OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Kamis, 15 Maret 2018

Xi  Jinping Presiden Seumur Hidup, Indonesia Butuh Pemimpin Yang Bisa Tegak Menghadapinya…

Xi  Jinping Presiden Seumur Hidup, Indonesia Butuh Pemimpin Yang Bisa Tegak Menghadapinya…

10Berita -Xi Jinping adalah arsitek yang membuat China menjadi negara ekspansionis ekonomi dan militer. Tokoh Partai Komunis China itu ditetapkan sebagai Presiden China seumur hidup. Indonesia butuh pemimpin yang bisa mengimbangi manuver Xi Jinping.

Peringatan itu disampaikan mantan juru bicara Presiden KH Abdurrahman Wahid, Adhie Massardi menyikapi penetapan Xi Jinping sebagai presiden China seumur hidup.

“Xi Jinping arsitek yang bikin China jadi negara ekspansionis ekonomi dan militer. Kini Xi dinobatkan sebagai Presiden RRChina seumur hidup. Dunia cemas. (Indonesia perlu pemimpin yang bisa imbangi manuver Xi. Berhenti main-main dengan elektabilitas di Pilpres 2019. Bahaya! Kita butuh yang berkualitas),” tegas Adhie di akun Twitter @AdhieMassardi.


Senada dengan Adhie, wartawan senior Didien Azhar menegaskan, untuk menghadapi Xi Jinping, pemimpin Indonesia harus sosok yang berjiwa murni nasionalis yang berpakem Nusantara.

“Dalam menghadapi skema permainan geopolitik yang dijalankan oleh si ‘Han Muda’, Xi Jinping, di mana wilayah Indonesia masuk dalam rencana integrasi One Road, dan politik ofensif Barack Obama yang cenderung memindahkan ‘medan tempur’ ke Asia-Pasifik (2010-2020), maka kita perlu segera membangun benteng pertahanan nasional berupa kontra-skema berbasis Kepentingan Nasional dan memilih Pemimpin mumpuni yang berkarakter kuat,” tegas Didien di akun @didienAZHAR.

Halaman selanjutnya →

Halaman 1 2


Siapa yang dimaksud Didien? “Pilihan seharusnya jatuh kepada sosok berjiwa murni Nasionalis yang berpakem Nusantara, bukannya sosok yang dipilih oleh para kapitalis lalu dibungkus dengan bungkusan Nasionalis, untuk yang satu ini saya lebih senang menyebutnya Nasionalis berpakem Kapitalis…,” tegas @didienAZHAR.

Dengan tegas Didien Azhar menyebut Prabowo Subianto. “Di mata saya, Prabowo Subianto, dialah anak kandung Ibu Pertiwi yang mumpuni menghadapi para predator global dengan menggunakan aspek pancagatra (ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan) juga aspek trigatra (geografi, kependudukan dan SDA), belum lagi kemampuannya dalam beberapa aspek/gatra seperti gatra KOMUNIKASI, TRANSPORTASI dan SEJARAH pada elemen geopolitik Indonesia. Beliau paham pemaknaan 3-G (geopolitik, geostrategi dan geoekonomi) yang selaras dengan nilai-nilai Kepentingan Nasional RI,” tegas @didienAZHAR.(kl/ito)

Sumber : Eramuslim

Mufti Eropa : Muslim Rusia Capai 25 Juta Orang

Mufti Eropa : Muslim Rusia Capai 25 Juta Orang

10Berita, ISLAM dilaporkan telah berkembang secara signifikan di Rusia. Bahkan seorang Mufti Eropa mengatakan bahwa Muslim di Rusia telah mencapai 25 juta orang, sejak Islam pertama kali ‘menginjakkan kaki’ di Kaukasus pada pertengahan abad ke-7 masehi.

“Islam datang ke Rusia pada abad ketujuh. Pengikut Nabi Muhammad SAW telah datang ke Rusia pada usia 22 tahun setelah dia meninggalkan kehidupan duniawi, ” ungkap Mufti Besar Rusia Syeikh Rawil Gaynetdin mengatakan kepada Anadolu Agency .

“Mereka datang ke sebuah kota yang saat ini dikenal sebagai Derbent, berada di Southern Dagestan. Dan di daerah inilah pertama kali azan dikumandangkan di tanah Dagestan,” kata sang mufti.

Menurut Gaynetdin, jumlah umat Islam di Rusia telah berkembang karena tingginya angka kelahiran keluarga Muslim serta kedatangan umat Islam dari Asia Tengah.

Saat ini, mayoritas Muslim tinggal di wilayah Moskow dan daerah metropolitan utama lainnya seperti St. Petersburg dan Yekaterinburg.

“Ada juga wilayah dengan jumlah umat Islam tertinggi yakni di Tatarstan, Bashkortostan, dan republik Kaukasus Utara,” sang mufti menambahkan.

