OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Jumat, 05 Januari 2018

100.000 Warga AS Masuk Islam Pertahun, Muslim akan Menjadi Umat Terbesar di Amerika

100.000 Warga AS Masuk Islam Pertahun, Muslim akan Menjadi Umat Terbesar di Amerika

10Berita, WASHINGTON  – Muslim diperkirakan akan menjadi kelompok agama terbesar kedua di Amerika Serikat setelah umat Kristen pada tahun 2040, menurut sebuah laporan baru.

Ada 3,45 juta Muslim yang tinggal di AS pada tahun 2017 yang mewakili sekitar 1,1 persen dari total populasi, sebuah penelitian oleh Pew Research Center menemukan.

Saat ini, jumlah orang Yahudi melebihi jumlah Muslim sebagai kelompok agama terbesar kedua namun diperkirakan akan berubah pada tahun 2040 karena “populasi Muslim AS akan tumbuh lebih cepat daripada populasi Yahudi di negara tersebut,” kata laporan itu, lansir Aljazeera.

Jumlah pengikut Islam di AS telah berkembang pada tingkat sekitar 100.000 per tahun karena migrasi umat Islam, penyebaran dakwah dan tingkat kesuburan yang lebih tinggi di kalangan Muslim Amerika, hasil temuan Pew Center selama penelitian dan survei demografis.

“Sejak penelitian pertama kami [2007] mengenai populasi Muslim Amerika, jumlah Muslim AS telah berkembang pesat,” katanya.

Kristen sejauh ini merupakan agama terbesar di Amerika Serikat sekitar 71 persen populasi.

Sumber :Jurnalislam.com

Pengamat: Badan Siber Dibuat Untuk Awasi Oposisi di Medsos?

Pengamat: Badan Siber Dibuat Untuk Awasi Oposisi di Medsos?


10Berita – Apakah Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) yang dibentuk Presiden Joko Widodo digunakan untuk mengawasi kelompok oposisi pemerintah di dunia maya, khususnya media sosial?

Pertanyaan itu disampaikan pengamat politik Muslim Arbi (04/01). Muslim mengingatkan, pembentukan lembaga atau badan baru pasti akan mengeluarkan anggaran negara.

“Di kepolisian sudah ada cyber crime, tetapi Presiden Jokowi membentuk lembaga baru. Aneh juga. Ini juga mengeluarkan anggaran negara,” tegas Muslim.

Muslim mensinyalir, pembentukan BSSN sangat terkait dengan semakin mendekatnya Pilpres 2019. “Jokowi ingin memenangkan Pilpres 2019 dan semua harus dikendalikan,” kata Muslim.

Di sisi lain, Muslim mengungkapkan kedekatan Kepala BSSN Djoko Setiadi dengan Presiden Joko Widodo yang sama-sama kelahiran Solo. “Ini bisa dibaca publik terkait dengan upaya untuk memberikan kepercayaan kepada orang terdekat. Secara sosiologis asal daerah yang sama itu saling percaya, ada ikatan emosional kedaerahan,” pungkas Muslim Arbi.

Terkait dengan pernyataan kontroversial Djoko Setiadi yang menyebut “hoax membangun”, Muslim menilai, hal itu terkait kapasitas Djoko Setiadi. “Kalau sampai menyatakan hoax itu positif, ini menandakan Kepala BSSN tidak tahu hoax itu sendiri apa,” tegas Muslim.(kl/ito)

Sumber : Eramuslim

Ketika Surga Dibeli dengan Satu Dirham

Ketika Surga Dibeli dengan Satu Dirham


10Berita – Betapa sering kita bersemangat akan hal-hal besar dalam cita untuk memperjuangkan agama, lalu lalai bahwa Rasulullah SAW adalah teladan dalam tiap detak & semua laku, juga untuk hal yang sekecil-kecilnya.

Pada zaman di mana banyak amal besar dikecilkan oleh niat yang tak menyurga; betapa penting bagi kita mentarbiyah niat dalam amal-amal kecil yang luput dilirik manusia, tapi berpeluang menjadi tinggi nilai bersebab niatnya.

“Imam Abu Dawud, penulis Kitab Sunan”, demikian Al-Hafizh Ibnu Hajar menukil riwayat dari Ibnu Abdil Barr, “Berada di atas perahu penyeberangan di Sungai Dajlah. Tiba-tiba, beliau mendengar orang bersin di tepian dan membaca “Alhamdulillah”.

