OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Selasa, 13 Februari 2018

Ini Sikap Resmi Muhammadiyah soal Teror di Gereja St Lidwina

Ini Sikap Resmi Muhammadiyah soal Teror di Gereja St Lidwina

10Berita, Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah Haedar Nashir berkomentar keras untuk merespons aksi penyerangan terhadap jemaat dan pastor Gereja St Lidwina Bedog di Gamping Sleman, Yogyakarta, Minggu (11/2). Menurut Haedar, aksi berdarah itu merupakan perbuatan terkutuk.

“Muhammadiyah mengecam keras perbuatan teror tersebut, apa pun alasan dan siapa pun pelakunya. Jangan biarkan tindakan nista tersebut terulang dan semua pihak tidak boleh mentoleransi sedikit pun perbuatan yang dilarang semua agama dan hukum tersebut,” ujar Haedar dalam siaran pers ke media, Senin (12/2).

Haedar menambahkan, tindakan keji sebelumnya juga menimpa dua ulama di Jawa Barat. Yakni pimpinan Pondok Pesantren Al Hidayah Cicalengka, Kabupaten Bandung KH Umar Basri dan Komando Brigade PP Persis Ustaz Prawoto.

Bahkan, Ustaz Prawoto meninggal dunia akibat penganiayaan yang terjadi pada 1 Februari itu. Haedar menegaskan, perbuatan biadab tersebut sama sebagai bentuk teror dan kekerasan langsung terhadap tokoh dan umat beragama.

Karena itu Muhammadiyah mendesak aparat penegak hukum mengusut semua kasus kekerasan terhadap para pemuka agama hingga tuntas. “Ini tidak boleh dibiarkan berlalu begitu saja dan tertutupi oleh kasus-kasus lain yang datang berikutnya,” tegasnya.

Haedar menambahkan, pengusutan atas kasus-kasus kekerasan itu harus dilakukan secara sungguh-sungguh, objektif dan tanpa pandang bulu sesuai koridor hukum yang berlaku. “Ungkap siapa pelaku dengan motif dan tujuan yang sesungguhnya dari peristiwa yang menimbulkan teror keji dan menakutkan bagi tokoh dan umat beragama di negeri ini,” katanya.

Di samping itu, Haedar juga mengimbai semua pihak tidak mengembangkan opini-opini dangkal dan bias dari serangkaian kekerasan yang menimpa para pemuka agama itu. Karena itu Haedar meminta masyarakat memberikan kesempatan kepada kepolisian untuk mengungkapnya.

“Muhammadiyah juga berharap agar baik umat beragama maupun warga bangsa di mana pun untuk tetap tenang dan tidak tersulut emosi atas kejadian teror yang menggemparkan tersebut. Berbagai pihak termasuk para pejabat dan elite bangsa juga diharapkan untuk tetap bijak dan bersikap proporsional agar tidak memperluas kecemasan dan saling curiga di tubuh bangsa,” tuturnya. 

Menurut Haedar, semua elemen umat beragama dan komponen bangsa harus bersatu melawan segala bentuk teror di negeri ini. Dia menegaskan, kehidupan beragama tidak hanya menyangkut kerukunan, kemajemukan dan toleransi, tapi juga memerlukan kedamaian, ketenteraman dan keamanan yang mendapat perlindungan penuh dari negara.

“Negara tidak boleh toleran atas teror kekerasan terhadap tokoh dan umat beragama, sekaligus harus bertindak objektif dan tidak diskriminasi,” tuturnya.

Sumber : jpnn.com

Penyintas Bom Bali Pertanyakan Persidangan Hambali

Penyintas Bom Bali Pertanyakan Persidangan Hambali

Salah seorang penyintas bom Bali, Phil Britten.

Penyintas heran mengapa Hambali yang diduga dalang perencana serangan belum diadili.

10Berita, MELBOURNE -- Phil Britten, seorang penyintas atau korban selamat dari bom Bali 2002 menyatakan heran mengapa Hambali yang diduga sebagai dalang perencana serangan sampai kini belum juga diadili. Dia menuduh Pemerintah Australia tidak begitu bersemangat untuk mendesak digelarnya peradilan.

"Saya tidak tahu mengapa Australia atau Indonesia seakan lepas tangan," kata Phil Britten dalam program 7.30 ABC.

"Mereka menyerahkannya pada AS untuk menanganinya. Saya merasa sebagai penyintas dan korban kami berhak bicara, mengambil alih kendali situasi dan menegaskan kami tidak mau seperti ini," ujarnya.

"Jadi saya agak heran karena mereka tidak melakukan hal itu dan menyerahkannya pada sistem Amerika untuk menanganinya," tambahnya.

Riduan Isomuddin alias Hambali (53 tahun) lahir di Indonesia dan dibawa ke penjara AS di Teluk Guantanamo pada 2006. Sejak itu dia ditahan di Kamp 7 yang diperuntukkan bagi para tahanan bernilai tinggi.

