OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Rabu, 14 Maret 2018

Namanya Semakin Meroket, Ust. Abdul Somad Jadi Sosok Idola Syahrini dan 5 Selebriti Lainnya, Siapa Sajakah Mereka?

Namanya Semakin Meroket, Ust. Abdul Somad Jadi Sosok Idola Syahrini dan 5 Selebriti Lainnya, Siapa Sajakah Mereka?



10Berita - Nama Ustaz Abdul Somad sedang naik daun. Ia menjelma sebagai sosok yang ditunggu-tunggu masyarakat. Bahkan, banyak juga selebriti yang juga mengidolakannya.

Yang terbaru adalah Syahrini. Penyanyi ini baru saja bertemu Ustaz Abdul Somad. Tak tanggung-tanggung, Syahrini langsung mengundang Ustaz Abdul Somad ke kediamannya di Bogor.

Nah, selain Syahrini, ada beberapa selebriti Tanah Air yang juga sangat mengidolakan Ustaz Abdul Somad. Siapa saja? Simak deretannya di bawah ini.

1. Arie Untung dan istrinya Fenita Arie


Arie Untung mengucapkan syukur bisa bertemu langsung dengan Ustadz Abdul Somad. Itu ia tuliskan di akun Instagram-nya.

"Alhamdulillah aku bisa ajak istriku lihat @ustadzabdulsomad langsung. Nontonnya kaya stand up komedi, berisi dan menghibur as always, bareng 100 an entertainer," kata tulis Arie Untung.

2. Virgoun


"Dari dulu susah banget dapat waktu buat ikut kajian beliau. Alhamdulillah bisa ketemu dan dengar kajian beliau langsung," kata Virgoun.

3. Dude Herlino


 "Alhamdulillah Allah ta’ala izinkan untuk kembali menggali ilmu dari guru kami @ustadzabdulsomad bersama sahabat-sahabat lainnya. Semoga Allah ta’ala senantiasa berikan perlindungan untuk beliau dan juga untuk kita semua, aamin," tulis Dude Herlino.

4. Mario Irwinsyah


"Jazakallah khayr @ustadzabdulsomad untuk ilmu dan kesediaan waktunya. Terima kasih team Ustadz Abdul Somad yang senantiasa menemani dan menjaga Ustadz Abdul Somad," tulis Mario Irwinsyah.

5. Teuku Wisnu


"Allah yang baik banget kasih kemudahan dan kesempatan buat kami untuk belajar melalui orang-orang berilmu. Bismillah Semoga Allah selalu menjaga @ustadzabdulsomad," tulis Teuku Wisnu.sumber: portalislam

Sumber : konten Islam

BANJIR BLUNDER Twit Kader PSI, Warganet: Berjamaah Nampolin Muka Sendiri

BANJIR BLUNDER Twit Kader PSI, Warganet: Berjamaah Nampolin Muka Sendiri


10Berita, Meskipun tergolong baru, Partai Solidaritas Indonesia (PSI) dinilai sudah memberikan gebrakan baru dan segar dalam dunia politik. Setidaknya itulah yang selalu digembor-gemborkan oleh kader PSI.

Dengan mantan jurnalis televisi Grace Natalie sebagai ketua umumnya, PSI menjadi bahan pembicaraan di berbagai linimasa. Bukan karena prestasinya. Bukan. Tetapi justru lebih kepada blunder-blunder yang sering diciptakan oleh para kadernya, terutama Ketua DPP PSI Tsamara Amany.

Kritikan-kritikan tajam yang dulu pernah dilontarkan Tsamara kepada Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Walikota Bandung Ridwan Kamil harus ia telan lagi, karena faktanya kini ia harus bekerja sama dengan keduanya.

Begitu juga dengan cuitan menyerang yang ditujukan sekjen PSI Raja Juli Antoni kepada Ketua MUI Ma'aruf Amin. Dalam cuitannya, Antoni mengata-ngatai Ma'aruf sebagai orang SBY.

Bukan hanya Tsamara dan Antoni, salah satu pentolan Jaringan Islam Liberal (JIL) yang juga kader PSI Guntur Romli pernah mengunggah foto yang terang-terangan membully Jokowi serta PDIP.

Keblunderan ini dijadikan sebuah kompilasi dalam bentuk video oleh seorang warganet.