Maka Imam Abu Dawud menyerahkan uang 1 dirham pada si tukang perahu agar mau mendekatkan sampannya sejenak ke tepian, sehingga beliau bisa menghampiri orang yang bersin dan mendoakannya, “YarhamukaLlaah”. Maka orang itupun membalas sambil tersenyum, “Yahdikumullaahu wa yushlihu baalakum.”

Perjalanan pun dilanjutkan. Dengan heran, bertanyalah orang kepada beliau mengapa sesusah-payah itu rela membayar demi mendoakan orang bersin dan mendapat doa darinya. Maka beliaupun menjawab,

“Mudah-mudahan menjadi doa yang mustajab.”

Ketika mereka (para penumpang perahu seperjalanan Imam Abu Dawud) tertidur, tetiba semuanya mendengar dalam mimpinya ada yang berkata, “Wahai para penumpang perahu, sesungguhnya Abu Dawud telah membeli surga dari Allah dengan satu dirham.” Merekapun saling menceritakannya satu sama lain.

Kisah ini dicantumkan Al Hafizh Ibnu Hajar Al Asqalany dalam Fathul Bari, 10: 610. Beliau menyatakan, “Sanadnya baik.”

Imam Abu Dawud, Allah merahmatinya; hadits telah dilunakkan baginya sebagaimana besi dilunakkan bagi Nabi Dawud. Lunak bukan hanya karena riwayatnya yang jadi ilmu manfaat, tak putus pahala hingga hari kiamat. Lunak, sebab hatinya yang lembut amat peka untuk beramal dengan sunnah kekasih yang dirindukannya, meski terlihat remeh dalam pandangan manusia. [Ustaz Salim A Fillah/Fimadani]

Sumber : Eramuslim

Pernyataan Kepala Siber Tuai Badai: Inikah Contoh Hoax Membangun ala Pemerintah?

Pernyataan Kepala Siber Tuai Badai: Inikah Contoh Hoax Membangun ala Pemerintah?


10Berita, JAKARTA - Baru saja dilantik, tetapi Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Djoko Setiadi dianggap sudah membuat gaduh dengan pernyataan hoax membangun. Memperhatikan hal atas ucapan tersebut, DPP Gerindra angkat suara. Berikut cuita yang dituangkan ke dalam akun media sosial, Twitter resmi milik Gerindra, Kamis (04/01/2018).

“Selamat sore menjelang malam tweeps, admin ingin sedikit membahas tentang #HoaxMembangun ala Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Djoko Setiadi. Seperti kita ketahui Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Djoko Setiadi mengatakan, lembaganya akan turut berperan untuk membasmi hoax yang banyak bertebaran di media sosial.

Hal ini disampaikan Djoko usai dilantik oleh @jokowi di Istana Negara. Yang menjadi pertanyaan saat ini beliau juga mengatakan; ‘Saya imbau kepada kawan-kawan, putra-putri bangsa Indonesia ini, mari sebenarnya kalau hoax itu hoax membangun ya silakan saja’.

Perlu kita ajarkan sekali lagi, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, ‘hoaks’ adalah ‘berita bohong.’ Dalam Oxford English dictionary, ‘hoax’ didefinisikan sebagai ‘malicious deception’ atau ‘kebohongan yang dibuat dengan tujuan jahat’. Kita perjelas sekali lagi agar benar-benar dipahami; HOAX = KEBOHONGAN YANG DIBUAT DENGAN TUJUAN JAHAT.

Ekonomi meroket, harga-harga terjangkau, hukum berdiri tegak tanpa pandang bulu, kondisi utang negara dalam level aman, pemerintah sukses membuat rakyat bahagia’. Apakah ini yang dimaksud denganan #HoaxMembangun? ‘Dananya ada…Dananya ada…tinggal kita mau kerja apa engga’. Masih ingat pernyataan tersebut pada Debat Capres 2014 lalu perihal pembangunan infrastruktur?


Jadi apakah sahabat sekalian sudah menemukan apa itu yang dimaksud dengan #HoaxMembangun? Ada yang mengatakan bahwa; ‘Jika kebohongan diulangi secara terus-menerus, maka pikiran manusia akan mempercayainya. Kebohongan pun diterimanya sebagai kebenaran.’ Apakah hal ini yang diinginkan dan dimaksud dari #HoaxMembangun? Hoax tetaplah Hoax. Sesuatu yang tidak benar dan tidak boleh dibenarkan walaupun dengan tujuan mempersolek pemerintah sekalipun.