Mayoritas Muslim Rusia adalah Sunni dari mazhab Hanafi. Namun sebagian juga Sunni dari mazhab Syafi’I bahkan Syiah.

“Orang-orang Syiah Rusia terutama orang Azeris dan Tajik dari Pamir dan jumlahnya kecil. Sebagian besar orang Syiah tinggal di Derbent, Dagestan selatan. Di Moskow, hanya satu komunitas yang terdaftar sebagai Syiah,” terang Mufti.

Menurut Mufti, sistem administrasi Muslim Rusia terdiri dari tiga pusat federal.

Di Moskow, ada Dewan Mufti Rusia; Otoritas Spiritual Muslim berada di kota Ufa dan Otoritas Spiritual Muslim ada di Kaukasus, yang bertindak sebagai pusat koordinasi umat Islam di Kaukasus Utara.

“Islam adalah agama yang sangat demokratis, kita tidak memiliki satu hirarki seperti dalam agama Kristen.

Mufti juga mengkritik tindakan Israel terbaru dalam keputusan Al-Quds dan Donald Trump untuk mengakuinya sebagai ibu kota Israel.

“Yerusalem adalah tempat suci dari tiga agama langit. Dan itu harus tetap menjadi tempat suci Yahudi, Kristen dan Muslim. Israel tidak memiliki hak untuk merebut kekuasaan dan untuk mengubah kota ini hanya menjadi Israel. Tidak ada hak untuk mengambil peluang dari umat Islam dan Kristen di sana untuk beribadah. Dan ini akan terjadi jika Israel merebut kekuasaan atas kota ini,” tutur mufti. 

Sumber : islampos

Tak Boleh Dilarang, Dirjen Pendis Kemenag: Kita tak Bisa Identikkan Cadar dengan Ideologi Tertentu

Tak Boleh Dilarang, Dirjen Pendis Kemenag: Kita tak Bisa Identikkan Cadar dengan Ideologi Tertentu


Dirjen Pendis Kemenag RI Prof Dr (Phil) Kamaruddin Amin, MA

10Berita,  JAKARTA Belakangan ini, beberapa Perguruan Tinggi Islam mempersoalkan pakaian cadar di kampus. Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta sebelumya sempat mengeluarkan larangan cadar bagi mahasiswinya, meski akhirnya sang rektornya menarik aturan tersebut.

Belum lama setelah UIN Sunan Kalijaga, kini Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kota Bukittinggi, Sumatera Barat, diberitakan telah mengeluarkan sebuah surat teguran terhadap seorang Dosen Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan atas nama Hayati Syafri yang mengenakan cadar.

Menanggapi hal tersebut, Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama Islam (Pendis Kemenag) RI, Prof Dr (Phil) Kamaruddin Amin, MA mengingatkan bahwa pada dasarnya cadar itu tak boleh dilarang dan kita tak bisa mengidentikkannya dengan sebuah ideologi tertentu.

“Kita tentu tidak bisa mengidentikkan antara cadar dengan sebuah ideologi tertentu. Itu dilakukan investigasi dan komunikasi yang intensif. Jadi pada dasarnya cadar itu tidak boleh dilarang, setiap orang punya hak untuk itu,” tegas Kamaruddin saat menghadiri Rakor Kemenag di Ancol, Jakarta Utara, Rabu (14/3/2018).

“Kita tentu hanya bisa memberi arahan mengimbau mereka agar betul-betul memperhatikan banyak faktor terkait dengan cadar ini,” imbuhnya.

Oleh karenanya, Kamaruddin menganjurkan pihak kampus untuk melakukan pendekatan persuasif dan dialogis.

Menurutnya, pemakaian cadar sebagai ekspresi ke-Islam-an, mestinya menjadi pertimbangan khusus pimpinan kampus.

“Karena tentu cadar itu adalah sebuah simbol ekspresi cita rasa keberagamaan sesungguhnya, yang merupakan kombinasi antar budaya, pemahaman keagamaan, tempat dan waktu,” ungkapnya.

Ia mengatakan, jika hanya alasan cadar semata, hal itu mestinya tidak boleh dilarang. Namun jika nantinya ada alasan di balik itu, perlu dipastikan betul alasannya.

Jika alasannya dapat mengganggu proses belajar mengajar, tentu, kata dia, harus dijelaskan dulu bagaimana hal itu bisa dianggap mengganggu.

“Jadi harus betul-betul ditreat secara spesifik dan harus sebijak, searif dan seikhlas mungkin karena mereka itu adalah stakeholder kita, mereka itu adalah mahasiswa dan dosen kita, mereka itu adalah bagian dari kita, sehingga bersama-sama kita harus melakukan komunikasi dan diskusi,” ungkap Kamaruddin.

