OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Kamis, 08 Februari 2018

Tidak Cukup Hanya PNS, Gaji TNI dan Polri Juga Dipotong 2,5% untuk Zakat?

Tidak Cukup Hanya PNS, Gaji TNI dan Polri Juga Dipotong 2,5% untuk Zakat?

10Berita Baru-baru saja pemerintah mengeluarkan wacana untuk melakukan pemotongan gaji Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebesar 2,5% untuk zakat setiap bulannya. Wacana tersebut dimaksudkan untuk mengoptimalkan penarikan dan pendayagunaan dana zakat dari PNS.

Dalam wacana tersebut, Kemenag menggunakan dasar hukum, yaitu Undang-Undang 23 Tahun 2011 tentang pengelolaan Zakat, Peraturan Presiden Nomor 14 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan Zakat, Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2014 tentang Optimalisasi Pengumpulan Zakat, serta Peraturan Menteri Agama Nomor 52 Tahun 2014 tentang Syarat dan Tata Cara Perhitungan Zakat Mal dan Zakat Fitrah.

Menteri Agama Lukman Hakim Saefuddin mengatakan, selain PNS, wacana aturan pemotongan gaji untuk zakat juga kemungkinan diterapkan pada aparatur negara lainya seperti polisi hingga TNI. Pasalnya, kedua profesi tersebut juga dinilai memiliki skema penggajian yang sama dengan PNS.

“Sejauh ini memang masih sebatas ASN. Tapi kita mendapatkan masukan kenapa enggak sekalian anggota TNI dan polri dilibatkan juga,” ujarnya di Kantor Kementerian Agama, Jakarta, Rabu (7/2/2018), seperti yang dilansir dari Okezone.

Lukman juga menuturkan bahwa selanjutnya perusahaan swasta juga diwacanakan untuk bisa memberlakukan hal yang sama yakni memotong gaji pegawainya yang muslim sebesar 2,5% untuk zakat. Namun wacana tersebut harus ditunda lebih dahulu karena saat ini dirinya masih akan berfokus kepada penerapan wacana tersebut kepada ASN.

“Swasta juga bisa. Tapi saat ini ASN dulu karena ASN lebih mudah mengaturnya karena terintegrasi,” papar Lukman, seperti yang dilansir dari Okezone.

Menurut Lukman, sebelum melakukan pemotongan gaji untuk zakat, ASN diminta untuk memberikan pernyataan tertulis yang berisi kesediaannya untuk menyisihkan pendapatannya untuk berzakat.

“Oleh karenanya bagi ASN muslim yang gajinya tidak rela sisihkan untuk zakat dia bisa mengajukan keberatan secara tertulis. Tentu akan ada akadnya. kami tidak mungkin memotong gaji PNS tanpa ada ketersediaan dari aparatur itu sendiri,” ucap Lukman, seperti yang dilansir dari Okezone.

Sumber :Ngelmu.co

Pernyataan Resmi FPI Terkait "Keterangan Palsu" Sekjen PDI P di Persidangan Ust. Alfian Tanjung

Pernyataan Resmi FPI Terkait "Keterangan Palsu" Sekjen PDI P di Persidangan Ust. Alfian Tanjung

10Berita,  Bismillahirrohmaanirrohiim..

#StopPressFPI :

Ketum FPI KH Ahmad Sobri Lubis Lc :

"Hasto pendusta ... !!!"

Dia beri "Keterangan Palsu" dalam sidang Ust Alfian Tanjung pada hari Rabu 7 Februari 2018 dg menyatakan bhw Habib @RizieqSyihabFPI sebut banyak anak PKI di FPI.

Hati-hati... Hasto bisa kena pasal berat terkait "Keterangan Palsu" di pengadilan.

Habib @RizieqSyihabFPI TIDAK PERNAH menyatakan bhw di FPI banyak anak PKI, baik di depan Hasto maupun di belakang Hasto, bahkan di manapun dan kapanpun.

