OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Minggu, 04 Maret 2018

Umat Islam akan Bangkit dan Eksis Hingga Kiamat

Umat Islam akan Bangkit dan Eksis Hingga Kiamat

10BeritaDumai - Ketua Umum DPP Wahdah Islamiyah KH M Zaitun Rasmin mengatakan, umat Islam akan bangkit dan eksis sampai hari kiamat. Menurut Zaitun, hal tersebut merupakan sunnatullah sebagaimana yang termaktub dalam nash-nash Al Quran maupun As Sunnah.

Tetapi perlu dicatat, lanjut Zaitun, bahwa kemenangan Islam bukan untuk menaklukkan dan menjajah bangsa-bangsa. 

"Perlu dicatat, bahwa ketika Islam berjaya, kemenangan Islam bukan untuk menaklukkan, atau bahkan merampas, dan menjajah orang lain. Umat agama lain tidak perlu khawatir, ini telah dibuktikan sepanjang sejarah," ungkap Zaitun dalam tabligh akbar di Masjid Al Muhajirin Komplek Pertamina, Kota Dumai, Riau, Sabtu, 3 Maret 2018. 

Menurut Wakil Sekjen MUI Pusat itu, umat Islam memiliki sumber kekuatan yang luar biasa yang tidak dimiliki agama dan umat manapun, yaitu Al Quran dan As Sunnah. 

Ini merupakan sumber daya yang jauh lebih berharga dibandingkan sekedar melimpahnya sumber daya alam. Dari sinilah Islam akan terus melahirkan para pejuang dengan cara yang istimewa. 

"Ada formulasi perjuangan yang menjadi penggerak dalam Islam. Ada tiga pola yang terstruktur dan terintegrasi. Yaitu dakwah, hisbah (amar ma'ruf nahi munkar), dan jihad fii sabilillah", kata Zaitun. 

Ketua Ikatan Ulama dan Dai Asia Tenggara ini juga menjelaskan bahwa jihad umat Islam hari ini bukanlah angkat senjata. Menurut beliau, semua upaya mendatangkan maslahat bagi umat yang di dalamnya ada kesungguhan, perjuangan, dan pengorbanan, maka itu adalah jihad. 

red: shodiq ramadhan

Sumber : SI Online

Alami Gangguan Jantung, BJ Habibie Dirawat di Rumah Sakit Jerman

Alami Gangguan Jantung, BJ Habibie Dirawat di Rumah Sakit Jerman

10BeritaMUENCHEN – Presiden RI Ketiga, Bacharuddin Jusuf Habibie sedang menjalani perawatan di Klinik Starnberg, Muenchen, Jerman. Informasi yang beredar Habibie mengalami penyakit jantung.

“Pemerintah Jerman melalui Kantor Kanselir Angela Merkel sudah mengetahui keadaan kesehatan Bapak BJ Habibie saat ini, dan sudah menelepon langsung Bapak BJ Habibie. Pemerintah Jerman memberikan perhatian penuh, dan menawarkan apa yang bisa dibantu,” ujar sekretaris pribadi BJ Habibie, Rubijanto dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Sabtu (3/3/2018), lansir Okezone.

Dirinya telah melakukan sambungan telepon langsung dengan BJ Habibie pada Kamis 1 Maret 2018. Menurut Rubijanto, saat itu BJ Habibie dengan suara perlahan menjelaskan, dirinya merasakan sesak napas pada Selasa 27 Februari 2018.

Kala itu, kata Rubijanto, rekan-rekan Habibie langsung membawa Bj Habibie ke Klinik Starnberg di Muenchen, Jerman. Tim dokter langsung memeriksa Habibie.

“Diketahui bahwa klep jantung termonitor ada kebocoran layaknya yang dialami almarhumah ibu Ainun Habibie,” jelas Rubijanto.

Akibat dari kebocoran klep jantung ini terjadi penumpukan air pada paru-paru hingga 1,5 liter sehingga terasa sulit atau sesak bernapas. Selain itu tensi Habibie meningkat sampai 180.

Dokter di Muenchen memberikan dua opsi bagi Habibie, yakni segera menjalani operasi Jantung atau menempuh pengobatan/tindakan dengan cara yang lebih canggih.

Menurut informasi yang diperoleh Rubijanto, Habibie tidak menghendaki tindakan operasi Jantung, dan lebih memilih operasi dengan metode baru yang lebih canggih.

Sejauh ini, tim dokter telah memasang kateter melalui mulut untuk mengetahui persisnya kebocoran klep Jantung dan untuk menentukan tindakan mana yang lebih tepat untuk ditempuh.

Rubijanto mengatakan Habibie berharap pada pelaksanaan tindakan operasi Jantung di Muenchen nantinya dapat dihadiri atau disaksikan oleh paling tidak dua dokter spesialis jantung dari Tim Dokter Kepresidenan RI dan seorang personel Paspampres.

