OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Jumat, 02 Februari 2018

Sebar Hoax dan Serang Anies Soal PKL di Sudirman, Addie MS Malah KETAMPOL Cuitan Sendiri

Sebar Hoax dan Serang Anies Soal PKL di Sudirman, Addie MS Malah KETAMPOL Cuitan Sendiri


10Berita,   Addie MS musisi dan dirigen Twilite Orchestra memang juga dikenal luas sebagai pendukung garis keras Jokowi-Ahok. Sudah beberapa kali Addie MS tampak pasang badan membela Jokowi-Ahok dan menyerang siapa pun lawan politik Jokowi-Ahok.

Saking bernafsunya untuk menyerang dan menghabisi lawan politik Jokowi-Ahok, Addie kerap mengeluarkan jurus blunder, alias menyerang membabi buta lawan politik tanpa data yang valid.

Salah satu serangan ngawur Addie ditujukan kepada Anies Baswedan, Gubernur DKI yang berhasil merontokkan Ahok dalam Pilkada Jakarta tahun lalu.
Dengan nyinyir, Addie bercuit melalui akun Twitter-nya, @addiems.

"Setelah Tanah Abang, sekarang Jl. Sudirman dihiasi PKL. Selamat datang kembali, becak. Berikutnya, apa lagi? Telur asin di KRL, delman di jalan raya, mungkin," cuitnya, Jumat, 2 Februari 2018.

Setelah Tanah Abang, skrg Jl. Sudirman dihiasi PKL. Selamat datang kembali, becak. Berikutnya, apa lagi? Telur asin di KRL, delman di jalan raya, mungkin.https://t.co/khYfvY2lV7

— ADDIE MS (@addiems) February 1, 2018


Serangan Addie ini langsung dimentahkan oleh akun pendukung Anies, @SuaraAnies.

— Suara Anies Baswedan (@SuaraAnies) February 2, 2018

Setelah ditelusuri, ternyata PKL yang dituduhkan Addie adalah para pedagang yang berjualan di Malam Bebas Kendaraan (Car Free Night) jelang pergantian tahun baru 2018.

Menanggapi hoax yang disebar oleh Addie MS, berikut reaksi keras Marco Kusumawijaya, arsitek andal yang kritis dalam menanggapi isu mengenai kota Jakarta.

— marco (@mkusumawijaya) February 2, 2018


Sementara Taufik Randusara memilih menggali jejak digital Addie yang pernah berkicau bahwa menyebar hoax dosanya gede banget.

— To'pe (@topelucky) February 2, 2018


Di dunia nyata, Agustina, seorang karyawati yang berkantor di Sudirman dan bertempat tinggal di Bendungan Hilir menyatakan bahwa justru pada era Ahok, PKL terlihat berani dan nekad berjualan di trotoar sepanjang Sudirman menuju Benhil.

"Sudah sejak tahun 2015. Sekarang justru lebih tertib," ujar Agustina.

--------

Nahloooh.... emangnya enak ketampol cuitan sendiri?

Sumber :Portal Islam 

Masjid di Negeri Penakluk

Masjid di Negeri Penakluk

Patung ksatria Mongolia dan Genghis Khan di wilayah Inner Mongolia.

Sejak ratusan tahun lalu Islam berkembang di kawasan ini.

10Berita ,  JAKARTA -- Mongolia terkenal sebagai bangsa penakluk sejak ribuan tahun lalu. Salah satu tokoh yang terkenal adalah Jengis Khan. Hingga kini kebesaran nama Jengis Khan masih terpelihara.

Mongolia juga punya hubungan yang dekat dengan Islam. Sejak ratusan tahun lalu  Islam berkembang di kawasan ini.  Jumlah Muslim di Mongolia pun semakin bertambah.

Mereka kebanyakan terkonsentrasi di wilayah  Inner Mongolia. Wilayah ini punya pemerintahan yakni di Hohhot yang jaraknya sekitar 45 menit penerbangan dari Beijing. Wilayahnya dikelilingi oleh pegununungan.

Salah satu bukti  Islam pernah berkembang pesat di Mongolia adalah masjid-masjid tua yang masih tegak berdiri. Umurnya sudah ratusan tahun. Namun, kondisinya sampai saat ini masih terawat. 