Bisa diadili di Australia atau Indonesia

Tersangka perencana bom Bali, Hambali. Supplied

Pengacara militer AS untuk Hambali mengatakan klien mereka tidak mendapatkan keadilan melalui pengadilan perang di Guantanamo. Klienya terbuka untuk diadili di yurisdiksi lain, mungkin di Australia atau Indonesia.

Hambali ditahan tanpa tuntutan oleh AS sejak ditangkap di Thailand pada 2003. Jaksa penuntut umum di Guantanamo menyusun tuntutan terhadapnya pada Juni tahun lalu, namun tidak ada perkembangan sejak itu.

"Ketika kami pertama kali mendengar tuntutan itu telah disusun pada musim panas lalu, baginya itu semacam harapan akhirnya ada yang mungkin terjadi," ujar Letnan Kepala Greg Young, salah satu dari beberapa pengacara yang mewakili Hambali, kepada ABC.

Letnan Greg Young, pengacara militer AS yang membela Hambali. ABC News: Roscoe Whalan

Kemudian upaya menyusun tuntutan kedua kalinya dilakukan pada bulan Desember dan diajukan ke Pentagon untuk disetujui. Pejabat di sana mengembalikan tuntutan itu ke jaksa penuntut, dan minggu lalu tiba-tiba dipecat.

"Saya pikir wajar bila dikatakan penundaan terus-menerus, ketika ada tuntutan tapi tidak ada yang terjadi dengan dia, maka hal itu sulit baginya," kata Letnan Young.

Departemen Pertahanan AS mengatakan berkas tuntutan dikembalikan karena masalah prosedural, namun tidak memerikan penjelasan lebih lanjut. Sepanjang proses tersebut, Hambali tetap ditahan dengan akses sangat terbatas ke dunia luar.

Pengacaranya menggambarkan Hambali sebagai pembaca dan konsumen berita yang rakus. Mereka mengatakan dia bijaksana dan sangat cerdas. Berkas tuntutan menyebutkan dia bertanggung jawab atas serangan teroris terburuk terhadap warga Australia.

Tuduhan

Hambali dituduh melakukan banyak kejahatan, termasuk terorisme. Berkas tersebut menjelaskan bagaimana Hambali diduga mengatur pemboman simultan pada 12 Oktober 2002, yang menewaskan 202 orang, termasuk 88 warga Australia.

Disebutkan Hambali berencana menyaksikan pengeboman itu melalui TV kabel dari kamar hotel di Kamboja. Dia diduga menyampaikan rasa kagetnya kepada seorang pelaku lainnya mengenai akibat serangan dan tidak menduga banyak orang meninggal.

Tidak seperti berkas tuntutan pertama, berkas kedua mencakup tuduhan terhadap dua deputi Hambali - pria Malaysia Mohammed Nazir Bin Lep, dikenal sebagai Lillie dan Mohammed Farik Bin Amin, dikenal sebagai Zubair yang juga ditahan di Guantanamo.

"Saya pikir satu kemungkinannya mereka mencoba menekan para deputi agar memberatkan dalang perencana," kata Carol Rosenberg, jurnalis Miami Herald yang telah meliput Guantanamo sejak dibuka pada 2002.

"Saya kira bisa juga mereka sedang berhati-hati, mengapa harus menggelar tiga peradilan jika bisa melakukannya sekali?" ujarnya.

Korban

Phil Britten saat dirawat di RS akibat luka-luka yang dialaminya dalam bom Bali. Supplied: Phil Britten

Phil Britten berada di sebuah klub malam di Bali sebagai bagian dari perjalanan akhir musim klub bolanya pada malam pengeboman tersebut. Dia menderita luka bakar hingga 60 persen di tubuhnya dan giginya copot oleh ledakan tersebut.

Dia juga kehilangan tujuh temannya. "Ketika saya sadar dan ... saya masih hidup dan melihat sahabat dan teman dan betapa menyakitkan bagi orang tua, ayah, ibu, saudara-saudara mereka - hal ini membuat Anda hancur," katanya.

"Dan Anda berpikir, 'Saya akan bertukar tempat'. Ada pikiran seperti itu," tambahnya.

Setelah berjuang mengatasi sakit dan sejenak beralih ke narkoba dan alkohol, Britten menghabiskan 15 tahun untuk mengembalikan hidupnya. Dia heran saat mengetahui Hambali masih hidup. Dia mengaku sulit memahami mengapa butuh waktu lama untuk mengadili Hambali.

"Jurjur saja saya agak tercengang, bagaimana seseorang yang memiliki andil besar dalam merenggut begitu banyak nyawa, kini masih hidup," katanya.