Saat Hasto datang menemui Habib @RizieqSyihabFPI di Mega Mendung sekitar akhir bulan Januari 2017, dihadiri juga oleh Waketum FPI KH Ja'far Shiddiq.

Saat itu Hasto mengklarifikasi & minta maaf ttg Pidato Megawati yg diprotes umat Islam krn mengandung penistaan thd ajaran Islam.

Di depan Habib @RizieqSyihabFPI, Hasto mengakui bahwa pidato tsb dia yg susun, tapi tanpa maksud untuk menista agama Islam.

Hasto minta agar FPI tdk memproses pidato tersebut secara hukum, tapi menyelesaikannya dgn cara Dialog.

Saat itu juga Habib @RizieqSyihabFPI meminta agar Hasto dan Megawati mengakui saja kekhilafahan-nya dan minta maaf kpd umat Islam, sehingga clear. Jadi jgn ngotot merasa tdk bersalah.

Dan Habib Rizieq siap utk berdialog dgn Megawati dan PDIP nya kapan saja dan dimana saja.

Selain itu Habib @RizieqSyihabFPI  juga menasihati Hasto agar PDIP jangan jadi sarang penampungan anak keturunan PKI yg masih mengusung ideologi PKI.

Bahkan Habib @RizieqSyihabFPI meminta Hasto memberi jaminan tertulis bahwa PDIP bukan Sarang PKI dgn membuat pernyataan resmi terbuka atas nama PDIP yg ditanda tangani Megawati dan Hasto ttg bahwasanya PDIP sbg Partai Nasionalis dan bukan Sarang PKI.

Dan itu dilaksanakan oleh Hasto walaupun hanya melalui surat internal PDIP, sehingga terbit Surat Pernyataan PDIP No 2588 /IN/DPP/II/2017 tgl 2 Februari 2017 yg ditanda-tangani oleh Megawati dan Hasto. Namun akhirnya surat tersebut viral juga ke publik.

Selanjutnya, Habib @RizieqSyihabFPI menyatakan langsung kepada Hasto bhw "anak keturunan PKI yg tdk lagi mengusung ideologi PKI tdk boleh diganggu" , bahkan Hak Hak sosial ekonomi, pendidikan dan politiknya harus dipulihkan.

Dalam konteks ini, FPI selalu siap mendidik dan membina anak keturunan PKI agar menjadi muslim yg beriman dan bertaqwa, sbgmn di Tasik dan Garut FPI mendidik dan membina ribuan warga Ahmadiyah sehingga sadar dan taubat kembali kpd Islam.

Lain halnya jika anak keturunan PKI  mengusung kembali ideologi PKI maka harus dibasmi dan dicabut hak-haknya tsb.

Jadi, FPI tdk pernah kompromi dgn PKI. Namun FPI selalu siap mendidik dan membina anak keturunan PKI, kapan saja dan dimana saja, dan itu bukan berarti anak keturunan PKI tsb serta merta jadi anggota apalagi pengurus FPI.

Justru di PDIP ada anak keturunan PKI yg masih mengusung ideologi PKI, spt Ribka Tjiptaning yg dg angkuhnya mengarang dua buku membela PKI....

....yaitu "Aku Banga jadi Anak PKI" dan "Anak PKI masuk Parlemen", bahkan  pernah gelar acara "Temu Kangen Keluarga PKI" di Banyuwangi dengan mengatas-namakan sbg Kunjungan Kerja anggota DPR RI.

Jadi, Hasto jangan "MALING TERIAK MALING ... !!!"

#HastoPendusta

Sumber: Twitter, PI 

Rabu, 07 Februari 2018

Profesor Hukum UNDIP: Khilafah Bukan Sumber Radikalisme dan Terorisme

Profesor Hukum UNDIP: Khilafah Bukan Sumber Radikalisme dan Terorisme

10Berita, Saya heran, kenapa khilafah yang notabenenya bagian dari ajaran Islam TERCYDUK sebagai BIANG RADIKALISME DAN TERORISME! Ini fitnah bukan?