Dalam penegakkan hukum pun para penyebar Hoax harus ditindak tanpa pandang bulu. Jangan hanya menindak penyebar hoax yang menyerang pemerintahan, tetapi juga yang menyebarkan hoax kepada mereka yang dianggap berseberangan dengan pemerintahanKarena ada istilah; ‘Penguasa membuat hoax demi keperluan berhias. Sementara hoax dari rakyat sinyal kuat ketidakpercayaan pada penguasa’.

Ada juga yang mengatakan bahwa Hoax terbaik adalah Hoax versi penguasa. Peralatan mereka lengkap: statistik, intelijen, editor, panggung, media, dan lain-lain Hoax tetaplah Hoax, sesuatu yang tidak benar tetaplah tidak benar, tidak tergantung kepada siapa yang melakukan. Tidak ada kebohongan yang baik. Sekian.” (Robi/)

Sumber : voa-islam.com

Mohamed Salah Telah Menginspirasi Fans Liverpool Untuk Menjadi Muslim

Mohamed Salah Telah Menginspirasi Fans Liverpool Untuk Menjadi Muslim


10Berita, Mohamed Salah, pemain muslim asal Mesir yang didatangkan Liverpool dari AS Roma pada musim ini tampil sangat memukau.

Di musim pertamanya bersama "The Reds", Salah hingga pertandingan ke-22 sudah mencetak 17 gol dan berada di urutan dua Top Score Liga Inggris sementara. Hanya selisih satu gol dengan Harry Kane dari Tottenham Hotspur.

Mohamed Salah yang baru saja dinobatkan menjadi Pemain Terbaik Afrika 2017 telah menginspirasi para fans Liverpool untuk menjadi muslim.

Ini terjadi sejak awal Salah bermain bersama Liverpool yang tampil impresif.

Hal ini disampaikan fans liverpoll di twitter.

“He Gonna (sic) turn me Muslim,” kata fan liverpool, Carson Coffied.

HE GONNA TURN ME MUSLIM

— Carson Coffield (@CarsonCoffield) 1 Agustus 2017


Carson Coffied menyampaikan itu saat membalas akun resmi Liverpool yang mentwit gol Mohamed Salah.

Twit akun LIverpool tersebut diposting untuk merayakan gol pemain Muslim Mesir itu saat melawan Bayern Munich, yang merupakan gol keempat Salah sejak bergabung dengan Liverpool, pada hari Selasa, 1 Agustus.

Salah scores again?? That’s it.. I’m Muslim now #lfc

— R.C.S. (@Ross_Simpson19) 18 November 2017


Pada 18 November, saat Salah mencetak gol melawan Southampton, fan Liverpool yang lain juga menyatakan membuatnya ingin menjadi Muslim.

“Salah scores again?? That’s it.. I’m Muslim now #lfc,” kata fan Liverpool, @Ross_Simpson19.

"Mo Salah has made me become muslim,"(@skraightt)

"Mo Salah makes me want to be a Muslim,"(@alexlfc21)

Mo Salah makes me want to be a Muslim

— Alex (@alexlfc21) 18 November 2017

Salah is turning me Muslim

— Sam (@sliverslfc) 18 November 2017

Legenda Liverpool, Steven Gerrard, mengungkapkan bahwa mulanya dia cukup skeptis memandang keputusan The Reds merekrut Salah. Namun, seiring berjalannya waktu, Gerrard kini berani mengatakan bahwa Salah merupakan penampil terbaik klub sepanjang musim ini.

“Saya sering menonton aksinya ketika di Chelsea. Dia benar-benar tak berkembang. Kemudian dia mencapai puncak performa di Roma. Tapi, saya tetap berpikir apakah dia benar-benar cocok di Premier League? Sekarang Salah telah mampu menjawabnya,” tutur Gerrard.

Kini Salah telah menjadi bintang bagi Liverpool. Tinggal bagaimana Salah bisa menjaga performanya untuk terus bersinar.

Selain bersinar di lapangan hijau, Salah termasuk pesepakbola yang taat agama.

Salah satunya terlihat dari caranya mengekspresikan kegembiraannya usai mencetak gol. Seringkali menengadahkan tangan ke atas seraya bersyukur.

Salah, satu di antara pesepak bola Islam yang tak sungkan menunjukkan identitasnya sebagai muslim yang taat. Ia mengekspresikan kegembiraannya dengan sujud syukur di lapangan.

Pemain kelahiran Mesir, 15 Juni 1992, ini kerap menengadahkan pandangannya ke langit sambil menunjuk ke atas. Setelah itu, ia bersimpuh ke tanah, pertanda sujud syukur kepada sang khalik.

Salah memang terlahir dari keluarga muslim yang taat. Magi, istri Salah, bahkan menamai anaknya Makka yang terinspirasi dari Mekkah, kota suci umat Islam dan tempat lahirnya Nabi Muhammad SAW.