“Beliau harapkan seluruh biaya perawatan dan tindakan medis yang timbul di Muenchen, ditanggung oleh Pemerintah RI sesuai Undang-undang yang berlaku,” kata Rubijanto.

Rubijanto telah menyampaikan kepada Habibie seluruh kolega di Jakarta ikut merasakan prihatin atas kesehatan Habibie dan mendoakan semoga agar Habibie segera dapat lekas sembuh dan lekas kembali ke Jakarta.

“Kabar lebih lanjut akan selalu diberikan sesuai perkembangan dari Muenchen,” ujar Rubijanto.

Sumber : Arrahmah.com.

Intel: Ustadz Alirannya Apa? Ini Jawaban Ustadz Abdul Somad

Intel: Ustadz Alirannya Apa? Ini Jawaban Ustadz Abdul Somad


10Berita, Seorang intel bertanya kepada Ustadz Abdul Somad. Dai Alumni Universitas Al Azhar Kairo dan Universitas Darul Hadits Maroko ini tahu yang bertanya intel karena ia mengaku. Padahal kalau di Barat dan di Arab, lanjut Ustadz Abdul Somad, intel selalu menyembunyikan identitasnya.

“Ustadz Somad ini alirannya apa? Kemarin PKS penggalangan dana untuk Palestina, Ustadz yang ceramah. Lalu kemudian bertebar rekaman rupanya di halaman Masjid An Nur beberapa tahun yang lalu, di sana ada Profesor Fulan dari Nahdlatul Ulama, di sana ada Profesor Fulan dari Perti, ini ormas-ormas diundang oleh Hizbut Tahrir, Ustadz Abdul Somad juga ada di sana,” tanya intel tersebut.

“Lalu kemudian kami lihat ketika acara pertemuan tiga provinsi Jamaah Tabligh, 20.000 orang berkumpul, Ustadz hadir juga di situ. Lalu kemudian kami tonton pula video Ustadz Salafi dari Malang, Ustadz Abdullah Hadramy, kata dia, tontonlah ceramah-ceramah Ustadz Abdul Somad. Lalu kemudian muncul pula video Habib Novel dari Solo, kata dia tonton. Ustadz ini tidak Habib, hidungnya pesek, sorbannya tak ada. Jadi sebenarnya Ustadz ini alirannya apa? ,” lanjutnya.

Ustadz Abdul Somad kemudian menjawab, “Aliran saya adalah aliran ma’ana ‘alaihi wa ashaabi, Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam dan para sahabat radhiyallahu ‘anhum ajma’in. Siapa yang mengikut Nabi Muhammad, cinta kepada ahli bait, cinta kepada sahabat, maka itu adalah saudara saya.”

“Ada yang mengaku cinta ahlu bait tapi mencaci maki sahabat, bukan saudara saya. Ada yang mengaku cinta Nabi, cinta sahabat, cinta ahli bait, tapi membid’ahkan yang tak bid’ah, mengeluarkan saudara dari ahlus sunnah hanya (karena) perkara khilafiyah, dia bukan saudara saya. Karena perbuatannya, bukan fisiknya. Bukan tubuhnya. Bukan wajahnya. Kalau dia sudah kembali ke jalan yang benar, maka dia adalah saudara saya.”

Sumber : tarbiyah.net

 

'Jangan Kaitkan Pelaku Kriminal Beragama Islam dengan Islam'

'Jangan Kaitkan Pelaku Kriminal Beragama Islam dengan Islam'

Manajemen pengelolaan kasus agar masalah yang ada tidak meluas.

10Berita , JAKARTA -- Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat Anwar Abbas berharap kepolisian dan media saat menangani atau menyampaikan kasus kriminal, radikalisme dan terorisme agar jangan cepat-cepat mengaitkan para pelakunya dengan agama Islam. Hal tersebut termasuk ketika pelakunya beragama Islam.

"Ini bukanlah sebuah hal yang sulit untuk dilakukan karena saya lihat pihak kepolisian dan media juga bisa tidak mengaitkan masalah yang ditimbulkan oleh orang Kristen, misalnya, dengan agama Kristen atau oleh orang Hindu dengan agama Hindu yang dianut oleh pelakunya," kata Anwar melalui keterangan tertulis kepada Republika, Ahad (4/3).

Anwar menerangkan, manajemen pengelolaan kasus seperti ini penting untuk dipikirkan dan dilakukan agar masalah yang ada tidak meluas dan tidak merebak ke mana-mana. Alasan lainnya, dia menerangkan, tidak akan menyakiti hati dari para pemeluk agama yang sama dengan agama para pelaku.

Ia melanjutkan, kalau nama Islam yang mereka pakai saat melakukan gerakan meresahkan, kepolisian saat menyelesaikan masalah tersebut tidak menonjolkan agama atau kata Islam. Kepolisian bisa lebih menekankan kepada kasus, masalah, dan pelanggaran yang mereka lakukan saja.

