OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Senin, 26 Februari 2018

Teknik yang Perlu Ibu Ketahui Untuk Mengatasi Anak yang Tantrum

Teknik yang Perlu Ibu Ketahui Untuk Mengatasi Anak yang Tantrum


10Berita, Anak-anak yang tidak bisa mengekspresikan permintaan atau emosi biasanya suka menunjukkan rasa kesal. Oleh karena itu, sebaiknya Anda mengajarkan beberapa kosakata yang menunjukkan ekspresi emosi seperti ‘marah, sedih, lelah, dan kecewa’.

Berdasarkan hasil data statistik, ditemukan bahwa 20% dari anak-anak berusia 3-4 tahun dan 11% dari anak-anak berusia 5 tahun menunjukkan rasa kesal lebih dari dua kali dalam sehari.

Mengapa anak-anak walau sudah besar juga masih menunjukkan tantrum? Ini karena kebanyakan anak-anak belum mempelajari cara mengekspresikan emosi atau cara berkomunikasi dengan baik. Bantulah anak Anda agar dapat mengekspresikan emosi diri ketika sedang memiliki emosi yang negatif.

1. Ajarilah Anak Mengenai Ungkapan-ungkapan Untuk Mengekspresikan Kekecewaan
Anak-anak yang tidak bisa mengekspresikan permintaan atau emosi biasanya suka menunjukkan rasa kesal. Oleh karena itu, sebaiknya Anda mengajarkan beberapa kosakata yang menunjukkan ekspresi emosi seperti ‘marah, sedih, lelah, dan kecewa’.

Cobalah temukan dua tiga kosakata yang menjelaskan tentang ekspresi emosi yang dapat memicu kekesalan anak, sehingga anak dapat lebih mudah mempelajari emosi.

Selain itu, gunakan kata-kata tersebut dalam kehidupan sehari-hari dan juga bacakan buku yang berhubungan dengan ekspresi emosi. Jika tidak ada buku, bisa juga dengan memberikan contoh mengekspresikan emosi yang disesuaikan dengan keadaan.

Setelah anak memahami kosakata tersebut, bantulah anak agar dapat mengekspresikan emosi dirinya sesuai dengan keadaan, berkata seperti “Aku sedang marah” ketika anak memang sedang merasa marah.

Awalnya mungkin anak tidak terbiasa, sebaiknya Anda terus mengingatkan anak untuk menggunakan kosakata yang sesuai dengan perasaan hatinya.

“Ternyata kamu sedang kesal ya. Coba ceritakan ke Bunda apa yang sedang kamu rasakan!”, ucapkanlah dengan lembut, sehingga anak dapat mengekspresikan emosi diri dan sedikit demi sedikit rasa kesalnya akan menghilang.

Setelah itu, kemampuan kosakata anak juga ikut meningkat, sehingga ketika kesal anak tidak lagi menangis atau menendang-nendang dan dapat menggunakan kosakata tersebut untuk menunjukkan emosi dirinya.

2. Berlatihlah Agar Anda Tidak Menjadi Stres
Jika ibu dan anak sama-sama marah dan kesal, ini malah dapat mengakibatkan keduanya lelah secara emosional. Oleh karena itu, Anda perlu berusaha untuk membalikkan suasana.

Hindari penjelasan panjang, mencari-cari dan menghasut permasalahan. Anda hanya perlu mengatasi hati Anda yang lelah. Karena semua penjelasan Anda tidak akan masuk ke dalam telinga anak ketika ia sedang menunjukkan tantrum atau tidak mendengar Anda.

Karena sekarang ini anak pasti tidak mendengar Anda, maka sebaiknya tenangkan diri dan carilah cara untuk membalikkan kembali suasana hati si kecil terlebih dahulu.

3. Saat Hendak Marah, Cobalah Mengingat Kembali Jati Diri Anda
Ketika hendak meredakan emosi anak, apakah Anda sudah menunjukkan respons yang konsisten? Apakah Anda bersikap tenang dan kepala dingin?

Saat Anda dapat mengontrol amarah dan mengintrospeksi diri, suatu hari pasti anak dapat memahami kondisi ini.

4. Pikirkan Penyebab Awalnya
Jika emosi anak sering meledak-ledak dan menunjukkan tantrum, Anda perlu melacak masalah awalnya. Anda perlu menemukan pola kapan dimana anak sering menunjukkan rasa kesal.

Misalnya, ketika anak mengantuk sebelum tidur siang, setelah pulang dari sekolah, atau ketika dihadapkan dengan lingkungan baru, pasti ada masa dimana anak menunjukkan rasa kesal dan merengek. Saat seperti ini, cobalah pikirkan terlebih dahulu adakah solusi yang tepat untuk mengatasinya.

5. Terlebih Dahulu Memikirkan Konsekuensi Dari Tindakan Anak
Jika Anda terlebih dahulu sudah memikirkan solusi untuk mengatasi anak yang merengek atau tidak mendengarkan Anda, Anda dapat meredam terlebih dahulu luapan emosi yang berlebihan.

Anda dapat mengingat apa yang harus dilakukan ketika Anda marah. Jika anak terus menunjukkan rasa kesal walau sudah Anda berikan perhatian, maka Anda harus memperingatkan tentang hukuman yang sudah ditetapkan sebelumnya.

Misalkan dengan membuat anak duduk di tempat yang telah ditentukan atau mencabut salah satu haknya. Walaupun sulit, namun yang terpenting adalah menjalankannya secara konsisten.

Sumber: havitplay.com, Islamidia 

Persepsi Keliru Tentang Surat Al-Ikhlas Menurut Al-Ghazali

Persepsi Keliru Tentang Surat Al-Ikhlas Menurut Al-Ghazali


10Berita, Al-Qur’an adalah kitab yang mengandung pesan (risalah) untuk manusia. Namun pensakralan (baca: proses chosifikasi/tasyyi’) oleh umat Islam terhadap kitab petunjuk tersebut telah mengabaikan risalah yang dikandungnya.

