OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Rabu, 20 Desember 2017

Menunjukan Wajah Islam yang Ramah

Menunjukan Wajah Islam yang Ramah

10Berita , JAKARTA —Dakwah menjadi tugas setiap Muslim meski caranya berbeda-beda.Dalam QS Fu shilat ayat 33, Allah SWT berfirman, "Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru menuju Allah, mengerjakan amal soleh, dan berkata, "Sesungguhnya, aku termasuk orang- orang yang berserah diri."

Di dalam tafsirnya, Imam Ibnu Katsir menjelaskan, ayat ini mengandung makna umum mencakup setiap orang yang menyeru manusia kepada kebajikan. Penyeru pun mengerjakan apa yang diserukannya dengan konsekuen. Rasulullah SAW menjadi panutan utama dalam contoh ayat ini.

Imam Hasan Al Basri menjelaskan, orang yang dimaksud adalah kekasih Allah. Dia manusia terpilih penolong agama Allah. Dia orang yang diutamakan Allah. Orang yng paling disukai Allah di antara penduduk bumi. Dia menyeru manusia untuk memenuhi seruan Allah seperti yang dilakukannya. Ia beramal soleh, kemudian berkata, "Aku termasuk orang- orang yang berserah diri." 

Dari setiap hamba, ada yang benar- benar fokus membaktikan diri untuk kegiatan dakwah.

"Dan hendaklah ada di anta ra kalian segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang munkar. Merekalah orang-orang yang beruntung."(QS Ali Imran: 104). Imam Ibnu Katsir dalam tafsirnya menjelaskan, golongan yang dimaksud adalah para sahabat ter- pilih, para mujahidin terpilih, dan para ulama. Ayat ini bermakna hendaknya ada segolongan orang dari kalangan umat ini yang bertugas untuk mengemban urusan tersebut. Sekalipun, urusan itu memang diwajibkan pula atas setiap individu dari umat ini.

Tidakkah Nabi SAW bersabda tentang tiga pilihan untuk mencegah kemunkaran. Pertama dengan tangan, jika tidak mampu dengan lisan, jika masih tidak mampu dengan hati. Yang demikian itu adalah selemah-lemahnya iman. (HR Muslim).

Setelah mendapatkan tugas untuk menyeru manusia kepada jalan-Nya, Allah SWT pun memberi petunjuk bagaimana cara berdakwah tersebut. "Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik (pula). Sesungguhnya, Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih menge- tahui orang-orang yang mendapat petun- juk." (QS an-Nahl: 125).

Dua kata hikmah dan pelajaran menjadi senjata bagi para dai untuk berdakwah. Segala macam fitnah, penolakan, dan pengusiran yang terjadi akhir-akhir ini seyogianya tak membuat mereka melepas dua kata itu. Dengan hikmah dan pelajaran, para dai justru bisa menunjuk kan wajah Islam yang ramah. Wallahu'alam.

Sumber : Republika.co.id

Umat Islam Diajak Tetap Bersatu Bela Palestina

Umat Islam Diajak Tetap Bersatu Bela Palestina

zulkarnain/hidayatullah.com

Jutaan massa hadiri Aksi Bela Palestina di lapangan Monas, Jakarta, Ahad (17/12/2017).

10Berita – Persatuan umat khususnya di Indonesia dalam mendukung Palestina terlihat pada Aksi Bela Palestina di Jakarta, Ahad lalu. Persatuan itu diharapkan tetap terjaga.

Novelis dan sastrawan Asma Nadia termasuk yang mengajak sesama Muslim khususnya masyarakat Indonesia agar bersatu membela Masjid Al-Aqsha dan menentang kebijakan Presiden Amerika Serikat Donald Trump soal Baitul Maqdis.

“Enggak ada alasan kita di Indonesia enggak peduli dan berlaku sinis kepada mereka yang membela Palestina. Karena telah termaktub di pembukaan undang-undang bahwa kemerdekaan adalah hak segala bangsa,” ujarnya ditemui hidayatullah.com di sela-sela acara literasi di Kuninga, Jakarta, Senin (18/12/2017).