(Mohamed Salah, mengisi waktu di pesawat dengan Tilawah Al-Quran)

Sumber :Portal Islam 

#IndonesiaHebat: Pertumbuhan Ekonomi 5 Persen, Utang Tumbuh 14 Persen

#IndonesiaHebat: Pertumbuhan Ekonomi 5 Persen, Utang Tumbuh 14 Persen


10Berita – Plt Ketua DPR Fadli Zon menyoroti persoalan rasio utang yang meski menurut pemerintah masih berada di dalam tahap aman, tetapi dirinya menginginkan agresitivitas dalam berutang perlu untuk dapat diredam.

“Belajar dari krisis utang Eropa, rasio utang sebenarnya bukan merupakan indikator yang pas untuk mengukur kemampuan sebenarnya dari perekonomian sebuah negara. Rasio utang kita yang lebih kecil tak menggambarkan perekonomian yang lebih hebat atau sejenisnya, sehingga kita harus berhati-hati,” kata Fadli Zon dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Kamis (4/1).

Menurut politisi Gerindra tersebut, setelah membaca laporan kinerja pemerintah pada tahun 2017, ditemukan bahwa agresitivitas pemerintah dalam berutang harus dikontrol.

Dia menjabarkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia selama pemerintahan Presiden Joko Widodo hanya sekitar 5 persen, namun pertumbuhan utangnya mencapai 13-14 persen per tahun.

Berdasarkan laporan pemerintah, lanjutnya, realisasi defisit tahun 2017 tercatat Rp345,8 triliun. Secara nominal, realisasi defisit tersebut memang lebih rendah ketimbang realisasi defisit tahun 2016, yang mencapai Rp367,7 triliun.

“Meskipun secara nominal jumlahnya turun, persentasenya terhadap PDB justru meningkat. Tahun 2016, rasio defisit APBN-P terhadap PDB mencapai 2,46 persen. Tahun 2017, angkanya naik menjadi 2,57 persen terhadap PDB,” ucap Fadli.

Sumber : Eramuslim 

Kapolri Ingin Publik Lebih Percaya Pada Polri, INI Jawaban Menohok Netizen

Kapolri Ingin Publik Lebih Percaya Pada Polri, INI Jawaban Menohok Netizen


10Berita, "Kapolri Ingin Publik Lebih Percaya pada Polri" -- Berita Republika, Kamis, 04 Januari 2018.

Link: http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/18/01/04/p1zvsl423-kapolri-ingin-publik-lebih-percaya-pada-polri

Atas pernyataan Kapolri ini lantas bagaimana tanggapan publik?

Publik di sosial media sangat menohok menggapinya.

"Kalo gak berlaku adil sama hukum, buat apa saya percaya kalian? @DivHumasPolri," kata akun @IMD1995.

"Gimana mau percaya, tebang pilih dalam penegakan hukum. Rakyat yg melapor malah ditangkap. Kasus Novel, Viktor, dll. Kriminalisasi ulama... Kepercayaan rakyat pada Polri turun drastis di era presiden sekarang..,"ujar akun @fuad_nassr.

"Ulah kapolri sendiri hingga publik sulit mempercayai polri..instropeksi lah!" komen akun @TeSoetisna.

"Kepercayaan itu terbentuk dari apa yang sudah dilakukannya dalam melaksanakan Amanah yang di Embannya.. Bila Amanah itu sering dilecehkan atau di Langgar maka Kepercayaan itu dengan sendirinya akan hilang....," kata @MATJALI_MATJALI.

"Nah..
Mudah sebenarnya Pak Kapolri :
1. Fokus pd pengamanan masyarakat.
2. Hindari berpolitik
3. Tegakkan hukum dgn adil & tegas
4. Integritas/Terpercaya," ujar @Ophan_Lamara.

Dan masih banyak tanggapan netizen.

Sumber: https://twitter.com/republikaonline/status/948644389999427584

Kalo gak berlaku adil sama hukum, buat apa saya percaya kalian? @DivHumasPolri

— Imad Hasan Aqil (@IMD1995) 4 Januari 2018


Gimana mau percaya, tebang pilih dalam penegakan hukum. Rakyat yg melapor malah ditangkap. Kasus Novel, Viktor, dll. Kriminalisasi ulama... Kepercayaan rakyat pada Polri turun drastis di era presiden sekarang..