Mengajarkan khilafah bukanlah perbuatan yg melanggar hukum karena khilafah itu sebagian ajaran Islam. Mana buktinya radikalisme dan terorisme bersumber dari khilafah?

Indonesia telah memprolamirkan sebagai NEGARA HUKUM (Pasal 1 ayat 3 UUD NRI) yang berdasarkan KETUHANAN YANG MAHA ESA. Artinya negara hukum kita bukan NEGARA SEKULER tapi NEGARA HUKUM TRANSENDENTAL.

Maka sebagai konsekuensinya mengajarkan ajaran agama termasuk khilafah bukanlah bertentangan dengan hukum. Persoalan sistem pemerintahan itu belum bisa dijalankan di NKRI itu perkara lain.

Berdasarkan konsep berhukum dan negara hukum Indonesia haruslah dipahami bahwa:

KITAB SUCI BERADA DI ATAS KONSTITUSI

Indonesia sebagai negara bangsa oriental, tidak lepas dari pengaruh baik maupun buruk atas perkembangan global. Namun sangat disadari Indonesia memiliki dasar pengembangan negara bangsa untuk mencapai cita-cita atau tujuan nasionalnya. Dasar itu tidak lain adalah Pancasila.

Bila kita simak secara saksama, maka ketiga nilai hukum itu sebenarnya telah terkandung dalam Pancasila, yaitu nilai ketuhanan–dikatakan sebagai dasar dan meliputi dari segala sila, nilai hukum kebiasaan (persatuan, demokrasi, kesejahteraan) serta nilai hukum internasional (kemanusiaan, HAM). Ketiga nilai hukum tersebut kemudian mengejawantah menjadi kesepakatan membentuk NEGARA BERDASAR HUKUM (Pasal 1 ayat 3 UUD NRI 1945).

Macam apa negara hukum yang hendak kita bangun itu? Negara hukum yang hendak dibangun itu adalah negara hukum yang berdasarkan atas KETUHANAN YANG MAHA ESA (Pasal 29 ayat (1) UUD NRI 1945).

Lebih konkret lagi negara hukum itu adalah NEGARA HUKUM TRANSENDENTAL. Dari sini dulu kita harus memahami dan mengingat betul konsep dasar dari suatu negara, baru setelah itu membicarakan hal-hal teknis yang lainnya.

Sebagai negara hukum transendental, menurut Thomas Aquinas maka hukum yang direproduksi melalui lembaga-lembaga supra dan infra struktur negara (HUMAN LAW) seharusnya dijiwai oleh nilai ketuhanan baik nilai hukum ketuhanan yang tertulis di KITAB SUCI / DEVINE LAW (eternal law that revealed in scripture), maupun nilai hukum ketuhanan yang melekat pada alam (HUKUM ALAM/NATURAL LAW (eternal law that discovered through human reason)).

Sampai disinilah secara logika sederhana pun kita bisa memahami dan menerima secara nalar bahwa KITAB SUCI itu berada di atas KONSTITUSI sebagaimana telah disebutkan di muka.

Bila penalaran ini kemudian kita tarik garis lurus, maka secara logis seharusnya disadari bahwa KONSTITUSI tidak boleh bertentangan dengan KITAB SUCI. Juga dapat kita nalar bahwa membaca, mengkaji, memahami, menjalankan bahkan menyebarkan (mendakwahkan) perintah Tuhan dalam KITAB SUCI yang kebenarannya tidak perlu diragukan adalah sebuah kebolehan bahkan sebuah kewajiban bagi para pemeluknya.

Itulah yang kita sebut dalam Islam DAKWAH dengan melakukan AMAR MA’RUF NAHI MUNKAR. Hal ini justru juga dilindungi oleh negara melalui Konstitusi, yakni Pasal 28D (1) dan 29 ayat 2 UUD 1945 yang pada intinya menegaskan bahwa setiap orang bebas untuk memeluk agama dan beribadat menurut agamanya, juga berhak atas kebebasan untuk meyakini kepercayaan, menyatakan pikiran dan sikap, sesuai dengan hati nuraninya.