Baca: Aa Gym Nilai Pasca Aksi Bela Islam, Bela Palestina Satukan Umat Lagi


Ia menambahkan, Aksi Bela Palestina pada Ahad (17/12/2017) lalu, dimana diketahui jutaan massa hadir di dalamnya, begitu juga aksi serupa yang digelar di negara-negara lain dalam menentang kebijakan Trump, menekankan, bahwa berkumpul dan menyuarakan kedzaliman penjajahan merupakan tanda cinta atas Palestina.

Asma Nadia pun berharap aspirasi itu bisa sampai kepada saudara-saudara di Palestina.

Moga dalam satu kebersamaan ini bisa menciptakan perubahan. Persoalan Palestina kita butuh lebih dari tindakan, mengutuk dan boikot, kita butuh mengetuk hati mereka yang punya kekuatan dan kekuasaan, agar mereka bisa menyuarakan kedzaliman yang terjadi di Palestina,” jelasnya.

Baca: Ribuan Muslimin Hadiri Orasi GNPF “Indonesia Bersatu Bela Palestina”


Lebih lanjut, sosok penulis buku-buku best seller ini menyatakan, sesama Muslim punya keterkaitan dengan negeri al-Quds, di situ sebagai kiblat pertama dan juga Isra’nya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Secara sejarah bahwa Palestina salah satu negara yang awal-awal mengakui kemerdekaan Indonesia.

“Kalau enggak bisa bantu banyak, minimal doa salah satu cara bahwa kita support (dukung) Palestina,” terangnya berharap.* Zulkarnain

Sumber : Hidayatullah.com

3 Peristiwa Besar di Yerusalem

3 Peristiwa Besar di Yerusalem

10Berita , JAKARTA —Sampai abad ketujuh, setidaknya ada tiga peristiwa besar yang berlangsung di Yerusalem. Pertama, serbuan tentara Persia (Sasanid) pada 614 yang berakibat pembantaian atas 60 ribu orang Kristen di Yerusalem. Lebih dari 30 ribu orang Kristen lainnya dibawa ke Persia untuk menjadi budak. Bangunan peribadatan Kristen di Yerusalem pun ikut diluluhlantakkan.

Kedua, Kaisar Romawi Timur Heraclius kembali menguasai Yerusalem pada 629. Kali ini orang-orang Yahudi menjadi sasaran untuk dibunuh. Sementara itu, Heraclius juga memulihkan kembali hegemoni Dunia Kristen atas Yerusalem sepeninggalan kekuatan Persia di sana. Saat dua peristiwa besar itu berlangsung, Islam mulai mengukuhkan pengaruhnya di Semenanjung Arab, khususnya setelah Penaklukan Makkah terjadi pada 630.

Ketiga, pembebasan Yerusalem oleh umat Islam di bawah kepemimpinan Umar bin Khattab. Pada masa khalifah kedua itu, baik kekaisaran Persia maupun Romawi Timur sedang mengalami degradasi.

Sementara, umat Islam sedang bersemangat menyebarkan ajaran Rasulullah SAW ke luar Arab, antara lain, dengan jalan penaklukan. Pada 20 Agustus 636, tentara Muslim menang melawan pasukan Romawi Timur di Perang Yarmuk. Pada Juli 637, kaum Muslim berhasil mengepung Yerusalem.

Seperti digambarkan Karen Armstrong dalam bukunya, Jerusalem: One City Three Faiths, Khalifah Umar mendengar kabar tentang sikap keras pemuka Kristen Yerusalem, Sophronius. Dia menginginkan agar kunci gerbang Yerusalem diserahkan kepada Umar langsung, alih-alih pemimpin militer lapangan. Maka, datanglah Khalifah Umar ke sana, sedangkan Sophronius dan bawahannya telah menyiapkan gelaran upacara yang terkesan mewah demi menghormati Umar.

Begitu melihat kedatangan Umar, Sophronius dan kaum Kristen setempat terheran-heran. Pasalnya, sang khalifah tampil dengan busana yang biasa dikenakannya di Madinah: baju dengan bahan kain kasar, selayaknya rakyat miskin. Bagi Karen, agaknya para pemuka Kristen Yerusalem merasa tersentuh, betapa pemimpin Muslim itu lebih menghayati ajaran Yesus tentang empati kepada kaum papa ketimbang mereka.