"Dia mungkin tidak memegang senjata atau bukan orang yang menelepon tapi tanpa dia ... dia seperti kepala ular," ujar Britten.

Britten memiliki permintaan terhadap mereka yang bertanggung jawab atas penuntutan. "Saya tidak bisa mengubah apa yang terjadi padaku, tapi semoga saya bisa membantu orang lain," katanya.

"Karena saya tahu efeknya bukan hanya pada orang selamat seperti saya, tapi mereka yang meninggal dan keluarga yang harus mengalami hal itu," ujarnya.

"Saya harap, tunjukkan hati, siapa pun yang harus berurusan dengan kasus ini dapat mempertimbangkannya dan membuat pilihan yang tepat," tambah Britten.

Tidak ada keadilan

Mayor Scott Medlyn, salah satu pengacara militer yang membela Hambali. ABC News: John Mees

Jika pun ada, keadilan sangat lambat datangnya di Guantanamo. Para pelaku serangan 9/11 telah menjalani persidangan pra-peradilan sejak 2012.

Pengacara Hambali mengatakan bahkan jika berkas tuntutan berakhir di persidangan, ada sejumlah alasan mengapa kliennya mungkin tidak mendapatkan pemeriksaan yang adil melalui komisi militer. "Tujuh dari delapan pria yang ditangkap di Indonesia yang didakwa melakukan pemboman secara fisik telah meninggal atau dieksekusi," kata Letnan Young.

"Mereka itu saksi potensial yang bisa memberikan banyak informasi. Kita tidak akan pernah tahu apa yang akan mereka katakan sekarang di pengadilan," tambahnya.

Rekan pengacara Mayor Scott Medlyn menambahkan, "Ini juga menyulitkan bagi jaksa. Bukti menjadi basi, saksi, kenangan memudar, jadi ini merupakan penahanan tak menentu. Menunggu 15 tahun tidaklah memberikan keadilan terhadap siapa pun yang terlibat dalam proses ini."

Puing-puing ledakan bom di Kuta beberapa hari setelah kejadian.(AAP/Dean Lewins)


Mantan jaksa penuntut di Guantanamo, Kolonel Morris Davis, mengatakan pemrosesan kasus terhadap tahanan lainnya, seperti pelaku 9/11, lebih diprioritaskan dibandingkan tahanan seperti Hambali.

"Mendapat perhatian namun tidak banyak," katanya kepada ABC.

Tujuh warga Amerika tewas dalam pengeboman Bali dibandingkan dengan ribuan orang dalam serangan 9/11. Kolonel Morris, yang ditempatkan di Guantanamo saat Hambali dibawa ke sana pada 2006, mengatakan saat ini ada pembicaraan mengenai pemindahan Hambali ke Australia atau Indonesia.

"Saya pikir Pemerintah AS mungkin akan dengan senang hati melepaskan kasus itu dari tangan mereka," katanya.

Letnan Young mengatakan kliennya Hambali terbuka untuk diadili di wilayah hukum lain. "Saya pikir jika peradilannya adil, jika dia dijamin hak-hak mendasar yang kami anggap penting untuk proses yang adil, dia akan menerima hal itu," katanya.

Simak beritanya dalam Bahasa Inggris di sini.

 

Sumber: http://www.australiaplus.com/indonesian/berita/penyintas-bom-bali-pertanyakan-persidangan-hambali/9428890 |

Mereka Rebut Kursi Panas Lewat Jalur Culas

Mereka Rebut Kursi Panas Lewat Jalur Culas

10Berita , Menjelang kontestasi politik Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2018, calon penyelenggara negara memperebutkan suara masyarakat agar memilihnya dan menduduki jabatan sebagai Bupati, Wali Kota, hingga Gubernur.

Komisi Pemberantasan Korupsi atau KPK mengimbau agar calon kepala daerah tak menghalalkan segara cara demi sebuah jabatan. Tindakan money politic dalam pilkada sangat diharamkan.

Jika imbauan tersebut tidak diindahkan, maka harus bersiap menghadapi tim penindakan lembaga antirasuah.

Namun sepertinya, tindakan politik uang masih sangat diwajarkan oleh para calon kepala daerah. Tak tanggung-tanggung, demi menduduki jabatan penting di negara ini, mereka tak segan menggelontorkan uang hingga miliaran rupiah.

Tak jarang uang miliaran rupiah tersebut mereka terima dari para pengusaha yang dijanjikan sebuah proyek saat dirinya menduduki jabatan penting. Alhasil, janji tersebut harus dia tepati saat menduduki sebuah jabatan.

Ada juga seorang kepala daerah yang ingin kembali maju dalam kontestasi politik 2018, menjadikan jabatannya sekarang sebagai alat untuk mendapatkan uang.

Sang kepala daerah menerima fee dari proyek-proyek di daerahnya. Fee tersebut kemudian dia gunakan sebagai modal untuk kampanye Pilkada.