— Fuad (@fuad_nassr) 3 Januari 2018


Nah..
Mudah sebenarnya Pak Kapolri :
1. Fokus pd pengamanan masyarakat.
2. Hindari berpolitik
3. Tegakkan hukum dgn adil & tegas
4. Integritas/Terpercaya

— Ophan Lamara (@Ophan_Lamara) 3 Januari 2018


Sumber :Portal Islam 

Framing Gaya Kompas, Beda Perlakuan Antara SandiUno dengan Jokowi

Framing Gaya Kompas, Beda Perlakuan Antara SandiUno dengan Jokowi

10Berita – Medianya Sama, Sama Sepatu Kets, Yang Ono Malah Kaos Oblong, TAPI…. Lihat Beda Pemberitaannya…

[Kompas.com – 02/01/2018]

Pakai Kaus dan Sepatu Kets, Jokowi Resmikan Kereta Bandara

JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden Joko Widodo meresmikan kereta api Bandara Soekarno-Hatta. Jokowi tiba di Integrated Building Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, pukul 09.00, Selasa (2/12/2018).

Jokowi tampil santai dengan mengenakan kaus merah lengan panjang, celana hitam, dan sepatu kets warna merah.


Berbeda dengan Jokowi, yang lain tampil formal dengan batik.

Link: http://nasional.kompas.com/read/2018/01/02/09402581/pakai-kaus-dan-sepatu-kets-jokowi-resmikan-kereta-bandara

***

LALU… BANDINGKAN dengan berita yang dulu saat Kompas menyoroti sepatu kets Wakil Gubernur Sandiaga Uno.

[Kompas.com – 17/10/2017]

Cara Sandi Pakai Baju Dinas dengan Sepatu Kets Tak Sesuai Pergub

Link: http://megapolitan.kompas.com/read/2017/10/17/17112961/cara-sandi-pakai-baju-dinas-dengan-sepatu-kets-tak-sesuai-pergub

***

KENAPA BEDA SUDUT PEMBERITAANNYA?

Berita Jokowi gak ada dibahas soal aturan, protokoler, bla bla bla….

Pokoknya “Jokowi tampil santai”.

Padahal dalam undangan yang beredar di sosial media dari menteri Perhubungan dan Menteri BUMN saat peresmian kereta bandara itu, tertulis untuk peserta sipil pakai batik lengan panjang, TNI pakai PDH.

Ini yang membuat netizen bertanya-tanya. (kl/pi)

Sumber : Eramuslim

Liberalisasi Tafsir Pancasila: Antara Buya Hamka dan Generasi Milenial

Liberalisasi Tafsir Pancasila: Antara Buya Hamka dan Generasi Milenial


Prof Dr Haji Abdul Malik Karim Amrullah (HAMKA)

10Berita,  Rezim di Indonesia boleh berganti, namun dasar negara masih tetap Pancasila. Hanya saja tafsir tentang Pancasila sesuai dengan rezim saat berkuasa. Di era Orde Lama, Pancasila ditafsirkan berdasarkan pemerintahan Soekarno. Di masa Soeharto, Pancasila berlaku sesuai tafsir Orde Baru, begitu pula zamannya reformasi saat ini.

Di era reformasi pun, tafsir Pancasila tergantung siapa yang memerintah. Maka, tuduhan-tuduhan terhadap umat Islam yang ingin secara bebas dan leluasa mengamalkan ajarannya begitu mudah dituduh sebagai anti Pancasila.

Sementara di sisi lain orang yang dianggap tak bertuhan malah bisa disebut Pancasilais. Belum lagi gelar Pancasilais juga disematkan kepada kelompok Lesbian Gay Bisekual Transgender (LGBT) yang jelas-jelas merusak moral bangsa dan nilai Pancasila itu sendiri.

Yang mengkhawatirkan, keadaan seperti ini, yakni liberalisasi atas tafsir Pancasila juga mulai menghinggapi kalangan anak muda dan pelajar atau yang populer saat ini disebut sebagai generasi milenial. Sebut misalnya kasus Cania Citta. Seorang mahasiswi Universitas Indonesia yang percaya diri berbicara dalam forum diskusi di salah satu Stasiun Televisi Nasional bahwa Pancasila tidak mewajibkan seseorang untuk bertuhan.

Sebagai renungan, bagus jika kita melihat bagaimana para pendahulu kita menafsirkan Pancasila. Khususnya para intelektual Muslim yang memang mempunyai hubungan erat dengan para tokoh Islam yang terlibat dalam perumusan Pancasila dan pembentukan bangsa Indonesia. Salah satunya adalah Prof Dr Haji Abdul Malik Karim Amrullah (HAMKA) atau populer dengan nama Buya Hamka. Pemikiran dan kisah seorang negarawan yang juga ulama karismatik milik bangsa Indonesia ini perlu kita jadikan pelajaran.

