalah kekosongan hukum. Dan kekosongan hukum itulah yang diajukan para pemohon untuk diputus oleh MK.

“Dan pada saat itulah mereka berbeda pendapat, lima hakim berpendapat harus lewat DPR, empat hakim berpendapat lewat sini (MK) bisa,” tandasnya.

Sebagaimana diketahui, MK menolak seluruhnya gugatan Uji Materi terhadap 3 pasal yakni 284, 285, 292 KUHP tentang Kesusilaan, nomor perkara 46/PUU-XIV/2016.

Keputusan itu diambil setelah mayoritas hakim menolak, dengan komposisi 5 (lima) hakim menolak, sedangkan 4 (empat) lainnya setuju terhadap gagasan atau gugatan yang disampaikan pemohon.

Adapun yang menolak adalah Hakim Maria Farida Indrati (Anggota), Hakim I Gede Dewa Palguna (Anggota), Hakim Suhartoyo (Anggota), Hakim Manahan MP Sitompul (Anggota), Hakim Sadli Isra (Anggota).

Sedangkan yang mendukung diantaranya Hakim Arief Hidayat (Ketua MK), Hakim Anwar Usman (Wakil Ketua), Hakim Aswanto (Anggota), dan Hakim Wahiddudin Adams (Anggota).

MK beralasan, pokok permohonan pemohon untuk memperluas makna zina dan norma hukum pidana seharusnya diajukan kepada pembuat ndang-undang yakni DPR dan pemerintah.*


Rep: Yahya G Nasrullah

Editor: Muhammad Abdus Syakur

Sumber : Hidayatullah.com

Inilah 12 Kaum yang Dibinasakan Allah

Inilah 12 Kaum yang Dibinasakan Allah

Oleh:Syahruddin

10Berita - Dalam Alquran, banyak sekali diceritakan kisah-kisah umat terdahulu yang telah dibinasakan oleh Allah karena mereka mengingkari utusan-Nya dan melakukan berbagai penyimpangan yang telah dilarang.

Berikut adalah kaum-kaum yang dibinasakan.

Kaum Nabi Nuh

Nabi Nuh berdakwah selama 950 tahun, namun yang beriman hanyalah sekitar 80 orang. Kaumnya mendustakan dan memperolok-olok Nabi Nuh. Lalu, Allah mendatangkan banjir yang besar, kemudian menenggelamkan mereka yangingkar, termasuk anak dan istri Nabi Nuh (QS Al-Ankabut : 14).

Kaum Nabi Hud

Nabi Hud diutus untuk kaum 'Ad. Mereka mendustakan kenabian Nabi Hud. Allah lalu mendatangkan angin yang dahsyat disertai dengan bunyi guruh yang menggelegar hingga mereka tertimbun pasir dan akhirnya binasa (QS Attaubah: 70, Alqamar: 18, Fushshilat: 13, Annajm: 50, Qaaf: 13).

Kaum Nabi Saleh

Nabi Saleh diutuskan Allah kepada kaum Tsamud. Nabi Saleh diberi sebuah mukjizat seekor unta betina yang keluar dari celah batu. Namun, mereka membunuh unta betina tersebut sehingga Allah menimpakan azab kepada mereka (QS ALhijr: 80, Huud: 68, Qaaf: 12).

Kaum Nabi Luth

Umat Nabi Luth terkenal dengan perbuatan menyimpang, yaitu hanya mau menikah dengan pasangan sesama jenis (homoseksual dan lesbian). Kendati sudah diberi peringatan, mereka tak mau bertobat. Allah akhirnya memberikan azab kepada mereka berupa gempa bumi yang dahsyat disertai angin kencang dan hujan batu sehingga hancurlah rumah-rumah mereka. Dan, kaum Nabi Luth ini akhirnya tertimbun di bawah reruntuhan rumah mereka sendiri (QS Alsyu'araa: 160, Annaml: 54, Alhijr: 67, Alfurqan: 38, Qaf: 12).

Kaum Nabi Syuaib

Nabi Syuaib diutuskan kepada kaum Madyan. Kaum Madyan ini dihancurkan oleh Allah karena mereka suka melakukan penipuan dan kecurangan dalam perdagangan. Bila membeli, mereka minta dilebihkan dan bila menjual selalu mengurangi. Allah pun mengazab mereka berupa hawa panas yang teramat sangat. Kendati mereka berlindung di tempat yang teduh, hal itu tak mampu melepaskan rasa panas. Akhirnya, mereka binasa (QS Attaubah: 70, Alhijr: 78, Thaaha:40, dan Alhajj: 44). Selain kepada kaum Madyan, Nabi Syuaib juga diutus kepada penduduk Aikah. Mereka menyembah sebidang padang tanah yang pepohonannya sangat rimbun. Kaum ini menurut sebagian ahli tafsir disebut pula dengan penyembah hutan lebat (Aikah)(QS AlHijr: 78, Alsyu'araa: 176, Shaad: 13, Qaaf: 14).