Di saat Islam mengalami kemandekan, Al-Qur’an sudah tidak lagi sebagai pedoman atau petunjuk hidup, tetapi sekadar “sesuatu” yang –meminjam istilah Nasr Hamid Abu Zayd– menjadi perhiasan wanita, pengobatan bagi anak-anak dan hiasan yang digantungkan di tembok serta dipampang di samping benda-beda emas dan perak.

Al-Qur’an juga tidak didekati dengan kesadaran ilmiah namun terbatas pada seni musik dan seni lukis. Dalam kaitannya dengan seni musik, umpamanya, Al-Qur’an adalah serangkaian kata dan nada indah yang mendengarkannya saja sudah mendapat pahala dari Allah Swt. dan sambil mengikuti bacaan yang didengarkan akan mendapat dua kali pahala, yakni sebab mendengar dan membacanya. Praktis, pesan (risalah) yang dikandungnya pun sama sekali tersingkirkan.

Kesadaran untuk membaca dengan iming-iming pahala memiliki implikasi yang cukup penting, yaitu munculnya umat yang cenderung kompetitif membaca Al-Qur’an, di mana yang terbanyak membaca akan memperoleh pahala sesuai banyaknya bacaannya.

Dalil yang dipakainya pun, di samping hadis Nabi bahwa “satu huruf Al-Qur’an dibalas sepuluh pahala” juga hadis lain bahwa qul huwallahu ahad (al-Ikhlas) adalah sepertiga Al-Qur’an.

Secara literer hadis tersebut mengungkapkan sisi kuantitas pahala dalam setiap haruf Al-Qur’an, seperti pada hadis pertama. Yang kedua menunjukkan bahwa membaca satu kali surah al-Ikhlash sama pahalanya dengan membaca sepertiga Al-Qur’an.

Ini adalah pemahaman masyarakat mainstream yang jelas-jelas hanya memprioritaskan kuantitas bacaan, bukan kualitas pesan kandungannya.

Secara kualitas, hadis tersebut merupakan hadis sahih yang diriwayatkan dalam Sahih Bukhari dalam bab Keutamaan Al-Qur’an. Redaksi lengkapnya:

Telah menceritakan kepada kami Umar bin Hafsh, telah menceritakan kepada kami bapakku, telah menceritakan kepada kami al-A’masy, telah menceritakan kepada kami Ibrahim dan al-Dhahhak al-Masyriqi dari Abu Sa’id al-Khudri r.a, ia berkata; Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda kepada para sahabatnya:

“Apakah salah seorang dari kalian tidak mampu bila ia membaca sepertiga dari Al-Qur’an pada setiap malamnya?” dan ternyata para sahabat merasa kesulitan seraya berkata, “Siapakah di antara kami yang mampu melakukan hal itu wahai Rasulullah?” maka beliau pun bersabda: “Allahul Wahid ash-Shamad (maksudnya surat al-Ikhlash) nilainya adalah sepertiga Al-Qur’an”.

Jika al-Ikhlas sebanding dengan sepertiga Al-Qur’an maka membaca tiga kali setara dengan mengkhatamkan Al-Qur’an.

Kita telah melihat bagaimana orang-orang membaca surah ini sebanyak mungkin dengan harapan mendapat pahala khataman Al-Qur’an sebanyak-banyaknya. Tetapi benarkah demikian?

Seorang sufi masyhur Abu Hamid al-Ghazali dalam kitabnya, Jawahir al-Qur’an, secara tegas menolak pemahaman tersebut.

Menurutnya, Nabi Muhammad tidak mungkin mengatakan bahwa memperbanyak bacaan al-Ikhlash setara dengan mengkhatamkan Al-Qur’an.

Al-Ghazali memahami maksud sabda Nabi di atas sebagai penegasan bahwa kuantitas ayat tidak menentukan kualitasnya. Dengan kata lain bahwa sebagian teks (ayat) meskipun sedikit terkadang memiliki keutamaan dari yang lainnya. Ia mengatakan:

Saya melihat engkau tidak memahami aspek ini (nilai al-Ikhlash sepertiga). Mungkin engkau mengatakan: hal ini disebutkan hanya untuk memberikan dorongan agar gemar membaca, maksudnya bukan ukuran nilai. Kedudukan kenabian sangat tidak mungkin melakukan hal itu. Mungkin engkau (juga) akan mengatakan: hal ini sulit untuk dipahami dan di-ta’wil, sementara ayat Al-Qur’an lebih dari 6000 ayat, bagaimana mungkin jumlah yang sedikit ini sebanding dengan sepertiganya? Hal ini muncul karena pengetahuan yang sedikit tentang hakikat Al-Qur’an, dan pandangan secara zahir terhadap kata-kata Al-Qur’an sehingga engkau beranggapan bahwa ayat-ayat itu banyak diukur dengan panjangnya kata, dan pendek diukur dengan pendeknya kata. Hal ini bagaikan anggapan orang memilih uang dirham yang banyak daripada satu permata, hanya karena melihat banyaknya (dirham). (h. 47)

Persepsi masyarakat bahwa “sepertiga” adalah indikasi kegemaran memperbanyak membaca al-Ikhlas bagi al-Ghazali jelas merupakan kekeliruan yang muncul akibat sedikitnya pengetahuan tentang hakikat Kitab Suci. Al-Qur’an sekadar dilihat dari segi banyak-sedikit, bukan dari hierarki maknanya.

Selain itu dalam pernyataan di atas, al-Ghazali juga mengkritik jika ada yang meragukan hierarki teks hanya karena melihat sedikitnya ayat, hal itu diibaratkan mengabaikan permata karena sedikit dan memilih dirham karena banyak, padahal dari segi “nilai” jelas pertama lebih unggul.