"Sehingga persoalan menjadi terlokalisir hanya kepada para pelaku, dan orang yang seagama dengannya tidak tersinggung dan tidak merasa terbawa-bawa sehingga kegaduhan seperti yang banyak terjadi selama ini bisa dihindari," ujarnya.

Anwar yang juga ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah menjelaskan, cara penanganan kasus seperti ini perlu menjadi perhatian para penegak hukum dan media. Dengan demikian, dia menambahkan, umat Islam yang mayoritas di negeri ini tidak merasa disudutkan seperti yang banyak terlihat dan dirasakan selama ini.

Kalau cara-cara menonjolkan agama dalam kasus kriminal, radikalisme, dan terorisme terus berlangsung, dia mengatakan, akan terjadi sebuah kegaduhan. Alhasil, masalah yang sebenarnya kecil menjadi melebar sehingga menjadi persoalan yang menguras energi dan menghabiskan waktu sehingga menjadi tidak produktif.

"Padahal kita yang hidup di negeri yang kita cintai ini ingin hidup tenang, dengan penuh rasa aman, tenteram dan damai tanpa ada rasa curiga terhadap yang lainnya, terutama kepada pihak pemerintah dan para penegak hukum agar kita bisa bekerja dengan tenang sehingga produktivitas kita sebagai bangsa bisa meningkat dan kemajuan bangsa bisa kita akselerasi," kata dia menegaskan.

 Sumber : Republika.co.id

Dewan Pakar ICMI: RI Harus Putuskan Hubungan Diplomatik Dengan Negara Pengirim Berton-Ton Narkoba!

Dewan Pakar ICMI: RI Harus Putuskan Hubungan Diplomatik Dengan Negara Pengirim Berton-Ton Narkoba!


10Berita – Daya rusak narkoba yang diselundupkan dari negeri Tiongkok masuk ke wilayah Indonesia makin menggila. Bahkan kepala Badan Narkotika Nasional (BBN) mensinyalir tidak kurang dari 600 ton sabu dari RRC terus mengalir diselundupkan ke Indonesia.

“Ini jelas penetrasi musuh dalam strategi perang modern maupun konvensional karena sejak dulu RRC terkenal dengan strategi perang candu pembuka perang fisik untuk merusak moral musuh,” kata Dewan Pakar Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Pusat, Anton Tabah Digdoyo yang mantan jenderal Polri kepada redaksi, Minggu (4/3).

Menurut Anton, modus operandi bisa dicermati dari awal penyelundupan lewat ratusan ribu tiang pancang yang direncanakan untuk bangun gedung-gedung di pulau reklamasi. Ada pula lewat kapal-kapal besar.

Anton meminta negara harus tegas dalam menjalankan tugas pokoknya melindungi warga negara Indonesia dan kedaulatanya dari ancaman fisik maupun nonfisik moral dan mental.

“Memang aneh di erah Jokowi ini NKRI sangat mesra dengan RRC, ada apa? Di era-era sebelumnya hanya sebatas hubungan diplomatik, kini sangat luas hampir di segala bidang,” kritiknya.

Padahal RRC adalah negara komunis yang ideologinya sangat bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945.
Modus operandi

“Saya sependapat dengan Ketua MPR dari fakta ini sudah sangat beralasan bagi NKRI putuskan hubungan diplomatik dengan RRC,” tegasnya.

Alih-alih kerja sama perangi kejahatan narkoba, yang terjadi mereka terang-terangan menyatakan bahwa narkoba di RRC adalah rumah industri rakyatnya untuk diekspor ke negara lain.

“Okelah kalau ekspor itu berarti legal dan dan terbuka suatu negara butuh sesuai kesepakatan jumlah jenis dan lain-lain sehingga muda pengawasannya dan menolak jika tak dibutuhkan bukan dengan cara menyelundup seperti ini,” terang Anton.

Era sebelum Jokowi ada penyelundupan narkoba 1 kilogram saja sudah geger, tapi ini berton-ton dan terkesan pemerintah juga DPR diam.

“Kenapa? Apalagi dari penjelasan kepala BNN bahwa pemerintah RRC memang menganjurkan warganya utk produksi narkoba untuk konsumsi bangsa lain yang kini dipandang tepat Indonesia karena penguasanya sangat mesra dengan RRC,” imbuhnya.

Anton menegaskan, penyelundupan sabu besar-besaran ini sangat sistemik dilindungi bahkan diperintah oleh penguasa RRC.

Menurut Anton, setidaknya ada dua langkah yang bisa segera diambil pemerintah. Pertama, hukum mati para penyelundup narkoba berikut alat juga kapal-kapalnya dimusnahkan. Kedua, jika RRC bersikeras maka hubungan diplomatik dengan Indonesia diputuskan saja.