Firaun

Kaum Bani Israil sering ditindak oleh Firaun. Allah mengutus Nabi Musa dan Harun untuk memperingatkan Firaun akan azab Allah. Namun, Firaun malah mengaku sebagai tuhan.Ia akhirnya tewas di Laut Merah dan jasadnya berhasil diselamatkan. Hingga kini masih bisa disaksikan di museum mumi di Mesir (Albaqarah: 50 dan Yunus: 92).

Ashab Al-Sabt

Mereka adalah segolongan fasik yang tinggal di Kota Eliah, Elat (Palestina). Mereka melanggar perintah Allah untuk beribadah pada hari Sabtu. Allah menguji mereka dengan memberikan ikan yang banyak pada hari Sabtu dan tidak ada ikan pada hari lainnya. Mereka meminta rasul Allah untuk mengalihkan ibadah pada hari lain, selain Sabtu. Mereka akhirnya dibinasakan dengan dilaknat Allah menjadi kera yang hina (QS Al-A'raaf: 163).

Ashab Al-Rass

Rass adalah nama sebuah telaga yang kering airnya. Nama Al-Rass ditujukan pada suatu kaum. Konon, nabi yang diutus kepada mereka adalah Nabi Saleh. Namun, ada pula yang menyebutkan Nabi Syuaib. Sementara itu, yang lainnya menyebutkan, utusan itu bernama Handzalah bin Shinwan (adapula yang menyebut bin Shofwan). Mereka menyembah patung. Ada pula yang menyebutkan, pelanggaran yang mereka lakukan karena menampakkan utusan yang dikirim kepada mereka ke dalam sumur sehingga mereka dibinasakan Allah (Qs Alfurqan: 38 dan Qaf ayat 12).

Ashab Al-Ukhdudd

Ashab Al-Ukhdud adalah sebuah kaum yang menggali parit dan menolak beriman kepada Allah, termasuk rajanya. Sementara itu, sekelompok orang yang beriman diceburkan ke dalam parit yang telah dibakar, termasuk seorang wanita yanga tengah menggendong seorang bayi. Mereka dikutuk oleh Allah SWT (QS Alburuuj: 4-9).

Ashab Al-Qaryah

Menurut sebagian ahli tafsir, Ashab Al-Qaryah (suatu negeri)adalah penduduk Anthakiyah. Mereka mendustakan rasul-rasul yang diutus kepada mereka. Allah membinasakan mereka dengan sebuah suara yang sangat keras (QS Yaasiin: 13).

Kaum Tubba'

Tubaa' adalah nama seorang raja bangsa Himyar yang beriman. Namun, kaumnya sangat ingkar kepada Allah hingga melampaui batas. Maka, Allah menimpakan azab kepada mereka hingga binasa. Peradaban mereka sangat maju. Salah satunya adalah bendungan air (QS Addukhan: 37).

Kaum Saba

Mereka diberi berbagai kenikmatan berupa kebun-kebun yang ditumbuhi pepohonan untuk kemakmuran rakyat Saba. Karena mereka enggan beribadah kepada Allah walau sudah diperingatkan olehNabi Sulaiman, akhirnya Allah menghancurkan bendungan Ma'rib dengan banjir besar (Al-Arim) (QS Saba: 15-19). 

Sumber : Republika.co.id

Soal Isu Dipasangkan dengan Mayjen Sudrajat, Syaikhu: Saya Masih Berkomitmen dengan Demiz

Soal Isu Dipasangkan dengan Mayjen Sudrajat, Syaikhu: Saya Masih Berkomitmen dengan Demiz


10Berita - PURWAKARTA—Ahmad Syaikhu, bakal calon Wakil Gubernur Jawa Barat, menampik isu bahwa dirinya akan dipasangkan dengan Mayjen Sudrajat yang diusung oleh Partai Gerindra.

“Sampai dengan hari ini saya masih berkomitmen dengan Demiz-Syaikhu,” ujarnya ketika ditemui Islampos.com di sela-sela kunjungannya ke Purwakarta, Sabtu (16/12/2017).

Sebelumnya, PAN dan PKS diharapkan berkoalisi dengan Gerindra yang mengusung Mayjen TNI (Purn) Sudrajat pada Pemilihan Gubernur Jawa Barat 2018 mendatang.

Gerindra sendiri seperti diketahui memutuskan tidak bergabung bersama koalisi PKS, Demokrat, dan PAN yang mengusung pasangan Deddy Mizwar dengan Ahmad Syaikhu.

“Belum ada perubahan ke depannya seperti apa,” ujar politisi asal Partai Keadilan Sejahtera tersebut.

Terkait polemik atau isu yang berkembang di masyarakat, Syaikhu menjelaskan bahwa dirinya menyerahkan sepenuhnya kepada keputusan partai.