Masjid  Besar  Inner Mongolia

Masjid ini merupakan yang paling terkenal di kawasan Inner Mongolia.  Umurnya sudah 450 tahun. Di masjid ini, para pemuda  dididik untuk menjadi imam di  daerahnya sendiri.

Masjid bersejarah di Inner Mongolia dok. Youtube


Dari sisi fisik bangunan,  Masjid Besar Inner Mongolia  tidak seperti layaknya masjid pada umumnya. Arsitekturnya khas Cina.  Di dalamnya terdapat mihrab dan rak-rak buku yang berisi Alquran.

Kini, masjid dikunjungi oleh para turis dari berbagai belahan dunia.  Untuk menghidupi masjid, kaum Muslim setempat memberikan iuran atau sumbangannya. 
 
Masjid Selatan Dolon

Masjid  ini terletak di wilayah Dolon yang  berada di bagian tengah daerah otonom Mongolia Dalam.  Wilayah ini merupakan kabupaten yang paling dekat dengan Beijing.

Masjid Selatan Dolon  adalah masjid yang paling awal di kawasan tersebut. Masjid itu dibangun oleh saudagar etnis Hui dan luasnya kira-kira 750 meter persegi. Ruang shalat luasnya 245 meter persegi. N 

Masjid Bayan Olgii

Masjid ini  berada di  pusat Tolbo Sum di  Bayan Olgii. Bentuknya khas dan berbeda dari masjid pada umumnya.  Masjid Bayan Olgii tidak terlalu luas.

Masjid Bayan Olgii Mongolia

Masjid yang sudah berusia ratusan tahun  ini masih digunakan untuk kegiatan ibadah sehari-hari.  Turis dari berbagai negara juga kerap mengunjungi masjid tua ini.

Sumber: Islam Digest Republika |

Sumber :Republika.co.id 

Penganiayaan Pimpinan Ponpes Tuai Polemik, Polisi Gelar Sayembara

Penganiayaan Pimpinan Ponpes Tuai Polemik, Polisi Gelar Sayembara


10Berita, Polisi memastikan tersangka penganiayaan pimpinan Pondok Pesantren Al Hidayah, Cicalengka, Bandung, Jawa Barat, KH Umar Basri, mengidap gangguan jiwa. Namun, hasil penyidikan itu menuai polemik.

Bahkan, Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid bereaksi. Dalam akun Twitter @hnurwahid dia menuliskan agar polisi dapat mengusut 'modus' tersangka yang mengalami sakit jiwa tersebut.

"InnaliLlahi...Belum sembuh KH Umar Basri dari penganiayaan org yg katanya “sakit jiwa”. Tadi Tokoh Umat dari Persis, HR Prawoto,SE, dianiaya olh yg katanya “sakit jiwa”, bahkan Beliau wafat krnnya. Smoga Allah terima sbg syuhada. Tapi Polisi perlu usut tuntas “modus” org gila ini," tulis Hidayat Nur Wahid seperti dikutip Liputan6.com, Jumat (2/2/2018).

Merespons hal tersebut, Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Jabar Kombes Umar Surya Fana, mengatakan bahwa penetapan sakit jiwa tersangka berdasarkan hasil observasi Rumah Sakit Jiwa Cisarua, Cimahi.

"Berkaitan adanya keraguan masyarakat tentang benar atau tidaknya dua pelaku penganiayaan di Jabar, saran saya sebagai Direktur Krimum, daripada berpolemik, silakan tunjuk ahli jiwa yang lain untuk second opinion, third opinion dan 4th opinion," kata Umar dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com, Jumat (2/2/2018).

Umar meminta pihak yang mempertanyakan dan meragukan hasil observasi dokter Rumah Sakit Jiwa Cisarua, agar mendatangkan ahli jiwa lain yang dianggap lebih hebat. 

"Silakan mengirimkan ahli jiwa lain yang dianggap lebih kredibel untuk ikut bersama-sama melakukan observasi terhadap pelaku-pelaku tersebut," ujar Umar.

Dia menambahkan, hasil observasi pihak-pihak yang nantinya dihadirkan masyarakat yang meragukan itu, nantinya akan digunakan dalam pemberkasan penyidikan.