Berikut videonya yang diunggah oleh akun twitter @mkhunaini

'TOPENG'
Pesan yang ingin disampaikan video klip ini adalah
"Jangan Remehkan Anak-anak Muda, Apalagi Kicauan Tweet-tweetnya" pic.twitter.com/EGBbQ3GLA6

— M. KHUMAINI (@mkhumaini) March 12, 2018


Sontak video tersebut memancing warganet lain untuk turut berkomentar.

— ibaadurrahmaan 25:63 (@_ibaadurrahmaan) March 12, 2018

Berpolitik gaya baru. Spesialis jilat ludah

— V4Vendetta (@V4Vendett4) March 13, 2018


Sumber :Portal Islam 

Penangkapan The Family MCA, Bagian dari Media Framing

Penangkapan The Family MCA, Bagian dari Media Framing


10Berita, Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI, Sodik Mudjahid, merasa prihatin dengan kembali adanya kelompok yang menyebarkan ujaran kebencian di media sosial.

Kali ini, The Family MCA (Muslim Cyber Army), kelompok penyebar ujaran kebencian berhasil diungkap Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri. Sindikat tersebut tergabung dalam sebuah grup WhatsApp untuk menggerakkan aksinya (okezone.com).

Ketua DPR RI, Bambang Soesatyo (Bamsoet) menduga ada dalang atau aktor yang sengaja membentuk kelompok family Muslim Cyber Army (MCA)‎ untuk menebarkan isu-isu provokatif. Bamsoet pun meminta jajaran Polri untuk mengungkap dalang dibalik kelompok family MCA.

"Demi terjaganya ketentraman dan ketertiban umum, penegak hukum harus bertindak tegas terhadap anggota family MCA dan siapa saja yang mengorganisir kelompok ini," kata Bamsoet saat dikonfirmasi Okezone, Kamis 1 Maret 2018.

Wakil Ketua Advokat Cinta Tanah Air (ACTA) Novel Bamu'min membantah, Muslim Cyber Army (MCA) sebagai kelompok penyebar hoaks. Novel pun mempertanyakan para admin MCA yang ditangkap Bareskrim Polri.

"Nah, yang ditangkap itu harus diselidiki MCA asli atau palsu bentukan dari penguasa. Sebab, MCA asli melawan hoaks dan berakhlak, bukan malah bikin hoaks," kata Novel, (republika.co.id).

Gerakan Kolektif

Bila kita cermati pemberitaan tentang penangkapan admin MCA, setidaknya bisa kita nilai, terdapat ketakutan yang luar biasa dari para pengusung islampobia. Ketakutan ini, memang sudah terlihat, ketika ada gelombang aksi besar-besaran yang dilakukan umat Islam. Satu hal yang ditakutkan oleh pengusung Islampobia ini adalah kebangkitan umat Islam.

Ketika umat bersatu, tanpa melihat status organisasi, kemudian mereka bergabung menyerukan amar makruf pada penguasa yang ada, inilah yang disebut gerakan kolektif. Gerakan kolektif ini lahir dari kehidupan yang tidak memberi kesenangan dan masyarakat sudah cukup "gerah" dengan berbagai peristiwa yang menimpa mereka.

Pada kasus penangkapan MCA, yang bisa jadi yang tertangkap adalah MCA buatan penguasa, hanya untuk memperburuk citra MCA sesungguhnya. Karena kita tahu, aksi 212 lahir berkat andil MCA yang sesungguhnya. Dikatakan Novel, bahwa MCA yang asli adalah MCA yang hanya menggugah konten yang bisa dipertanggungjawabkan dan berbentuk komunitas. MCA yang asli adalah tidak memiliki struktur dan organisasi, tapi merupakan gerakan yang murni untuk kebangkitan umat Islam.

Waspadai Media Framing

Sudah jelas bahwa suara umat Islam saat ini semakin kritis. Kekritisan umat Islam, sangat ditakuti oleh penguasa yang notabene antek kapitalis. Karena itu, dibentuklah media framing, yang tidak menyalahi fakta, namun membelokkan berita secara halus, sesuai pesanan yang diinginkan. MCA yang kita kenal selama ini pemberitaannya selalu bisa dipertanggungjawabkan, dibuat fakta bohong, lalu akhirnya di buatlah media framing sesuai keinginan 'pemesannya'.