“Sampai dengan saat ini Insya Allah masih Demiz-Syaikhu,” terangnya. []

Reporter: Ari Cahya
Diolah oleh: Rifki

Sumber : Islam pos

Pengamat Hukum Kritisi Keputusan MK Soal LGBT dan Kumpul Kebo

Pengamat Hukum Kritisi Keputusan MK Soal LGBT dan Kumpul Kebo

10Berita - JAKARTA  — Dalam keputusannya Mahkamah Konstitusi (MK) akhirnya menolak permohonan Aliansi Cinta Keluarga (AILA) untuk memperluas pasal perzinahan di KUHP. Dalam permohonannya tersebut, AILA menyebutkan perilaku Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender (LGBT) dan kumpul kebo agar bisa dipidana. Hasil keputusan MK tersebut mendapat sorotan dari berbagai kalangan, diantaranya Pengamat Hukum Pidana, Mudzakir.

Mudzakir menilai penolakan MK melalui keputusan tersebut berpotensi menimbulkan polemik di masyarakat. “Keputusan MK ini bisa multi interpretasi, dan berujung menghadirkan polemik di masyarakat,” kata Mudzakir, Kamis (14/12).

Keputusan MK ini, jelas dia, sebenarnya bukanlah melegalkan perilaku LGBT dan kumpul kebo. Tapi sebenarnya hanya mengembalikan apa yang sudah ada di dalam KUHP. Dan dalam praktek selama ini sebetulnya aparat penegak hukum juga telah mengantisipasi perilaku LGBT dan kumpul kebo ini dengan cukup bijak. Didukung penuh oleh masyarakat.

Karena itu Mudzakir berpesan kepada MK agar dalam hasil keputusan nanti jangan sampai ditafsirkan berbeda di masyarakat. “Jangan sampai masyarakat memahami seolah LGBT dan kumpul kebo legal. Ini jadi tanggung jawab MK,” tegasnya.

Mudzakir menjelaskan bagaimana mungkin negara ini bisa melegalkan LGBT dan kumpul kebo, padahal itu melanggar nilai agama yang jelas diatur dalam Pancasila dan UUD 45. Jadi bagi pihak yang melihat keputusan MK seolah melegalkan LGBT itu, menurutnya salah besar.

Selain Mudzakir, anggota DPD RI sekaligus Ketua Bang Japar (Kebangkitan Jawara dan Pengacara) Fahira Idirs menilai uji materi terhadap Pasal 284, Pasal 285, dan Pasal 292 KUHP seperti yang diajukan AILA merupakan salah satu upaya untuk menciptakan lingkungan sosial dan hukum yang dapat mencegah tindak kejahatan seksual.

Mengutip kumparan, Fahira menuturkan, ketegasan aturan dan hukum larangan perzinaan, perkosaan, dan hubungan sesama jenis akan memiliki efek pencegahan dan menjadi acuan untuk tidak melakukan perilaku seksual menyimpang.

“Poinnya, uji materi ini di pencegahan, karena hukum melarangnya. Jadi bukan upaya kriminalisasi seperti yang dikhawatirkan beberapa pihak,” katanya di Jakarta (14/12).

Tokoh yang dikenal kontra atas kegiatan LGBT yang dianggapnya melakukan propaganda ini menganggap LGBT mempunyai target untuk mendapatkan legalitas pernikahan di Tanah Air. Upaya yang sedang dilakukan oleh para pegiat LGBT itu lanjutnya tidak sesuai dengan nilai luhur bangsa.

Sebelumnya, pengajuan uji materi dimohonkan oleh Aliansi Cinta Keluarga (AILA) Indonesia. Namun Mahkamah Konstitusi memutuskan menolak permohonan memperluas pasal perzinahan di KUHP tersebut melalui dissenting opinion oleh para hakim konstitusi. [fm]

Sumber : UmmatPos.com

Kaum Nabi Luth dan Kota yang Dijungkirbalikkan

Kaum Nabi Luth dan Kota yang Dijungkirbalikkan

10Berita - Kaum Luth pun telah mendustakan ancaman-ancaman (Nabinya). Sesungguhnya Kami telah menghembuskan kepada mereka angin yang membawa batu-batu (yang menimpa mereka), kecuali keluarga Luth. Mereka Kami selamatkan di waktu sebelum fajar menyingsing, sebagai nikmat dari Kami. Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur. Dan sesungguhnya dia (Luth) telah memperingatkan mereka akan azab-azab Kami, maka mereka mendustakan ancaman-ancaman itu.”(QS. Al Qamar, 54: 33-36)

NABI Luth hidup semasa dengan Ibrahim. Luth diutus sebagai rasul atas salah satu kaum tetangga Ibrahim. Kaum ini, sebagaimana diutarakan oleh Al Quran, mempraktikkan perilaku menyimpang yang belum dikenal dunia saat itu, yaitu sodomi. Ketika Luth menyeru mereka untuk menghentikan penyimpangan tersebut dan menyampai-kan peringatan Allah, mereka mengabaikannya, mengingkari kenabi-annya, dan meneruskan penyimpangan mereka. Pada akhirnya kaum ini dimusnahkan dengan bencana yang mengerikan.

