OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Rabu, 31 Januari 2018

Muhammadiyah: Banyak Ormas Islam Berjuang Untuk Kemerdekaan

Muhammadiyah: Banyak Ormas Islam Berjuang Untuk Kemerdekaan


Ketua PP Muhammadiyah Prof. Dr. Dadang Kahmad

10Berita, JAKARTA  – Ketua PP Muhammadiyah, Prof. Dr. H. Dadang Kahmad menyayangkan pernyataan Kapolri Jenderal Tito Karnavian yang dinilai menyudutkan ormas selain NU dan Muhammadiyah dalam sebuah video yang beredar. Menurutnya, banyak ormas Islam selain NU dan Muhammadiyah yang berpartisipasi dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.

“Memang disayangkan beliau hanya menyebut dua ormas saja, padahal banyak ormas yang lahir sebelum kemerdekaan, berpartisipasi dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia baik sebagai perintis maupun sebagai pejuang mempertahankan kemerdekaan Indonesia,” papar Prof. Dr. H. Dadang Kahmad melalui keterangan yang diterima Jurnalislam.com pada Rabu (31/1/2018).

Kendati demikian, Dadang tetap berbaik sangka bahwa pernyataan itu hanyalah pernyataan spontan Kapolri dan bukan pidato yang dipersiapkan secara matang.

“Kapolri berpidato tanpa teks. Kemudian, Kapolri juga berbicara di depan khalayak pengikut Ormas tertentu, secara khusnudhon beliau ingin Ormas yang diajak bicara merasa bangga dengan apa yang beliau ucapkan,” jelas Dadang.

Oleh sebab itu, Dadang Kahmad meminta setiap pejabat publik untuk berhati-hati ketika berbicara khususnya yang berkenaan dengan sejarah bangsa.

“Mungkin beliau lupa bahwa zaman sekarang tidak ada sesuatu yang tidak bisa dipublish, semuanya sangat terbuka,” tutupnya.

Video pidato Kapolri tersebut diunggah di Youtube oleh akun Official Inews pada tanggal 8 Februari 2017 dengan judul “Jenderal Pol Tito Karnavian : Kami siap bekerjasama dengan NU”.

Dalam video tersebut Kapolri Jenderal Tito Karnavian berpidato di acara Silaturahmi dan Dialog Kebangsaan Ulama PBNU dengan jajaran Polri di Serang, Banten. Dalam pidatonya, Tito menginstruksikan bawahannya untuk bersinergi dengan NU dan Muhammadiyah dari pusat hingga daerah.

“Para Kapolda, Kapolres, hingga Kapolsek wajib untuk bersinergi dengan NU dan Muhammadiyah jangan dengan yang lain, dengan yang lain itu nomor sekian, mereka bukan pendiri negara, mau merontokkan negara malah iyah,” katanya dalam video tersebut.

Sumber :Jurnalislam.com

Bertemu Jokowi, Ciputra Kritik Dua Persoalan Ekonomi

Bertemu Jokowi, Ciputra Kritik Dua Persoalan Ekonomi

10Berita - Pendiri raksasa industri properti, Ciputra Group, Ciputra mengaku tiga bulan lalu dirinya diundang oleh Presiden Joko Widodo. Presiden Jokowi mengundang Ciputra karena membutuhkan masukan mengenai perkembangan ekonomi Indonesia.

"Saya sampaikan sudah banyak sekali yang dikerjakan pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia. Mulai dari Presiden pertama hingga sekarang. Tapi ada dua hal yang belum bisa diatasi dengan baik oleh pemerintah," kata Ciputra dalam konferensi pers Ciputra Artpreneur Talk 2018 di Jakarta, Selasa (30/1/2018).

Pertama, masalah kemiskinan di Indonesia. Kedua, adalah masalah kesenjangan sosial. Menurutnya, kedua masalah tersebut bisa diatasi dengan mendorong kewirausahaan alias entrepreneurship.

"Kedua persoalan klasik itu bisa diatasi dengan mendorong entreneurship. Jika banyak wirausaha baru, akan banyak lapangan kerja baru tercipta. Masalah pengangguran dan kemiskinan akan pelan - pelan teratasi," jelasnya.

Ciputra menegaskan Indonesia sebetulnya negara dengan memiliki potensi pertumbuhan ekonomi yang besar. Selain jumlah penduduk yang besar, Indonesia kini juga tengah mengalami transformasi ekonomi dari konvensional ke era digital. "Entrepreneur yang berkembang pesat juga tidak hanya yang bergerak di bidang teknologi informasi, tetapi juga di berbagai bidang lain seperti, fashion, pertanian dan lain -lain," jelasnya.

Saat ini, ia menambahkan semua orang memiliki kesempatan yang sama untuk berkiprah sebagai entrepreneur. Ini berbeda dengan pada masa penjajahan Belanda dimana tidak semua orang memiliki hak dan kesempatan yang sama untuk berkiprah dalam berbagai bidang.

Ciputra mendorong pemerintah segera mengesahkan RUU Kewirausahaan. Sebab terbukti sampai kini, kewirausahaan adalah faktor krusial yang menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia. "Jadi bukan hanya bisnis IT, tapi kewirausahaan secara umum yang bisa mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia," tutupnya.

Sumber : Suara.com

Mantan KASAD: Indonesia Diadu Domba, di Ambang Kehancuran

Mantan KASAD: Indonesia Diadu Domba, di Ambang Kehancuran

Jenderal TNI (Purn.) Tyasno Sudarto

10Berita Jumat siang, Gedung Joeang 45, Jakarta Pusat bergemuruh.  Pekikan takbir, teriakan “merdeka” menggema di dalam acara diskusi bertajuk ‘Kedaulatan NKRI Tanggung Jawab Kita Semua’ pada Jumat (20/1/2017) ini.