KPK sendiri sudah berhasil membongkar tindak tanduk beberapa kepala daerah yang menggunakan uang rakyat untuk maju maupun untuk menutupi pengeluaran dalam proses Pilkada.

Berikut penyelenggara negara yang berusaha mendapatkan kursi panas melalui jalur culas

 

 

Menjelang akhir tahun 2017, KPK berhasil menangkap Wali Kota Tegal Siti Mashita Soeparno melalui operasi tangkap tangan (OTT).

Siti beserta dengan orang kepercayaannya, yakni Ketua DPD Partai Nasdem Brebes Amir Mirza Hutagalung menerima suap terkait pengelolaan dana jasa kesehatan di RSUD Kardinah dan pengadaan barang jasa di lingkungan Pemerintahan Kota Tegal tahun anggaran 2017.

Uang tersebut mereka terima dari Wakil Direktur RSUD Kardinah Tegal, Cahyo Supardi.

Wakil Ketua KPK Basaria Panjaitan sempat mengatakan, total uang suap yang diterima Siti Masitha dan Amir Mirza mencapai Rp 5,1 miliar. Uang tersebut akan digunakan untuk maju dalam Pilkada Kota Tegal tahun 2018.

"Sejumlah uang tersebut diduga akan digunakan untuk membiayai pemenangan keduanya di Pilkada 2018 di Kota Tegal," ujar Basaria dalam konferensi pers di Gedung KPK, Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu 30 Agustus 2017.

Menurut Basaria, Siti akan kembali maju menjadi Wali Kota Tegal dengan didampingi Amir sebagai Wakil Wali Kota Tegal. Uang Rp 5,1 miliar tersebut didapat dari dua proyek tersebut.

Adapun rinciannya sebagai berikut, terkait uang dugaan suap pengelolaan pelayanan dana kesehatan berjumlah Rp 1,6 miliar dan Rp 3,5 miliar diduga uang suap yang berasal dari fee proyek di Pemkot Tegal. Uang tersebut mereka terima dari Januari hingga Agustus 2017.

Namun, saat operasi tangkap tangan yang dilakukan, penyidik KPK hanya menemukan uang cash sebesar Rp 200 juta, dan Rp 100 juta dalam bentuk rekening.

 

Di awal tahun 2018, menjelang kontestasi politik Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2018, KPK menangkap tangan Bupati Jombang, Jawa Timur, Nyono Suharli Wihandoko. Nyono ditangkap oleh tim Satgas KPK pada 3 Februari 2018.

Nyono ditangkap tim penindakan karena menerima suap dari Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan Jombang, Inna Sulistyowati. Inna menyuap Nyono agar diangkat menjadi Kadis Kesehatan definitif.

Uang yang diterima Nyono dari Inna merupakan uang pungli dari 34 Puskesmas di Jombang. Dari uang hasil pungli tersebut, Nyono mendapat jatah 5 persen, sementara Inna satu persen. Satu persen lagi untuk paguyuban puskesmas Jombang.

Uang suap tersebut juga dijadikan oleh Politisi Partai Golkar ini untuk membiayai kampanye dalam Pilkada Jombang 2018. Nyono berencana kembali maju menjadi calon bupati Jombang periode 2018-2023.

Dalam OTT terhadap Nyono dan Inna, tim penindakan KPK mengamankan uang sebesar Rp 25.550.000 dan USD 9.500.

 

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkan Bupati Ngada, Nusa Tenggara Timur (NTT) Marianus Sae sebagai tersangka dugaan meneria suap terkait proyek-proyek di lingkungan Ngada.

Bersama dengan Marianus, KPK juga menjerat Direktur PT Sinar 99 Permai, Wilhelmus Iwan Ulumbu selaku pemberi suap. Wilhelmus diduga memberi sekitar Rp 4,1 miliar kepada Marianus dalam kurun November 2017 hingga Februari 2018.

Penerimaan uang tersebut diduga akan digunakan Marianus untuk maju sebagai Gubernur NTT dalam Pilgub NTT 2018 mendatang. Diketahui, Marianus bersama Emilia Nomleni maju dalam Pilgub NTT dengan diusung PDIP dan PKB.

“Apakah ini akan dilakukan untuk biaya kampanye? Prediksinya, iya. Prediksi dari tim kita kemungkinan besar dia butuh uang untuk itu (kampanye Pilgub NTT),” ujar Wakil Ketua KPK Basaria Panjaitan di Gedung KPK, Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (12/2/2018).

Dugaan uang untuk dijadikan modal kampanye lantaran dalam operasi tangkap tangan (OTT) yang dilakukan tim Satgas KPK terhadap Marianus di Surabaya, politisi PDI Perjuangan itu tengah bersama dengan Ketua Tim Psikotes bakal calon Gubernur NTT, Ambrosius Tirta Santi.