“Ini juga sesuai amanat KUHP pasal 107e yo UU 27/1999 yang melarang kerja sama dengan negara-negara yang jelas jadikan komunisme sebagai ideologinya,” terangnya.(kl/rmol)

Sumber :Rmol, Eramuslim

Anis Matta: 3 Rahasia Pasukan Kecil Bisa Mengalahkan Pasukan Besar

Anis Matta: 3 Rahasia Pasukan Kecil Bisa Mengalahkan Pasukan Besar


Oleh: Anis Matta
(Disampaikan dalam Khutbah Jum'at di di Masjid Jami’ Al Ula, Kampung Baru, Balikpapan, 2 Maret 2018)

Surat terpanjang di dalam Alquran adalah Surat Albaqarah. Dari ayat ke 41 dan seterusnya, surat ini bercerita tentang kehidupan Bani Israil. Dan di antara potongan kisah dalam sejarah Bani Israil yang diceritakan di dalam suratul Baqarah ini adalah pengalaman jatuh-bangun, menang-kalah, dalam kehidupan Bani Israil.

Salah satu momentum yang paling berat dalam kehidupan mereka setelah mereka eksodus dari Mesir ke Palestina ialah bahwa mereka selalu kalah dalam semua peperangan-peperangan yang mereka hadapi. Kabilah atau kerajaan yang selalu mengalahkan mereka yang disebutkan di dalam sejarah adalah sosok raksasa. Karena itu, simbolisasi dari manusia yang disebut raksasa dalam sejarah itu adalah Jalut.

Bani Israil ini sudah tidak lagi mampu melawan dan mereka terus kalah dalam berbagai pertempuran. Termasuk di dalam riwayat yang disebutkan adalah bahwasanya tabut yang mereka miliki, yang merupakan sumber keterangan mereka, yang diturunkan Allah kepada mereka, yang dulu di zaman Nabi Musa selalu menjadi simbol keterangan dan ketenangan di dalam peperangan yang mereka hadapi itu dirampas oleh [musuh] mereka.

Karena itu, para elite Bani Israil memohon kepada nabi mereka pada waktu itu yang bernama Samuel agar Allah menurunkan kepada mereka seorang raja. “Mintalah kepada Allah supaya engkau mengutus seorang raja bagi kami; raja yang akan memimpin pertempuran menghadapi pasukan [raksasa].”

Dan doa mereka ini dikabulkan. Lalu Allah SWT mengangkat seorang raja di antara mereka yang bernama Thalut untuk memimpin pertempuran ini. Thalut pun memimpin pertempuran ini bersama 80 ribu pasukannya. Sebuah sungai yang membatasi Palestina dan Yordania itu adalah rute yang akan mereka lalui. Dan Thalut berpesan kepada tentaranya, “Nanti kalau kalian menikmati sungai itu, jangan ada yang minum dari sungai itu kecuali hanya sekedar untuk membasahi mulut.”

Kenyataannya, menurut riwayat, 76 ribu dari pasukan ini minum yang banyak dari sungai ini. Dan karena itu, ketika mereka mulai berhadapan dengan pasukan Jalut, mereka mengatakan, “Wahai Raja, kita tidak mampu menghadapi Jalut dan pasukannya yang begitu besar.”

Saat ketakutan itu memuncak dan pasukan sudah saling berhadapan, Jalut berteriak kasar, “Siapa yang akan maju menantang saya?”

Ada seorang anak muda yang sebenarnya diutus oleh bapaknya untuk memberikan laporan tentang tiga saudaranya yang ikut dalam pertempuran ini. Tapi begitu dia melihat Jalut berdiri menantang dan tidak melihat satu pun prajurit yang berani menantang, dia menghampiri Thalut dan berkata, “Kalau saya bisa membunuh Jalut itu, saya dapat apa?”

Maka Thalut mengatakan, “Yang bisa membunuh Jalut akan saya nikahkan dengan putriku dan kuikutkan di dalam kerajaan, dan kuberikan baginya sebagian dari harta kerajaan.”

Lalu pemuda ini (Daud) pun maju dan mengambil beberapa buah batu dari kantongnya, lalu melempar batu itu kepada Jalut dan tepat mengenai jidatnya, dan seketika Jalut tersungkur jatuh dan mati. Lalu kemudian, Daud datang kepada Jalut dan mengambil pedangnya, dan menyembelih leher [Jalut] dengan pedang itu.

Setelah itu, pasukan Bani Israil bergerak maju, mendapatkan keberanian yang luar biasa, dan tiba-tiba mereka semuanya memenangkan pertempuran dengan izin Allah SWT.

“Dan berkatalah orang yang yakin bahwa mereka nanti akan bertemu dengan Allah, ‘Berapa banyak pasukan kecil yang bisa mengalahkan pasukan besar dengan ridha(?)’.