Peristiwa yang terjadi, haruslah dikaji dengan pemikiran yang mendalam. Umat Islam, janganlah mudah terprovokasi berita, tanpa melihat peristiwa sebelumnya, kaitan antar peristiwa dan sebab-sebab peristiwa itu terjadi. Sehingga tidak terjebak berbagai framing media saat ini.  Wallohua'lam. [syahid/]

Kiriman Ummu Caliph

Sumber :voa-islam.com

Selasa, 13 Maret 2018

KENCENG BENER! Penguasa Tak Mau Dikritik, Fahri: Suruh Pindah ke Korea Utara Aja!

KENCENG BENER! Penguasa Tak Mau Dikritik, Fahri: Suruh Pindah ke Korea Utara Aja!


10Berita,  Perbincangan mengenai headline berita IndoPos edisi Senin, 12 Maret 2018 dengan judul "Otoriter Jangan Diukur dari Wajah" masih terus menghangat.

Pernyataan pengamat politik Karyono Wibowo yang menilai bahwa ukuran otoriter tidak dilihat dari wajah, melainkan kebijakan atau tindakan yang dilakukan penguasa.

Pernyataan Karyono ini merupakan tanggapan atas pernyataan Jokowi dalam pembukaan Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Partai Demokrat yang digelar di Sentul International Convention Center (SICC), Bogor, Sabtu 10 Maret 2018 lalu.

"Kalau tidak salah di bulan Agustus 2017 lalu di medsos disampaikan saya adalah pemimpin otoriter. Saya heran saja, saya ini nggak ada potongan sama sekali. Penampilan saya juga tak sangar, saya selalu tersenyum. Saya bukan pemimpin otoriter karena saya seorang demokrat," ujar Jokowi.


Meski Jokowi mengaku tak otoriter, namun fakta yang terjadi justru sebaliknya.

Fakta bahwa ada tindakan otoriter penguasa mengingatkan publik pada pernyataan keras Fahri Hamzah beberapa waktu lalu.

Berbicara keras saat terjadi penangkapan pimpinan Forum Umat Islam (FUI) atas dugaan permufakatan makar jelang aksi 313 tahun lalu, Fahri mengatakan bahwa pemerintah seharusnya mendengar dan menerima kritikan dari rakyatnya. Bukan merespon dengan mempidanakan. Sebab, menurut Fahri, sebagai negara demokrasi, Indonesia berbeda dengan Korea Utara yang menganut sistem otoriter.

"Demokrasi memang negara ribut. Kalau negara senyap, negara otoriter, itu ada di Korea utara. Tahu-tahu orang hilang. Anda mau kaya gitu lagi? Saya enggak mau. Kalau Jokowi mau gitu lagi, silakan, saya enggak mau. Dan kalau dia mau kayak gitu, saya lawan dia," ucapnya.

Fahri meminta penguasa juga tak menggunakan pplisi sebagai alat untuk menakut-nakuti masyarakat yang aktif mengkritik pemerintah dengan cara penangkapan dan tuduhan tertentu.

"Polisi juga jangan takut sama orang pinter dan enggak usah nakut-nakutin orang yang berani bicara, yang berani kritik. Enggak usah nakut-nakutin. Yang harus ditakuti adalah perbuatan jahat. Kalau orang kritik, jangan ditakutin," tegasnya.

Di negara demokrasi, penyampaian aspirasi adalah hal wajar. Bahkan dia menyebut di negara demokrasi bakal selalu ribut karena kritikan rakyat kepada pemerintah.

"Kuping itu harus tebal kalau demokrasi. Kalau kuping tipis jangan hidup di Indonesia. Suruh ke Korea Utara sana. Jadi rakyatnya Kim Jong Un, cocok dia itu. Begitu Presiden lewat tepuk tangan. Kayak boneka orang gila," kata Fahri di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, akhir Maret 2017 lalu.
-------

Pernyataan Fahri Hamzah ini diapresiasi warganet dengan tagar #MencariPresidenBaru.

— mheruazima pionya ulama (@mheruazima) March 12, 2018

— iqbal zuma (@zuma168) March 13, 2018

Berikut video pernyataan Fahri Hamzah.