"Nanti hakim yang akan menentukan hukuman apa yang akan dijatuhkan kepada pelaku-pelaku tersebut," ujar mantan Kapolresta Metro Bekasi ini.

Terkait bisa tidaknya hukuman bagi pengidap sakit jiwa, Umar mengatakan bahwa itu masuk pada ranah persidangan.

"Dibuka yang selebar-lebarnya dengan waktu yang tidak dibatasi untuk para ahli jiwa (dokter spesialiasi jiwa) untuk ikut berkolaborasi dan hadir melakukan observasi terhadap para pelaku," tegas Umar.

 

Kapolda Jawa Barat Irjen Agung Budi Maryoto menyebut pelaku penganiayaan terhadap Pimpinan Pondok Pesantren Al Hidayah, KH Emon Umar Basyri berinisial A (50). Pelaku ditangkap beberapa jam kemudian di sebuah Mushola Al- Fadhulah, Margahayu, Cicalengka.

Musala tersebut, kata dia, berjarak dua kilometer dari lokasi penganiayaan. Saat ini pelaku penganiayaan terhadap itu ditahan di Mapolda Jawa Barat guna proses pemeriksaan.

Saat ditangkap pelaku sedang tiduran di mushola tersebut," ujar dia, Minggu (28/1/2018) malam.

Agung Budi mengungkapkan, saat itu pelaku menganiaya korban setelah salat subuh berjamaah. Korban KH Emon Umar Basyri atau yang akrab disapa Ceng Emon sedang berzikir.

Di tengah korban berzikir, pelaku mendadak masuk masjid dan langsung menganiaya korban secara membabi-buta pada Sabtu 27 Januari 2018 sekitar pukul 05.30 WIB di Mesjid Al Hidayah Kampung Santiong RT.03/01 desa Cixcalengka Kabupaten Bandung, Jawa Barat.

Dia mengungkapkan, pelaku sengaja menunggu korban selesai wirid.

"Begitu selesai wirid, korban bertanya kepada pelaku 'Siapa Kamu? 'Saya orang sini, kamu berani sama saya,?' percakapan itu pakai bahasa Sunda setelah itu dianiaya," ungkap Agung Budi.

Sumber : Liputan6

Penganiayaan Ulama, Orang Gila dan Lima Kebetulan yang Mencurigakan

Penganiayaan Ulama, Orang Gila dan Lima Kebetulan yang Mencurigakan

10Berita, Penganiayaan Ulama, Orang Gila dan Lima Kebetulan yang Mencurigakan Hanya dalam rentang lima hari, dua orang ulama jadi korban penganiayaan. Yang terakhir bahkan berujung kematian. Banyak kebetulan yang terjadi dan membuat publik curiga.

Pertama, peristiwa penganiayaan berjarak dekat, kurang dari sepekan. Diawali terhadap KH Umar Basri, di Mushola Al Mufathalah, Cicalengka, Jawa Barat. Wajah ulama berusia 60 tahun itu berdarah-darah akibat kejadian tersebut, Sabtu (27/1/2018).

Lalu menyusul Ustadz HR Prawoto. Komandan Brigade Persis Pusat itu tiba-tiba saja diserang dan dianiaya orang tak dikenal pada Kamis, (1/2/2018). Setelah sempat dirawat, dia akhirnya meninggal dunia.

Kedua, kedua kejadian tersebut berlangsung di waktu yang sama yakni saat subuh.

Ketiga, yang menjadi korban adalah ulama, sosok panutan umat. Tak ada yang meragukan keulamaan KH Umar Basri dan Ustadz Prawoto.

Keempat, lokasi kejadian berada di Jawa Barat. Diketahui, tak lama lagi provinsi terbesar di Indonesia itu akan menyelenggarakan Pilgub pada Juni 2018. Dan Tanah Pasundan dikenal sebagai wilayah santri dan religius.

Kelima, para pelaku kedua kejadian tersebut disebut sebagai orang gila.

“Sementara dapat disimpulkan bahwa tersangka A ini alami gangguan jiwa berdasarkan pemeriksaan awal dari dokter spesialis kejiwaan,” kata Kapolda Jabar Irjen Agung Budi Maryoto soal pelaku penganiayaan KH Umar Bisri sebagamana diberitakan Tribun Jabar.