Kita seringkali mendengarkan cerita itu, tapi tidak pernah mengerti benar mengambil pelajaran dari cerita itu.

Kemenangan ini ada penjelasannya. Yang pertama, kekuatan spiritual. Dalam keyakinan kita, sebesar-besarnya manusia, dia tetap saja manusia dan bukan Tuhan. Dan karena itu dia tidak mengendalikan jalannya manusia dan tidak menentukan hidup-mati seseorang. Dia punya satu nyawa, kita punya satu nyawa. Dan yang punya hak untuk mencabut nyawa itu hanya satu, yaitu Allah SWT. Oleh karena itu, tatkala mereka menghadapi pasukan Jalut dan kendaraannya itu, [mereka berdoa] “Ya Allah, beri kami kesempatan dan tegangkan, teguhkan kaki kami. Pendirian kami. Dan tolonglah kami menghadapi orang-orang kafir ini.”

Kunci dari kekuatan spiritual ini yang pertama adalah kesabaran. Dan itu berarti daya tahan. Yang kedua adalah ketabahan. Mampu hidup dalam tekanan dalam waktu yang lama. Hidup dalam ketakutan dalam waktu yang lama. Hidup dalam tekanan dalam waktu yang lama. Dan itu adalah tawakkal terhadap Allah SWT. Itulah rahasia yang pertama.

Rahasia yang kedua adalah keunggulan kreativitas. Kita melihat bahwasanya Daud ini badannya jauh lebih kecil daripada Jalut. Pedangnya Jalut terlalu besar untuk dihadapi Nabi Daud. Pasukannya juga terlalu besar. Dan yang dimiliki oleh Daud adalah beberapa buah batu saja. Tapi yang dimaksud dengan keunggulan kreatif adalah (dan ini yang ditemukan orang dalam strategi perang) jangan pernah bertempur di medan tempur yang dikuasai oleh musuhmu. Jangan pernah bertempur di medan tempur di mana senjata yang paling ampuh adalah senjata yang dimiliki musuhmu. Bertempurlah di medan tempur yang kamu rasa, kamu lebih menguasai medan tempur itu. Gunakanlah senjata yang kamu miliki pada titik kelemahan yang dimiliki oleh musuhmu itu. Jalut tidak pernah berpikir bahwa dia akan menghadapi batu, bukan pedang. Jalut tidak pernah berpikir bahwa dia akan menghadapi anak remaja, bukan orang yang sebesar dia. Dan karena itu dia tidak pernah tahu kelemahan senjata yang dia gunakan.

Daud memperkirakan itu dengan tepat. Kalau saya bertempur pakai pedang, saya pasti kalah. Kalau saya bergulat, saya pasti kalah. Tapi kalau saya menjaga jarak dengan dia dan menggunakan batu, batu bisa efektif dalam membunuh dia. Dan itulah yang terjadi. Itu inovasi. Itu kecerdasan. Dan itulah yang dilakukan oleh Daud. Jadi, dia membuat jumlah yang besar itu menjadi tidak relevan.

Kita seringkali berpikir bahwa kalau pasukan sedikit melawan [pasukan] besar, biar Allah sendiri yang akan menolong dengan cara-Nya. Tapi selalu ada cara-cara maksimal untuk menjelaskan itu. Dan ini adalah penjelasannya, bahwa ia menggunakan senjata yang dimiliki tepat pada sasaran berupa pusat kelemahan lawan. Ini adalah rahasianya. Jumlah yang banyak dan jumlah yang kecil bukan faktor yang menentukan dalam pertempuran. Sarana yang banyak, persenjataan yang banyak, bukan faktor yang menentukan dalam pertempuran.

Sekarang kita mengenal satu teori yang mengatakan bahwasanya jika sarana yang dimiliki seseorang, fasilitas yang dimiliki seseorang, melebihi kebutuhannya, maka sarananya akan menjadi sumber masalah. Jika sarana yang kita memiliki sesuai kebutuhan kita untuk mencapai tujuan maka sarana itu biasanya efektif mendorong kita mencapai tujuan.

Inilah yang menjelaskan, mengapa kaum muslimin waktu jumlahnya masih sedikit mampu mengalahkan Persia dan Romawi dan ketika jumlah mereka banyak, kekayaan mereka banyak, mereka kalah dalam perang melawan bangsa Tartar dan kalah dalam Perang Salib. Teori ini yang menjelaskan itu, bahwa kekayaan mereka melampaui kebutuhan mereka, fasilitas dan sarana mereka melampaui kebutuhan mereka. Ketika semuanya melampaui itu, maka kekayaan, fasilitas, dan sumber daya itu menjadi masalah dan bukan menjadi seperti supporting system atau alat pendukung untuk mencapai kemenangan yang ingin kita raih.