— Ğ’é007#MCA#ℑℜ™ 🇮🇩 (@Gemacan70) March 12, 2018


Sumber : PORTAL ISLAM

Kartika Putri: Ya Allah Mengapa Aku Merasa di "intimidasi" Dengan Niqab ini

Kartika Putri: Ya Allah Mengapa Aku Merasa di "intimidasi" Dengan Niqab ini



10Berita,

Assalamuallaikum warahmatullahi wabarakatuh..

Pengalaman aku hari Ini sangat berharga untuk aku dan mungkin kita semua..

Jadi hari Ini aku dpt kirim an endorse yaitu berupa syari dan niqab.. setelah foto aku buru karena pagi Ini aku harus ke bandara dan pakai taxi online (krn tdk ada yang bisa antar) jadi aku pake deh niqabnya biar nyaman dan aman aja..

smp dibandara aku tetap pake karena nyaman aja tp Sedih dan miris sekali karena sampai dibandara saya masuk di security check (Lolos karena tidak ada bunyi) tp koper saya diperiksa secara random ( FYI: sy selalu bawa koper kecil yang kosong untuk bawa buku saja) lalu sy bertanya knp random cuma sy pdhl koper saya kosong..

saya bilang apa krna saya pakai cadar (masih tenang)dan mereka cuma bilang random aja.. dan saya buka tetapi pandangan mereka sangat tidak “nice”😭 dan tidak sampai disitu.. dipemeriksaan ke dua terjadi hal yang sama bahkan di diperiksa tubuhnya(oleh petugas wanita memang) pdhl sy lolos sensor 😭😭 lagi dan lagi koper dan mereka meminta boarding pass pdhl sudah diperiksa 1x didepan😭😭 yaAllah mengapa aku merasa di “intimidasi” dengan niqab ini..

apa salah nya jika muslimah menggunakan niqab.. demiallah memang lebih nyaman (tdk menjadi pusat perhatian laki laki) dan merasa aman.. tp kenapa disini yang notabennya kebnykan orang muslim tp tdk bisa berlaku adil dan menerima dgn baik kepada muslimah yg menggunakan niqab..

Saya Jadi makin tertantang tuk menggunakan niqab ditempat umum lainnya tuk lbh tau bgmn reaksi sekeliling.. hmm Ingat ya kami muslimah yang menggunakan niqab juga mempunyai hati dan perasaan jd perlalukan lah sbgmn mestinya..🙏🏻🙏🏻 tnp di intimidasi.. 😭😭😭 Masih syock dan sedih😭😭😭


Sumber : Konten Islam 





Politisi: Hoax Paling Berbahaya itu Janji-janji yang Tidak Ditepati, Konstruksi Sama dengan Penipuan

Politisi: Hoax Paling Berbahaya itu Janji-janji yang Tidak Ditepati, Konstruksi Sama dengan Penipuan


10Berita, JAKARTA - Politisi Gerindra, Habiburokman menyatakan bahwa hoax yang paling berbahaya adalah janji-janji saat Pemilu tetapi tidak ditepati. Bahkan jika aparat ingin berantas hoax ini, ia mengusulkan bisa dari hal (janji-janji) tersebut.

“Hoax paling berbahaya itu janji-janji Pemilu yang tidak ditepati. Kalau serius mau berantas hoax, bisa mulai dari situ. Cocok?” demikian katanya, di akun Twitter pribadi miliknya, Selasa (13/3/2018).


Ia pun memberikan contoh untuk para calon pemimpin yang ingin maju kembali memimpin dengan tidak menihilkan evaluasi atas sebelumnya. “Cara paling terpelajar untuk calonkan kembali incumbent adalah evaluasi dahulu apakah janji-janji Pemilu kemarin sudah dilaksakan, tanpa itu, ya offside.”

Ia, lanjutnya, mengatakan bahwa jika janji-janji yang ada tidak kunjung terlaksana maka dapat dikatakan lebih kejam daripada hoax itu sendiri. “Janji-janji Pemilu yang diabaikan bahkan lebih kejam dari hoax, konstruksinya sama dengan penipuan 378 KUHP, tapi dengan korban yang massif dan kerugian yang extreme.” (Robi/)

Sumber :voa-islam.com

Lawan Setiap Kebohongan dengan Kebenaran

Lawan Setiap Kebohongan dengan Kebenaran

10BeritaJakarta Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Syihab berpesan kepada segenap umat Islam dari berbagai elemen untuk terus menjaga persaudaraan dan mempertahankan persatuan.