Umar juga menunjukkan pentingnya gagasan welas asih lebih dari siapa pun penakluk Yerusalem sebelumnya, mungkin selain Nabi Daud. Dia (Umar bin Khaththab)menerapkan penaklukan yang paling damai dan paling tanpa pertumpahan darah sepanjang sejarah panjang kota itu (Yerusalem)yang penuh kesedihan dan tragedi, tulis Karen Armstrong lagi.

Khalifah Umar juga menolak berdoa (shalat) di dalam gereja. Alasannya disampaikan kepada Sophronius. Umar tidak ingin gereja itu kemudian diubah oleh tentara Muslim menjadi masjid hanya karena pemimpinnya pernah berdoa di sana.

Umar juga peka terhadap kaum Yahudi.

Sejarah mencatat, selama kuatnya dominasi Romawi Timur di Yerusalem, kaum Kristen setempat menjadikan sisa bangunan Kuil Kedua yang dihancurkan Persia sebagai tempat sampah. Ini tentunya menyakiti perasaan kaum Yahudi.

Begitu melihat penampakan bangunan itu, Khalifah Umar untuk sesaat terkejut.

Namun, seperti dituturkan sejarawan Mujirudin, Umar kemudian mengambil beberapa batu yang menimbun bekas Kuil Kedua itu. Tindakan Umar ini segera diikuti seluruh pasukan Muslim.

Beberapa saat kemudian, situs tersebut tampak lebih bersih dari semula. Umar, sebagaimana seluruh kaum Muslim pada saat itu, memahami benar signifikansi Yerusalem bagi tiga umat yang mengakui kenabian Ibrahim AS. Hanya saja, berbeda daripada penguasa Kristen maupun Yahudi yang saling mendiskreditkan satu sama lain, Khalifah Umar berupaya menjadikan Yerusalem sebagai rumah yang terbuka untuk kaum Muslim, kaum Kristen, dan kaum Yahudi.

Khalifah Umar selanjutnya memanggil Kaab bin Ahbar, seorang Muslim yang dahulunya beragama Yahudi untuk dimintai pendapatnya. Sahabat Nabi SAW bergelar al-Faruq ini ingin memastikan lokasi situs- situs di Yerusalem yang bersejarah dalam perspektif Yahudi

Sumber : Republika.co.id

Selasa, 19 Desember 2017

MUI Akan Buat Standarisasi Ceramah di Televisi, Mamah Dedeh: Itu Wajar, Asal Jangan Berlebihan Saja

MUI Akan Buat Standarisasi Ceramah di Televisi, Mamah Dedeh: Itu Wajar, Asal Jangan Berlebihan Saja

10Berita - JAKARTA— Ustadzah Dede Rosida atau yang lebih akrab disapa Mamah dedeh menanggapi hal terkait kebijakan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat Pusat bersama Kementerian Agama dan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) yang akan melakukan standardisasi penceramah yang akan tayang di televisi.

“Saya rasa itu wajar-wajar saja asal jangan berlebihan aja. Mungkin itu kan buat pengaman aja saya rasa. Saya yakin MUI juga tahu persis bagaimana dia mau bicara. Insya Allah mudah-mudahan tidak apa-apa,” ujar Mamah Dedeh seperti dikutip dari Republika,pada  Ahad (17/12/2017) kemarin.

Mamah dedeh menjelaskan bahwa standardisasi penceramah tersebut pastinya nanti ada batasan buat siapa pun yang ingin berceramah dalam program dakwah di televisi agar tidak ada lagi kesalahan dalam menyampaikan ajaran Islam.

“Saya rasa itu kan ada batas-batasan mungkin ya. Jadi jangan sampai terjadi pengalaman-pengalaman yang sudah, barangkali seperti itu,” ucapnya.

Mamah berharap para penceramah sebelum tampil di televisi paling tidak harus memahami ilmu fikih dan ilmu Alquran.

“Ya minimal dia tahulah bahasan ilmu fikih, ilmu Alquran karena bagaimana pun juga panduan hidup kita itu kan. Kalau tentang fikih dan tentang sisi Alquran kurang tahu, bagaimana akan menyampaikan hal itu pada orang?” pungkasnya. []

 
Sumber : Islampos.