Kota kediaman Luth, dalam Perjanjian Lama disebut sebagai kota Sodom. Karena berada di utara Laut Merah, kaum ini diketahui telah di-hancurkan sebagaimana termaktub dalam Al Quran. Kajian arkeologis mengungkapkan bahwa kota tersebut berada di wilayah Laut Mati yang terbentang memanjang di antara perbatasan Israel-Yordania.

Sebelum mencermati sisa-sisa dari bencana ini, marilah kita lihat mengapa kaum Luth dihukum seperti ini. Al Quran menceritakan bagaimana Luth memperingatkan kaumnya dan apa jawaban mereka:

“Kaum Luth telah mendustakan rasulnya, ketika saudara mereka Luth, berkata kepada mereka, “Mengapa kamu tidak bertakwa?”. Sesungguhnya aku adalah seorang rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu, maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku. Dan aku sekali-kali tidak minta upah kepadamu atas ajakan itu; upahku tidak lain hanyalah dari Tuhan semesta alam. Mengapa ka-mu mendatangi jenis lelaki di antara manusia, dan kamu tinggalkan istri-istri yang dijadikan Tuhanmu untukmu, bahkan kamu adalah orang-orang yang melampaui batas. Mereka menjawab “Hai Luth, sesungguhnya jika kamu tidak berhenti, benar-benar kamu termasuk orang yang diusir”. Luth berkata ‘Sesungguhnya aku sangat benci kepada perbuatanmu ‘.” (QS. Asy-Syu’araa’, 26: 160-168)

Sebagai jawaban atas ajakan ke jalan yang benar, kaum Luth justru mengancamnya. Kaumnya membenci Luth karena ia menunjuki mereka jalan yang benar, dan bermaksud menyingkirkannya dan orang-orang yang beriman bersamanya. Dalam ayat lain, kejadian ini dikisahkan se-bagai berikut:

“Dan (Kami juga telah mengutus) Luth (kepada kaumnya). (Ingatlah ) tatkala dia berkata kepada mereka: “Mengapa kamu mengerjakan perbuatan faahisyah itu, yang belum pernah dikerjakan oleh seorang pun (di dunia ini) sebelummu?”. Sesungguhnya kamu mendatangi lelaki untuk melampiaskan nafsumu (kepada mereka), bukan kepada wanita, malah kamu ini adalah kaum yang melampaui batas. Jawab kaumnya tidak lain hanya mengatakan: “Usirlah mereka (Luth dan para pengikutnya) dari kotamu ini, sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang berpura-pura mensucikan diri.” (QS. Al A’raaf, 7: 80-82)

Luth menyeru kaumnya kepada sebuah kebenaran yang begitu nyata dan memperingatkan mereka dengan jelas, namun kaumnya sama sekali tidak mengindahkan peringatan macam apa pun dan terus menolak Luth dan tidak mengacuhkan azab yang telah ia sampaikan kepada mereka:

“Dan (ingatlah) ketika Luth berkata kepada kaumnya: “Sesungguh-nya kamu benar-benar mengerjakan perbuatan yang amat keji yang sebelumnya belum pernah dikerjakan oleh seorang pun dari umat-umat sebelum kamu”. Apakah sesungguhnya kamu mendatangi laki-laki, menyamun, dan mengerjakan kemungkaran di tempat-tempat pertemuanmu?” Maka jawaban kaumnya tidak lain hanya menga-takan: “Datangkanlah kepada kami azab Allah, jika kamu termasuk orang-orang yang benar.” (QS. Al ‘Ankabuut, 29: 28-29)

Karena menerima jawaban sedemikian dari kaumnya, Luth meminta pertolongan kepada Allah.

“Ia berkata: “Ya Tuhanku, tolonglah aku (dengan menimpakan azab) atas kaum yang berbuat kerusakan itu.” (QS. Al ‘Ankabuut, 29: 30)

“Ya Tuhanku, selamatkanlah aku beserta keluargaku dari (akibat) perbuatan yang mereka kerjakan.” (QS. Asy-Syu’araa’, 26:169)

Atas doa Luth tersebut, Allah mengirimkan dua malaikat dalam wu-jud manusia. Kedua malaikat ini mengunjungi Ibrahim sebelum menda-tangi Luth. Di samping membawa kabar gembira kepada Ibrahim bahwa istrinya akan melahirkan seorang jabang bayi, kedua utusan itu menjelas-kan alasan pengiriman mereka: Kaum Luth yang angkara akan dihancurkan:

“Ibrahim bertanya, “Apakah urusanmu hai para utusan?” Mereka menjawab, “Sesungguhnya kami diutus kepada kaum yang berdosa (kaum Luth), agar kami timpakan kepada mereka batu-batu dari tanah yang (keras), yang ditandai di sisi Tuhanmu untuk (membi-nasakan) orang-orang yang melampaui batas.” (QS. Adz-Dzaariyaat, 51: 31-34)

“Kecuali Luth beserta pengikut-pengikutnya. Sesungguhnya Kami akan menyelamatkan mereka semuanya, kecuali istrinya. Kami telah menentukan bahwa sesungguhnya ia itu termasuk orang-orang yang tertinggal (bersama-sama dengan orang kafir lainnya).” (QS. Al Hijr, 15: 59-60)

Setelah meninggalkan Ibrahim, para malaikat yang dikirim sebagai utusan lalu mendatangi Luth. Karena belum pernah bertemu utusan sebelumnya, Luth awalnya merasa khawatir, namun kemudian ia merasa tenang setelah berbicara dengan mereka.

“Dan tatkala datang utusan-utusan Kami (para malaikat) itu kepa-da Luth, dia merasa susah dan merasa sempit dadanya karena keda-tangan mereka, dan dia berkata, “Inilah hari yang amat sulit.” (QS. Huud, 11: 77)

“Ia berkata: “Sesungguhnya kamu adalah orang-orang yang tidak di-kenal”. Para utusan menjawab: “Sebenarnya kami ini datang kepa-damu dengan membawa azab yang selalu mereka dustakan. Dan ka-mi datang kepadamu membawa kebenaran dan sesungguhnya kami betul-betul orang yang benar. Maka pergilah kamu di akhir malam dengan membawa keluargamu, dan ikutilah mereka dari belakang dan janganlah seorang pun di antara kamu menoleh ke belakang dan teruskanlah perjalanan ke tempat yang diperintahkan kepadamu”. Dan Kami telah wahyukan kepadanya (Luth) perkara itu, yaitu bah-wa mereka akan ditumpas habis di waktu subuh.” (QS. Al Hijr, 15 : 62-66).

Sementara itu, kaum Luth telah mengetahui bahwa ia kedatangan tamu. Mereka tidak ragu-ragu untuk mendatangi tamu-tamu tersebut dengan niat buruk sebagaimana terhadap yang lain-lain sebelumnya. Mereka mengepung rumah Luth. Karena khawatir atas keselamatan tamunya, Luth berbicara kepada kaumnya sebagai berikut:

“Luth berkata: “Sesungguhnya mereka adalah tamuku; maka jangan-lah kamu memberi malu (kepadaku), dan bertakwalah kepada Allah dan janganlah kamu membuat aku terhina.” (QS. Al Hijr, 15 : 68-69)

Kaum Luth menjawab dengan marah:

“Mereka berkata: “Dan bukankah kami telah melarangmu dari (me-lindungi) manusia.” (QS. Al Hijr, 15: 70)

Merasa bahwa ia dan tamunya akan mendapatkan perlakuan keji, Luth berkata:

“Seandainya aku mempunyai kekuatan (untuk menolakmu) atau kalau aku dapat berlindung kepada keluarga yang kuat (tentu akan aku lakukan).” (QS. Huud, 11: 80)

“Tamu”-nya mengingatkannya bahwa sesungguhnya mereka adalah utusan Allah dan berkata:

“Para utusan (malaikat) berkata: ”Hai Luth, sesungguhnya kami adalah utusan-utusan Tuhanmu, sekali-kali mereka tidak akan da-pat mengganggu kamu, sebab itu pergilah dengan membawa keluarga dan pengikut kamu di akhir malam dan janganlah ada seorang pun di antara kamu yang tertinggal, kecuali istrimu. Sesungguhnya dia akan ditimpa azab yang menimpa mereka karena sesungguhnya saat jatuhnya azab kepada mereka ialah di waktu subuh; bukankah subuh itu sudah dekat ?“ (QS. Huud, 11 : 81)

Ketika kelakuan jahat warga kota memuncak, Allah menyelamatkan Luth dengan perantaraan malaikat. Pagi harinya, kaum Luth dihancur-leburkan dengan bencana yang sebelumnya telah ia sampaikan.