Habib Rizieq juga berpesan agar dalam setiap perjuangan umat Islam, jangan sekali-kali melawan kebohongan dengan kebohongan, melawan hoaks dengan hoaks.

"Kita tetap memegang prinsip bahwa yang batil kita lawan dengan yang hak, kebohongan lawan dengan kebenaran, berita-berita hoaksdan fitnah harus kita lawan dengan data dan fakta yang nyata untuk menegakkan keadilan dan kebenaran," tegas Habib Rizieq melalui rekaman suaranya dari kota suci Mekah yang diperdengarkan saat konferensi pers GNPF Ulama di Jakarta, Senin (12/3/2018).

Menurutnya, para aktivis di organisasi Islam seperti Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama dan berbagai organisasi Islam lainnya selama ini selalu mengikuti prinsip tersebut. "Kami selalu berjuang mengikuti ajaran Islam yang anti kebohongan, anti hoaks, anti fitnah," jelasnya.

Oleh karena itu, ia mengajak semua pihak untuk mempertahankan sikap perjuangan tersebut. Dan terus semangat berjuang dalam menegakkan kebenaran, "Terus berjuang cari ridho Allah SWT," tandas Habib Rizieq.

Sumber : SI Online

Prabowo, Kunci Pilpres 2019

Prabowo, Kunci Pilpres 2019


Oleh: Hersubeno Arief
(Konsultan Media)

Teka-teki apakah Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto akan mendeklarasikan diri sebagai capres mulai terjawab. Sekjen Gerindra Ahmad Muzani menyatakan Prabowo masih pikir-pikir, jadi maju atau tidak. Prabowo masih mempertimbangkan banyak hal.

Pernyataan Muzani ini agak mengejutkan. Apalagi disampaikan pada sebuah forum resmi ulang tahun Gerindra ke-10 yang diselenggarakan oleh DPD Gerindra DKI Jakarta. Sepekan sebelumnya Muzani menyatakan bahwa akhir Maret ini Prabowo akan deklarasi pencapresan. Partner koalisi juga sudah siap.

Kendati tidak menyebut partai apa, namun hampir dapat dipastikan yang dimaksud Muzani adalah PKS. Wakil Ketua Umum Gerindra Fadlizon sudah pernah menyebut soal ini, sementara Presiden PKS Sohibul Iman juga sudah menyatakan kesiapannya untuk mendukung Prabowo.

Karena itu banyak yang menduga peringatan ulang tahun Gerindra yang digelar sejumlah DPD di seluruh daerah akan menjadi forum awal deklarasi. DPD Gerindra DKI juga sudah dengan tegas mendorong agar DPP mempercepat pencapresan Prabowo.

“Di tengah masalah Indonesia yang makin berat, beliau masih berpikir apakah nanti sanggup membangun Indonesia yang berjaya,” tutur Muzani. Satu hal yang pasti, tambah Muzani bangsa Indonesia membutuhkan kepala negara yang baru, karena kehidupan rakyat semakin berat.

Ada dua hal yang bisa kita simpulkan dari pernyataan Muzani. Pertama, Prabowo dan Gerindra sampai pada satu kesimpulan mereka tidak akan mendukung Jokowi, dan menyiapkan presiden pengganti. Kedua, siapa capres yang akan diusung Gerindra menjadi penantang Jokowi, belum diputuskan.

Posisi Prabowo dan Gerindra pada Pilpres 2019 dalam beberapa pekan belakangan ini memang banyak dipertanyakan. Apakah akan bergabung menjadi cawapres Jokowi, atau tetap menjadi penantang.

Sejumlah petinggi partai pendukung Jokowi secara terbuka sudah menyatakan keinginannya untuk menjodohkan Jokowi dengan Prabowo. Utusan Jokowi juga secara gencar melakukan lobi dan menjadi mak comblang, agar keduanya bisa berpasangan.

Namun bila perjodohan itu terjadi, dampaknya akan sangat buruk secara internal Gerindra, maupun dalam proses demokrasi di Indonesia.

Pertama, dari sisi internal. Berbagai jajak pendapat menunjukkan bahwa hampir semua pemilih Gerindra tidak akan memilih Jokowi. Survei Median mendapatkan temuan hanya 1.7% yang akan memilih Jokowi. Artinya bila Prabowo bergabung dengan Jokowi, Gerindra akan mengalami bencana elektabilitas. Soal ini pasti tidak diinginkan internal Gerindra, utamanya mereka yang menjadi calon anggota legislatif.