Hal serupa juga diucapkannya terkait kasus Ustadz HR Prawoto.

“Pelaku tetangga depan rumah almarhum. Pasien RS Jiwa,” kata dia seperti ditulis Republika.

Dalam politik, sebuah kebetulan adalah barang mewah. Lalu, jika ada lima kebetulan, tak bisa kita melarang publik untuk curiga. Setidaknya itu terlihat dari cuitan Pendiri INSISTS, Adnin Armas.

@armas_adnin: 2 kejadian sama waktunya subuh. 2 kejadian sama peristiwanya berdekatan waktunya. 2 kejadian sama pelaku diindikasikan gila. 2 kejadian sama yg menjadi korban adalah tokoh umat. 2 kejadian sama di Jabar. Mengapa ada kemiripan? Apa kebetulan kemiripan tsb atau bukan kebetulan?

Sumber :Ngelmu.com 

“Jika Larangan Terbang ke Bali saat Nyepi Bisa Mereka Didengarkan, Kenapa Tidak untuk Berpakaian Syar’i Ketika ke Aceh”

“Jika Larangan Terbang ke Bali saat Nyepi Bisa Mereka Didengarkan, Kenapa Tidak untuk Berpakaian Syar’i Ketika ke Aceh”



10Berita, Bupati Aceh Besar, Mawardi Ali, mengeluarkan surat yang memberikan kewajiban busana Muslim bagi para pramugari dari maskapai penerbangan yang masuk ke daerahnya.

Apabila ada yang tidak taat, kata dia, Waliyatul Jisbah—polisi Syariah—di area Bandara Sultan Iskandar Muda akan membagikan jilbab dan sarung kepada pramugari.

“Jika larangan untuk terbang ke Bali pada saat Nyepi bisa mereka dengarkan, kenapa tidak untuk berpakaian syar’i ketika datang ke Aceh,” ungkap Mawardi seperti dilansir BBC Indonesia.

Menteri Perhubungan Budi Karya mengatakan mendukung aturan Bupati Aceh Besar. Budi menilai usulan itu hanya berlaku di Aceh yang memang menerapkan syariat Islam serta tidak untuk daerah lain.

“Saya pikir itu usulan yang baik karena ini suatu syariat. Hanya saja, memang ini, kan, sektoral di daerah Aceh. Saya pikir, saya mendukung,” jelas Budi seperti dikutip Antara.

Surat edaran itu ditujukan kepada delapan maskapai penerbangan seperti Garuda Indonesia, Citilink, Lion Air, Air Asia, Batik Air, Sriwijaya Air, Wings Air, dan Firefly. Secara garis besar, kewajiban memakai busana muslimah berlaku untuk semua maskapai penerbangan yang mendarat maupun terbang dari Bandara Sultan Iskandar Muda, yang berlokasi di wilayah Aceh Besar.

Pihak maskapai penerbangan mengaku tak terlalu mempermasalahkan keberadaan surat edaran tersebut. Citilink, misal, menganggap permintaan itu bukan masalah besar meskipun belum mengetahui rinciannya. Lion Air, mengatakan masih akan membahasnya dengan bagian pelayanan. Dan Garuda Indonesia menyatakan mendukung imbauan Bupati Aceh Besar.

Sumber: bersamadakwah

Kawal Kasus Ustaz Prawoto, Persis Bentuk Tim Investigasi

Kawal Kasus Ustaz Prawoto, Persis Bentuk Tim Investigasi

Apalar kepolisian harus menegakkan hukum secara adil dan transparan.

10Berita , JAKARTA -- Pimpinan Pusat Persatuan Islam (PP Persis) akan membuat tim investigasi internal jamiyah untuk mengawal proses penyidikan atas kasus penganiayaan yang berujung meninggalnya Komandan Operasional Brigade PP Persis, Ustaz Prawoto. Dalam pernyataan yang dikeluarkan oleh Ketua Umum PP Persis, KH Aceng Zakaria, segenap lembaga dan pimpinan Persis merasakan duka yang mendalam atas kehilangan putra terbaik mereka, yang telah memberikan dedikasi luar biasa pada Jihad Jamiyah.