“Allahu Akbar dan merdeka dua kosakata yang tidak boleh dihilangkan. Sebab, pada zaman dahulu dua kosa kata ini diteriakan para pejuang kemerdekaan,” ujar Dr. Firdaus Syam, Wakil Direktur Sekolah PascaSarjana Universitas Nasional (UNAS) saat menjadi pembicara pada dialog yang digelar Center of Study for Indonesian Leadership (CSIL) dan Dewan Harian 45 di Gedung Juang 45, Jakarta, Jumat (20/01/2017).

Riuh peserta yang hadir juga disebabkan pemaparan materi yang disampaikan masalah pelik kondisi bangsa Indonesia saat ini.

Sementara itu, Jenderal TNI (Purn.) Tyasno Sudarto menyebut Indonesia didalam ambang kehancuran. Perpecahan yang disemarakkan bukan persatuan dinilainya pemicu hancurnya Indonesia kelak.

“Sekarang bangsa Indonesia diadu dan dipecah. Itu bentuk devide at impera, menjadi pintu kehancuran suatu bangsa,” kata Jenderal bintang empat itu.

Untuk itu, mantan Kepala staf angkatan darat (KSAD) itu mendesak rezim pemerintahan untuk membuka diri dengan berdialog dengan para tokoh, ulama dan elemen lain untuk memikirkan solusi bangsa Indonesia.

“Kita harus berubah, dan perubahan itu namanya revolusi. Allahu Akbar!,” pungkasnya menyemangati peserta diskusi.

Sementara itu, Letjen Marinir (Purn.) Suharto menyatakan Indonesia sedang mengalami krisis keadilan. Sebab, keadilan yang tidak merata dan tebang pilih terus menerus menerpa Merah Putih.

“Kita sekarang krisirs keadilan, krisis kedaulatan. Ini harus kita kembalikan dan perjuangkan,” ujarnya.

Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab prihatin aparat intelijen justru ditugasi memata-matai para ulama dan tokoh nasional.

Pasalnya, mereka menginginkan Indonesia kembali pada cita-cita luhur para pendiri bangsa, yakni sebagai negara merdeka dan lepas dari penjajahan asing. Seharusnya, menurut Habib Rizieq, aparat intelijen ditugaskan untuk memata-matai kebangkitan PKI.

Sebagaimana diketahui, acara diskusi bertajuk ‘Kedaulatan NKRI Tanggung Jawab Kita Semua’yang diinisiasi Center Of Study For Indonesian Leadership (CSIL) itu menghadirkan sederet tokoh nasional dari berbagai kalangan. Mulai dari militer, intelek sampai ulama seperti Habib Rizieq Shihab.*/M Fajar (INA)

Sumber :Hidayatullah.com 

Ada Gerakan Adu Domba, Intelijen Dinilai Salah Kaprah Awasi Tokoh Nasionalis dan Ulama

Ada Gerakan Adu Domba, Intelijen Dinilai Salah Kaprah Awasi Tokoh Nasionalis dan Ulama

"Andaikan kita menginjam semut, semutpun akan digiring polisi untuk melaporkan kita,” jelasnya Habib Rizieq Shihab

10Berita Sejumlah tokoh nasional mengecam badan intelijen dalan upaya mengawasi gerak-gerik tokoh nasionalis dan ulama Indonesia. Sebab, intelijen salah kaprah jika mengawasi mereka para pecinta Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

“Bayangkan seorang putri proklamator ditangkap atas tuduhan makar. Padahal bapaknya dulu yang memproklamirkan kemerdekaan,” terang adik kandung Gus Dur, Lily Chofidjah Wahid saat memberikan pidato di Gedung Joeang 45, Jakarta Pusat, Jumat (20/1/2017).

Ia juga menyebut ada semacam kekeliruan yang berada di tubuh intelijen. Menurutnya, Badan Intelijen Negara (BIN) sebagai pembela negara seharusnya mengawasi gerak dari pemecah dan musuh yang mengancam kedaulatan NKRI.

“Saya pernah berada di komisi 1, BIN itu meminta kenaikan anggaran terus, kita dukung. Tapi sekarang kinerjanya malah banyak yang kecolongan, PKI sudah ada ketumnya di Indonesia,” tegas mantan anggota DPR RI periode 2009-2014 dari PK.

Di tempat yang sama, Permadi salah seorang yang pernah dituduh berbuat makar menyampaikan keluhannya. Menururnya, intelijen tidak jujur dalam menyampaikan informasi kepada kepolisian.

“Masa saya dituduh berbuat makar. Katanya saya ikut berkumpul di rumah Ibu Rahmawati, padahal saat itu saya sedang sakit dan tidak bisa datang. Ini kan tidak benar,” jelasnya.

“Saya sampaikan kepada intelijen yang hadir pada kesempatan ini, sampaikan dan tulislah fakta yang sebenarnya, bukan hasil mengarang,” pungkas Permadi menyindir Intelijen.

Sementara itu, Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab prihatin aparat intelijen justru ditugasi memata-matai para ulama dan tokoh nasional.

Demi Keselamatan Indonesia, Mantan KSAD Desak Pemerintah Berdialog dengan Ulama


Pasalnya, mereka menginginkan Indonesia kembali pada cita-cita luhur para pendiri bangsa, yakni sebagai negara merdeka dan lepas dari penjajahan asing dan aseng. Seharusnya, menurut Habib Rizieq, aparat intelijen ditugaskan untuk memata-matai kebangkitan PKI.

Menuru Habib Rizieq saat ini ada fenomena seolah-olah tengah mencari-cari kesalahan para ulama dan tokoh nasional.  Begitu kuatnya kesan tersebut, seolah jika dirinya melintas di tengah jalan  menginjak semut, semutpun didorong untuk mengadu ke aparat hukum.