Hal itu menjelaskan mengapa muncul dorongan yang begitu kuat dari kalangan internal agar Prabowo segera mendeklarasikan diri. Dalam berbagai jajak pendapat, elektabilitas Gerindra terus menanjak, dan bersaing dengan PDIP. Posisi sebagai partai oposisi menjadi faktor utama naiknya elektabilitas Gerindra.

Kedua, dari sisi proses demokrasi. Bila Prabowo bersedia, maka pada Pilpres 2019 Jokowi kemungkinan akan melawan kotak kosong. Kalau toh tidak kotak kosong, Jokowi akan melawan capres boneka. Dua skenario tersebut, dua-duanya buruk bagi proses demokrasi di Indonesia.

Dengan presidential threshold 20% (112 kursi), perolehan kursi Gerindra sebanyak 73 menjadi sangat penting dan menentukan. Bersama PKS (40), mereka bisa mengajukan pasangan capres/cawapres. Namun bila Prabowo, memutuskan menjadi capres Jokowi, maka PKS akan kesulitan mengajukan calon. Kalau toh PKS bergabung bersama PAN (49), jumlah kursinya tidak akan cukup.

Di luar partai-partai yang sudah menyatakan akan mengusung Jokowi (Golkar, Nasdem, PPP, Hanura, dan PDIP), tinggal Demokrat (61), PKB (47), dan PAN yang belum menyatakan mendukung Jokowi.

Melihat posisi PKB yang saat ini berada dalam kubu pemerintah, kemungkinan besar akan mendukung Jokowi. Sementara Demokrat yang biasanya menjalankan politik “in between,” tidak ke kiri, tidak ke kanan, sudah menunjukkan gelagat dan tanda-tanda, juga akan mendukung Jokowi.

Dengan posisi semacam itu, Prabowo menjadi semacam pemain kunci, kartu Joker yang sangat menentukan. Kubu penentang, maupun pendukung Jokowi, sangat bergantung kepada Prabowo.

Siapa yang akan diusung Gerindra

Setelah Prabowo dan Gerindra memutuskan akan mencari presiden pengganti Jokowi, siapa kira-kira yang akan disiapkan.

Pilihan pertama yang paling logis tentu saja mencalonkan kembali Prabowo. Pemilih Gerindra mayoritas menghendaki Prabowo sebagai Presiden (69.5%). Yang jadi masalah ternyata elektabilitas Prabowo belum bisa menandingi Jokowi. Sejumlah survei menunjukkan Prabowo akan dengan mudah dikalahkan Jokowi, bila head to head.

Simulasi yang dilakukan oleh Poltracking, Jokowi akan menang telak 57.6%-33.7% bila melawan Prabowo. Survei yang dilakukan indikator juga menunjukkan hal yang sama. Jokowi 58.9%, Prabowo 31.3%. Dalam survei Alvara Jokowi 46.1%, Prabowo 26.5%.

Temuan berbagai survei jelas menunjukkan Jokowi akan merasa nyaman bila berhadapan Prabowo. Jadi bila terpaksa harus memilih lawan, maka Prabowo adalah pilihan terbaik.

Soal ini harus benar-benar di pertimbangkan oleh internal Gerindra. Apakah akan tetap ngotot mencalonkan Prabowo dengan pertimbangan soliditas internal, atau mulai berpikir untuk mempertimbangkan calon alternatif.

Sejumlah data survei juga menunjukkan, kendati memiliki elektabilitas teratas, dan diprediksi menang mudah bila melawan Prabowo, namun sesungguhnya posisi Jokowi masih belum aman. Dia berpeluang dikalahkan, bila muncul figur alternatif.

Dalam berbagai pernyataan terbuka, elektabilitas Jokowi berada di bawah angka 40% dengan trend menurun. Untuk seorang incumbent jelas elektabilitas seperti itu posisi Jokowi sudah lampu kuning. Sebagai pembanding, setahun menjelang Pilpres 2009, elektabilitas SBY di atas 60%. SBY kemudian terpilih untuk periode kedua.