"Kami mengutuk dengan keras penganiayaan ini, dan kepada aparat penegak hukum (kepolisian) agar mengusut sampai tuntas, dan menegakkan hukum secara adil dan transparan," demikian pernyataan pimpinan Persis, dalam keterangan rilis yang diterima Republika.co.id, dari Sekum PP Persis, Haris Muslim, Jumat (2/2).

Selain itu, pimpinan Persis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada segenap keluarga besar Persis dan seluruh kaum Muslimin Indonesia atas do'a dan perhatian mereka yang besar terhadap kasus ini. Ustaz Prawoto dianiaya secara brutal oleh pelaku yang merupakan tetangga korban berinisial Mc pada pukul 6 pagi WIB, Kamis (1/2).

Penganiayaan brutal tersebut dilakukan dengan menggunakan senjata tumpul (linggis). Akibatnya, korban mengalami luka parah di bagian kepala dan tangan. Korban dilarikan ke Rumah Sakit Avicenna, kemudian dipindah ke RS Santosa Kopo. Hingga akhirnya, korban meninggal dunia pada Kamis sore.

Almarhum meninggal dalam usia 44 tahun dan meninggalkan seorang istri dan dua orang anak. Anak pertama berusia 13 tahun dan anak kedua masih bayi.

"Khusus kepada keluarga, terutama istri dan putra almarhum, kami menyampaikan belasungkawa sedalam-dalamnya Semoga almarhum diterima amal ibadahnya dan diampuni khilafnya, keluarga diberikan kesabaran."

Sumber :Republika.co.id 

Efek Kartu Kuning: Pertemuan Jokowi dan BEM UI Batal!

Efek Kartu Kuning: Pertemuan Jokowi dan BEM UI Batal!

10Berita, Saat Presiden Jokowi berpidato dalam Dies Natalis ke-68 Universitas Indonesia (UI) di Balairung UI, Depok, Jawa Barat, Jumat (2/2/2018), ada aksi menarik, yaitu aksi pemberian kartu kuning oleh Zaadit Taqwa, Ketua BEM UI 2018. Aksi kartu kuning tersebut sontak menjadi perhatian ribuan tamu di sela khidmatnya acara tersebut.

Adapun aksi Zaadit memberikan kartu kuning untuk Jokowi saat acara Dies Natalis ke-68 UI, dilakukan karena Jokowi membuat tiga pelanggaran. Pelanggaran itu adalah kasus gizi buruk di Asmat, Papua; usulan jenderal Polri jadi Pj gubernur; dan Permendikti tentang Organisasi Mahasiswa.

“Isu gizi buruk di Asmat, dwifungsi Polri/TNI, dan peraturan baru ormawa merupakan isu yang mengkhawatirkan bagi masyarakat Indonesia di penutup tahun 2017 dan awal tahun 2018, sudah seharusnya Presiden Joko Widodo diberi peringatan untuk melakukan evaluasi di tahun keempatnya, kata Zaadit, menjelaskan aksi yang dilakukannya.

Aksi simbolik pemberian kartu kuning yang ditujukan kepada Presiden Joko Widodo, bermaksud untuk memberi peringatan Presiden karena masih banyak isu yang membuat masyarakat resah atas kondisi Indonesia.

Sebenarnya hari ini Presiden Jokowi akan menerima ketua Ketua BEM Universitas Indonesia selepas acara Dies Natalis. Namun, Aksi pemberian kartu kuning oleh Ketua BEM Universitas Indonesia, Zaadit Taqwa untuk Presiden Joko Widodo membuat rencana pertemuan kedua pihak batal. Menurut Juru bicara Presiden Jokowi, Johan Budi, pertemuan tersebut tadinya ingin membahas sejumlah isu yang ingin disampaikan pihak BEM UI.

“Sebenarnya sudah dijadwalkan Presiden menerima Ketua BEM selepas acara, karena katanya ada yang mau disampaikan dari BEM UI kepada Presiden. Tapi, tidak tahu tiba-tiba saat acara di dalam (Balairung UI), ada.mahasiswa yang mengacungkan buku berwarna kuning. Dari penjelasan yang ada, itu buku isinya lagu-lagu,” kata Johan seperti yang diliput oleh Kumparan.