Belum percaya bahwa kitab suci seharusnya di atas konstitusi? Apa argumen Anda? (Swa)

Semarang, Oleh: John Suteki*

Sumber : Tribun Islam

PEDASNYA Tampolan Kartu Merah Amien Rais untuk Jokowi

PEDASNYA Tampolan Kartu Merah Amien Rais untuk Jokowi


10Berita, Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais memuji aksi Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI) Zaadit Taqwa mengacungkan kartu kuning kepada Presiden Joko Widodo. Namun, ia menilai kartu kuning sebenarnya tak cukup.

"Kalau saya bukan kartu kuning, saya kasih kartu merah," kata Amien usai menghadiri diskusi 'Kartu Kuning' dan Gerakam Mahasiswa Zaman Now' yang digelar di Kantor DPP PAN, Jakarta, Rabu, 7 Februari 2018.

Dengan memberi kartu merah, Amien juga berharap partainya tidak mengusung Presiden Joko Widodo dalam pemilu presiden 2019 mendatang.

"Saya secara pribadi mengharap supaya DPP PAN berpikir keras untuk mencari alternatif. Pak Jokowi hanya 1 tahun lagi lebih sedikit, itu sudah gagal," kata Amien

Amien menilai kartu merah tepat diberikan ke Jokowi, apalagi menjelang pemilu presiden 2019. Ia berharap Jokowi tak melanjutkan kepemimpinannya sampai dua periode.

"Jadi dikeluarkan dari lapangan demokrasi, dicari yang lebih unggul, lebih bagus," kata Amien.

Amien menilai, di sisa usia pemerintahan yang tinggal satu tahun ini, Jokowi telah gagal menyejahterakan rakyat.

Ekonomi yang dibangun menurut dia hanya menguntungkan golongan kaya raya dan asing.

Ia mencontohkan proyek Meikarta dan juga reklamasi teluk Jakarta yang dalam pembangunannya menabrak sejumlah aturan.

"Itu jelas bukan untuk bangsa indonesia, dari sisi harganya, dari peruntukannya, itu jelas untuk Singapura, Shenzhen, Shanghai, Beijing, dan lain-lain. Itu jelas sekali," kata Amien.

Sumber :Portal Islam 

Zaadit Diundang "Mata Najwa", Netizen: Jangan Lupa Bawa Peluit!

Zaadit Diundang "Mata Najwa", Netizen: Jangan Lupa Bawa Peluit!


10Berita, Nama Zaadit Taqwa sontak menjadi perbincangan masyarakat usai aksi kartu kuning yang dilancarkan kepada Jokowi saat Dies Natalis ke-68 Universitas Indonesia di Balairung UI, Jumat 2 Februari 2018.

Aksi tersebut menjadi bahan perdebatan di kalangan warganet. Banyak yang memuji, namun ada juga yang menganggapnya tak etis.

Berbekal dari itu, Najwa Shihab mengundang Zaadit hadir dalam acara Mata Najwa Trans 7 edisi Fabu, 7 Februari 2018 pukul 20.00 malam.

Selain Zaadit, ada sejumlah narasumber lain yang bakal diundang sebagai opini pembanding.

Ada Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristek Dikti) Muhammad Nasir juga akan dihadirkan dalam perbincangan malam ini.

Selain itu Mantan Panglima TNI yang kini menjadi Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko juga akan turut serta hadir.

Ditambah politikus PDI Perjuangan Adian Napitupulu, politikus Partai Gerindra Desmond J Mahesa dan perwakilan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dari 5 kampus.

---------

Menanggapi undangan Najwa tersebut, seorang netizen menyarankan agar Zaadit membawa peluit untuk menyemprit Najwa, berjaga-jaga kalau Najwa off side dan banyak memotong perkataan Zaadit.