“Dan sesungguhnya mereka telah membujuknya (agar menyerahkan) tamunya (kepada mereka), lalu Kami butakan mata mereka, maka rasakanlah azab-Ku dan ancaman-ancaman-Ku. Dan sesungguhnya pada esok harinya mereka ditimpa azab yang kekal.” (QS. Al Qamar, 54: 37-38)

Ayat yang menerangkan penghancuran kaum ini sebagai berikut :

“Maka mereka dibinasakan oleh suara keras yang mengguntur, ketika matahari akan terbit. Maka kami jadikan bahagian atas kota itu terbalik ke bawah dan Kami hujani mereka dengan batu belerang yang keras. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Kami) bagi orang-orang yang meperhatikan tanda-tanda. Dan sesungguhnya kota itu benar-benar terletak di jalan yang masih tetap (dilalui manusia).”(QS. Al Hijr, 15: 73-76)

“Maka tatkala datang azab Kami, Kami jadikan negeri kaum Luth itu yang atas ke bawah (Kami balikkan), dan Kami hujani mereka dengan (batu belerang) tanah yang terbakar secara bertubi-tubi, yang diberi tanda oleh Tuhanmu, dan siksaan itu tiadalah jauh dari orang-orang yang zalim.” (QS. Huud, 11: 82-83)

“Kemudian Kami binasakan yang lain, dan Kami hujani mereka dengan hujan (batu belerang), maka amat kejamlah hujan yang menimpa orang-orang yang telah diberi peringatan itu. Sesungguh-nya pada yang demikian itu benar-benar terdapat bukti-bukti yang nyata. Dan adalah kebanyakan mereka tidak beriman. Dan sesung-guhnya Tuhanmu, benar-benar Dialah Yang Mahaperkasa lagi Maha Penyayang.” (QS. Asy-Syu’araa’, 26: 172-175)

Ketika kaum tersebut dihancurkan, hanya Luth dan pengikutnya, yang tidak lebih dari “sebuah keluarga”, yang diselamatkan. Istri Luth sendiri juga tidak percaya, dan ia juga dihancurkan.

“Dan (Kami juga yang telah mengutus) Luth (kepada kaumnya). (Ingatlah) tatkala dia berkata kepada mereka: “Mengapa kamu mengerjakan perbuatan faahisyah itu, yang belum pernah dikerja-kan oleh seorang pun (di dunia ini) sebelumnya?”. Sesungguhnya kamu mendatangi lelaki untuk melepaskan nafsumu (kepada mere-ka), bukan kepada wanita, malah kamu ini adalah kaum yang me-lampaui batas. Jawab kaumnya tidak lain hanya mengatakan: “Usirlah mereka (Luth dan pengikut-pengikutnya) dari kotamu ini; sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang berpura-pura me-nyucikan diri”. Kemudian Kami selamatkan dia dan pengikut-pengi-kutnya kecuali istrinya; dia termasuk orang-orang yang tertinggal (dibinasakan). Dan Kami turunkan kepada mereka hujan (batu belerang), maka perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang memperturutkan dirinya dengan dosa dan kejahatan itu.” (QS. Al A’raaf, 7: 80-84)

Demikianlah, Nabi Luth diselamatkan bersama para pengikut dan keluarganya, kecuali istrinya. Sebagaimana disebutkan dalam Perjanjian Lama, ia (Luth) berimigrasi bersama Ibrahim. Akan halnya kaum yang sesat itu, mereka dihancurkan dan tempat tinggal mereka diratakan de-ngan tanah. []

Sumber: Negeri-negeri yang Musnah oleh Harun Yahya, Islampos.

LGBT Menang? Jangan Panik

LGBT Menang? Jangan Panik

10Berita - PUTUSAN Mahakamah Konstitusi (MK) yang seolah-okah memenangkan gerakan LGBT (Lesbian, Gay, Bisexual, and Transgender), memunculkan efek ganda. Kaum LGBT merasa menang, sedang kaum manusia normal merasa dikhianati dan merasa semakin terancam gerakan amoral kaum yang berpenyakit psikis.

Tetapi, kita tidak perlu cemas apalagi panik. Sebab, manusia normal dibekali sistem imunitas sosial yang normal pula. Apa yang disebut sebagai kemungkinan “epidemi LGBT” di Indonesia yang dipicu oleh putusan MK kemarin, tidak akan mengubah cara rakyat memandang gerakan LGBT. Bahkan, sebaliknya, rakyat akan semakin solid untuk melawan “virus sosial” itu.

Itulah hikmah putusan MK yang seakan memihak ke LGBT. Rakyat semakin paham bahwa gerakan mereka mulai merasuki pikiran para pembuat keputusan. Rakyat, khususnya kaum muslimin, semakain paham bahwa penguatan sistem imunitas kaum muslimin tidak bisa mengharapkan peranan lembaga apa pun di Indonesia ini.

Umat harus swasembada dalam mengelola sistem pertahanan moral. Semakin jelaslah perintah Allah SWT agar “Jagalah diri kalian dari jilatan api neraka” (quu anfusakum wa ajlikum naara). Andalaha, sayalah, kitalah yang harus membentengi diri dan keuarga kita dari penyakit moral dan gerakan yang sengaja menyebarkannya.

Bersiap-siaplah untuk menghadapi gempuran gerakan LGBT. Mereka merasa putusan MK akan memuluskan jalan gerakan mereka. Tetapi mereka keliru bahwa umat ini sudah sangat sadar tentang taktik jahat yang telah dan akan mereka lancarkan untuk memperbanyak populasi LGBT. Mereka menyangka umat ini akan diam saja menonton gerakan yang mereka lakukan untuk mencelakan umat, khsuusnya generasi muda.