Johan Budi menyatakan bahwa Jokowi tidak marah ataupun merasa tersinggung atas aksi mahasiswa MIPA itu.

“Terhadap aksi ini, Presiden Jokowi biasa aja, tidak tersinggung. Soalnya dari awal memang sudah ada agenda Presiden ketemu BEM UI itu selepas acara. Tapi acara itu batal karena aksi tersebut,” ungkap Johan.

Sumber : http://dakwahmedia.co

 

Ini Kata Fahri Soal Media Asing Sebut Jokowi Tukang Pencitraan

Ini Kata Fahri Soal Media Asing Sebut Jokowi Tukang Pencitraan


10Berita  – Kritikan yang dilontarkan wartawan asing senior, John McBeth disebut Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah sebagai tamparan keras bagi Presiden Jokowi.‎

Hal ini disampaikan Fahri saat menanggapi pernyataan John yang menyebut Jokowi pemimpin yang pandai melakukan pencitraan dalam menjalankan pemerintahan.

“Saya kira itu kritikan yang tajam ya.. Pak Jokowi harus mendengar dan menerimanya dengan baik. Karena memang banyak janji-janji (Jokowi) yang belum terlaksana,” kata Fahri di acara jumpa pers Mukernas KA KAMMI, Cikini Raya, Jakarta, Rabu (31/1/2018).

Menurut Fahri, sebagai wartawan yang dikenal memiliki reputasi baik di level internasional, kritikan John McBeth tidak bisa dianggap sepele.

“Pak Jokowi harus merespon kritikan itu dengan berbenah dan dengan kinerja yang lebih baik,” katanya.

Fahri mengingatkan, setidaknya petugas partai asal PDI-P itu masih punya waktu sekitar tujuh bulan untuk berbenah dan memperbaiki kinerjanya.

Hal itu merujuk pada keputusan KPU RI yang sudah menetapkan tahapan pendaftaran calon presiden yang akan dimulai pada 4-10 Agustus 2018 tahun ini.

“Ini penting, agar reputasi Pak Jokowi tetap terjaga sehingga berpeluang untuk kembali maju pada Pilpres 2019 mendatang,” ungkap Fahri.

Jadi, tujuh bulan lagi kita akan melihat apakah Pak Jokowi pantas atau tidak untuk maju lagi. Ini juga perjudian dia di depan pimpinan Parpol. Jika masih belum jelas, ya.. saya kira Jokowi done!,” pungkas Fahri.

Diketahui, sebelumnya Pemerintah Indonesia mendapat sorotan dari media internasional. Presiden Jokowi selama ini dinilai hanya pandai menampilkan pencitraan.

Asia Times tanggal 23 Januari 2018 menulis berita “Widodo’s Smoke and Mirrors Hide Hard Truths”. Penulisnya John McBeth, seorang jurnalis berusia 73 tahun kelahiran Selandia Baru dan kini bekerja sebagai kolumnis dan jurnalis lepas.

Dalam tulisan tersebut McBeth mengkritik proyek infrastruktur Jokowi sebagai pencitraan. McBeth menguliti sisi negatif pemerintahan Jokowi seperti megaproyek kereta cepat Jakarta-Bandung yang ditaksir menghabiskan duit sebesar Rp70 triliun.‎

Dalam pemberitaan yang dipublkasikan mediaAsia Times berjudul “Widodo’s Smoke and Mirrors Hide Hard Truths” pada 23 Januari 2018, pemerintahan Joko Widodo disebut lihai bermain “meyakinkan orang lain bahwa berbagai urusan telah berjalan sukses, padahal sejatinya tidak”. (smoke and mirrors, Cambridge Dictionary).

Dalam artikel yang ditulis jurnalis senior John McBeth itu, Jokowi disebut banyak melakukan pencitraan seolah ‘banyak bekerja’ melalui capaian megaproyek infrastruktur.

Salah satu yang dikritisi adalah proyek kereta cepat Jakarta-Bandung yang ditaksir menghabiskan duit sebesar Rp70 triliun.