"Pesan untuk Zaadit, jangan lupa bawa peluit untuk "priit" offside tiap kali Najwa potong pembicaraan, nanti malam..," tulis @ZAEffendy, 7 Januari 2018

— #KataNalar (@ZAEffendy) February 7, 2018


Beberapa waktu lalu, Gub dan Wagub DKI Jakarta Anies Baswedan-Sandiaga Uno hadir di acara Mata Najwa dalam rangka 100 Hari Kerja Anies-Sandi. Namun sepanjang acara, omongan Anies dan Sandi banyak dipotong oleh Najwa.

Sumber :Portal Islam 

Ketua DDII Tegaskan Motif Penganiaya Ustadz Harus Diungkap

Ketua DDII Tegaskan Motif Penganiaya Ustadz Harus Diungkap

 Atas kejadian ini, ia meminta para ustadz waspada. Ormas Islam juga harus punya barisan pengamanan. Dan kepolisian menurutnya pihak yang paling harus mengamankan.

ISTIMEWA

Ketua Umum Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia, Mohamad Siddik MA

10Berita,  Indonesia (DDII), Dr Mohammad Siddik MA, mengaku prihatin dengan kejadian penganiayaan ustadz belakangan ini.

Ia menegaskan, motif pelaku penganiayaan harus diungkap. Sebab masyarakat ingin tahu lebih banyak tentang kasus ini. Apakah berdiri sendiri atau terkait dengan perkara yang lain.

Ustadz Siddik ragu kalau pelaku penganiayaan Ustadz Prawoto gila.

“Kalau lihat orangnya seperti sadar. Dia pukul sekali, yang dipukul lari, tapi dipukul lagi. Bawa alat pemukul besi. Dipukul sampai lumpuh, enggak bisa bergerak. Kalau orang gila, kan, begitu selesai, mungkin kan terus pergi atau dia takut jadi bingung.

Ini seperti disengaja. Dia cari momentumnya. Dia tungguin. Seperti orang berakal,” tuturnya kepada hidayatullah.com usai shalat zuhur di Masjid Al-Furqan DDII, Jakarta, Rabu (07/02/2018).

Atas kejadian ini, ia meminta para ustadz waspada. Ormas Islam juga harus punya barisan pengamanan. Dan kepolisian (Polri) menurutnya pihak yang paling harus mengamankan.

Ia berterima kasih kepada pihak kepolisian yang telah menangani kasus penganiayaan ustadz Prawoto di Bandung.* Andi

Rep: Admin Hidcom

Editor: Muhammad Abdus Syakur

Sumber : Hidayatullah.com

Sebut Tak Ingin Masuk Permainan Orang Lain, Ini Motif Penyebaran Video NU-Muhammadiyah Menurut Kapolri

Sebut Tak Ingin Masuk Permainan Orang Lain, Ini Motif Penyebaran Video NU-Muhammadiyah Menurut Kapolri


10Berita, Kapolri Jenderal Tito Karnavian menyebut ada motif politik di balik tersebarnya video pidato dirinya yang akhirnya menuai polemik. Tito mengibaratkan hal tersebut sebagai permainan catur dan tidak ingin masuk dalam permainan orang lain.

"Motifnya juga enggak jauh-jauh arahnya ke politik politik juga," kata Tito usai pertemuan dengan DPP Syarikat Islam Indonesia (SII) di Kantor DPP SII, Jalan Latumeten, Jelambar, Jakarta Barat, Selasa 6 Februari
2018.

Tito mengaku, dirinya sudah mendapatkan asal muasal video pidato itu, termasuk pihak yang mengedit dan menyebarkannya. Namun Tito enggan menyebutkan lebih rinci.

"Kami sudah tahu siapa, dari mana asalnya (video) itu, siapa yang viralkan," ujar Tito.

Dalam pertemuan, Ketua Umum SII Hamdan Zoelva menyarankan agar video utuh pidato Tito berdurasi 2 jam diunggah untuk menjawab polemik tersebut. Namun Kapolri merasa tidak perlu melakukan klarifikasi dengan mengunggah video dengan durasi utuh itu.