Meski begitu, Basaria belum mau membeberkan aliran dana dari Marianhs kepada tim suksesknya. Basaria menyatakan, tim penyidik masih mengumpulkan alat bukti untuk memperkuat dugaan tersebut.

“Tapi apakah itu pasti untuk ke sana (dana kampanye) kita belum bisa mengatakan itu. Karena kita belum menerima, belum menemukan jalur sesuatu yang diberikan kepada pihak yang akan melakukan tim-tim yang berhubungan dengan Pilkada tersebut,” kata dia.

Basaria juga masih enggan mengungkap peran Ambrosius Tirta Santi dalam kasus suap ini. Termasuk adanya dugaan suap yang diberikan Marianus kepada Ambrosini untuk memuluskan diri sebagai bakal calon Gubernur NTT.

“Hubungannya untuk sementara kita belum temukan. Apakah ada aliran dana, apakah ada proyek, hubungannya apa yang bersangkutan menerima sesuatu sampai sekarang ini kita masih belum bisa membuktikan. Tapi yang pasti yang kita tahu yang bersangkutan hadir di sana pada saat tim kita menemukan MSA (Marianus Sae),” kata dia.

 

Gubernur Bengkulu Ridwan Mukti dan istrinya, Lily Martiani Maddari didakwa menerima suap sebesar Rp 1 miliar, yang merupakan bagian janji sebesar Rp 4,7 miliar dari dua proyek di Provinsi Bengkulu.

Suap yang diterima oleh Ridwan dan Lily terkait proyek peningkatan jalan di Bengkulu. Suap tersebut diduga dijadikan Ridwan untuk mengembalikan uang yang dia keluarkan untuk modal kampanye sebelumnya.

Dalam sidang pembacaan dakwaan, Ridwan Mukti saat menuju kursi nomor satu Bengkulu ternyata harus mengeluarkan dana hingga ratusan miliar selama kampanye. Uang tersebut dia terima dari rekan-rekan pengusaha yang nantinya bakal diberikan jatah proyek olehnya.

Jaksa pun sempat menceritakan proses Ridwan Mukti marah di hadapan jajarannya di Bengkulu.

“Saya ini ikut Pilkada berdarah-darah, habis ratusan miliar. Memangnya selama ini kalian di mana? Jangan-jangan kalian lawan, bukan pendukung saya. Kenapa nggak pamit sama saya? Saya ini mantan pengusaha dan sudah dua periode jadi bupati, lalu sekarang saya jadi gubernur. Saya penguasa di Bengkulu,” ucap jaksa KPK menirukan perkataan Ridwan saat membacakan dakwaan di Pengadilan Tipikor Bengkulu, Kamis 12 November 2017.

Sumber :Liputan6.com , BANDARpost

Israel Tuduh Turki Bantu Kelompok Hamas

Israel Tuduh Turki Bantu Kelompok Hamas


Bendera Turki dan Israel.

Israel melakukan penangkapan dan deportasi warga Turki.

10Berita , TEL AVIV -- Israel menuduh Turki membantu kelompok Hamas Palestina untuk mendapatkan kekuatan militer. Hal ini memicu Israel melakukan penangkapan dan deportasi warga Turki.


"Kegiatan ekonomi dan militer kelompok tersebut di Turki berlangsung tanpa hambatan karena pejabat Turki telah menutup mata dan dalam beberapa kesempatan justru membantunya," ujar Badan Intelijen Israel, Shin Bet, dikutip Al-Arabiya.

"Kegiatan itu bergantung pada platform bisnis yang melayani Hamas terkait pencucian dana yang dikirim ke Yudea dan Samaria (Tepi Barat) dan digunakan untuk merekrut orang Israel," tambah badan itu.

Shin Bet mengatakan, seorang warga Turki bernama Cemil Tekeli telah ditangkap pada 1 Januari lalu karena dicurigai membantu Hamas dan kemudian dideportasi. Rekannya, seorang warga Arab-Israel bernama Dharam Jabarin, juga telah ditangkap dan akan diadili.

"Dalam penyelidikan terhadap Tekeli, diketahui Turki telah berkontribusi pada penguatan militer Hamas," kata Shin Bet. Hamas juga dituduh telah melakukan pencucian uang jutaan dolar melalui Turki.

Turki sebelumnya telah mengecam keputusan AS karena memasukkan pimpinan Hamas, yang menguasai Gaza, ke dalam daftar hitam terorisnya. Ankara mengatakan pihaknya berharap tindakan tersebut tidak akan berdampak negatif terhadap bantuan kemanusiaan Ankara ke wilayah Palestina.