Proyek yang banyak dimodali enam perusahaan asal Cina itu dipandang sebagai proyek ambisius Jokowi untuk menggenjot pembangunan infrastruktur.

Namun, hingga saat ini proyek tersebut terkendala pembebasan lahan yang seharusnya beres sebelum Jokowi meletakkan batu pertama (groundbreaking) pada 26 Januari 2016, tiga tahun lalu.

Proyek pembangkit listrik di Batang juga disoroti McBeth. Proyek yang disokong investasi senilai US$4 miliar dari Jepang itu juga mengalami kendala yang sama, pembebasan lahan.

Selain itu, perubahan skema pengembangandari offshore menjadi onshore dalam proyek LNG Blok Masela juga menjadi sorotan. Minimnya infrastruktur untuk pengolahan offshore disebut sebagai kendala yang menyebabkan proyek ini tak berjalan mulus.

McBeth juga mengkritisi kebijakan Jokowi terkait impor pangan. Impor beras, daging, dan sejumlah kebutuhan pangan masyarakat di tengah persediaan lokal dinilainya sebagai kegagalan pemerintah dalam mewujudkan cita-cita swasembada pangan.(kl/ts)

Sumber : Eramuslim 

Polsek Berupaya Gagalkan Kunker Ketum Parmusi ke Malaka, NTT

Polsek Berupaya Gagalkan Kunker Ketum Parmusi ke Malaka, NTT


10Berita, JAKARTA , Ketua PD Parmusi Kabupaten Malaka yang terletak di perbatasan Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Timor Leste, Ustadz Wahidin Maring, dipanggil Polsek Malaka Barat.

Pemanggilan terjadi sekitar tiga jam, setelah Ketua Umum Persaudaraan Muslimin Indonesia (Parmusi) H. Usamah Hisyam mengantar surat Aktifis Pergerakan Islam (API) Bersatu ke Presiden Joko Widodo soal tuntutan pencopotan Jenderal Pol. Tito Karnavian dari jabatan Kapolri melalui Kementerian Sekretariat Negara Kamis (1/2/2018).

Ustadz Wahidin dipanggil pihak kepolisian untuk mendesak segera membatalkan kunjungan Usamah Hisyam ke Malaka Barat, Jumat (2/2/2018) siang nanti.

“Dasar Polsek meminta saya batalkan kunker Ketum karena adanya surat penolakan dari umat Katolik kepada Kapolsek,” ujar Wahidin melalui telepon seluler melalui keterangan resmi Parmusi kepada voa-islam, (2/1/2018)

Wahidin mengungkapkan, desakan pembatalan kunker Usamah Hisyam itu sangat mendadak. Menurutnya, para tokoh dipanggil bertemu Polsek Malaka Barat baru maghrib tadi. Padahal sepekan sebelumnya PD Parmusi Malaka Barat sudah melayangkan surat pemberitahuan kepada Polsek hingga jajaran Muspika.

“Kami diberitahu pintu Malaka akan diblokir 5000 massa untuk menolak Ketum Parmusi. Saya tidak tahu apa alasan sebenarnya. Saya didesak Polsek untuk menulis surat pembatalan kunjungan Pak Ketum. Tapi saya belum lakukan. Karena baru jam 11 malam tadi saya bisa bicara melalui telepon dengan Pak Usamah. Beliau instruksikan kunjungan ke Malaka Barat tetap dilaksanakan,” kata Wahidin.

Wahidin sangat menyayangkan adanya surat yang dirasakan sangat mendadak dari Keuskupan Attambua Paroki ST. Yohannes  Baptista Besikama tertanggal 1 Februari kepada Kapolsek.

“Padahal, pagi tadi seluruh anggota masyarakat dan para tokoh lintas agama sudah berkoordinasi untuk menyambut Pak Ketum. Karena kehidupan antar umat beragama di sini sesungguhnya sangat harmoni. Eee… kenapa ini tiba-tiba ada Polsek dapat surat dan desak kami membatalkan kunjungan pak Ketum?” tanya Wahidin terheran-heran.