"Saya pikir tak perlu lagi. Nanti akan jadi 'gorengan' baru," ujarnya.

Lebih lanjut, ia pun tidak ingin memperpanjang permasalahan ini. "Masalah video itu clear and clean. 14 ormas kasih tahu Presiden, Menko Polhukam, Mendagri, Menag, bahwa udah selesai," katanya.

Sebelumnya, Tito mengatakan dalam video yang beredar, hanya NU dan Muhammadiyah yang berperan dalam proses berdirinya Indonesia di masa lalu. Ormas Islam lain justru disebut Tito kerap berupaya meruntuhkan NKRI.

Pernyataan yang disampaikan Tito dalam sebuah video pidato editan itu beredar lewat media sosial dan langsung mendapat protes keras dari Wakil Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI) Tengku Zulkarnain.

"Sikap dan pengetahuan Anda (Tito) tentang hal Ini sangat mengecewakan. Ada banyak Ormas Islam di luar NU dan Muhammadiyah yang ikut berjuang mati-matian melawan penjajah di seluruh wilayah Indonesia dari Aceh sampai Halmahera," kata Tengku di akun Facebook-nya.

Belakangan diketahui video tersebut diambil saat Tito berkunjung ke Ponpes Annawawi, Serang, Banten 8 Februari 2017 dan video disebut dibikin sedemikian rupa pihak tertentu untuk memfitnah Kapolri.

Sumber : viva.co.id

WADUH! Dicari-Cari Warga, Mereka Justru "MENGHILANG" Saat Banjir Melanda Jakarta

WADUH! Dicari-Cari Warga, Mereka Justru "MENGHILANG" Saat Banjir Melanda Jakarta


10Berita, Banjir yang menggenangi Jakarta akibat derasnya arus sungai Ciliwung pada Senin 5 Februari 2018 menyebabkan sebagian besar warga terpaksa mengungsi ke berbagai posko.

Seperti yang biasa terjadi dalam setiap musibah banjir, banyak warga bertemu dengan Laskar Front Pembela Islam (FPI). FPI yang selama ini dituding sebagai radikal, anti bineka, dan intoleran malah selalu berada di garda terdepan dalam membantu korban musibah.

Hal ini berbanding terbalik dengan kelompok yang selalu berteriak paling Pancasilais, paling toleran, dan paling bineka di seluruh jagad. Contohnya, Teman Ahok.

Warga Jakarta tak pernah lupa manuver tim sukses Ahok saat dua tahun lalu mendirikan posko-posko Teman Ahok di berbagai mall untuk menyedot KTP warga Jakarta, demi keperluan Ahok maju sebagai Cagub di Pilgub DKI 2017 melalui jalur independen.

Namun tak pernah sekalipun Teman Ahok sudi menyibukkan diri mereka dengan mengurus dan menggalang dana bagi korban bencana. Mereka menghilang bak ditelan bumi.

Seorang netizen secara terang-terangan mengatakan dia bosan melihat ormas radikal nongol terus dalam setiap bencana. Ia mempertanyakan absennya Teman Ahok yang katanya paling toleran itu.

"Saya bosan melihat FPI lagi FPI lagi!! Kenapa sih kalau soal kebaikan FPI terlalu Radikal! Saya mau lihat yang kemarin teriak paling PANCASILAIS, BHINEKA, dan paling TOLERAN dimana Posko nya?" tulis netizen @kian_sensitive, 7 Februari 2018.

Saya bosan melihat FPI lagi FPI lagi!! Kenapa sih kalau soal kebaikan FPI terlalu Radikal!

Saya mau lihat yang kemarin teriak paling PANCASILAIS, BHINEKA, dan paling TOLERAN dimana Posko nya? pic.twitter.com/FSSFXzumIK

— Kian_Sensitive (@kian_sensitive) February 7, 2018


Absennya Teman Ahok semakin memperdalam jurang perbedaan dengan FPI. Jelas terlihat mana yang selalu ada dalam segala situasi dan mana yang nongol kalau sedang ada butuhnya saja, khususnya saat musim pilkada dan butuh KTP warga.