“Kondisi kita saat ini –baik yang agamis atau yang nasionalis–  berhadapan dengan rezim penguasa yang sedang mencari cela-cela kesalahan. Mereka bukan membuka pintu dialog, tetapi berusaha mengkriminalisasi ulama atau tokoh nasionalis. Andaikan kita menginjam semut, semutpun akan digiring polisi untuk melaporkan kita,” jelasnya yang langsung disambut gelak tawa ratusan peserta yang hadir.

Diketahui, acara diskusi bertajuk ‘Kedaulatan NKRI Tanggung Jawab Kita Semua’ yang diinisiasi CSIL itu menghadirkan sederet tokoh nasional dari berbagai kalangan. Mulai dari militer, intelek sampai ulama seperti Habib Rizieq Shihab.*/M Fajar(INA)

Sumber : Hidayatullah.com

Gus Solah Berharap Kapolri Ralat Pernyataannya dan Minta Maaf

Gus Solah Berharap Kapolri Ralat Pernyataannya dan Minta Maaf

Surabayanews

KH Sholahuddin Wahid (Gus Solah)

10Berita – Pernyataan Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian yang menyebut ormas Islam selain Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah mau merontokkan negara, dinilai tidak tepat oleh Pengasuh Pesantren Tebu Ireng KH Salahuddin Wahid atau Gus Solah.

Ormas Islam lainnya, kata Gus Solah, juga punya peran dan pengaruh untuk bangsa ini.

Sarekat Islam, ungkapnya mencontohkan, lebih dulu terjun ke dunia politik dibandingkan NU dan Muhammadiyah.

Baca: Untuk Mencapai Cita-cita Bangsa, Indonesia Jangan Disapih dari Islam


“Kalau dulu, tahun 20-an pengaruh Sarekat Islam lebih besar daripada NU. Itu termasuk organisasi yang melalui Pak Tjokroaminoto menumbuhkan kebangsaan. Tokoh Pak Tjokroaminoto itu luar biasa ditambah Agus Salim. Tidak bisa dinafikan peranan Pak Tjokro. Itu gurunya Bung Karno,” tuturnya kepada hidayatullah.com di Jakarta saat dihubungi semalam, Selasa (30/01/2017).

“Saya pikir ormas Islam lain juga banyak. Persis melalui Pak Natsir, Al Khairaat juga jasanya banyak,” tambah tokoh NU ini.

Gus Solah berharap Tito meralat pernyataannya dan meminta maaf.

“Mudah-mudahan beliau belajar dari kesalahan ini. Dan insya Allah beliau belajar lah. Rasanya tidak ada orang yang sempurna. Orang selalu berbuat salah. Jadi sudah, kita sudah menyampaikan kritik. Saya pikir cukup lah. Tidak perlu kita perpanjang lagi,” pungkasnya.

Baca: Dewan Da’wah Kecewa Pernyataan Kapolri


Hal senada disampaikan sebelumnya oleh  Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia (DDII). Ketua Umum DDII Mohammad Siddik menyatakan kekecewaannya atas pernyataan Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian yang menginstruksikan jajaran Polres dan Polsek untuk hanya bekerja sama dengan dua ormas Islam saja, Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah, serta melabelkan ormas lainnya sebagai perontok NKRI.

DDII memprotes keras pernyataan Kapolri dalam video hasil liputan salah satu stasiun TV swasta dan yang beredar luas (viral) di media sosial beberapa hari ini.

“Jika video tersebut memang benar adanya, maka saya tidak habis pikir bagaimana mungkin pejabat sekelas Kapolri tidak tahu tentang sejarah perjuangan bangsa ini,” ujar Siddik diberitakan hidayatullah.com, kemarin.* 


Rep: Admin Hidcom

Editor: Muhammad Abdus Syakur

Sumber : Hidayatullah.com

Makhunik, Desa Menakjubkan di Iran

Makhunik, Desa Menakjubkan di Iran

Kampung berumur 1.500 tahun ini dihuni manusia mini.

10Berita ,  JAKARTA -- Di bagian pertama buku Gulliver's Travels karya Jonathan Swift diceritakan, Lemuel Gulliver merapat ke sebuah pulau bernama Lilliput yang dihuni orang-orang dengan tinggi badan tak lebih dari 15 sentimeter.

Tentu saja, kisah ini fantasi. Namun, di Iran bagian timur ada sebuah tempat yang hingga sekitar satu abad lalu terdapat kampung yang pada masa lalu diduga dihuni orang-orang bertubuh mungil laksana liliput.

Makhunik, nama kampung itu. Ia terletak di Provinsi Khorasan Selatan. Kampung ini terletak tepat di kaki Gunung Makhunik yang berbatu dan berpasir.

Makhunik terletak di pusat Distrik Sar bishe, Kota Birjand, Provinsi Khorasan Sela tan, Iran. Pada 2006, ada 125 keluarga dengan populasi sekitar 600 orang yang tinggal di sana. Makhunik ini adalah satu dari tujuh desa menakjubkan di Iran.

Kawasan ini sebenarnya meliputi beberapa desa, yakni Makhunik, Kafaz, Chapensar, Tootak, Sofalband, Lejounak, Kallate Balouch, Damdameh, Mishno, Kharesto, dan Jalarou. Warga di semua desa itu punya kesamaan karakter, agama, dan gaya hidup.

Konon, desa-desa tersebut didirikan oleh warga Desa Makhunik yang keluar dan mendirikan kelompok baru hingga menjadi satu desa sendiri.