Kebun Bunga Matahari di Paris van Java, Bandung. Destinasi ‘Zaman Now’ yang Harus Kamu Datangi!

Kebun Bunga Matahari di Paris van Java, Bandung. Destinasi ‘Zaman Now’ yang Harus Kamu Datangi!

10Berita - Belum lama ini, netizen heboh dengan kemunculan taman bunga matahari tak jauh dari Pantai Samas, Bantul. Banyak traveler yang datang ke sana untuk berfoto selfie atau sekedar berakhir pekan dengan menyaksikan keindahan taman bunga. Taman bunga ini pun penuh oleh ‘kids zaman now‘ yang nggak mau ketinggalan sesuatu yang hits saat itu. Memang ada sedikit yang memetik bunga seenaknya, namun tidak signifikan seperti taman bunga amarylis yang hancur 2 tahunan lalu.

Buat kamu yang di Bandung, kabar gembira buat kamu semua. Ada Sunflower Festival di Sky Garden Paris van Java Mall, Bandung. Lho, kebun bunga matahari kok bisa ada di mall? Penasaran, yuk simak aja ulasannya!

Kebun bunga matahari hadir di Sky Garden, Paris van Java Mall (PVJ) mulai 1 Desember hingga 7 Januari 2018 dalam acara SunflowerFestival. Ada 3000 buang matahari yang berada di sini.

kebun bunga matahari via www.instagram.com

Liburan ke mall mungkin cukup membosankan ya. Tapi sebaiknya liburan nanti kamu berlibur ke Paris van Java Mall, Bandung, karena ada sesuatu yang tidak biasa di sana. Ya, ada ribuan bunga matahari yang bisa kamu kunjungi sekaligus berfoto-foto ria. Kebetulan ada acara seru yakni Sunflower Festival yang diadakan di rooftop mall tersebut. Ada sekitar 3000 bunga matahari yang akan sangat memanjakanmu, terutama yang hobinya foto selfie. Hehehe.

Nggak cuma ada bunga matahari saja, ada pula acara seru lainnya, mulai dari live musik, kontes foto, hingga DIY (Do It YourselfWorkshop di Sky Garden, Paris van Java

ada foto kontes juga lho via www.instagram.com

Advertisement

Kamu nggak bakal bosen berlibur ke sana karena nggak cuma kebun bunga matahari yang bisa kamu saksikan. Ada berbagai acara seru yang bakal bikin betah di sana, mulai dari live musik, DIY Workshop hingga kontes foto. Kamu bisa berfoto-foto di sana dan diikutkan kontes. Siapa tahu niat berlibur malah dapat hadiah. Buat kamu yang mau nongkrong sambil ngopi di sana pun bisa lho. Gimana, seru ‘kan acaranya? Buruan siap-siap liburan akhir tahun ke sana.

Masuk ke kebun bunga matahari ini murah banget kok, cuma 5000 rupiah saja! Ya seharga cilok lah ya~

sunflower festival via www.instagram.com

Kamu yang mau berfoto-foto di sana nggak usah khawatir sama tiket masuknya. Murah banget kok, cuma 5000 rupiah saja. Kamu malah bisa dapat hadiah jika memenangkan foto kontes di sana. Yuk langsung saja menuju ke Paris Van Java Mall, biar kamu nggak ketinggalan Sunflower Festival ini. Bagi yang belum tahu lokasinya, Paris Van Java terletak di jl. Sukajadi nomor 131 – 139, Cipedes, Bandung.

Mumpung libur panjang di depan mata, yuk liburan ke Bandung saja. Selamat libur panjang ya…

Sumber : Hipwee

Masjid Sehitlik Tertua di Jerman

Masjid Sehitlik Tertua di Jerman

10Berita , JAKARTA — Seiring bertambahnya jumlah etnis Turki yang menetap di Negeri Panser itu, pada 1983, dibangun- lah masjid dengan nama Berlin Turk Sehitlik Camii, melengkapi pemakaman tersebut. Namun, masjid ini lebih dikenal dengan nama Masjid Sehitlik.