Sumber :Portal Islam 

VIRAL.. KESAKSIAN Wakapolri dan Ust. Hilmi: Banjir Dahsyat di Jakarta Kini Lebih Cepat Surut

VIRAL.. KESAKSIAN Wakapolri dan Ust. Hilmi: Banjir Dahsyat di Jakarta Kini Lebih Cepat Surut


10Berita, Amukan Ciliwung yang menyebabkan banjir besar yang berpotensi tenggelamkan Jakarta, Senin 5 Februari 2018 lalu menyisakan banyak kesaksian yang membuat warga tak henti-hentinya bersyukur.

Salah satu yang memuji cepatnya Pemprov DKI menangani bencana banjir adalah Wakil Kepala Polri Komjen Pol Syafruddin.

Dalam kunjungannya meninjau lokasi banjir akibat luapan Sungai Ciliwung di Kelurahan Pejaten Timur, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Selasa, 6 Februari 2018, Wakapolri menyebut banjir kiriman kali ini relatif cepat surut ketimbang waktu-waktu sebelumnya.

"Cepat surutnya, ya. Waktu itu lama, bisa seminggu," kata Syafruddin.

Syafruddin yang tiba sekitar pukul 13.30 di Masjid Jami Al Makmur memberikan bantuan sembako untuk warga yang mengungsi di masjid tersebut.

"Sudah surut ya? Masuk ke rumah? Habis ya?" tanya Syafruddin.

"Habis, Pak," jawab seorang warga.

"TV kena? Kan, ada waktu 9 jam kemarin," tanya Syafruddin sembari mengingatkan warga akan peringatan Pemprov DKI mengenai akan datangnya bencana banjir.

"Enggak, Pak. Alhamdulillah sempat diamankan," jawab warga tersebut.

Selain kesaksian Wakapolri, Ustaz Hilmi Firdausi, seorang ulama asal Bogor memberi kesaksian, bahwa amukan Ciliwung kali ini sempat membuatnya kuatir.

“Saya orang Bogor, menyaksikan dahsyatnya Katulampa 2 hari yang lalu, mungkin paling dahsyat, Jakarta beresiko tinggi banjir besar di malam harinya... tapi Maasya Allah, air lewat begitu saja. Well done Pak @aniesbaswedan, pemimpin adil akan selalu bawa keberkahan,” kicau Hilmi Firdausi melalui akun twitter @Hilmi28.

Saya org Bogor, menyaksikan dahsyatnya Katulampa 2 hari yg lalu, mungkin paling dahsyat, Jakarta beresiko tinggi banjir besar di malam harinya...tapi Maasya Allah, air lewat begitu saja. Well done Pak @aniesbaswedan, pemimpin adil akn selalu bw keberkahan.

— Hilmi Firdausi (@Hilmi28) February 6, 2018

Dahsyatnya amukan Ciliwung seperti yang dikicaukan Hilmi juga dibenarkan oleh Andi Sudirman, Kepala Pengawas Bendung Katulampa, Bogor.

Andi menyebut, status Siaga I bendung Katulampa pada Senin kemarin dinilai merupakan terlama sepanjang sejarah. Tinggi muka air Bendung itu mencapai puncaknya di level 240 sentimeter pukul 09.10 WIB. Meski sempat turun di angka 220 cm sekitar pukul 11.00 WIB, debit air masih bertahan pada Siaga I hingga pukul 12.25 WIB.

"Tahun-tahun sebelumnya Siaga I paling lama hanya sekitar 10-20 menit, setelah itu berangsur surut. Tapi kali ini sudah dua jam lebih masih bertahan di level 220 cm," ujar Andi.

Dengan kondisi arus sederas itu. Jakarta sebenarnya berisiko terendam banjir lebih dari seminggu.