Makhunik dan desa-desa lain saling terhubung. Di utara, Makhunik bertetangga dengan Lejounak, dari barat hingga barat laut berbatasan dengan Tootak dan Sofalband. Se mentara, dari selatan hingga tenggara berbatasan dengan Bagh Sangi.

Pada musim dingin, Makhunik terbilang dingin meski tak ada salju yang turun. Dingin itu cukup membuat warga desa menahan diri untuk tidak bepergian ke luar desa. Pada mu sim panas, Makhunik cukup hangat, tapi kering. Makhunik pernah mengalami keke ringan bertahun-tahun yang mengakibatkan domba-domba mati kelaparan.

Kampung berumur 1.500 tahun ini dihuni orang-orang dengan badan sekitar 50 senti meter lebih pendek dari orang kebanyakan kala itu. Karena itu, kampung ini dikenal sebagai Kampung Liliput karena warganya yang bertubuh sangat mungil di masa lalu.

Pada 2005, satu mumi dengan panjang tu buh 25 sentimeter ditemukan di kawasan itu. Para ahli menyimpulkan, mumi itu adalah jenazah bayi yang lahir prematur sekitar 400 tahun lalu.

Meski begitu, penemuan ini makin menguatkan bahwa daerah terpencil di sudut ti mur Iran ini pernah jadi Kota Kurcaci. Makhunik sendiri hanya satu dari 13 desa yang di prediksi jadi tempat berdiam orang-orang bertubuh mungil itu.

Sumber : Republika.co.id

Kasus Korupsi Reklamasi Jakarta, Menteri Agraria Sofyan Djalil MANGKIR dari Panggilan Polisi

Kasus Korupsi Reklamasi Jakarta, Menteri Agraria Sofyan Djalil MANGKIR dari Panggilan Polisi


10Berita, Polisi bakal kembali memanggil Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Sofyan Djalil terkait kasus proyek reklamasi di Pantai Utara Jakarta.  "Akan dipanggil lagi," kata Direktur Kriminal Khusus Kepolisian Daerah Metro Jaya Komisaris Besar Adi Deriyan Jayamarta di Kantor Polda Metro Jaya, Senin, 29 Januari 2018.

Seyogianya Sofyan diperiksa baik di kantor polisi maupun di kantornya dalam  kasus reklamasi. Namun, Sofyan mangkir, lantaran sedang cuti.

"Nanti kalau beliau sudah bisa hadir akan diinformasikan kepada kami," ujar Adi.

Sofyan dipanggil untuk diperiksa hari ini melalui sebuah surat panggilan yang ditandatangani Adi selaku penyidik pada 24 Januari 2018. Menurut surat itu, Sofyan bakal diperiksa sebagai saksi. 

Berdasarkan surat pemanggilan itu, Sofyan akan dimintai keterangan terkait dugaan tindak pidana tidak melaksanakan kewajiban reklamasi yang diatur dalam Pasal 74 huruf b Juncto Pasal 34 ayat 2 Undang-Undang RI nomor 1 tahun 2014 tentang Perubahan atas UU RI Nomor 27 tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil. 

Selain itu juga berkaitan dengan tindak pidana Korupsi Menyalahgunakan Wewenang dalam Pasal 2 ayat 1 dan Pasal 3 UU RI nomor 20 tahun 2001 tentang Perubahan atas UU RI Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi juncto Pasal 3, Pasal 4, Pasal 5 UU RI Nomor 8 tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang. Keterangan itu juga berkaitan dengan dugaan korupsi yang terjadi sekitar 2015 sampai dengan sekarang di Pantai Utara Jakarta. 

Sebelumnya, Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya telah memanggil Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Pemprov DKI Jakarta Edy Junaedi untuk mengorek keterangan indikasi korupsi proyek reklamasi Teluk Jakarta pada Kamis, 11 Januari 2018.

Selain itu, pada Selasa, 9 Januari 2018 Dirkrimsus juga telah memanggil Kepala Dinas Cipta Karya Tata Ruang dan Pertanahan Pemprov DKI Jakarta Benni Agus Candra. Benni dipanggil untuk memberikan keterangan tentang kajian proyek reklamasi Teluk Jakarta.

Adi mengatakan, polisi telah memeriksa sekitar 20 orang saksi untuk menggali informasi indikasi korupsi proyek tersebut. Polisi menyelidiki dugaan korupsi pada proyek reklamasi Teluk Jakarta sejak 14 September 2017.

Polisi menduga ada pelanggaran Pasal 3 atau Pasal 2 ayat 1 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana diubah dalam UU Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

Adapun saksi yang telah dipanggil mewakili Badan Pajak dan Retribusi Daerah, kantor jasa penilai publik, dan Kementerian Kelautan dan Perikanan.

Polisi menduga ada indikasi pelanggaran dalam penentuan NJOP Pulau C dan D. NJOP kedua pulau urukan tersebut ditetapkan BPRD melalui terbitnya surat keputusan pada 23 Agustus 2017. Dua pulau reklamasi itu dikembangkan PT Kapuk Naga Indah—anak perusahaan dari Agung Sedayu Grup.

NJOP dua pulau reklamasi itu diberi nilai Rp 3,1 juta per meter persegi. Penetapannya didasarkan pada kajian independen kantor jasa penilai publik. Diduga penetapan NJOP itu jauh di bawah perkiraan. Bahkan diduga ada kerugian negara yang ditimbulkan.

Sumber :Portal Islam 

Abdullah ibn Mas'ud, Sosok Penjaga Amanah

Abdullah ibn Mas'ud, Sosok Penjaga Amanah

Sejak kecil, Abdullah dididik untuk menjaga amanah.