Dengan demikian al-Ikhlas semestinya tidak dipahami sebanding dengan sepertiga Al-Qur’an namun dengan sepertiga “kandungan” Al-Qur’an. Al-Ghazali melanjutkan:

Perhatikanlah kembali ketiga klasifikasi yang telah kami sebutkan mengenai hal-hal pokok Al-Qur’an, yaitu ma’rifatullah, pengetahuan akhirat dan pengetahuan mengenai shirat mustaqim.

Ketiga klasifikasi ini merupakan hal pokok, sementara yang lainnya berada di belakangnya (tawabi’). Surah al-Ikhlas memuat satu dari ketiganya, yaitu ma’rifatullah, baik tentang ketauhidan-Nya dan kesucian-Nya dari yang menyekutui-Nya, baik jenis (genus) maupun spesiesnya.

Memang benar dalam surah ini tidak ada ungkapan mengenai akhirat dan shirat mustaqim. Telah kami sebutkan bahwa dasar-dasar yang penting dari Al-Qur’an adalah ma’rifatullah, pengetahuan akhirat dan pengetahuan shirat mustaqim. Oleh karena itu, surah ini sebanding dengan sepertiga dasar-dasar (kandungan) Al-Qur’an sebagaimana yang disabdakan Rasulullah. (h. 48)

Jika demikian, bahwa maksud sepertiga dalam hadis Nabi adalah sepertiga kandungannya bukan sepertiga bacaannya, maka dapat dipahami bahwa membaca tiga kali surah al-Ikhlas tidak bisa dianggap setara dengan mengkhatamkan Al-Qur’an. Al-Qur’an, sebagaimana dalam pandangan al-Ghazali memiliki tiga pokok kandungan, yaitu ma’rifatullah (seperti dalam kandungan surah al-Ikhlas), pengetahuan akhirat dan pengetahuan shirat mustaqim.

Membaca satu, dua atau tiga kali surah al-Ikhlas tetap saja hanya membaca sepertiga kandungan Al-Qur’an, yaitu ma’rifatullah, karena surah al-Ikhlas tidak memiliki dua kandungan pokok yang lain, yakni pengetahuan akhirat dan pengetahuan mengenai shirat mustaqim.

Pemahaman ini secara otomatis meruntuhkan persepsi yang sudah menyebar di masyarakat bahwa pengkhataman Al-Qur’an dapat diringkas hanya dengan membaca tiga kali surah al-Ikhlas saja.

Oleh: Ahmad Khoiri
Penulis adalah Mahasiswa Jurusan Ilmu al-Qur’an dan Tafsir (IQT) di STAIN Pamekasan. Pegiat di UKK Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Activita.

Sumber: nu.or.id

Kisah Nabi Sulaiman dan Pria yang Coba Menghindari Kematian

Kisah Nabi Sulaiman dan Pria yang Coba Menghindari Kematian

ilustrasi. Foto: Fine Art America

10Berita, KEMATIAN adalah sesuatu yang pasti akan dialami setip makhluk ciptaan Allah SWT. Tak aka nada seorangpun yang bisa mengelak dari padanya. Namun dalam kitab al-Majallis as-Saniyyah karya Syekh Ahmad bin Syekh Hijazi Al Fusyni  diceritakan, ada seorang laki-laki yang berusaha menghindar dari kematian.

Pada suatu hari, malaikat maut Izrail ‘alaihis salam datang menghadap Nabi Sulaiman bin Dawud ‘alaihis salam. Tiba-tiba Izrail ‘alaihis salam menajamkan pandangan dan mengarahkannya kepada seorang lelaki yang duduk bersama beberapa tamu Nabi Sulaiman. Namun tak lama kemudian Izrail pergi.

Laki-laki itu bertanya, “Wahai nabi Allah! Siapa dia?” “Dia adalah malaikat maut,” jawab sang nabi.

Laki-laki itu kembali berkata, “Wahai nabi Allah! Tadi aku melihat dia selalu melirik kepadaku. Aku menjadi sangat takut. Jangan-jangan dia hendak mencabut nyawaku. Selamatkan aku dari cengkeramannya.”

“Bagaimana caranya agar aku bisa menyelamatkanmu?” tanya sang nabi. “Anda suruh saja angin untuk membawaku ke negeri Hindia. Mungkin saja dengan begitu dia akan kehilangan jejakku. Dan tidak akan bisa menemukanku,” jawab laki-laki itu.

Kemudian Nabi Sulaiman memerintahkan angin untuk menghantarkanya sampai ke ujung negeri Hindia dalam waktu sekejap saja. Saat itu juga angin segera melaksanakan sebagaimana yang diperintahkan oleh sang nabi.

Sesampainya di sana, malaikat maut kemudian mencabut nyawa laki-laki itu. Setelah itu malaikat maut itu kembali menghadap Nabi Sulaiman ‘alaihis salam. Nabi kemudian bertanya, “Kenapa tadi anda melirik kepada laki-laki itu dengan tatapan yang tajam?”

Malaikat maut menjawab, “Aku merasa sangat heran. Aku diperintahkan untuk mencabut nyawanya di Negeri Hindia. Namun keberadaannya saat itu sangat jauh dari negeri itu. Hingga akhirnya tiba-tiba ada angin yang membawanya sampai ke negeri itu. Lalu kucabut nyawanya di negeri itu pula, sesuai dengan apa yang telah ditakdirkan oleh Allah subhanahu wata’ala.”

Setiap yang bernyawa pasti akan mati. Setiap manusia tidak bisa menghindar dari takdir kematian. Karena itu sudah ketetapan Allah SWT.