Masjid yang memiliki sejarah yang cukup panjang itu tercatat sebagai tempat ibadah umat Islam tertua di Jerman. Masjid ini berdiri megah di Jalan Columbiadamm, daerah Tempelhof, di tengah Kota Berlin. Masjid Sehitlik berdiri dengan kubah besar dan dua menara lancip yang menjadi ciri khas arsitektur Ottoman.

Kompleks masjid dan pemakaman yang masih menjadi wilayah diplomatik Pemerintah Turki itu dirancang oleh seorang arsitek Turki bernama Hilmi Senalp. Masjid ini memiliki kemiripan dengan masjid di Tokyo, Jepang, dan Askabat di Turkmenistan karena arsitek kedua masjid tersebut juga Hilmi Senalp. Kemiripan ketiga masjid tersebut khususnya dalam rancangan interiornya yang bergaya khas Turki Utsmani 

Dari awal pembangunannya hingga beberapa kali renovasi, masjid ini sudah mengalami perluasan. Saat ini, masjid terse- but memiliki luas 1.360 meter persegi yang terdiri atas empat lantai, yaitu basement, lantai dasar, lantai satu, dan dua. Luas ini belum termasuk kantor pengurus masjid dan minimarketyang berdiri di halaman Masjid Sehitlik. Dengan taman dan pemakaman, luas kompleks masjid mencapai 2.805 meter persegi.

Lantai paling bawah Masjid Sehitlik (basement) difungsikan sebagai aula serbaguna. Lantai dasar awalnya hanya dipakai untuk ruang shalat. Kemudian, lantai dasar ini digunakan untuk ruang rapat dan sebagai ruang shalat cadangan. Ruang shalat utama terletak di lantai pertama. Di lantai pertama ini pulalah dua menara masjid berdiri. Lantai di atasnya dibuat berbentuk balkon dan digu- nakan sebagai tempat shalat wanita.

Sumber : Republika.co.id

Soal LGBT, Ade Armando: Aturan Tuhan Bisa Ditinjau Kembali

Soal LGBT, Ade Armando: Aturan Tuhan Bisa Ditinjau Kembali


Ade Armando (Duta.co)

10Berita - Secara terbuka, dalam Indonesia Lawyers Club (ILC) di TV One malam ini, Dosen Universitas Indonesia (UI) Ade Armando mengatakan bahwa ada kajian-kajian terbaru Islam yang tidak semuanya menentang LGBT.

Bahkan, kalaupun ada aturan yang secara tegas melarang LGBT, menurutnya hal itu bisa ditinjau kembali.

“Ternyata aturan Tuhan itu selalu bisa dikaji kembali” kata Ade Armando.

Ia menegaskan, aturan Tuhan itu tergantung interpretasi.

“Tadi saya katakan, aturan Tuhan itu tergantung interpretasi. Artinya, dan dia tidak bisa diterapkan secara dengan sendirinya mengingat ada beragam keberagaman yang ada,” lanjutnya.

Tentu apa yang dikatakan oleh Ade Armando bertolak belakang dengan ajaran Islam. Sebab ada dalil tegas yang melarang perkawinan sejenis. Para ulama pun tidak ada yang berbeda pendapat masalah itu. [Ibnu K/]


Sumber : Tarbiyah.net

Mengenal Ibnu al-Nafis, Ilmuwan Serba Bisa

Mengenal Ibnu al-Nafis, Ilmuwan Serba Bisa

10Berita , JAKARTA — Nama lengkapnya adalah Ala al-Din Abu al-Hassan Ali bin Abi-Hazm al-Qarshi al-Dimashqi, dan dia biasa disebut sebagai Ibn al-Nafis. Ia lahir di Damaskus pada tahun 1213. Dia menghafal Quran, belajar membaca dan menulis, dan mempelajari yurisprudensi, Hadits, dan bahasa Arab.

Kemudian, dia mengarahkan upayanya untuk mempelajari pengobatan dan gurunya adalah Muhaththab Ad-Deen `Abdur-Raheem` Ali yang dikenal sebagai Ad-Dikhwaar. Pada usia 23, dia pindah ke Kairo tempat dia pertama kali bekerja di Rumah Sakit Al-Nassri dan kemudian berada di Rumah Sakit Al-Mansouri, tempat dia menjadi kepala dokter.