In-sya Allah umat sudah siap dengan segala kemungkinan. Semua kaum muslimin siap, dengan pertolongan-Nya, untuk melawan gerakan ekspansionis LGBT.

Namun demikian, para pemimpin umat wajib semakin menggencarkan upaya untuk memperkuat lagi pemahaman di kalangan kaum muslimin bahwa LGBT tidak akan pernah berhenti melakukan pengrusakan moral. Perlu diberikan pemahaman bahwa perlawanan terhadap wabah LGBT tidak bisa mengharapkan bantuan dari lembaga mana pun.

Umat harus mandiri dengan berpegang teguh pada panduan moral yang bersumber dari Kitabullah dan Sunnah Baginda Nabi. Putusan MK adalah momen yang pas bagi umat untuk introspeksi; untuk melihat kembali sistem imunitas umat.

Biarkanlah kaum LGBT berpesata pora hari ini sebagai peringatan untuk kita tentang rencana jahat mereka. []

Sumber : Islampos.

Allah Begitu Dekat Pada Orang yang Berdoa

Allah Begitu Dekat Pada Orang yang Berdoa


10Berita - Sudah begitu lama, ingin agar harapan segera terwujud. Beberapa waktu terus menanti dan menanti, namun tak juga impian itu datang. Kadang jadi putus asa karena sudah seringkali memohon pada Allah.

Sikap seorang muslim adalah tetap terus berdo’a karena Allah begitu dekat pada orang yang berdo’a. Boleh jadi terkabulnya do’a tersebut tertunda. Boleh jadi pula Allah mengganti permintaan tadi dengan yang lainnya dan pasti pilihan Allah adalah yang terbaik.

Ayat yang patut direnungkan adalah firman Allah Ta’ala,

وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ

Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku. Maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (QS. Al Baqarah: 186)

Sebagian sahabat radhiyallahu ‘anhum berkata,

يَا رَسُولَ اللَّهِ رَبُّنَا قَرِيبٌ فَنُنَاجِيهِ ؟ أَوْ بَعِيدٌ فَنُنَادِيهِ ؟ فَأَنْزَلَ اللَّهُ هَذِهِ الْآيَةَ

“Wahai Rasulullah, apakah Rabb kami itu dekat sehingga kami cukup bersuara lirih ketika berdo’a ataukah Rabb kami itu jauh sehingga kami menyerunya dengan suara keras?” Lantas Allah Ta’ala menurunkan ayat di atas. (Majmu’ Al Fatawa, 35/370)

Abul ‘Abbas Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata, “Kedekatan yang dimaksud dalam ayat ini adalah kedekatan Allah pada orang yang berdo’a (kedekatan yang sifatnya khusus).” (Majmu’ Al Fatawa, 5/247)

Perlu diketahui bahwa kedekatan Allah itu ada dua macam:

Kedekatan Allah yang umum dengan ilmu-Nya, ini berlaku pada setiap makhluk.Kedekatan Allah yang khusus pada hamba-Nya dan seorang muslim yang berdo’a pada-Nya, yaitu Allah akan mengijabahi (mengabulkan) do’anya, menolongnya dan memberi taufik padanya. (Taisir Al Karimir Rahman, hal. 87)

Kedekatan Allah pada orang yang berdo’a adalah kedekatan yang khusus –pada macam yang kedua- (bukan kedekatan yang sifatnya umum pada setiap orang).

Allah begitu dekat pada orang yang berdo’a dan yang beribadah pada-Nya. Sebagaimana disebutkan dalam hadits pula bahwa tempat yang paling dekat antara seorang hamba dengan Allah adalah ketika ia sujud. (Majmu’ Al Fatawa, 15/17)

Siapa saja yang berdo’a pada Allah dengan menghadirkan hati ketika berdo’a, menggunakan do’a yang ma’tsur (dituntunkan), menjauhi hal-hal yang dapat menghalangi terkabulnya do’a (seperti memakan makanan yang haram), maka niscaya Allah akan mengijabahi do’anya.

Terkhusus lagi jika ia melakukan sebab-sebab terkabulnya do’a dengan tunduk pada perintah dan larangan Allah dengan perkataan dan perbuatan, juga disertai dengan mengimaninya. (Taisir Al Karimir Rahman, hal. 87)

Dengan mengetahui hal ini seharusnya seseorang tidak meninggalkan berdo’a pada Rabbnya yang tidak mungkin menyia-nyiakan do’a hamba-Nya.

Pahamilah bahwa Allah benar-benar begitu dekat dengan orang yang berdo’a, artinya akan mudah mengabulkan do’a setiap hamba. Sehingga tidak pantas seorang hamba putus asa dari janji Allah yang Maha Mengabulkan setiap do’a.