Sumber : Republika.co.id

Keraguan Masyarakat akan Polisi dan Intelijen serta Upaya Mendiskreditkan Islam di Mata Dunia

Keraguan Masyarakat akan Polisi dan Intelijen serta Upaya Mendiskreditkan Islam di Mata Dunia

10Berita, JAKARTA - Persepsi masyarakat tidak dapat dibendung terkait adanya peristiwa penyerangan terhadap ustaz dan ulama belakangan ini kepada intelejen di bawah partai tertentu nampaknya mesti dianggap wajar.

“Dengan segala hormat, persepsi masyarakat sudah terbentuk bahwa intelejen berada di bawah komando partai tertentu, Kepolisian sudah kadung dianggap tidak adil terhadap agama tertentu,” kata Andi Arief, melalui akun Twitter pribadi miliknya, belum lama ini. Bahkan menurutnya TNI hampir menjadi “korban” seperti intelijen dan kepolisian.

“TNI hampir saja jadi lembaga tak netral. Inilah yang membuat kecurigaan setiap saat. Penyerangan terhadap gereja di Jogya merugikan nama Indonesia, kalau gak percaya nanti ada tokoh agama tertentu melaporkan ke PBB dan lembaga dunia lain lalu bilang mayoritas tidak lindungi minoritas dan pemimpinnya diam saja.”


Namun demikian hal itu menurut Andi dapat segera diatasi bilamana aparat mempu berlaku serius dan sadar akan posisi yang dimilikinya. “Penyelesaian dan pencegahan masalah itu seni, namun prinsipnya keseriusan. Apa bentuk keseriusan? Menempatkan orang yang serius di tempatnya. Aparat keamanan harus dipimpin oleh orang yang serius dan netral. Sehingga timbulkan rasa aman.” (Robi/)

Sumber :voa-islam.com

Framing Itu Berlanjut, Kejahatan Kolektif Media Terhadap Umat Islam

Framing Itu Berlanjut, Kejahatan Kolektif Media Terhadap Umat Islam

10Berita – Minggu (11/2), Gereja Katolik Santa Lidwina Bedog, Kecamatan Gamping, Sleman, diserang pelaku yang bernama Suliyono (23), Minggu (11/2). Suliono yang merupakan warga Banyuwangi itu menyerang dengan menyabetkan pedang saat ratusan orang tengah menjalankan misa.

Sejumlah orang mengalami luka-luka akibat sabetan pedang Suliyono. Para korban kemudian dilarikan ke rumah sakit, termasuk Romo Prier, yang tengah memimpin jalannya misa.

Terkait dengan penyerangan gereja tersebut, banyak media yang mem-blow up-nya. Beda sekali perlakuannya saat ulama-ulama diserang bahkan ada yang dibunuh.

Berikut adalah tulisan yang akan mengulas begitu tidak adilnya framing yang dibuat atas kasus-kasus penyerangan terhadap tokoh agama.

FRAMING ITU BERLANJUT
(Kejahatan Kolektif Media Terhadap Umat Islam)

Oleh: Nasrudin Joha

Setelah berhasil menghingar bingarkan kabar insiden penyerangan Gereja Lidwina, menutup pemberitaan kematian MJ ditangan Densus 88, melupakan kasus pembunuhan dan penganiayaan ustadz dan kiyai, kini media mainstream melanjutkan misinya.

Suliyono terduga penyerang gereja digambarkan menelepon orang tua, ingin menikahi bidadari di surga setelah khatamkan Al Quran. Sekali lagi, pelaku penyerang gereja diarahkan seorang muslim yang terikat dengan Al Quran. Ia tidak mau menikah, ia ingin menikahi bidadari di surga.

Lebih lanjut, framing akan sampai pada perbuatan pelaku adalah dalam rangka jihad suci untuk menggapai kompensasi bidadari di surga, sebagaimana diajarkan dalam doktrin Islam.

Luar biasa ! Umat Islam menjadi korban pembunuhan, umat Islam juga yang dituduh sebagai pelaku kejahatan. Tidak saja pada umatnya, ajaran dan simbol Islam akan diseret sebagai bukti kejahatan. Ini melanggar batas merah ! Marahlah wahai umat Islam !

Gereja diserang, panglima, ketua DPR, kabareskrim, kakek tua yang tak dianggap Buya, sampai Densus 88 ikut turu gunung. Mereka koor menyanyikan lagi keprihatinan, mengumandangkan lagu kekecewaan, kesedihan, padahal belum ada nyawa melayang.

Bagaimana jika serangan itu terhadap umat Islam? Nyawa sudah melayang, tidak ada ujaran simpati apalagi empati. Kakek tua yang sudah bau tanah juga tidak cuap-cuap kecewa, mungkin saja dia malah bersyukur.

Tidak ada panglima, tidak ada DPR, tidak ada media, hanya seruan sosmed yang Istiqomah mengabarkan keprihatinan dan derita umat. Prawoto meninggal, dimana mereka semua ? MJ tewas setelah ditangkap Densus 88, kemana mereka ? Penganiayaan kiyai, percobaan pembunuhan, penyerangan masjid saat subuh, kemana mereka semua ?