Pada 27 Juli 1975, untuk pertama kalinya Buya Hamka dilantik sebagai Ketua Umum Mejelis Ulama Indonesia (MUI), di Gedung Sasono Langen Budoyo, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta. Pada kesempatan itu, Buya Hamka berpidato di hadapan pemerintah dan hadirin. Bukan hanya mengenai MUI yang dia ibaratkan sebagai kue bika, yakni MUI sebagai perantara antara umat dan pemerintah, tapi juga soal Pancasila, khususnya representasi sila pertama.

Sebelum membahas isi sila pertama, Buya Hamka memulai pembicaraan pokok pendirian bangsa Indonesia. Buya menganggap bahwa teks Pembukaan UUD 1945 “Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorong oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya” sebagai pokok dan dasar pertama dari berdirinya bangsa Indonesia.

Berdirinya bangsa Indonesia, kata Hamka, adalah hasil dari pertemuan antara keinginan luhur rakyat Indonesia dan berkat Rahmat Allah. Dengan kata lain, pertemuan antara takdir dan ikhtiar (Usaha) manusia.

“Kalau tidak ada dua gabungan yang kedua itu, kemerdekaan tidak akan tercapai dan negara ini tidak akan berdiri,” ujar Buya Hamka dalam pidatonya.

Lalu, pengarang buku ‘Tenggelamnya Kapal Vanderwijck’ ini menegaskan bahwa sila pertama Pancasila tidak bisa disamakan atau disejajarkan nilai kedudukannya dengan keempat sila lainnya.

Buya Hamka pun mengungkapkanya dengan tegas tanpa keraguan sebagaimana layaknya sikap seorang Ulama yang lurus.

Dia menegaskan, sebagai seorang Muslim tidak bisa dipaksa untuk berpikir lain bahwa sila pertama, yakni Ketuhanan yang Maha Esa, adalah sila yang pokok.

Bahkan Buya menegaskan sekiranya pemerintah atau Dewan Pertahanan Nasional saat itu menganjurkan paham kelima sila sama nilai dan kedudukannya, maka sikap pemerintah sebagai penguasa akan diaminkan orang hanya karena takut menentang kekuasaan. Namun, kebanyakan orang Indonesia, terkhusus umat Islam akan tetap dalam keyakinan hidupnya mengenai sila pertama, yaitu Tauhid.

Meski sebelumnya pada sekitar tahun 1950-an Buya Hamka pernah menulis sebuah tajuk berjudul “Urat Tunggang Pancasila”, yang ditulisnya demi menanggapi isi pidato Bung Karno tentang Pancasila saat peringatan Isra dan Mi’raj Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa Sallam, Pada Senin, 8 Mei 1951 di Istana Negara. Namun dalam kesempatan pelantikan dirinya sebagai Ketua Umum MUI, Buya Hamka kembali membacakan dan mengaskan isi tulisannya tersebut.

Orang yang bertuhan, tegas Buya Hamka, sudah pasti akan berkemanusiaan yang adil dan beradab, bermusyawarah dengan khidmat kebijaksanaan dan berperilaku adil dalam sosial. Sementara Persatuan Indonesia sudah barang tentu tidak akan dikhianati oleh seorang yang beriman.

“Persatuan itu adalah janji kita sebagai suatu bangsa yang sadar. Janji itu adalah, ‘Charter 22 Juni 1945’,” tegas Buya Hamka. (MNM/Salam-Online)

Sumber : Salam Online.

Adu Tegas Anies, Jokowi dan Ahok

Adu Tegas Anies, Jokowi dan Ahok

Oleh: Tony Rosyid

 

10Berita, MASIH segar ingatan publik terhadap reklamasi. Era Gubernur Jokowi, Ahok dan  Djarot Syaeful Hidayat, reklamasi diperjuangkan, Anies menghentikannya. Kebijakan ini diambil hanya beberapa waktu setelah pelantikan. Berbagai ancaman taipan dan sikap represif penguasa dihadapi, bahkan dilawannya. Reklamasi adalah hunian para konglomerat yang menggusur nelayan. Reklamasi berpotensi menambah kemiskinan dan pengangguran, selain merusak alam. Alasan ini yang mendorong Anies bertekad menghentikannya.