Bagi manusia yang takut akan datangnya kematian,  ia mungkin bisa hanya berdiam diri di rumahnya untuk menghindar dari kematian, namun jika telah tiba saatnya ditentukan kematian kepadanya, niscaya Malaikat maut akan mendatangi tempat di mana ia akan mati di tempat tersebut. []

SUMBER: http://www.nu.or.id/post/read/86381/nabi-sulaiman-dan-kisah-lelaki-menghindar-dari-malaikat-izrail

Mengaku Sering Depresi, Rapper Terkenal Ini Temukan Kedamaian dalam Islam

Mengaku Sering Depresi, Rapper Terkenal Ini Temukan Kedamaian dalam Islam


Foto: afrik.com

10Berita, GEMERLAPNYA dunia selebriti lantas tak membuat penyanyi rap ini merasa bahagia. Ia justru kerap merasa sepi, depresi bahkan berulang kali mencoba bunuh diri.

Melanie Georgiades atau yang akrab dipanggil Diam adalah seorang raper asal prancis. Ia memulai karirnya bersama grup musik amatir pada tahun 1994.

Karena suaranya yang khas, Diam berulang kali mendapat penghargaan musik bergengsi di negaranya.

Ketenaran yang ia miliki ternyata tak cukup membuat batinnya bahagia. Diam sering menyendiri dan terkadang menolak bertemu dengan orang lain. Ia akan tinggal di kamar, menangis sendiri sampai berhalusinasi.

Dilansir kisahmuallaf, setahun setelah memulai karirnya, orang tua diam bercerai. Hal itu membuat tekanan berat bagi mentalnya. Sejak saat itu, Diam selalu berusaha untuk bunuh diri.

Merasa tak nyaman dengan kondisi yang dialami, Diam berusaha konsultasi ke sejumlah dokter dan psikiater. Ia mulai meninggalkan dunia menyanyi dan mendaftar di rumah sakit jiwa. Hal itu dilakukan karena ingin mengalami kedamaian.

“Namun, saya tidak menemukan solusi untuk penyelesaian masalah yang selama ini dihadapi,” ujarnya pada majalah Paris Match.

Mengenal Islam

Suatu hari, rekan sesama artis menengoknya di rumah sakit. Ketika waktu sholat tiba, ia pamit untuk menunaikan shalat.

“Untuk apa kamu shalat?” tanya Diam penasaran.

“Saya seorang muslim,” jawab rekannya seraya tersenyum. “Shalat adalah kewajiban bagi saya. Dan saat shalat, saya selalu mendapat kedamaian,” terang sang rekan.

“Kalau begitu, saya juga ingin shalat,” ujar Diam.

Sejak saat itu, Diam mulai mempelajari Islam dan belajar shalat. Banyak teman-teman artisnya berasal dari Maroko. Mereka beragama Islam.

Tahun 2009, Diam menyatakan masuk Islam. “Ketika bersujud untuk pertama kalinya dan menyentuhkan dahi saya ke lantai, saya sadar dan yakin bahwa sebagai manusia kita hanya harus tunduk kepada Allah bukan kepada manusia lainnya,” katanya.

Sejak saat itu, Diam mengaku, hidupnya terasa lebih tenang dan tenteram.

“Saya juga tahu tujuan sebenarnya kita diciptakan Allah,’’ katanya.

Kini dia hidup bahagia sebagai seorang Muslimah, seorang istri bagi laki-laki Muslim yang dinikahinya, bernama Aziz, dan seorang ibu untuk anaknya. []

Sumber : Islampos 

Minggu, 25 Februari 2018

Cek Rata-rata Usia Menikah di 15 Negara Ini, Kamu Termasuk Nikah Cepat atau Telat Nih?

Cek Rata-rata Usia Menikah di 15 Negara Ini, Kamu Termasuk Nikah Cepat atau Telat Nih?

10Berita, Menikah adalah pilihan bagi sebagian besar manusia. Tidak peduli asal negara, suku dan agama, menikah adalah hal yang populer dilakukan untuk melegalkan keturunan yang sah. Setidaknya dari si anak yang lahir, dia mempunyai orang tua yang sah di mata hukum.

Bicara soal menikah, setiap negara ternyata punya statistik masing-masing untuk usia pernikahan pertama. Dilansir dari Wikipedia, negara dengan penyandang rata-rata usia pernikahan pertama termuda adalah Chad, yakni 19,2 tahun. Artinya kalau di Indonesia, usia segitu adalah setara dengan anak kuliahan semester 5. Sementara negara dengan rata-rata usia pernikahan pertama tertua adalah Islandia, yaitu 33,7.

Advertisement

Ingin tahu list usia pernikahan pertama di beberapa negara lain? Cek yuk, sambil menilai diri sendiri….

Usiaku ini sudah telat nikah belum ya?


Korea Selatan, usia rata-rata pernikahan adalah 32,6 tahun untuk cowok, dan 30 tahun untuk cewek. Rata-ratanya 31,1 tahun. Hmm, cukup tua juga ya?

Korean traditional wedding via www.huffingtonpost.ca

Negara dengan penduduk terbanyak di dunia, cowok Cina menikah umur 25,8 tahun, dan ceweknya 23,8 tahun, rata-rata 24,8 tahun. Inilah mengapa pertumbuhan penduduk mereka cukup tinggi

Pernikahan Cina via id.pinterest.com

Malaysia, negara tetangga kita yang cowok menikah di umur 28, dan cewek di umur 25,7. Rata-ratanya 26,9 tahun

pasangan Malaysia via www.amazon.com

India lebih muda lagi, yang cowok menikah di usia 26 tahun, yang cewek di usia 22,2 tahun. Rata-ratanya 24,1 tahun

India via decor.artfutbolist.com

Beranjak ke negara Eropa, cowok Inggris menikah di usia 33,1 tahun, dan ceweknya di usia 30 dengan rata-rata 31,6 tahun. Hmm, lebih tua ya ternyata