Ketika ditanya, apakah desakan pembatalan itu ada kaitannya dengan sikap Ketum Parmusi pada Kamis siang yang turut mendesak pencopotan Tito Karnavian dari jabatan Kapolri karena pernyataan Kapolri bahwa ormas lain di luar NU dan Muhammadiyah akan merontokkan negara, Wahidin mengatakan dia tidak tahu menahu dengan sikap ketum Parmusi tersebut.

“Kami di sini belum dapat informasi,” ujarnya.

Pada akhir November 2017 lalu, rombongan Ekspedisi Dakwah Parmusi ke Malaka yang semula akan dipimpin Usamah berjalan lancar. Saat itu Usamah harus kembali ke Jakarta secara mendadak, sehingga rombongan ke Malaka dipimpin oleh Ketua Lembaga Dakwah Parmusi KH. Syuhada Bahri.

Ketika itu, kisah Wahidin, KH. Syuhada menjanjikan Parmusi akan membantu pembangunan Taman Pendidikan Al-Quran (TPA), agar umat Islam setempat bisa fokus belajar mengaji yang akan dibimbing para dai Parmusi setempat.

Sesuai instruksi PP Parmusi, bantuan tersebut akan diserahkan langsung oleh Ketum Parmusi yang direncanakan meletakkan batu pertama pembangunan TPA di atas lahan seluas 10 x 46 meter di Desa Besikama Malaka Barat. Lahan tersebut merupakan tanah wakaf dari sesepuh setempat, Ibrahim, pensiunan polisi.

Menurut Wahidin, di kawasan tersebut terdapat 16 KK warga muslim yang masih perlu mendapat bimbingan agama dari para dai Parmusi.

“Saya sudah desak Pak Ketum untuk batalkan kunjungannya, karena ini diminta Polsek. Tapi Pak Ketum tetap bersikeras Jumat (2/2/2018) subuh nanti terbang ke NTT bersama 16 orang rombongannya. Dari Kupang, beliau akan langsung terbang menuju Attambua, dan langsung ke Malaka melalui perjalanan darat. Saya jadi bingung,” tandas Wahidin. (bilal/)

Sumber : voa-islam

Dua Tokoh Islam Dianiaya, Satu Wafat, HNW: Polisi Perlu Usut ”Modus” Orang Gila Ini

Dua Tokoh Islam Dianiaya, Satu Wafat, HNW: Polisi Perlu Usut ”Modus” Orang Gila Ini


10Berita, Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid (HNW) mengucapkan bela sungkawa terhadap salah satu tokoh Persatuan Islam (Persis), yakni HR Prawoto,S.E yang beberapa waktu lalu diserang oleh seseorang, dan diketahui penyerang mempunyai latar belakang sakit jiwa. Sebelumnya pun ada tokoh Islam, dengan kronologi yang sama diserang paska salat Subuh.

Dari peristiwa yang dapat saja dikatakan tidak biasa tersebut, Hidayat pun mengingatkan agar aparat seyigyanya mampu bekerjas secara professional dalam menyelesaikan kasus tersebut.  “Belum sembuh KH. Umar Basri dari penganiayaan orang yang katanya ‘sakit jiwa’. Tadi Tokoh Umat dari Persis, HR Prawoto, SE, dianiaya oleh yang katanya ‘sakit jiwa’, bahkan beliau wafat karenanya.

Semoga Allah terima sebagai syuhada. Tapi Polisi perlu usut tuntas ‘modus’ orang gila ini,” pintanya, kemarin (1/02/2018), melalui akun Twitter pribadi miliknya.

Hidayat mengucapkan bela sungkawa dengan merespon akun Twitter resmi milik Persis. Dalam akun tersebut diketahui bahwa Prawoto sudah meninggal dunia.

“Inna Lillaahi Wainna Ilaihi Raji'uun. PP. Persis menyampaikan taziah atas wafatnya HR. Prawoto, S.E, K.Ops Brigade Pusat pada Pkl. 17.30 WIB di perjalanan menuju rumah duka, Jl. Burujul, rumah H. Asep. Mudah2an almarhum diampuni dosa dan khilafnya, dan anggota yg ditinggalkan diberi kesabaran dan keikhlasan. (Ketua Umum dan Sekum PP. Persis),” tulis akun @info_persis tersebut.”[] 

Sumber : voa-islam.com