10Berita , JAKARTA --  Dia dikenal sebagai sosok penjaga amanah. Jika dipercaya, dia tak akan khianat. Sahabat Nabi Muhammad satu ini dikenal sebagai orang keenam yang memeluk Islam, tepatnya setelah Rasulullah mengawali dakwah di Makkah. Abdullah adalah sahabat Nabi yang mempunyai ukuran badan paling kecil.

Dia juga disebut sebagai sosok yang bersahabat dengan sandal Nabi, karena ke manapun pergi, Abdullah selalu berada di sisi Nabi. Saat masih muda, ia biasa menjelajahi gunung dan perbukitan di Makkah jauh dari yang pernah dilakukan orang-orang. Dia juga merawat hewan ternak kambing pemimpin suku Quraisy, Uqbah bin Muayt.

Orang-orang memanggilnya "Ibnu Umm Abd" anak dari ibu seorang budak. Nama aslinya adalah Abdullah dan nama ayahnya adalah Mas'ud. Ketika kecil, dia telah mendengar kabar tentang Nabi yang muncul di antara umatnya, tapi tidak menganggapnya penting karena usianya belum dewasa.

Lagi pula, kehidupannya ketika itu jauh dari Makkah. Dia biasa pergi bersama kawan-kawannya mulai pagi-pagi dan tidak kembali sampai malam tiba. Pertemuan dengan Rasulullah Dia dikenal sebagai sosok penjaga amanah. Jika dipercaya, dia tak akan khianat.

Suatu hari saat merawat kawanan ternak, Abdullah melihat dua pria tua dan bijak, datang ke arahnya dari kejauhan dan terlihat jelas sangat lelah. Mereka juga sangat haus. Tampak bibir dan tenggorokan mereka cukup kering.

Mereka berjalan mendatangi Abdullah. "Anak muda, dapatkah kami meminta susu dari salah satu domba agar bisa memuaskan dahaga kita dan memulihkan kekuatan." Abdullah bin Mas'ud menolak permintaan mereka. "Tidak bisa, domba ini bukan milikku, aku hanya bertanggung jawab untuk merawat mereka," katanya.

Kedua pria itu hanya terdiam. Sebenarnya, meski sangat haus, mereka sangat senang pada jawaban yang jujur. Meski diberi kepercayaan merawat hewan ternak, anak itu tidak meng khianati kepercayaan majikannya.

Mereka adalah Rasul dan rekannya, Abu Bakar Siddiq. Mereka pergi keluar pada hari itu ke pegunungan Makkah untuk menghindari penganiayaan orang Quraisy. Pemuda itu pada gilirannya terkesan dengan Nabi dan rekannya dan segera akrab dengan mereka.

Tidak lama kemudian, Abdullah ibn Mas'ud menjadi seorang Muslim dan menawarkan untuk melayani Nabi. Nabi setuju dan sejak saat itu Abdullah bin Mas'ud yang beruntung tak lagi merawat domba sebagai gantinya adalah untuk melayani kebutuhan Rasul.

Bekerja dengan Rasul Abdullah bin Mas'ud tetap terikat erat dengan Nabi. Berbagai kebutuhan Rasulullah selalu dipenuhi Abdullah. Dialah sosok yang mengikuti Nabi dalam perjalanan dan ekspedisi. Dia akan membangunkan Nabi saat tidur. Abdullah melindungi Rasulul lah saat mandi. Dia akan membawa staf dan siwaknya (sikat gigi) dan menyediakan kebutuhan pribadi lainnya.

Sumber : Republika.co.id

[VIDEO] Anak Pendeta Saifuddin Ibrahim: Abi, Bertaubatlah Sebelum Terlambat

[VIDEO] Anak Pendeta Saifuddin Ibrahim: Abi, Bertaubatlah Sebelum Terlambat

10Berita, JAKARTA —Pada 5 Desember 2017 lalu, Penyidik Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri menangkap Abraham Ben Moses alias Ibrahim Saifuddin (52).

Pendeta Ibrahim Saifuddin adalah murtadin yang melakukan serangkaian ujaran kebencian kepada Islam melalui media sosial. Ia juga kerap melakukan pemurtadan kepada umat Islam. 

Lalu, apa tanggapan pihak keluarga? Sadam Husein, anak kedua Saifuddin Ibrahim mengaku kecewa dengan sepak terjang yang dilakukan ayahnya. Apalagi sang ayah tak hanya murtad, tapi juga melakukan pemurtadan kepada umat Islam. 

“Kemurtadan beliau memang sangat disayangkan. Tapi kembali lagi, itu adalah pilihan beliau. Ketika beliau sudah mengambil konsekuensi ini, maka ini urusan dia. Tetapi kalau kemudian beliau masuk ke urusan kita (umat Islam), maka itu yang jadi persoalan. Kita sudah lihat bukti-bukti nyata di video yang bersebaran menghina Rasulullah. Tulisan juga bersebaran di dunia nya ataupun melalui lisan beliau,” ungkap Sadam ketika ditemui Voa Islam baru-baru ini di Jakarta. 

Sadam memaparkan bahwa alasan ayahnya murtad  karena tidak mampu menjalankan Islam secara kaaffah. Padahal dalam perintahnya setiap muslim harus menjalankan Islam secara kaaffah.

“Alasan murtad pada tahun 2006 karena beliau tidak bisa menjalankan Islam secara kaaffah, menjalankan Islam secara menyeluruh. Beliau bilang, tidak ada muslim yang bisa menjalankan Islam secara kaaffah. Padadal perintahnya demikian,” jelas Sadam. 

Padahal, jelas Sadam, penganut Kristen juga banyak melakukan pelanggaran dari apa yang diperintahkan Bibel. (Baca: [VIDEO] Kerap Lakukan Pemurtadan, Murtadin Saifuddin Ibrahim Ditantang Debat Kristolog Masyhud SM)

“Ketika menganut sebagai Kristiani, maka ada konsekuensi-konsekuensi menjalankan aturan agamanya. Tetapi dilihat begitu banyak pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan penganut agama tersebut,” papar Sadam. 