Inggris via withthisringdesigns.com

Masih di benua Eropa, cowok Perancis menikah di usia 33,1 tahun, sementara ceweknya di usia 30,8 tahun dengan rata-rata 31,9 tahun

pasangan Perancis via www.lisadawn.co.uk

Masuk ke negara yang banyak musim dinginnya, di Norwegia usia pernikahan cowok adalah 34,4 tahun, dan ceweknya di 31,6 tahun. Rata-ratanya adalah 33 tahun. Harus menunggu berapa tahun lagi tuh?

pernikahan tradisional Norwegia via folkcostume.blogspot.com

Negara yang dipimpin Trump, cowok Amerika menikah di usia 29 tahun, dan ceweknya di usia 27 dengan rata-rata 28 tahun. Belum telat-telat amat lah

Amerika via www.ronmphoto.com

Negeri telenovela, cowok Meksiko menikah di usia 29, dan ceweknya di usia 26 dengan rata-rata 27,5 tahun

Meksiko via www.bridalpulse.com

Negara yang terkenal dengan Lady Boy, cowok Thailand menikah di usia 24,4, dan ceweknya di usia 21 dengan rata-rata usia pernikahan 22,7. Muda sekali ya?

Thailand via www.theweddingblissthailand.com

Jepang, negara Matahari Terbit ini mempunyai rata-rata pernikahan untuk cowok di usia 30,9 tahun, dan cewek di 29,3 tahun. Rata-ratanya 29,7 tahun

Jepang via beperfectwedding.com

Negara yang terkenal ketika Perang Dunia, cowok Jerman menikah di usia 33,4 tahun, dan ceweknya di 30,9 tahun. Rata-ratanya adalah 32,2 tahun. Usia yang cukup tua di Indonesia

Jerman via www.toptableplanner.com

Negara Brazil mempunyai rata-rata usia pernikahan untuk cowok 28 tahun, dan cewek 26 tahun dengan rata-rata 27 tahun

Brazil via www.cecistyle.com

Negara Piramida, cowok Mesir menikah di usia 33,6 tahun dan ceweknya di 27,9 tahun dengan rata-rata 30,8 tahun

Mesir via www.youtube.com

Terakhir, rata-rata usia pernikahan pertama di Indonesia untuk cowok adalah 25,7 tahun, dan untuk cewek di 22,3 tahun dengan rata-rata 24 tahun. Berapa umurmu? Sudah lewat rata-rata ataukah belum?

Indonesia via www.theuppermost.com

Itulah beberapa usia pernikahan pertama di masing-masing negara. Tentunya ada banyak faktor yang memengaruhi angka ini, misalnya kemajuan ekonomi dan prioritas masyarakat. Negara-negara maju biasanya punya angka usia pernikahan pertama yang lebih tua dibanding negara berkembang.

Advertisement

Bagaimana? Sudah cek usiamu? Apakah sudah termasuk telat menikah atau belum nih?

Sumber : Hipwee 

Yuk, Jadi Muslim Maksimalis!

Yuk, Jadi Muslim Maksimalis!



Oleh: Yunita Gustirini*

"Jadi muslim tuh, biasa aja! Gak usah ekstrim!"

"Ngapain sih, pake baju kedodoran kayak karung?"

"Gak perlu kearab-araban, kalee.. Yang penting kita salat, berbuat baik, jujur. Udah, gitu aja cukup."

Sobat muda voa-islam, mungkin kalian pernah dengar ungkapan-ungkapan serupa. Ungkapan yang dilontarkan oleh mereka yang (katanya) ingin berislam biasa aja. Seakan mereka "gak nyaman" kalo ada yang berpakaian syar'i, aktif di pengajian, atau mendakwahkan Islam.

Menurut mereka, ikut kajian keislaman gak asik. Mengenakan jilbab (gamis) panjang plus khimar (kerudung) terlalu berlebihan, gak gaul.

"Ribet deh lihatnya!" gitu katanya.

Benarkah ada Islam biasa aja? Apakah ada juga Islam yang gak biasa? Sejatinya, Islam tidak bermacam-macam, teman. Islam hanya satu macam saja. Islam yang dibawa dan diajarkan oleh Rasulullah SAW tak kan pernah berubah sejak awal Allah menurunkannya hingga akhir dunia.

Islam gak sekadar agama. Islam adalah mabda, ideologi atau 'way of life'.

Islam dien yang benar dan sempurna. Benar karena langsung bersumber dari Sang Penguasa Kehidupan. Kebenarannya memuaskan akal dan sesuai fitrah manusia.

"Sesungguhnya agama di sisi Allah adalah Islam." (TQS. Ali Imran: 19)

Islam juga agama yang sempurna. Punya aturan yang lengkap untuk mengatur seluruh urusan manusia. Saking lengkapnya, tak ada urusan manusia, kecuali ada aturannya dalam Islam. Komplit!

"Pada hari ini telah Kusempurnakan untukmu agamamu, dan telah Ku cukupkan nikmatKu kepadamu, dan telah ku ridhai Islam menjadi agamamu." (TQS. Al Maidah: 3)

"Wahai orang-orang yang beriman. Masuklah ke dalam Islam secara keseluruhan dan janganlah kamu ikuti langkah-langkah setan. Sungguh dia musuh yang nyata." (TQS Al Baqarah: 208)

Bagi seorang muslim, ayat tersebut mewajibkan  kita menaati aturan Allah dan Rasul-Nya dengan total. Tanpa pilih-pilih. Melaksanakan dengan suka rela, tanpa paksaan. Jadi bukan Islam biasa aja atau ala kadarnya, tapi Islam yang lengkap, kaffah.

"Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah mentapkan sesuatu ketetapan (hukum) akan ada pilihan (hukum lain) tentang urusan mereka. (TQS. Al Ahzab: 36).

So, gak perlu baper alias bawa perasaan ya. Apalagi sampe sedih, kecewa, marah. Biarkan hijab syar'imu dibilang kudet. Gak masalah dicap gak gaul karena kalian aktif di pengajian. Gak perlu emosi dibilang kearab-araban. Aamiin-kan saja. Siapa tahu, Allah benar-benar izinkan kita ke Arab. Bisa mengunjungi Baitullah, Cuy. Pasti mau dong!