Maka jika dalam waktu cepat banjir sudah surut, sudah sewajarnya Pemprov DKI di bawah kepemimpinan Anies-Sandi mendapat apresiasi.

Sumber : PORTAL ISLAM

Letjen Mar (Purn) Suharto: BRAVO ANAKKU ZAADIT TAQWA

Letjen Mar (Purn) Suharto: BRAVO ANAKKU ZAADIT TAQWA


BRAVO ANAKKU ZAADIT TAQWA

Saat saya nonton Dies Natalis UI kemarin lusa, saya melihat keberanian sekaligus kebenaran yang harus dilihat oleh rakyat Indonesia.

Saya sangat terharu karena lebih dari 13 tahun, bahkan sejak Mei 1998 tidak terlihat lagi sikap Heroik Mahasiswa. Zaman SBY Seluruh BEM di "plesirkan" ke luar negeri agar tidak mengeluarkan "Kartu Kuning" dan sempritan untuk pemerintah. Sempritan ZAADIT jauh lebih bernilai dibanding sempritan Polisi.

Sempritan dan kartu kuning ZAADIT sebagai isyarat dari rakyat agar Liberalisme atau ideologi apapun termasuk KOMUNISME dengan seragam apapun harus keluar dari Stadion PANCASILA. Ingatan saya kembali ke Mei 1998, saat itu saya sebagai Komandan Korps Marinir mengambil keputusan untuk mengawal anak-anak ku Mahasiswa dalam menyelamatkan rumah kita semua Republik Indonesia. Sayangnya kita belum siap, sehingga masuklah para Komprador mengambil alih, dan mengacak-acak UUD 1945 sebagai aturan main PANCASILA sebagai jati diri Bangsa.

Anak-anakku Mahasiswa, berdirilah bersama ZAADIT, bahu membahu untuk memperbaiki tatanan yang rusak ini.

Di koran Rakyat Merdeka hari ini saya melihat betapa Jokowi tidak menghormati kita semua Bangsa Indonesia, sebagai salah satu simbol negara menerima penghormatan dengan pakaian "sak karepe", sementara yang memberi penghormatan berjajar rapi dan bersih seragam rapi.


Dia boleh tidak menghormati dirinya, tetapi ada kewajiban dia sebagai Presiden untuk menghormati bangsa dan negara dengan berpakaian laiknya seorang Presiden. Berilah rakyatmu kebanggaan. Republik ini milik bangsa Indonesia bukan seseorang, bukan milik Presiden untuk dibuat sa' karepe dewe.

Maaf anak-anak ku kalau saya sedikit melambung. Saya hanya ingin memberi ilustrasi betapa banyaknya PR yang harus kalian kerjakan kedepannya. Banyak perselingkuhan yang terjadi dengan kekuatan asing yang melahirkan anak-anak haram seperti UUD Th 2002, Liberalisme, belum lagi perselingkuhan Pemerintah (Eksekutif) dengan DPR (Legislatif) yang melahirkan UU yang tidak berpihak kepada rakyat.

Anak anak ku, berjuanglah untuk keluargamu, bangsamu dan "Kedaulatan Negara" mu.

Tanpa Kedaulatan, negara ini bukan negara. Berjuang lah anak-anak ku agar kedepannya kita tidak menjadi "Aborigin" atau "Temasek".

Kami siap untuk mewakafkan sisa-sisa umur kami untuk perjuangkan "Kedaulatan" negara kita. Jangan dicontoh pejabat kita yang berkolaborasi dengan Asing danAseng demi remah-remah roti (rotinya dimakan Asing danAseng) yang membuat regulasi dan cara cara Nepotisme .

Anak-anak ku, tahukah kalian mengapa negara-negara Skandinavia maju? Kata kuncinya cuma satu kata "Kejujuran". Kibarkan terus bendera perjuangan. Give Example and Be an Example. Selamat berjuang Anak-anakku. Kobarkan semangat pertempuran. Tuhan bersama kalian. Amin.

*Sumber: fb, PI