Apakah mulut mereka telah dijahit jika ingin membela umat Islam ? Apakah kekuasaan yang ada ini memang terstruktur dan masif untuk mendzalimi Umat Islam ?

Wahai umat Islam, bangkitlah ! Bela saudaramu ! Darah mereka haram ditumpahkan, jiwa mereka melayang disebabkan kedzaliman, tuntutlah para penguasa dzalim itu yang membiarkan semua ini terjadi !

Mereka sibuk dengan citra diri, bermain sepeda atau membagi buntelan kehinaan, yang membiarkan rakyat berlarian memperebutkan. Penguasa dungu itu, terus saja sibuk bersolek dengan citra survey, mengabarkan kepalsuan dan menutup onggokan dusta dan pengkhianatan.

Wahai umat, Siyono meminta pertanggungjawaban ! Prawoto menuntut pembelaan Anda ! Semua Syuhada Densus 88 akan menuntut Anda jika Anda semua diam !

Ya Allah, aku telah kabarkan kewajibanku. Ringankanlah hisabku, jadikan ikhtiarku menjadi penghalang murka-Mu. Hasbunallah Wani’mal Wakil, Ni’mal Maula Wa Ni’man Nashir.

Sumber : Ngelmu.co

Fadli Zon: Kasus Chat Habib Rizieq Cuma Dibuat-buat, Sudah Semestinya Dihentikan

Fadli Zon: Kasus Chat Habib Rizieq Cuma Dibuat-buat, Sudah Semestinya Dihentikan


10Berita, JAKARTA - Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon mendukung wacana penghentian kasus dugaan chat mesum imam besar Front Pembela Islam, Habib Rizieq Shihab.

Hal itu dikemukakan Fadli menanggapi permintaan persaudaraan alumni 212 agar menyetop kasus tersebut. "Sebenarnya tak ada kasus yang menjerat Habib Rizieq, jadi mestinya memang sejak lama ada penghentian," kata Fadli di gedung DPR, Jakarta, Senin, 12 Februari 2018, seperti dilansir Viva.co.id.

Ia menambahkan, dalam kasus dugaan chat mesum tersebut diyakini tak ada buktinya. Begitu juga tak ada pelanggaran hukum dan pidananya. "Itu dibuat-buat saja," kata Wakil Ketua Umum Partai Gerindra itu.

Sebelumnya, Ketua Tim Penyambutan Kedatangan Habib Rizieq Shihab, Eggi Sudjana meminta Presiden Jokowi agar mengeluarkan Surat Permohonan Penghentian Penyidikan (SP3) untuk Habib Rizieq yang tersangkut kasus dugaan percakapan mesum di kepolisian.

"Problem hukum bisa diselesaikan. Tinggal kemauan khususnya Presiden Jokowi yang terhormat sebagai presiden yang mampu memerintahkan kepolisian bisa keluar SP3," kata Eggi di kantornya, Sabtu, 10 Februari 2018.

Ia menjelaskan, dalam persoalan hukum tak berdiri sendiri. Ada tinjauan filosofis, historis, dan sosiologis. Ia meminta agar persoalan sosiologisnya dilihat kembali.

"Ada banyak peristiwa yang jadi peristiwa hukum. KPK bisa berhenti dengan deponering keputusan jaksa. Habib dalam tingkat kepolisian. Insya Allah bisa berhenti kalau dikeluarkan SP3," kata Eggi.

Dalam kasus dugaan percakapan  mesum, Habib Rizieq dan Firza Husein telah menjadi tersangka. Habib Rizieq juga sempat meminta dikeluarkan Surat Permohonan Penghentian Penyidikan (SP3) terhadap kasusnya itu. Hal itu dikatakan Habib Rizieq saat bertemu dengan Fadli di Mekkah, Arab Saudi, belum lama ini.

Sumber :Portal Islam 

Eks Jubir Gus Dur: MUSUH UTAMA Semua Umat Beragama adalah KEBATHILAN dan KEDZALIMAN, Jangan Mau Diadudomba Sesama Umat Beragama

Eks Jubir Gus Dur: MUSUH UTAMA Semua Umat Beragama adalah KEBATHILAN dan KEDZALIMAN, Jangan Mau Diadudomba Sesama Umat Beragama


10Berita, Mantan juru bicara Presiden RI ke-4 K.H. Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Adhie M Massardi mengingatkan kejadian-kejadian penyerangan terhadap ulama dan pendeta jangan sampai antar umat beragama jadi korban adu domba.

Wartawawan senior ini menyatakan musuh kita bukan sesama umat beragama, tapi musuh utama semua umat beragama adalah kebathilan dan kedzoliman.

Oleh karenanya, aktivis 'Gerakan Indonesia Bersih' ini menyerukan agar semua umat beragama bersatu melawan musuh bersama kebathilan dan kedzoliman.