Inilah tiga penjelasan tentang mengapa pasukan kecil bisa mengalahkan pasukan besar.

___
*Sumber: dari fb Anis Matta, PI


Pendukung Penista Agama Catut Nama 212 Tanpa Malu, Habib Novel Geram

Pendukung Penista Agama Catut Nama 212 Tanpa Malu, Habib Novel Geram


10Berita -Melalui kiriman pesan whatsapp kepada awak media, Habib Novel Bamukmin menerangkan perihal Relawan Nasional (Renas) 212 sebagai pendukung Joko Widodo sebagai Presiden Republik Indonesia, yaitu suatu wadah relawan untuk mendukung Jokowi kembali menjadi Presiden 2019-2024.

“Saya mendapatkan berita beberapa hari yg lalu tentang RENAS 212 JPRI yaitu relawan nasional 212 rupanya mereka juga sudah tertarik dengan 212 yang mengguncang dunia dengan dipadati masa sampai 8 juta orang tersebut dengan kedamaian dan keteduhan dalam Aksi Bela Islam, dalam agenda bela alqur’an (Al Maidah 51) yg dihina oleh anak emas penguasa sehingga sang penista agama yg membuat kegaduhan dgn mengadu domba anak bangsa dan agama ini didukung penuh,” jelas Habib Novel, di Jakarta, Jumat (3/3).

Habib Novel selaku humas Persaudaraan alumni 212 tersebut mengatakan “Ketika itu, dengan kelompok yg menamai renas 212 jpri ini meneruskan misi pecah belah kembali yg telah dilakukan oleh pemecah belah ulung. Itu dengan nama pake embel embel 212 diduga untuk mengelabui yang awam, yang tidak paham betul dengan arti perjuangan alumni 212.”

“Melawan penista agama dilanjut sampai sekarang melawan kriminalisasi ulama dan aktivis , lgbt , koruptor 35 T , narkoba ratusan ton , komunis , utang 4000 T , pekerja asing dan aseng , pembubaran ormas islam , penjegalan partai islam , dan jebakan kpd MCA sesungguhnya itulah mulianya perjuangan 212 yg pantas dipakai dan dimuliakan alumni 212.”

“Namun beda dengan versi 212 abal abal ini sebagai bungkusnya saja sama namun didalamnya berbeda dan sangat berlawanan 180 derajat karna yg akan memangsa orang awam dgn pembodohan opini 212 , lahirnya 212 adalah melawan jokowi yg mendukung penista agama lalu dipakai 212 untuk mendukung jokowi sungguh tidak tau malu dan tidak beradab melakukan tipu muslihat.” ujar Habib Novel.

“Karena yang menjadi korbannya adalah orang orang awam dengan pembodohan opini yg justru 212 abal abal ini mengatas namakan islam rahmatan alamin , tapi membela penista agama yg didukung untuk bebas saat ini dgn PK ahok, kriminalisasi ulama dan aktivis , membiarkan komunis menunjukan dirinya walau ada perintah gebuk , lgbt , penjualan aset kpd asing dan aseng,pembubaran ormas dan penjegalan partai islam , membiarkan koruptor 35 T , pekerja aseng , tidak tegas terjadap pengedar narkoba, membiarkan negara terlilit hutang sampai 4000 T sungguh sangat miris kedok agama dipakai untuk mendangkalkan agama yg memang ini tujuan penganut paham liberal , komunis , aliran sesat yg memang musuh agama,” tutupnya.(kl/sw)

Sumber : Eramuslim

Kuasa Hukum Fadli tak Takut Laporan Balik Ananda Sukarlan

Kuasa Hukum Fadli tak Takut Laporan Balik Ananda Sukarlan

Mahendradatta


Mahendradatta menantang kuasa hukum Ananda Sukarlan untuk merealisasikan niat itu.

10Berita , JAKARTA -- Kuasa Hukum Fadli Zon, Mahendradatta, mengaku tidak mempermasalahkan kliennya akan dilaporkan balik oleh tim kuasa hukum Ananda Sukarlan. Mahendradatta pun mempersilakan pihak Ananda Sukarlan untuk melaporkan balik Fadli Zon.

"Silakan, sangat ditunggu dan LP nya kalau tentang LP Pak Fadli kan akhirnya harus dibuktikan bahwa Keterangan Palsu artinya makin segera diproses LP Pak Fadli dan dibuktikan palsu," kata Mahendra pada Republika, Ahad (4/3).

Mahendradatta mengatakan, jika pelaporan balik itu benar akan dilakukan, justru hal ini akan memberikan manfaat bagi kliennya. Sebab, hal ini menjadikan laporan yang dibuat Fadli Zon semakin cepat ditindaklanjuti.

"Hal ini justru sangat membantu kita dalam mendorong LP Pak Fadli segera diproses," ujar dia.