Misalnya dalam Bibel, umat Kristen diperintahkan untuk melakukan sunat atau khitan. Juga diharamkan memakan babi. Bahkan diperintahkan untuk menggunakan hijab.

“Mengajarkan untuk sunat, mengajarkan untuk tidak memakan babi. Mengajarkan untuk berhijab. Itu ada konsekuensi ketika tidak berhijab akan dicukur rambutnya. Ternyata yang semua disampaikan dalam Bibel itu dilakukan oleh umat Muslim. Pertanyaannya, ketika harus menyampaikan kekaaffahan sebuah ajaran, maka silakan Abi melihat sosok umat Muslim harusnya. Dan berkaca pada diri sendiri,” kata Sadam. 

Meski sang ayah telah murtad, namun Sadam beserta keluarga masih sangat berharap sang ayah kembali kepada Islam. “Harapan kami, Abi marilah bukakan hati. Bukakan pikiran. Karena wallahu ‘alam, umur tidak ada yang tahu. Maka ketika ada jalan untuk hijrah, jalan untuk bertaubat, maka ambilah,” ujar Sadam.

Simak video lengkapnya di Voa Islam TV:

 

*[Syaf/]

Sumber :voa-islam.com

Siapakah Sebenarnya Al-Masih ad-Dajjal Itu?

Siapakah Sebenarnya Al-Masih ad-Dajjal Itu?


1. Makna al-Masiih
Abu ‘Abdillah al-Qurthubi rahimahullah menyebutkan dua puluh tiga pendapat tentang asal kata tersebut . Sementara penulis kitab al-Qaamuus melanjutkan-nya menjadi lima puluh pendapat.”

Lafazh ini dimutlakkan untuk orang yang benar, juga dimutlakkan untuk orang yang sesat lagi pendusta. Al-Masih ‘Isa bin Maryam Alaihissallam adalah orang yang benar, sementara al-Masih ad-Dajjal adalah yang sesat lagi pendusta.

Allah menciptakan dua al-Masih, salah satu dari keduanya adalah lawan untuk yang lain. Nabi ‘Isa Alaihissallam adalah al-Masih yang membawa petunjuk, dia menyembuhkan orang buta sejak lahir, yang berpenyakit kusta, juga menghidupkan yang mati dengan seizin Allah.

Sementara Dajjal -semoga Allah melaknatnya- adalah al-Masih yang membawa kesesatan. Dia menguji manusia dengan sesuatu yang diberikan kepadanya berupa kemampuan-kemampuan yang luar biasa, seperti menurunkan hujan, menghidupkan bumi dengan tumbuhan, dan hal-hal lain yang diluar kebiasaan.

Dajjal dinamakan juga dengan al-Masih karena salah satu matanya buta, atau karena dia mengelilingi dunia hanya dalam waktu empat puluh hari. Pendapat pertamalah yang paling kuat, karena adanya hadits:

إِنَّ الدَّجَّالَ مَمْسُوْحُ الْعَيْنِ.

“Sesungguhnya Dajjal itu terhapus (buta) sebelah matanya.”

2. Makna ad-Dajjal
Lafazh ad-Dajjal diambil dari perkataan orang Arab (دَجَلَ الْبَعِيْرَ), maknanya adalah dicat dengan ter dan menutupi dengannya.

Makna asal dari kata (الدَّجَلُ) ad-Dajalu adalah mencampuradukkan, dikatakan “دَجَلَ إِذَا لَبِسَ وَمَوَّهَ” maknanya adalah merancukan dan mengaduk-aduk.

Jadi, Dajjal adalah orang yang merancukan, pendusta dan yang diberikan sesuatu yang luar biasa. Kata tersebut termasuk bentuk mubaalaghah (melebihkan) dengan wazan (فَعَّالٌ), jadi maknanya adalah banyaknya kebohongan juga kerancuan darinya. Bentuk jamaknya (دَجَّالُوْنَ), sementara Imam Malik menjamakkannya dengan kata (دَجَاجَلَةُ), dan termasuk jama’ taksir.

Al-Qurthubi menuturkan bahwa Dajjal secara bahasa memiliki sepuluh makna. Dan lafazh Dajjal menjadi sebutan nama untuk al-Masih yang buta lagi pendusta. Jika dikatakan “Dajjal”, orang langsung ingat hanya kepadanya.

Dajjal dinamakan Dajjal karena dia telah menutupi kebenaran dengan kebathilan, atau karena dia telah menutupi kekufurannya di hadapan manusia dengan kebohongan, juga perancuannya kepada mereka. Ada juga yang mengatakan bahwa dia menutupi perkara yang benar dengan jumlah pengikutnya yang banyak , wallaahu a’lam.

3. Sifat Dajjal dan Hadits-Hadits yang Menjelaskannya
Dajjal adalah seorang laki-laki dari keturunan Adam. Dia memiliki banyak sifat yang dijelaskan dalam berbagai hadits agar manusia mengenalnya dan memberikan peringatan kepada mereka atas kejelekannya, sehingga ketika dia keluar maka orang-orang yang beriman akan mengenali dan tidak terkena fitnahnya.

Bahkan mereka akan tetap mengetahui sifat-sifatnya yang dikabar-kan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sifat-sifat ini dapat membedakannya dari manusia yang lain. Maka tidak akan ada yang tertipu kecuali orang bodoh yang telah ditetapkan kesengsaraan baginya. Hanya kepada Allah-lah kita memohon keselamatan.