Justru kalian luar biasa, teman. Di tengah gaya hidup sekuler-kapitalisme saat ini, kalian tetap tampil kinclong dengan Islam. Di usia mudamu, kalian persembahkan ketaatan sejati pada Illahi.

Jangan larut dalam gaya hidup bebas tanpa aturan-Nya. Justru jadilah muslim yang total, yang berislam secara pol-polan. Itulah muslim maksimalis! Begini nih seharusnya kita berislam. Sepakat dong ya! (rf/)

*Revowriter Bandar Lampung

Sumber : voa-islam.com

'Gatot-Anies atau Gatot-TGB Bisa Saingi Jokowi'


'Gatot-Anies atau Gatot-TGB Bisa Saingi Jokowi'

Ilustrasi Mencari Pemimpin Umat

Ada yang menginginkan munculnya capres alternatif pada Pilpres 2019.

10Berita , JAKARTA -- Joko Widodo sudah resmi menjadi calon presiden (capres) PDI Perjuangan yang diumumkan pada Rakernas di Bali akhir pekan ini. Direktur Eksekutif lembaga kajian Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago, menilai Jokowi tampil sebagai calon kuat yang untuk menyainginya harus dimunculkan calon presiden alternatif.

Pangi mengatakan, koalisi PKS dan Gerindra membutuhkan sosok baru untuk dijadikan capres alias capres alternatif. Hal itu diperlukan, jelas dia, untuk menyaingi Joko Widodo yang bakal didukung beberapa parpol besar.

"Maka di sinilah diperlukannya calon alternatif, bisa saja Gerindra-PKS mengusung Gatot Nurmantyo-TGB (Tuan Guru Bajang -- M Zainul Majdi), atau Gatot-Anies Baswedan," kata Pangi, Ahad (25/2).

Menurut dia, saat ini mereka sedang menggodok sosok baru karena jika tidak muncul capres alternatif, mereka bisa kesulitan melawan Jokowi. Pangi mengutip perkataan dari salah satu kader Partai Gerindra bahwa Prabowo Subianto belum tentu maju sebagai capres merupakan sinyal adanya sosok baru. 

Selain itu, ini juga sebagai "kode" bahwa tidak menutup kemungkinan Prabowo bakal jadi "king maker". Karena memang, kata Pangi, pertumbuhan elektoral Prabowo sudah tidak ada, bahkan sudah klimaks.

"Karena memang orang juga sudah jenuh juga. Apalagi hasil survei masyakarat menginginkan sosok baru, mungkin di luar Jokowi dan Prabowo," terang Pangi.

PKS dan Gerindra kemungkinan besar tetap dalam satu rel koalisi. Sementara PKB, PAN, Demokrat masih belum pasti atau justru mereka akan membuat poros baru. 

Pangi menyatakan, jika Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dirangkul Jokowi, maka Demokrat pasti bergabung poros PDI Perjuangan. Demikian juga dengan PKB, kalau digandeng dengan Jokowi, pasti bakal bergabung ke poros tersebut.

"Tapi kalau PAN saya lihat cenderungnya ikut PKS-Gerindra. PAN juga sudah punya kedekatan dengan PKS Gerindra. Maka tiga poros sangat mungkin terulang," jelas Pangi. 

Sumber : Republika.co.id 

Menganal Sosok Hafidzah Cantik Pengajar Putri Imam Masjidil Haram

Menganal Sosok Hafidzah Cantik Pengajar Putri Imam Masjidil Haram


10Berita, Wajah cantik wanita ini akrab terlihat di sebuah acara hafiz Alquran di stasiun televisi Indonesia. Namanya Nabilah Abdul Rahim Bayan. Bukan sekadar cantik, Nabilah merupakan penghafal Alquran yang juga bersuara emas.

MuslimahDaily berkesempatan untuk berbincang langsung dengan sosok cantik nan sholehah ini. Nabilah, dengan ramahnya, berbagi cerita tentang kehidupannya sebagai penghafal Alquran.

Nabilah mengaku mulai diperkenalkan dengan Alquran sejak masih usia dini, sebelum masuk ke masa sekolahnya. Ia sudah terlatih untuk membaca, menulis, dan menghafal Al-Quran saat TK.

Masuk Sekolah Dasar, Nabilah sudah berhasil menghafal juz 30 dan beberapa surat pilihan, seperti Al-Waqiah, Al-Mulk, dan juga Yasin.

Prosesnya memang panjang hingga di usia ke-17 tahun, Nabilah menyelesaikan hafalan Al-Quran secara menyeluruh.

Nabilah memang lahir dan besar di Mekkah. Sebelum kembali ke Indonesia dan melanjutkan studinya di Institut Ilmu Al-Quran (IIQ) Jakarta jurusan Ilmu Al-Quran dan Tafsir

sekarang ini, ia dikenal sebagai satu-satunya pengajar asal Indonesia untuk program intensif hafalan Al-Quran di Arab Saudi. Bahkan, Nabilah adalah sosok yang beruntung dan dipercaya untuk mengajar putri dari imam Masjidil Haram.

Bercerita tentang pengalamannya itu, Nabilah mengaku memang tak bisa instan. Di Mekkah, untuk bisa mengajar ngaji harus memiliki sertifikat penghafal Al-Quran dan sertifikat yang menyatakan bahwa ia mampu mengajar.

Setelah melalui beragam tes sebagai guru dan belajar selama dua tahun di Quran Studies, ia pun akhirnya bisa melakukan tugas mulia tersebut.

Ditanya bagaimana rasanya menjadi guru ngajdi seorang putri dari imam besar, Nabilah punya jawaban yang bijak.