Mahendradatta pun menantang kuasa hukum Ananda Sukarlan untuk merealisasikan niat melaporkan balik tersebut. "Malah sangat terima kasih kalau LP balik tersebut dilakukan, dan kita turut berterima kasih dan mendorong agar LP tersebut dilakukan, bukan sekedar omong doang," kata dia menegaskan.

LBH GP Ansor sebagai kuasa hukum Ananda Sukarlan sedang mempertimbangkan untuk melaporkan Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon mengenai postingan di media sosial yang menyangkut ujaran kebencian. Pengacara Ananda Sukarlan dari LBH GP Ansor, Dendy Zuhairil Finsa, menjelaskan LBH Ansor juga akan mempertimbangkan langkah serupa dalam hal terdapat unggahan Fadli Zon yang mengandung ujaran kebencian (hate speech) maupun provokasi.

"Masih dipertimbangkan (untuk melaporkan Fadli Zon)," ujar Dendy Zuhairil Finsa kepada Republika.

Sebelumnya, Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) Fadli Zon mendatangi Badan Reserse Kriminal Polri, Jakarta, pada Jumat (2/3), untuk melaporkan akun milk Ananda atas tuduhan fitnah. Laporan tersebut pun diterima oleh Bareskrim dengan nomor LP 301/III/2018/Bareskrim tertanggal 2 Maret 2018.

Fadli Zon menilai, Ananda melalui akun tersebut melakukan penyebaran publikasi informasi hoaksberupa foto dengan keterangan bohong. Dalam foto yang di-retweet oleh akun Ananda menunjukkan Fadli bersama Prabowo Subianto makan dengan seorang pemuda. 

Keterangan foto tersebut mengatakan, Fadli dan Prabowo sedang makan siang dengan administrator penyebar hoaks dalam kelompok Muslim Cyber Army (MCA). Padahal, kata Fadli, foto tersebut sebenarnya merupakan fotonya menyambut seorang pendukung Anies Baswedan bernama Eko yang berjalan kaki dari kota Madiun saat gelaran Pilkada DKI Jakarta tahun lalu.

Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Polri Inspektur Jenderal Polisi Setyo Wasisto pun sudah menyatakan, pada prinsipnya Polri akan menerima laporan dari siapapun. Apabila laporan dari Fadli Zon mengandung unsur pidana, maka Polri siap melakukan tindak lanjut. "Kalau ada yang melapor kita akan terima, penegak hukum tidak boleh membedakan, siapapun yg melapor akan akan kita tangani sesuai prosedur yang berlaku," ucap Setyo.

Sumber :Republika.co.id 

AWAS! Jokowi Akan Kalah Telak, Partai Jangan Salah Pilih Gerbong!

AWAS! Jokowi Akan Kalah Telak, Partai Jangan Salah Pilih Gerbong!


10Berita, Ketika sedang sangat populer, pasangan Jokowi-Basuki pada Pilkada Jakarta 2012, hanya mampu menang dengan persentase suara 53,82% (2.472.130 pemilih). Jika dibandingkan dengan hasil Pilkada Jakarta 2017, dimana Anies-Sandiaga menang 57,96% (3.240.987 pemilih) dapat disimpulkan bahwa pada saat populer pun Jokowi tidak tinggi-tinggi amat elektabilitasnya.

Sedangkan pada Pemilu Presiden 2014, pasangan Jokowi-JK meraih suara sebanyak 53,15%. Kembali terlihat bahwa ketika dahulu dipandang penuh harapan dan angan-angan, Jokowi itu elektabilitasnya tak pernah melewati angka 54%. Maka berbagai survei dan opini yang kini masih ngotot menonjolkan Jokowi bakal menang mudah pada Pemilu Presiden 2019, patut diduga tak lebih dari upaya internal semata. Kalaupun ada pihak eksternal yang melakukannya, tak lebih dari upaya mencari peluang mendulang uang dalam ‘bisnis politik’.

Rakyat tentu sudah sangat melek dalam hal ini. Sejak kekalahan Ahok di pilkada Jakarta, pelan tapi pasti, massa pendukungnya yang beririsan sangat besar dengan massa pendukung Jokowi mulai hilang. Berbagai aksi yang coba dibiayai untuk memunculkan bahwa mereka masih ada, tak lagi terbukti. Cuma ada puluhan hingga ratusan orang yang hadir. Jika dibandingkan dengan massa reuni 212, tentu saja tak mungkin tertandingi.