Di antara sifat-sifat tersebut bahwa dia seorang laki-laki, masih muda, berkulit merah, pendek, jarak antara kedua betisnya berjauhan (leter o), berambut keriting, keningnya lebar, dadanya bidang, mata yang kanannya buta, mata tersebut tidak muncul tidak pula tertancap dalam seakan-akan buah anggur yang menonjol, sementara di atas matanya yang kiri ada daging keras yang tumbuh, di antara kedua matanya tertulis huruf ك، ف، ر dengan huruf yang terputus-putus, atau (كافـر) dengan bersambung, setiap muslim dapat membacanya, baik dia orang yang buta huruf maupun tidak. Dan di antara sifatnya bahwa dia orang yang mandul, tidak memiliki anak.

Berikut ini sebagian hadits shahih yang menjelaskan berbagai sifatnya di atas, dan hadits-hadits tersebut merupakan sebagian dalil yang menunjukkan kemunculan Dajjal.

a. Diriwayatkan dari ‘Umar Radhyallahu anhu, bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

بَيْنَا أَنَا نَائِمٌ أَطُوْفُ بِالْبَيْتِ… (فَذَكَرَ أَنَّهُ رَأَى عِيْسَى بْنَ مَرْيَمَ ، ثُمَّ رَأَى الدَّجَّالَ، فَوَصَفَهُ، فَقَالَ:) فَإِذَا رَجُلٌ جَسِيْـمٌ، أَحْمَرُ، جَعْدُ الرَّأْسِ، أَعْوَرُ الْعَيٍنِ، كَأَنَّ عَيْنَهُ عِنَبَةٌ طَافِئَةٌ؛ قَالُوْا: هَذَا الدَّجَّالُ أَقْرَبُ النَّاسِ بِهِ شَبَهًا اِبْنُ قَطَنٍ، رَجُلٌ مِنْ خُزَاعَةَ.

“Ketika aku sedang tidur, aku (bermimpi) melakukan thawaf di sekeliling Ka’bah….” (Kemudian beliau menuturkan bahwa beliau melihat Nabi ‘Isa q, lalu melihat Dajjal dan mensifatinya, beliau berkata), “Tiba-tiba saja ada seorang laki-laki dengan badan yang besar, merah (kulitnya), rambutnya keriting, matanya buta sebelah, seolah-olah matanya adalah buah anggur yang menonjol.” Mereka (para Sahabat) berkata, “Orang yang paling mirip dengan Dajjal ini adalah Ibnu Quthn, seorang laki-laki dari Khuza’ah.”

b. Diriwayatkan dari ‘Umar Radhiyallahu anhu, bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menceritakan Dajjal di tengah-tengah manusia, lalu beliau bersabda:

إِنَّ اللهَ تَعَالَى لَيْسَ بِأَعْوَرَ، أَلاَ وَإِنَّ الْمَسِيْحَ الدَّجَّالَ أَعْوَرُ الْعَيْنِ الْيُمْنَى؛ كَأَنَّ عَيْنَهُ عِنَبَةٌ طَافِيَةٌ.

“Sesungguhnya Allah Ta’ala tidak picek (buta sebelah), dan ketahuilah sesungguhnya al-Masih Dajjal adalah picek mata sebelah kanannya. Matanya bagaikan anggur yang menonjol.”

c. Dijelaskan dalam hadits an-Nawwas bin Sam’an Radhiyallahu anhu, beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda ketika mensifati Dajjal:

إِنَّهُ شَابٌّ، قَطَطٌ، عَيْنُهُ طَافِيَةٌ، كَأَنِّي أُشَبِّهُهُ بِعَبْدِ الْعُزَّى بْنِ قَطَنٍ.

“Sesungguhnya dia adalah seorang pemuda, rambutnya sangat keriting, matanya menonjol, seolah-olah aku sedang menyerupakannya dengan ‘Abdul ‘Uzza bin Quthn.”

d. Dalam hadits ‘Ubadah bin ash-Shamit Radhiyallahu anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِنَّ مَسِيْحَ الدَّجَّالِ رَجُلٌ، قَصِيْرٌ، أَفْجَعُ، جَعْدُ، أَعْوَرٌ، مَطْمُوْسُ الْعَيْنِ، لَيْسَ بِنَاتِئَةٍ وَلاَ جَحْـرَاءَ، فَإِنْ أَلْبَسَ عَلَيْكُمْ؛ فَاعْلَمُوْا أَنَّ رَبَّكُمْ لَيْسَ بِأَعْوَرَ.

“Sesungguhnya Dajjal adalah seorang laki-laki, pendek, jarak antara kedua betisnya berjauhan, keriting, buta sebelah, mata yang terhapus tidak terlalu menonjol, tidak pula terlalu ke dalam, maka jika dia melakukan kerancuan (mengaku sebagai Rabb) kepadamu, maka ketahuilah sesungguhnya Rabb kalian tidak buta sebelah.”

e. Dalam hadits Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

وَأَمَّا مَسِيْحُ الضَّلاَلَةِ؛ فَإِنَّهُ أَعْوَرُ الْعَيْنِ، أَجْلَى الْجَبْهَةِ، عَرِيْضُ النَّحْرِ، فِيْهِ دَفَأٌ.

“Adapun Masihud Dhalalah (Dajjal), maka sesungguhnya dia buta sebelah matanya, keningnya lebar, atas dadanya bidang dan badannya agak bongkok.”

f. Dalam hadits Hudzaifah Radhiyallahu anhu, beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata:

اَلدَّجَّالُ أَعْوَرُ الْعَيْنِ الْيُسْرَى، جُفَالُ الشَّعَرِ.