"MUSUH UTAMA UMAT Islam, Kristen, Katholik, Hindu, Budha dan KongHuCu adalah KEBATHILAN dan KEDZALIMAN ● Jadi kenapa kalian tidak berkoalisi untuk memerangi kedua hal itu?" ujar melalui akun twitternya @AdhieMassardi, pagi ini, Selasa (13/2/2018).

Sepakat dengan pernyataan mas Adhie.

MUSUH UTAMA UMAT Islam, Kristen, Hindu, Budha dan KongHuCu adalah KEBATHILAN dan KEDZALIMAN ● Jadi kenapa kalian tidak berkoalisi untuk memerangi kedua hal itu?

— Adhie M Massardi (@AdhieMassardi) February 13, 2018


Sumber : PORTAL ISLAM

Prabowo Akan Pasangkan Gatot dan Tuanku Guru Bajang Hadapi Jokowi?

Prabowo Akan Pasangkan Gatot dan Tuanku Guru Bajang Hadapi Jokowi?


10Berita – Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto mengisyaratkan akan memunculkan calon presiden alternatif sebagai penantang Joko Widodo di Pilpres 2019.

Prediksi itu disampaikan pengamat politik Sahirul Alem kepada intelijen (12/02). “Prabowo mengatakan akan melihat perkembangan, saat ditanya soal capres 2019. Ini mengindikasikan mantan Danjen Kopassus akan memunculkan capres alternatif,” kata Alem.

Menurut Alem, tentunya Prabowo telah melihat berbagai hasil survei maupun situasi terkini sebelum menyatakan akan melihat “perkembangan”. “Realitasnya, posisi Jokowi sangat kuat, maka diperlukan capres alternatif,” papar Alem.

Alem memperkirakan, ada kemungkinan Prabowo menunjuk Gatot Nurmantyo sebagai capres di Pilpres 2019. “Walaupun dalam berbagai survei suaranya masih rendah, nama Gatot cukup bagus untuk dijual di Pilpres 2019,” jelas Alem.

Sedangkan cawapres, kata Alem, Tuan Guru Bajang (TGB) menjadi pilihan. “TGB dari luar jawa dan punya jaringan pesantren di seluruh Indonesia. Kalau ada survei di kalangan NU diminta suruh Jokowi atau TGB maka warga NU akan memilih TGB,” pungkas Alem.

Soal capres 2019, Prabowo belum secara jelas menyatakan kesediaannya untuk maju kembali sebagai capres, padahal kader Gerindra tetap menginginkannya.

“Saya selalu katakan bagi saya adalah pengabdian. Saya akan lihat perkembangan, saya akan lihat situasi, yang terbaik untuk bangsa itu yang saya jalankan,” ucap Prabowo usai acara HUT ke 10 Partai Gerindra di Kantor DPP Partai Gerindra, Jalan RM Harsono, Ragunan, Jakarta Selatan (10/02).(kl/ito)

Sumber : Eramuslim

Bentuk Aktivitas Ayah-Anak yang Bisa Dilakukan

Bentuk Aktivitas Ayah-Anak yang Bisa Dilakukan

Bentuk Aktivitas Ayah-Anak yang Bisa Dilakukan

10Berita, Spa saja aktivitas yang sudah Anda lakukan bersama anak-anak? Tahukah bahwa peran ayah sangat penting untuk tumbuh kembang anak? Kebanyakan anak yang bermasalah psikologisnya dan juga mengalami penyimpangan perilaku seksual disebabkan tidak adanya figur ayah sewaktu kecilnya. Waspadalah...

Beberapa aktivitas yang bisa dilakukan ayah untuk mendekatkan hubungan dengan anak, antara lain beribadah bersama, membacakan buku danmembantunya mengerjakan tugas atau mengulangi pelajaran sekolah, bermain dengan anak, mengantar atau menjemputnya ke sekolah, seringmemeluk dan memberikan apresiasi, olahraga bersama, curhat, memotivasi dan memberi nasihat, mengasuh anak.

Masalah anak kontemporer di era digital adalah banyak anak yang memiliki daya juang serta kemandiriannya yang rendah. Hal itu disebabkan merekahidup di zaman serba teknologi, ditambah lagi karena pola asuh orangtua yang tidak memandirikan anak. Untuk itu, ayah harus bisa memerankan figur yang kuat dalam menempa daya juang dan kemandirian anak.

Bertindaklah sebagai orangtua yang tangguh, memandirikan, mainkan peran sebagai “coach” atau pelatih yang tidak hanya fokus pada kelemahananak tetapi juga mampu melihat potensi yang dimiliki ajak. Setiap anak memiliki potensi, tugas orangtualah untuk menggali, menstimulasi, danmengembangkan potensi mereka. 

Sumber : Ummi Online