Ketika berusia 29 tahun, dia mempublikasikan karyanya yang paling penting, The Commentary on Anatomy di Canon Avicenna, yang mencakup pandangannya pada sirkulasi paru dan jantung.

Dia juga menulis sebuah buku berjudul, The Comprehensive Book of Medicine. Buku ini merupakan ensiklopedia medis terbesar yang harus dicoba pada saat itu dan masih dikonsultasikan oleh para ilmuwan.

Ibn al-Nafis adalah seorang Muslim Sunni ortodoks dan menulis secara ekstensif di bidang di luar bidang kedokteran, termasuk hukum, teologi, filsafat, sosiologi, dan astronomi. Dia juga menulis salah satu novel Arab pertama yang diterjemahkan sebagai Theologus Autodidactus.

Dia adalah ilmuwan yang sangat terpelajar dan multi talenta, dan pelopor dalam bidang kedokteran. Melalui penelitian dan penemuannya, dia berhasil melampaui ilmuwan kontemporer. Dia, sendiri, berhasil menulis ensiklopedia medis terbesar dalam sejarah.

Ibn An-Nafees bekerja di rumah sakit sebagai dokter, dan kemudian sebagai guru pengobatan. Karena sifatnya yang rajin dan unggul dalam bidang kedokteran, ia menjadi kepala Rumah Sakit dan manajer sekolah kedokterannya.

Beberapa tahun kemudian, dia pindah untuk bekerja sebagai kepala Rumah Sakit Mansoori yang didirikan oleh Sultan Al-Mansoor Ibn Qalawoon pada tahun 680. Ibn An-Nafees menduduki beberapa posisi sampai dia menjadi tabib Sultan Ath-Thaahir Beibers. Ibnu An-Nafees terkenal di seluruh penjuru negeri.

Dia menjalani kehidupan makmur di Kairo. Dia membangun sebuah rumah yang luas dan mengalokasikan sebagiannya untuk menjadi perpustakaan yang penuh dengan buku referensi di semua bidang pengetahuan.

Di tempat ini, Ibn An-Nafees biasa bertemu dengan ilmuwan, pangeran, orang berprestasi, dan pelajar yang paling terkenal untuk mempelajari isu-isu yang berkaitan dengan kedokteran, yurisprudensi, dan bahasa.

Sumber : Republika.co.id

Jejak Ottoman di Negeri Panser

Jejak Ottoman di Negeri Panser

10Berita , JAKARTA — Pada abad ke-18 M, Kesultanan Turki Usmani (Ottoman) tercatat sebagai sebuah kerajaan besar di dunia. Wilayah kekuasaannya terbentang dari Afrika, Timur Tengah, hingga daratan Eropa. Sebagai sebuah kerajaan yang berpengaruh di dunia, Turki Usmani disegani kerajaan-kerajaan di Eropa.

Kesultanan Turki Usmani sempat menjalin hubungan diplomatik dengan Kerajaan Prusia--nama Jerman pada abad ke-18. Saat itu, Sultan Ottoman menugaskan Ali Aziz Effendi sebagai duta besar Ottoman untuk Prusia. Hubungan kedua kerajaan pun terbilang amat harmonis

Pada 1798 M, Duta Besar Ali Aziz Effendi tutup usia di Berlin. Penguasa Prusia saat itu, Raja Friedrich Willhelm III, memberikan sebidang tanah di Tempelhof sebagai kediaman akhir sang Duta Besar. Sejak saat itu, lokasi tersebut menjadi pemakaman Muslim di Jerman.

Pemakaman tersebut sempat dipindahkan pada 1866. Namun, segera dikembalikan lagi ke tempat asalnya. Tempat itu juga pernah dijadikan sebagai pusat perawatan tentara Turki yang terlibat Perang Dunia I. Tentara-tentara yang wafat juga dimakamkan di lahan pemakaman tersebut.

Kompleks pemakaman itu terus mengalami perluasan hingga mencapai 2.550 meter persegi. Oleh masyarakat Turki di Jerman, pemakaman itu diberi nama Pemakaman Sehitlik yang dalam bahasa Turki berarti Pemakaman Para Syuhada.