Tak lama berselang, Alexis, bisnis esek-esek kelas kakap ditutup. Meski milyaran rupiah pajak yang disetor ke DKI, tapi dampak kerusakan moral yang harus ditanggung masyarakat Jakarta dan bangsa ini lebih besar. Sejumlah politisi dan orang besar miris jika video yang diperoleh Anies terbongkar. Salah satu partai bersimpuh dan memohon agar video itu tidak dipublis.

Seiring dengan kabar video Alexis, sejumlah anggota legislatif dari partai tertentu mulai melunak, begitu juga penguasa. Adakah kaitannya? Hanya Tuhan dan mereka yang tahu.

Soal tegas, ukurannya bukan kata-kata, apalagi kemarahan, kata Anies. Tegas itu sikap dan kebijakan. Inilah yang membedakan Anies dengan gubernur sebelumnya.

Saat TGUPP diajukan ke Kemendagri, Tjahyo Kumolo langsung mencoretnya. TGUPP diminta dibatalkan. Mendengar itu, Anies tidak terima dan melawan. Ini sikap diskriminatif. Jika pada masa Jokowi, Ahok dan Djarot diperbolehkan, kenapa pada masa kepemimpinan kami tidak diijinkan? Kata Anies. Perlawanan Anies ternyata efektif. Mendagri akhirnya terpaksa mengijinkan, dari pada harus berhadapan dengan rakyat.

Baca: Pemprov DKI Tak Perpanjang Izin Alexis, Anies Enggan Biarkan Prostitusi


Ketegasan ini dibuktikan kembali oleh Anies terkait pedagang kaki lima di tanah abang. Mereka adalah orang kecil yang mencari rizki dan sesuap nasi di negeri sendiri. Mereka orang susah yang mencoba bertahan hidup di Jakarta. Kata Anies: jika orang kecil memakai tanah negara diributkan. Kenapa ketika melihat banyak mall yang dibangun di atas tanah negara semua pada diam? Bukankah negara ada untuk memakmurkan rakyatnya?

Menggusur bukan cara yang tepat untuk memperlakukan orang kecil. Mereka perlu dicarikan tempat yang layak dan dibangunkan gedung yang pantas. Saya bersama Sandi, kata Anies, sepakat untuk membela orang-orang kecil. Kami menegaskan bahwa kami berada di pihak wong cilik.

Sejumlah video terkait ketegasan dan keberpihakan Anies telah viral di medsos. Menyaksikan video itu, rakyat seolah mendapatkan pemimpinnya. Pemimpin yang mengayomi. Sampai disini Anies telah menunjukkan karakter dan keberpihakannya. Apakah ini hanya di awal saja, atau akan menjadi pilihan seterusnya? Atau malah sekedar pencitraan? Rakyat perlu dengan cerdas mengawasi dan mengawalnya.

Sesuai tagline kampanye Anies-Sandi: Maju Kotanya, Bahagia Warganya. Membangun kota tidak selayaknya mengorbankan kenyamanan dan kebahagiaan warga. Idealnya dua hal itu mesti seimbang. Orientasi infrastruktur mengabaikan perasaan bahagia yang merupakan bagian dari unsur suprastruktur masyarakat adalah abdurd. Sebuah kebijakan anomali. Anies ingin membangun keduanya. Dengan langkahnya selama ini, Anies nampak konsisten.

Lalu, bagaimana ketegasan Anies soal birokrasi? Kabarnya, Anies telah memanggil semua kepala dinas. Mereka adalah orang-orang yang belum lama ini diposisikan Djarot menjelang hari lengsernya. Kepada masing-masing mereka Anies bertanya: apakah saya bisa percaya kepada saudara? Pertanyaan ini tampak sederhana, tapi seperti “pakta integritas” untuk mengukur komitmen dan loyalitas para pegawai. Apakah Anies akan berani mengganti para pejabatnya yang dianggap tidak becus bekerja? Ada waktu 6 bulan bagi Anies untuk menilai para pejabatnya. Setelah itu, kita tunggu Anies membuktikan ketegasannya.

Baca: Anies Menilai Aksi 212 Mengecewakan Kaum Pesimis


Masih soal birokrasi. Baru-baru ini Anies-Sandi membentuk team KPK (Komite Pencegahan Korupsi) DKI. Mirip Komisi Pemberantasan Korupsi, hanya beda tugas dan wewenang. Anies-Sandi memilih Bambang Widjajanto sebagai ketuanya. Dibantu Komjen (purn polisi) Oegroseno, Nursyahbani, Tatak Ujiyati, dan Muhammad Yusup. Mereka adalah orang-orang yang tidak diragukan lagi pengalaman, kapasitas, ketegasan dan integritasnya. Bambang Widjajanto adalah mantan wakil ketua KPK. Pengalamannya di KPK membuat indra penciumannya terhadap koruptor sangat peka. Bagi pejabat dan pegawai DKI, juga pengusaha yang bermain proyek dengan pemprov DKI, rasanya ngeri-ngeri sedap. Dibantu salah satunya oleh Oegroseno, mantan wakapolri ini dikenal sebagai polisi yang paling tegas soal urusan duit.