Bila dibandingkan dengan SBY, posisi Jokowi kian tidak aman, karena pada saat itu SBY tidak menghadapi problem politik domestik yang berat seperti Jokowi. Hubungan SBY dengan umat Islam sangat harmonis. Partai-partai Islam seperti PPP, PKB, PAN, PBB, bahkan PKS berada di kubu SBY.

Siapa calon alternatif yang patut dipertimbangkan? Ada dua nama yang digadang-gadang oleh koalisi keumatan, dan  setidaknya bisa diterima oleh internal Gerindra. Mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo dan Gubernur DKI Anies Baswedan. Dalam survei Median, Gatot didukung oleh 5.5% pemilih Gerindra, dan Anies 4.5%. Diperkirakan bila Prabowo memutuskan tidak maju, maka suara pemilih Gerindra akan beralih kepada keduanya.

Di luar itu Prabowo bisa memilih  beberapa nama yang disodorkan calon mitra koalisi PKS, dan PAN. PKS sudah menyiapkan sembilan (9) nama, dua diantaranya yang paling potensial mantan Presiden PKS Anis Matta, dan Gubernur Jabar Ahmad Heryawan. PAN  mengusung Ketua Umum Zulkifli Hasan. Mereka bisa dipertimbangkan sebagai capres, ataupun cawapres.

Tentu Prabowo akan mempertimbangkan dengan cermat keputusannya agar bisa mengamankan perolehan suara Gerindra, sekaligus memenuhi harapan para pemilihnya akan hadirnya presiden baru. Dalam politik kalkulasinya harus benar-benar rasional, tidak bisa hanya pertimbangan emosional.

12/3/2018

Sumber: hersubenoarief.com

Tim Pencari Fakta PBB; Genosida Muslim Rohingya Disponsori Negara

Tim Pencari Fakta PBB; Genosida Muslim Rohingya Disponsori Negara

10Berita – Tim Pencari Fakta Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) merilis temuan berisi pelanggaran hak asasi manusia yang menimpa etnik minoritas Muslim di Myanmar, termasuk Rohingya, dalam sidang Dewan HAM PBB di Jenewa, Swiss.

Dalam laporan yang dibacakan mantan Jaksa Agung di era Presiden Gur Dur, Marzuki Darusman menyebut kekerasan yang terjadi di Rakhine State dilakukan secara sistematis dan terstruktur.

Laporan ini didasari informasi yang dikumpulkan dari 600-an wawancara dengan para korban dan saksi mata saat tim pencari fakta berkunjung ke Bangladesh, Malaysia, dan Thailand.

“Kejadian-kejadian yang kami selidiki secara rinci di Negara Bagian Rakhine, Kachin, dan Shan adalah wujud dari pola pelanggaran HAM secara sistematis dan bertahan lama di Myanmar,” papar Marzuki.

“Bantahan apapun mengenai keseriusan situasi di Rakhine, pelanggaran HAM yang dilaporkan, dan penderitaan para korban, tidak bisa dipertahankan. Kami mempunyai ratusan pengakuan kredibel yang mengerikan,” imbuh Marzuki.

Sejak tim pencari fakta PBB dibentuk, pemerintah Myanmar menolak memberi tim tersebut akses masuk ke wilayah mereka.

Sebagai gantinya, pemerintah Myanmar membentuk sendiri Komisi Penyelidik Negara Bagian Rakhine. Kesimpulan komisi itu adalah tiada bukti yang menunjukkan terjadinya genosida atau pembunuhan besar-besaran secara berencana terhadap kelompok minoritas Rohingya.

Komisi ini diketuai Jenderal Purnawirawan Myint Swe, yang kini menjabat sebagai wakil presiden.

Operasi ‘Pembersihan’

Di dalam laporan tim pencari fakta PBB, terdapat delapan temuan yang berhubungan dengan tuduhan mengenai ‘operasi pembersihan’ militer Myanmar terhadap komunitas Rohingya selepas serangan kelompok milisi ARSA (Tentara Pembebasan Arakan Rohingya).

“Pengakuan kredibel bermunculan mengenai aksi pelanggaran HAM pasukan keamanan negara selama berlangsungnya operasi ini. Operasi ini menimbulkan korban dalam jumlah yang sangat besar,” tulis laporan tersebut.