Ingatlah pula bahwa do’a adalah sebab utama agar seseorang bisa meraih impian dan harapannya. Sehingga janganlah merasa putus asa dalam berdo’a.

Ibnul Qoyyim rahimahullah berkata, “Do’a adalah sebab terkuat bagi seseorang agar bisa selamat dari hal yang tidak ia sukai dan sebab utama meraih hal yang diinginkan. Akan tetapi pengaruh do’a pada setiap orang berbeda-beda. Ada yang do’anya berpengaruh begitu lemah karena sebab dirinya sendiri. Boleh jadi do’a itu adalah do’a yang tidak Allah sukai karena melampaui batas. Boleh jadi do’a tersebut berpengaruh lemah karena hati hamba tersebut yang lemah dan tidak menghadirkan hatinya kala berdo’a. … Boleh jadi pula karena adanya penghalang terkabulnya do’a dalam dirinya seperti makan makanan haram, noda dosa dalam hatinya, hati yang selalu lalai, nafsu syahwat yang menggejolak dan hati yang penuh kesia-siaan.” (Al Jawaabul Kaafi, hal. 21). Ingatlah hadits dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لَيْسَ شَيْءٌ أَكْرَمَ عَلَى اللَّهِ تَعَالَى مِنَ الدُّعَاءِ

Tidak ada sesuatu yang lebih besar pengaruhnya di sisi Allah Ta’ala selain do’a.” (HR. Tirmidzi no. 3370, Ibnu Majah no. 3829, Ahmad 2/362. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan). Jika memahami hal ini, maka gunakanlah do’a pada Allah sebagai senjata untuk meraih harapan.

Penuh yakinlah bahwa Allah akan kabulkan setiap do’a. Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ادْعُوا اللَّهَ وَأَنْتُمْ مُوقِنُونَ بِالإِجَابَةِ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ لاَ يَسْتَجِيبُ دُعَاءً مِنْ قَلْبٍ غَافِلٍ لاَهٍ

Berdoalah kepada Allah dalam keadaan yakin akan dikabulkan, dan ketahuilah bahwa Allah tidak mengabulkan doa dari hati yang lalai.” (HR. Tirmidzi no. 3479. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan)

Lalu pahamilah bahwa ada beberapa jalan Allah kabulkan do’a. Dari Abu Sa’id, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

« ما مِنْ مُسْلِمٍ يَدْعُو بِدَعْوَةٍ لَيْسَ فِيهَا إِثْمٌ وَلاَ قَطِيعَةُ رَحِمٍ إِلاَّ أَعْطَاهُ اللَّهُ بِهَا إِحْدَى ثَلاَثٍ إِمَّا أَنْ تُعَجَّلَ لَهُ دَعْوَتُهُ وَإِمَّا أَنْ يَدَّخِرَهَا لَهُ فِى الآخِرَةِ وَإِمَّا أَنُْ يَصْرِفَ عَنْهُ مِنَ السُّوءِ مِثْلَهَا ». قَالُوا إِذاً نُكْثِرُ. قَالَ « اللَّهُ أَكْثَرُ »

Tidaklah seorang muslim memanjatkan do’a pada Allah selama tidak mengandung dosa dan memutuskan silaturahmi (antar kerabat, pen) melainkan Allah akan beri padanya tiga hal: [1] Allah akan segera mengabulkan do’anya, [2] Allah akan menyimpannya baginya di akhirat kelak, dan [3] Allah akan menghindarkan darinya kejelekan yang semisal.” Para sahabat lantas mengatakan, “Kalau begitu kami akan memperbanyak berdo’a.” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas berkata, “Allah nanti yang memperbanyak mengabulkan do’a-do’a kalian.” (HR. Ahmad 3/18. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa sanadnya jayyid).

Boleh jadi Allah menunda mengabulkan do’a. Boleh jadi pula Allah mengganti keinginan kita dalam do’a dengan sesuatu yang Allah anggap lebih baik. Atau boleh jadi pula Allah akan mengganti dengan pahala di akhirat. Jadi do’a tidaklah sia-sia.

Ingatlah wejangan yang amat menyejukkan hati dari cucu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Al Hasan bin ‘Ali radhiyallahu ‘anhuma berkata,

من اتكل على حسن اختيار الله له، لم يتمن شيئا. وهذا حد الوقوف على الرضى بما تصرف به القضاء

Barangsiapa yang bersandar kepada baiknya pilihan Allah untuknya maka dia tidak akan mengangan-angankan sesuatu (selain keadaan yang Allah pilihkan untuknya). Inilah batasan (sikap) selalu ridha (menerima) semua ketentuan takdir dalam semua keadaan (yang Allah) berlakukan (bagi hamba-Nya)” (Lihat Siyaru A’laamin Nubalaa’ 3/262 dan Al Bidaayah wan Nihaayah 8/39). Pilihan Allah itulah yang terbaik.

Wallahu waliyyut taufiq.

Sumber: rumaysho.com