“Tentu ada perasaan bangga dalam hati. Tapi sebagai guru, kita tidak boleh menunjukkannya di depan murid lain. Saya tak ingin membeda-bedakan murid. Alhamdulillah diberi kesempatan bisa mengajar putri beliau,” kata Nabilah kepada MuslimahDaily.com.

Hafidzah cantik ini juga punya tips mudah menghafal Al-Quran. Baginya, yang terpenting adalah tekun dan bisa melawan malas.

Setiap perbuatan baik akan selalu mendatangkan godaan setan. Karena itu, Nabilah berpesan agar kreatif dalam menyemangati diri sendiri.

“Harus tekun, malas itu pasti ada, tapi kalau kita lagi malas, kita coba ambil yang minimal saja, misal satu halaman, atau murojahah saja. Pokoknya harus kreatif dalam menyiasati memancing semangat. Mendengar inspirasi orang-orang yang hafal Quran dan sebagainya bisa menambah motivasi. Yang penting jangan sampai tak melakukan apa-apa,” katanya,

Nabilah juga berpesan untuk tidak melewatkan sehari pun tanpa Al-Quran. Ia mengatakan, tak perlu banyak-banyak, satu hari satu ayat yang terpenting terbiasa untuk mendekatkan diri pada Al-Quran.

Karena dengan begitu, ridho Allah akan datang dan memudahkan segalanya. Agar tak lupa dengan hafalan yang sudah kita lakukan, Nabilah juga punya kunci mengatasinya.

“Sering murojahah, setiap hari. Maksiat itu juga cepat bikin lupa hafalan kita. Jauhi maksiat, musik nyanyian-nyanyian itu juga salah satu yang mudah bikin lupa,” ujarnya.

Selain membaca dan menghafal Al-Quran, Nabilah juga menjelaskan pentingnya memahami kandungan setiap ayatnya.

Dengan mengerti apa yang ditulis dalam Al-Quran akan membuat seseorang lebih memahami dan menghayati isinya. Al-Quran, bagi Nabilah, adalah kunci kebangkitan Islam.

Sumber: muslimahdaily.com

PK Ahok, Blunder Politik yang Rugikan Jokowi 

PK Ahok, Blunder Politik yang Rugikan Jokowi


Ahok (Foto: Antara)

10Berita, Pengadilan Negeri Jakarta Utara (PN Jakut) dijadwalkan menggelar sidang perdana pada Senin (26/2/2018). Ibarat mengorek luka lama, dua kubu yang sebelumnya berhadap-hadapan akan kembali ke arena dengan topik pertarungan yang kurang-lebih sama. Kubu anti Ahok kian menyatu usai arahan dari Pemimpin Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab yang meminta dikawalnya sidang PK Ahok.

Bahkan, seperti dilansir Tempo.co, Jumat (23/2/2018), kelompok Persaudaraan Alumni 212 (PA 212) telah berjanji akan menggelar aksi untuk menolak sidang itu. PA 212 mencurigai ada agenda tersembunyi di balik pengajuan PK itu. Yakni memuluskan langkah Ahok menuju kursi capres maupun cawapres pada Pemilu 2019 nanti.

Sebelumnya, Eggi Sujana, salah satu Tim Pembela Ulama dan Aktivis (TPUA) juga setuju bahwa upaya PK Ahok tak logis. Eggi seperti dikutip CNN Indonesia, Senin (19/2/2018), bahkan menuding PK Ahok hanyalah akal-akalan membebaskan diri dari penjara. Hal inilah yang membuat Eggi merasa curiga adanya campur tangan pihak penguasa di balik upaya PK itu.

Maka sudah bisa dipastikan perjalanan sidang PK Ahok akan diwarnai pengerahan massa dalam jumlah besar. Baik dari pendukung Ahok maupun dari kubu anti Ahok. Kepolisian kembali akan dibuat repot melakukan pengawalan ekstra.

Pengerahan massa dalam jumlah besar itu tentu saja sah secara hukum. Sama halnya dengan langkah Ahok mengajukan PK yang juga diatur dalam konstitusi. Akan tetapi, kasus yang menyandung Ahok kini bukanlah persoalan hukum biasa, tetapi sudah melebar ke dunia politik tingkat nasional. Sulit menyangkal bahwa kasus Ahok justru banyak dimanfaatkan pihak tertentu guna meraih simpati. Namun lagi-lagi, hal itu bukanlah sesuatu yang tabu dalam dunia politik.

Atas dasar itulah, pengajuan PK Ahok rasanya justru lebih banyak mendatangkan kerugian bagi Jokowi, pihak yang dituding terlalu melindungi Ahok selama ini. Ini bukan perkara boleh tidaknya Ahok mengajukan PK, atau kenapa Ahok yang sedang mencari keadilan justru dihalang-halangi? Tetapi lebih dari itu, PK Ahok justru menimbulkan gesekan baru yang rawan menggerus elektabilitas Jokowi.

Sebab bagaimanapun, Ahok yang pernah berpasangan dengan Jokowi sebagai Gubernur-Wakil Gubernur DKI Jakarta, selalu dicap sebagai satu paket yang tidak terpisahkan. Padahal sebetulnya, Jokowi saat demo besar-besaran menentang ucapan Ahok tahun lalu, telah memerintahkan agar kasusnya diusut dengan cepat dan terang-benderang. Dengan kata lain, Jokowi ingin menegaskan bahwa dirinya tidak pernah melakukan intervensi terhadap penegakan hukum kepada siapapun termasuk kepada Ahok.

Meski begitu, PK Ahok tentu tak bisa dihalangi. Itu adalah haknya sebagai warga negara yang berhak mendapat perlindungan hukum dari negara. Gelombang massa sebanyak apapun seyogianya tidak boleh mempengaruh opini dan pertimbangan para hakim dalam menilai PK Ahok. Hanya saja dari kacamata politik, pengajuan PK Ahok merupakan blunder politik yang justru merugikan Jokowi.