Sepak terjang militer Myanmar, sebagaimana dibeberkan laporan tersebut, beragam. Mulai dari penembakan membabi buta ke penduduk desa yang melarikan diri hingga pembakaran sejumlah orang secara hidup-hidup di rumah mereka, termasuk kaum manula, difabel, dan bocah kecil.

Gambar satelit menunjukkan sedikitnya 319 desa dibakar seluruhnya atau sebagian setelah operasi pembersihan dimulai pada 25 Agustus 2017.

“Kami punya pengakuan ratusan saksi mata. Kami telah melihat foto dan gambar satelit desa-desa Rohingya diratakan oleh buldoser, menghapus semua jejak kehidupan dan komunitas yang tadinya berada di sana. Belum lagi, menghancurkan semua bukti kejahatan yang mungkin ada,” papar Marzuki.

Selain mendapat pengakuan soal penghancuran desa-desa Rohingya, laporan tim pencari fakta PBB berisi kesaksikan mengenai pemerkosaan massal dan pembunuhan terhadap anak-anak.

“Sifat kekerasan yang disponsori negara secara meluas dan sistematis ini menunjukkan adanya perencanaan dan pengorganisasian terlebih dahulu dan ini akan kami selidiki hingga detil,” sebut laporan itu.

“Kami tengah menganalisa peran dan struktur komando pasukan keamanan serta keterlibatan pihak lain…Kami akan menyematkan di mana tanggung jawab masing-masing pihak.”

Tim pencari fakta PBB dibentuk Dewan HAM PBB pada Maret 2017 lalu untuk mencari dan mendapatkan fakta-fakta dugaan pelanggaran HAM yang dilakukan militer dan aparat keamanan di Myanmar.

Sumber :BBC Indonesia,

Menurut Lembaga Internasional S&P, Rupiah Indonesia anjlok hingga 15.000

Menurut Lembaga Internasional S&P, Rupiah Indonesia anjlok hingga 15.000


10Berita, Lembaga pemeringkat internasional S&P Global Ratings memperkirakan pelemahan mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) akan mencapai level Rp 15.000 per dolar, seperti yang sempat terjadi di tahun 2015.

“Untuk rupiah, kami sudah mengestimasi bahwa depresiasi rupiah menuju Rp 15.000 per dolar AS adalah level yang harus diperhatikan,” kata Xavier Jean, Senior Director Corporate Ratings S&P Global Ratings, kepada wartawan dalam konferensi pers hari Selasa (13/3/2018).

Ia mengatakan memang pelemahan itu tidak akan secara langsung berdampak terhadap aliran dana asing, tetapi tekanan akan dirasakan berbagai perusahaan yang operasionalnya terkait dengan valuta asing (valas).

Beberapa langkah, seperti lindung nilai/hedge dan restrukturasi proaktif terhadap utang berdenominasi valas akan diambil oleh perusahaan saat rupiah sudah menyentuh level tersebut.

Hal itu terjadi karena mereka memandang level Rp 15.000/dolar sebagai level psikologis. Jika rupiah sudah menembus level tersebut, mereka akan kesulitan meneruskan kegiatan usahanya.

Namun, Xavier mengatakan pihak S&P tidak melihat level tersebut sebagai masalah besar layaknya yang terjadi di tahun 2015 karena kondisi fundamental ekonomi Indonesia lebih baik dibandingkan periode tersebut. Justru, isu yang perlu lebih diperhatikan adalah laju depresiasi.

“Tidak hanya memberi tekanan, tetapi kepercayaan diri para investor juga terdampak dengan depresiasi yang cepat,” katanya.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menguat hari Selasa sejalan dengan mata uang kawasan yang menguat terhadap greenback.

Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) berada di Rp 13.757/ US$ atau terapresiasi 0,08% dibandingkan sehari sebelumnya.

Di pasar spot, dolar AS pada pukul 10.00 WIB diperdagangkan di posisi Rp 13.758/ US$, menguat 0,05% dibandingkan penutupan hari sebelumnya.

Hari ini, posisi terkuat rupiah berada di Rp 13.750/ US$ sementara terlemah ada di Rp Rp 13.760/ US$.

Sebelumnya, rupiah sempat melemah hingga Rp 13.800 akibat ekspektasi kenaikan suku bunga acuan bank sentral AS, Federal Reserve, yang lebih cepat dan kekhawatiran akan dampak buruk kebijakan bea impor baja AS.

Sumber: CNBCIndonesia, Dakwah media