Komposisi KPK DKI di atas memperlihatkan keseriusan gubernur DKI sekarang untuk memastikan “good and clean government.” Dengan pengawasan ini diharapkan tidak akan ada lagi kasus seperti suap reklamasi Teluk Jakarta, lahan rumah sakit Sumber Waras, taman BMW,  tanah Cengkareng, dan yang lain.

Team KPK DKI diharapkan bisa serius mengawasi secara detil dan jeli semua operasional proyek yang ada di DKI. Tidak hanya itu, mesti ada keberanian untuk merekomendasikan teguran hingga pemecatan bagi pegawai dan pejabat yang terindikasi korupsi. Bahkan melaporkan bukti temuannya ke Komisi Pemberantasan Korupsi. Apakah tim KPK DKI ini punya nyali? Kita tunggu kerja mereka.

Korupsi yang menjadi masalah serius di era demokrasi bebas dan liberal ini mesti mendapatkan penanganan khusus. Langkah Gubernur DKI patut diapresiasi. Langkah ini layak menjadi inspirasi yang bisa diikuti oleh para pemimpin daerah yang lain.

Sejumlah langkah dan kebijakan Anies perlu didukung, tidak saja oleh masyarakat Jakarta, tapi terutama oleh DPRD dan pemerintahan pusat. Selama bertujuan untuk membangun kota dan mensejahterakan warga Jakarta, serta tentu saja tidak melanggar aturan, maka tidak ada alasan untuk tidak mendukung.

Mengandaikan perbandingan ketegasan dan langkah taktis Anies dengan Ahok, ketemu perbedaannya. Jika Ahok dikesankan tegas dengan marah dan menggusur, maka Anies dengan kebijakan dan berani ambil resiko demi keberpihakan kepada rakyat kecil.

Bagaimana dengan Jokowi? Jokowi kurang beruntung. Publik terlanjur “mengesankan” Jokowi sebagai pemimpin yang suka membonsai lawan dengan aturan. Perppu ormas, sandera hukum dan kriminalisasi sering dilekatkan citranya oleh publik kepada orang nomor satu di Indonesia ini. Jokowi dianggap tegas kepada lawan politik, tapi lembek terhadap kawan politiknya. Ini soal citra dan persepsi masyarakat. Karena politik berada di dua ranah itu.

Tidak hanya ulama, belakangan Demokrat pun berteriak. Mereka menuduh penguasa telah melakukan kriminalisasi terhadap sejumlah kader Demokrat yang berniat maju di pilkada serentak 2018.

Baca: WO Saat Pidato Gubernur Anies, Ananda Sukarlan Dinilai Intoleran


Citra yang kurang baik pada Jokowi menjadi pelajaran bagi Anies untuk lebih berhati-hati soal aturan. Anies nampak berupaya tegas soal bagaimana berkomitmen terhadap aturan. Dan ini telah dibuktikannya dalam kasus penghentian reklamasi dan Alexis. Keduanya dianggap telah menabrak aturan. Bahkan pembelian rumah sakit Sumber Waras dianulir, karena tidak sesuai dengan regulasi yang berlaku.

Anies tergolong gubernur yang fenomenal. Meski baru beberapa bulan kerja, sekitar 96% masyarakat Jakarta telah menerimanya. Istilah anak mudanya: banyak yang sudah “move on“. Hanya tersisa 4% yang kadang-kadang suaranya lebih nyaring.

Sesuatu yang wajar, di era demokrasi ada perbedaan. “Likulli ra’sin ra’yun”, kata pepatah Arab. Setiap kepala ada pendapat. Perbedaan bisa mengisi ketidaksempurnaan seorang pemimpin. Karena itu, perbedaan mesti dikapitalisasi menjadi motivasi dan langkah yang konstruktif.

Jika Anies konsisten dengan sikap tegas dan keberpihakan kepada rakyat kecil, sangat terbuka kemungkinan rakyat menghendakinya maju ke pilpres 2019. Buktikan dulu kepada rakyat melalui program dan kebijakan di DKI Jakarta, nasib baik hanya untuk mereka yang berniat dan berikhtiar baik.*

Pengamat Politik dan Pemerhati Bangsa

Sumber : Hidayatullah.com