Konten ini bukan karya jurnalistik dan merupakan pendapat pribadi penulis We-Media, serta tidak mewakili pandangan dari pihak UC News

Baju Adat- Jokowi-JK Pakai Baju Adat ke Sidang Tahunan MPR, Pendapat UCers?

Ada yang tak biasa dari momen Sidang Tahunan MPR tahun ini. Presiden Jokowi dan Wpres Jusuf Kalla menggunakan baju daerah yang ditukar. Jokowi menggunakan Baju Bodo khas Makassar dan JK menggunakan blankon dan beskap khas Jawa. Hal ini baru terjadi sekali. Biasanya, para presiden mengenakan jas, kemeja, dan dasi untung acara ini. Bagaimana pendapat UCers tentang hal ini? Apakah ini adalah ritual yang baik atau malah tidak pantas dikenakan saat acara seperti ini?

 Sumber : UC Browser 

Milad Ke-1 Bang Japar Teguhkan Dukungan kepada Anies-Sandi

Milad Ke-1 Bang Japar Teguhkan Dukungan kepada Anies-Sandi

10BeritaJakarta  - Peringatan Milad atau Hari Lahir Ormas Kebangkitan Jawara dan Pengacara (Bang Japar) kembali meneguhkan dukungannya kepada Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Sandiaga Uno merealisasikan janji-janjinya dan bekerja untuk kemaslahatan atau kebaikan warga Jakarta. 

Bang Japar memandang, berbagai ancaman yang diterima Anies-Sandi mulai dari dilaporkan ke kepolisian, di interplasi bahkan diancam akan dilengserkan tidak lebih dari ketidaksukaan mereka melihat bergulirnya program-program pro rakyat yang direaliasikan Anies-Sandi selama empat bulan belakangan ini. 

“Banyak yang ‘kepanasan’ karena selama empat bulan ini Anies-Sandi sudah bekerja untuk kemaslahatan atau kebaikan warga kecil di Jakarta. Selama empat bulan ini Jakarta sudah on the right track. Anies-Sandi bekerja saja, tidak usah hiraukan gangguan-gangguan seperti ini,” tegas Ketua Umum Bang Japar Fahira Idris saat Perayaan Milad Ke-1 Bang Japar dan Syukuran 4 Tahun Gerakan Nasional Anti Miras di, Bilangan Kalibata, Jakarta Selatan, Ahad (25/2). 

Fahira mengungkapkan, pihak-pihak yang saat ini melaporkan Anies-Sandi ke kepolisan dan mengancam akan menginterplasi bahkan melengserkan Anies Sandi adalah pihak-pihak yang dulu kalah dalam Pilkada DKI Jakarta 2017. Mereka dianggap masih menyimpan ‘bara’ sehingga berbagai celah mereka lakukan untuk jatuhkan Anies Sandi. 

Bagi Fahira yang juga Senator Jakarta dan Ketua Komite III DPD RI ini, pelaporan ke polisi atas penutupan Jalan Jati Baru untuk solusi sementara penaaan Tanah Abang dan acaman dilengserkan oleh dua fraksi di DPRD karena penataan kawasan Tanah Abang dan pemberian izin penyelenggaraan kegiatan besar di Monas sangat mengada-ada. Bahkan lanjut Fahira, ada fraksi di DPRD DKI Jakarta yang hendak gulirkan interplasi ke Anies-Sandi karena ambruknya tiang grider Tol Becakayu. Padahal proyek ini adalah proyek strategis nasional yang merupakan kewenangan Pemerintah Pusat. Tidak hanya itu, penutupan Alexis juga mereka permasalahkan. 

“Ini (laporan ke polisi dan interplasi) hanya untuk menggangu kerja Anies-Sandi saja. Buktinya, reklamasi yang bertahun-tahun menabrak aturan, mereka hanya senyum-senyum saja. Saya mau ingatkan kalau pilkada sudah usai. Ingat yang mereka hadapi bukan hanya Anies-Sandi, tetapi 58 persen pemilih atau 3,2 Juta warga Jakarta,” ujar Fahira.

Pada peringatan Milad ke-1 Bang Japar ini, Fahira juga menguraikan berbagai kerja-kerja Bang Japar di Jakarta mulai dari merealisaikan kampung-Kampung Anti Narkoba dan Anti Miras di Jakarta, program perlindungan hukum bagi anak dan perempuan korban kekerasan, menggelar berbagai kegiatan yang bertujuan untuk menyemarakkan kembali budaya lokal dan seni budaya betawi, hingga program pelayanan ambulance gratis. Untuk menjadi ormas yang mandiri dan salah satu cara membuka lapangan kerja baru, Bang Japar saat ini sedang merintas unit-unit usaha baru berbentuk UKM di seluruh wilayah Jakarta.

Selain itu, pada peringatan ini, Bang Japar juga memberikan anugerah (award) ke banyak tokoh pemuda, tokoh perempuan, tokoh anti miras dan narkoba, ulama, aktivis, budayawan, pengacara, dan jawara yang dianggap mempunyai kepedulian tinggi terhadap kemaslahatan umat.

“Eksistensi kami di Jakarta juga menggerakan warga di daerah lain. Bang Japar sudah berdiri di Depok dan menyusul daerah lain antara lain Bandung Raya, Bekasi Raya, Sumedang, Solo Raya, Bogor Raya, dan Banten Raya,” pungkas Fahira.

Selain dihadiri Gubernur & Wagub DKI Jakarta Anies Baswedan, & Sandiaga Uno, Milad Bang Japar juga dihadiri tokoh nasional dan para ulama/ustad mulai dari Amien Rais, Ketua MPR Zulkifli Hasan, Ketua DPD RI Oesman Sapta Odang, Wakil Ketua DPR Fadli Zon,  KH Abdullah Syafei, Ustaz Bachtiar Nasir, KH Slamet Maarif, Hanafi Rais, Jawara Damin Sada Assegap dan lainnya.

Sumber : SI Online