Kalau mau dilihat dinamikanya di sosial media, sama saja. Muslim Cyber Army dan orang-orang cerdas jernih, kini mendominasi opini. Akun-akun yang dulu begitu mendominasi sosmed dengan puja-puji atas Jokowi perlahan tapi pasti menghilang. Tinggal grup-grup kecil pendukung yang pengisi postingnya loe lagi loe lagi. Artinya semua telah sadar, bahwa Jokowi bukanlah New Hope. Kini Jokowi malah menimbulkan situasi Hopeless. Segala sesuatu menjadi carut

Pilkada Jakarta 2017 sudah menunjukkan bahwa uang bukan lagi segala-segalanya. Rakyat tidak lagi gampang dibujuk dengan rayuan-rayuan sesaat. Apalagi sebagai petahana, tentu Jokowi tak bisa berjanji lagi. Sebelum berjanji baru, dia harus bercerita terlebih dahulu, apa hebatnya dia sepanjang 2014 hingga 2018. Sayangnya, terlalu minim prestasinya. Artinya apa? Jokowi akan kalah telak!

Sudah waktunya semua partai, bahkan PDIP sekalipun, untuk mengkaji ulang dukungannya kepada Jokowi. Untuk apa mendukung sesuatu yang berdasarkan data akan cenderung kalah? Tentunya silahkan saja partai manapun untuk mendukung Jokowi jika mereka memang berniat menjadi partai gurem pada Pemilu 2019.

Pencoblosan Pilkada Serentak 2018 pada 27 Juni 2018 memang masih menyediakan waktu bagi para partai untuk beralih dukungan jika hasil defenitif pada bulan Juli 2018 menunjukkan kekalahan pada partai-partai yang berkuasa. Tapi waktu sebulan sebelum penetapan dukungan paslon capres-cawapres pada Agustus 2018 tentu akan membuat publik semakin jeli melihat, partai-partai mana saja yang cuma jadi oportunis dan layak semakin ‘dihukum’ dengan tegas pada 2019.

Tak ada pilihan lain, sekaranglah justru waktu yang tepat untuk merebut hati para pemilih. Lebih baik saat ini menguji kekuatan dengan berpihak kepada rakyat dan melihat hasilnya, daripada sekarang menolak opini publik lalu terjungkal habis pada Pilkada Serentak 2018, Pemilu Legislatif 2019 dan Pemilu Presiden 2019. Sekaranglah saat yang tepat bagi semua partai untuk meninggalkan Jokowi. Joko Widodo sudah menjadi bagian dari sejarah, dia tak lagi menjadi bagian masa depan Indonesia.

Sudah waktunya para partai fokus kepada membesarkan diri masing-masing. Jaman now adalah jaman informasi yang tidak bisa lagi disumbat atau dikelabui. Ada peluang suara rakyat yang kecewa yang perlu dijemput oleh semua partai. Kecuali mereka memang ingin melepas semua suara itu kepada Gerindra, PAN, PKS dan PBB (jika lolos sengketa).

Selamat tinggal Jokowi, terima kasih sudah mencoba membangun Indonesia, walau sayangnya anda gagal.

Jokowi akan kalah telak, para partai jangan sampai salah pilih gerbong. Saatnya menjadi lokomotif atas diri sendiri. Saatnya bagi seluruh partai untuk berburu Calon Presiden Baru 2019.

Penulis: Teuku Gandawan

Sumber : PORTAL ISLAM

Fadli Zon: Laporan Pihak Pro Pemerintah Lebih Cepat Ditindaklanjutinya oleh Polisi

Fadli Zon: Laporan Pihak Pro Pemerintah Lebih Cepat Ditindaklanjutinya oleh Polisi


Fadli Zon Foto: Tribunnews.com

10Berita, JAKARTA— Wakil Ketua DPR RI, Fadli Zon menanggapi hal terkait lambatnya respon terhadap laporannya di Bareskrim terkait kasus yang diduga ujaran kebencian yang dilakukan oleh Ananda Sukarlan.

Menurut Fadli, laporan yang dibuat oleh pihak pro-pemerintah lebih cepat ditindaklanjuti oleh kepolisian.

“Sejauh ini kesan kita begitu ya, memang tidak ditindaklanjuti,” kata Fadli

Fadli menilai, respons berbeda terjadi dengan yang melakukan kritik pada pemerintah. Menurut Fadli, pihak yang mengkritik pemerintah lebih cepat ditangkap.

Sementara ketika pihak oposisi pemerintah melakukan pelaporan pada polisi, tindak lanjutnya tidak dilakukan segera.

Fadli mengaku sudah menyampaikan langsung pada Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian untuk menindaklanjuti laporan, termasuk laporan yang ia buat terhadap Ananda Sukarlan.

“Tadi saya minta sama Kapolri langsung agar ini mohon ditindaklanjut sesuai dengan proses hukum, dan beliau mengatakan sudah menegaskan dengan Kabareskrim,” kata Fadli.

ini pun berharap agar polisi jangan sampai dipakai atas orderan penguasa. Ia menginginkan polisi agar benar-benar menjadi alat negara yang profesional.

“Saya masih yakin banyak polisi yang baik yang memang mereka bertindak profesional,” pungkasnya. []

SUMBER: VIVA.CO.ID