Seiring bertambahnya jumlah etnis Turki yang menetap di Negeri Panser itu, pada 1983, dibangunlah masjid dengan nama Berlin Turk Sehitlik Camii, melengkapi pemakaman tersebut. Namun, masjid ini lebih dikenal dengan nama Masjid Sehitlik.

Sumber :Republika.co.id 

Islam dan Politik

Islam dan Politik

10Berita - Jumat 2 Desember 2017 para alumni aksi 212 2016 melakukan reuni di monas Jakarta acara itupun dihadiri  menurut ketua panitia reuni 212 yaitu Bernard Abdul Jabbar kurang lebih sekitar 7,5 juta orang, tak ayal kawasan monaspun  dibanjiri lautan manusia dari berbagai daerah di Indonesia yang hadir dengan berbagai cara dan sarana yang berbeda.

Ada  para mujahid pejalan kaki dari Ciamis dan Tasik adapula keluarga yang naik ontel dari Tangerang menuju Jakarta demi menghadiri acara tersebut, semua hadir dan disatukan dalam acara tersebut atas dasar ikatan akidah islam yaitu ikatan yang sangat kuat bahkan melebihi ikatan darah sekalipun.

Lalu di kesempatan itu pula aksi reuni yang dihadiri banyak ulama, serta tokoh tersebut merupakan aksi pergerakan politik menuju pemilu tahun 2018-2019 mendatang lalu apa sebenarnya politik di dalam Islam itu?

Di dalam kamus bahasa arab politik adalah mengurusi urusan umat,kadang masih ada kata-kata atau ungkapan "jangan bawa -bawa agama dalam politik atau jangan bawa-bawa politik dalam agama" pernyataan seperti ini jelas-jelas pernyataan sekuler yang jauh dari dalil agama dan juga kenyataan.

Karena pada kenyataannya seseorang punya cara pandang yang khas berdasarkan dengan prinsip hidup dan ini menjadi sumber dan referensinya saat mengambil keputusan contohnya ketika kita mau makan maka standar kita orang yang beriman kepada Alloh adalah Halal dan Haram jelas, beda dengan orang yang tidak beriman kepada Alloh standar mereka bisa jadi enak dan murah ataupun yang lainnya.

Dalam level kebijakan publik jika orang tak beriman jadi penguasa,maka dia juga akan bertindak sama misalnya melegalkan miras,prostitusi dan semisalnya yang di larang agama.

Politik hanya salah satu ranah dalam kehidupan yang dipengaruhi cara pandak atau prinsip hidup dan di dalam islam ini namanya Akidah.

Maka jika seorang muslim teguh dan mantap akidahnya dia pasti akan berusaha menyesuaikan segala aktivitasnya sesuai dengan islam tetmasuk saat berpolitik.

Karenanya di dalam islam justru agama menjadi dasar mutlak dalam berpolitik dan politik harus sesuai dengan agama karena sejatinya semua amal kita akan di pertanggung jawabkan di hadapaan Alloh SWT.

Karenanya politik menjadi salah satu jalan yang di tempuh Abu Bakar, Utsman, Umar, Ali, Muawiyah, Amru bin Ash Muhammad al Fatih dan yang lainnya. 

Dan kita tau politisi paling hebat ialah Rasulalloh  SAW, beliaulah yang mengajari para sahabat dan beliaulah kepala negara yang paling berhasil sepanjang masa begitu kata Michael H.Hart, bahkan sufi sekelas imam Ghazali menulis "Agama dan kekuasaan seperti saudara kembar bagi agama dasarnya bagi kekuasaan pelindungnya" beliau lanjutkan "tanpa agama pastilah runtuh kekuasaan,tak ada kekuasaan maka hilang agama" ulama bahkan tak hentinya mengingatkan kepada kita.

Jadi jika masih ada yang menganggap dan memandang jangan bawa-bawa agama dalam politik atau sebaliknya mungkin saja dia belum faham atau justru itu cara politisnya untuk meluluskan kekuasaan yang tak islami siapapun orangnya. Wallahu a'lam bi ash shawab. [syahid]

Sumber :voa-islam.com