“Dajjal itu buta mata sebelah kirinya, dan berambut gembal.”

g. Dalam hadits Anas Radhiyallahu anhu, beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

وَإِنَّ بَيْنَ عَيْنَيْهِ مَكْتُوْبٌ كَافِرٌ.

“Dan sesungguhnya di antara dua matanya tertulis Kaafir.”

Dalam satu riwayat:

ثُمَّ تَهَجَّاهَا (ك، ف، ر)؛ يَقْرَؤُهُ كُلُّ مُسْلِمٍ.

“Kemudian beliau mengejanya kaaf faa’ raa’, setiap muslim dapat membacanya.”

Sementara dalam riwayat lain:

يَقْرَؤُهُ كُلُّ مُؤْمِنٍ كَاتِبٌ وَغَيْرُ كَاتِبٍ.

“Setiap mukmin dapat membacanya, baik yang bisa menulis atau tidak.” 

Tulisan tersebut nampak secara hakiki. Semua manusia tidak memiliki masalah dalam tulisan ini, yang pintar maupun yang bodoh. Demikian pula orang yang ummi (buta huruf),

“Hal itu karena sesungguhnya kemampuan mata diciptakan oleh Allah untuk para hamba sesuai dengan kehendak-Nya dan kapan Dia menghendakinya. Seorang mukmin akan dapat melihatnya dengan mata penglihatannya walaupun dia tidak bisa menulis; sementara orang kafir tidak melihatnya walaupun dia bisa menulis, sebagaimana orang-orang yang beriman bisa melihat berbagai macam dalil dengan pandangannya sementara orang kafir tidak bisa melihatnya. Maka Allah menciptakan kemam-puan untuk melihat (lagi membaca) tanpa harus belajar terlebih dahulu, karena pada zaman tersebut banyak hal yang terjadi diluar kebiasaan.”

Imam an-Nawawi rahimahullah berkata, “Yang benar berdasarkan pendapat para ulama bahwa tulisan tersebut nampak secara nyata. Ia adalah tulisan secara hakiki, Allah menjadikannya sebagai tanda dari berbagai tanda yang pasti atas kekufuran, kebohongan dan kebathilannya. Allah Ta’ala menampakkannya kepada setiap muslim yang bisa menulis atau tidak, dan menyembunyikannya dari setiap orang yang Allah kehendaki kesengsaraan baginya dan terfitnah olehnya, hal itu sama sekali tidak mustahil.”

h. Dan di antara sifatnya adalah apa yang dijelaskan dalam hadits Fathimah binti Qais Radhiyallahu anhuma tentang kisah al-Jassasah. Di dalam hadits tersebut, Tamim ad-Dari Radhiyallahu anhu berkata,

“Akhirnya kami pergi dengan cepat hingga kami masuk ke sebuah kuil, ternyata di dalamnya ada seorang yang sangat besar yang tidak pernah kami lihat sama sekali sebelumnya, dan dia diikat dengan sangat kuat.”

i. Dan di dalam hadits ‘Imran bin Hushain Radhiyallahu anhu, dia berkata, “Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَا بَيْنَ خَلْقِ آدَمَ إِلَى قِيَامِ السَّاعَةِ خَلْقٌ أَكْبَرُ مِنَ الدَّجَّالِ.

“Sejak penciptaan Adam sampai hari Kiamat tidak ada satu makhluk yang lebih besar fitnahnya daripada Dajjal.”

j. Adapun (sifat) Dajjal bahwa dia tidak memiliki keturunan, dijelaskan dalam hadits Abu Sa’id al-Khudri Radhiyallahu anhu tentang kisahnya bersama Ibnu Shayyad, dia berkata kepada Abu Sa’id, “Bukankah engkau pernah mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِنَّهُ لاَ يُوْلَدُ لَهُ.

‘Sesungguhnya dia (Dajjal) tidak bisa memiliki keturunan?’ Dia (Abu Sa’id) berkata, ‘Benar,’ jawabku.”

Yang perlu diperhatikan dari berbagai riwayat terdahulu bahwa pada sebagian riwayat dijelaskan mata yang kanannya buta, sementara pada riwayat lainnya mata kirilah yang buta, padahal semua riwayat tersebut adalah shahih, maka ada sesuatu yang musykil di dalamnya.

Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah berpendapat bahwa hadits Ibnu ‘Umar yang diriwayatkan dalam ash-Shahiihain dan hadits yang menjelaskan bahwa mata kanannya yang buta adalah lebih kuat daripada riwayat Muslim yang menjelaskan bahwa mata kirinya yang buta, karena hadits yang disepakati atas keshahihannya lebih kuat daripada yang lain.

Al-Qadhi ‘Iyadh rahimahullah berpendapat bahwa kedua mata Dajjal adalah cacat, karena semua riwayat adalah shahih. Mata yang dihapus adalah mata yang padam, maksudnya yang hilang cahayanya, yaitu mata yang sebelah kanan sebagaimana dijelaskan dalam riwayat Ibnu ‘Umar.

Adapun mata yang kiri adalah mata yang di depannya ada daging tebal, maksudnya mata yang tertutupi tetapi masih ada cahayanya, ini pun cacat. Jadi dia adalah orang yang cacat kedua matanya, karena kata al-a’war untuk semua anggota badan arti-nya buruk/cacat, terutama jika berhubungan dengan mata. Maka kedua mata Dajjal adalah cacat, salah satunya hilang penglihatannya dan yang lain dengan kecacatannya.

An-Nawawi rahimahullah mengomentari penggabungan dalil ini dengan perkata-annya, “Penggabungan inilah yang paling tepat.” Pendapat ini dianggap yang paling kuat oleh Abu ‘Abdillah al-Qurthubi rahimahullah.

Oleh: Dr. Yusuf bin Abdillah bin Yusuf al-Wabil

Sumber: oasemuslim.com