Karena itu, Kamaruddin berpesan kepada segenap Perguruan Tinggi Islam di seluruh Indonesia untuk bertindak sebijak mungkin, melakukan komunikasi, dialog serta pembinaan.

“Agar suasana keberagamaan yang salah satu ekspresinya dengan menggunakan cadar itu bisa dihormati dan dihargai,” kata dia.

Adapun terkait kewenangan pelarangan, hal itu, ujarnya, sebagaimana UU No 4 tahun 2014 dan UU 12 tahun 2012 tentang penyelenggaraan pendidikan tinggi, adalah wewenang perguruan tinggi. Rektor diberi kewenangan untuk mengurus persoalan akademik dan non akademik.

Dengan demikian, ujar Kamaruddin, pihaknya hanya bisa memberi arahan dan imbauan mengenai hal tersebut. (MNM/)

Sumber :Salam Online.

Sedekah, kenapa Harus Ikhlas …

Sedekah, kenapa Harus Ikhlas …

10Berita, ALLAH SWT memberikan kepada kita bagaimana seorang hamba yang ternyata mempunyai kekuatan dahsyat adalah hamba yang bersedekah, tetapi tetap dalam kondisi ikhlas. Karena naluri dasar kita sebenarnya selalu rindu akan pujian, penghormatan, penghargaan, ucapan terima kasih, dan sebagainya. Kita pun selalu tergelitik untuk memamerkan segala apa yang ada pada diri kita ataupun segala apa yang bisa kita lakukan. Apalagi kalau yang ada pada diri kita atau yang tengah kita lakukan itu berupa kebaikan.

Karenanya, tidak usah heran, seorang hamba yang bersedekah dengan ikhlas adalah orang-orang yang mempunyai kekuatan dahsyat. Sungguh ia tidak akan kalah oleh aneka macam selera rendah, yaitu rindu pujian dan penghargaan.

Apalagi kedahsyatan seorang hamba yang bersedekah dengan ikhlas? Pada suatu hari datang kepada seorang ulama dua orang akhwat yang mengaku baru kembali dari kampung halamannya di kawasan Jawa Tengah. Keduanya kemudian bercerita mengenai sebuah kejadian luar biasa yang dialaminya ketika pulang kampung dengan naik bis antar kota beberapa hari sebelumnya. Di tengah perjalanan bis yang ditumpanginya terkena musibah, bertabrakan dengan dahsyatnya. Seluruh penumpang mengalami luka berat.

Bahkan para penumpang yang duduk di kurs-kursi di dekatnya meninggal seketika dengan bersimbah darah. Dari seluruh penumpang tersebut hanya dua orang yang selamat, bahkan tidak terluka sedikit pun. Mereka itu, ya kedua akhwat itulah. Keduanya mengisahkan kejadian tersebut dengan menangis tersedu-sedu penuh syukur.

Mengapa mereka ditakdirkan Allah selamat tidak kurang suatu apa? Menurut pengakuan keduanya, ada dua amalan yang dikerjakan keduanya ketika itu, yakni ketika hendak berangkat mereka sempat bersedekah terlebih dahulu dan selama dalam perjalanan selalu melafalkan dzikir.

Sahabat, tidaklah kita ragukan lagi, bahwa inilah sebagian dari fadhilah (keutamaan) bersedekah. Allah pasti menurunkan balasannya disaat-saat sangat dibutuhkan dengan jalan yang tidak pernah disangka-sangka.

Allah Azza wa Jalla adalah Zat yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang kepada semua hamba-Nya. Bahkan kepada kita yang pada hampir setiap desah nafas selalu membangkang terhadap perintah-Nya pada hampir setiap gerak-gerik kita tercermin amalan yang dilarang-Nya, toh Dia tetap saja mengucurkan rahmat-Nya yang tiada terkira.

Segala amalan yang kita perbuat, amal baik ataupun amal buruk, semuanya akan terpulang kepada kita. Demikian juga jika kita berbicara soal harta yang kini ada dalam genggaman kita dan kerapkali membuat kita lalai dan alpa. Demi Allah, semua ini datangnya dari Allah yang Maha Pemberi Rizki dan Mahakaya. Dititipkan-Nya kepada kita tiada lain supaya kita bisa beramal dan bersedekah dengan sepenuh ke-ikhlas-an semata-mata karena Allah. Kemudian pastilah kita akan mendapatkan balasan pahala dari pada-Nya, baik ketika di dunia ini maupun saat menghadap-Nya kelak.

Dari pengalaman kongkrit kedua akhwat ataupun kutipan hadits seperti diuraikan di atas, dengan penuh kayakinan kita dapat menangkap bukti yang dijanjikan Allah SWT dan Rasul-Nya, bahwa sekecil apapun harta yang disedekahkan dengan ikhlas, niscaya akan tampak betapa dahsyat balasan dari-Nya.[]

Sumber: E-Book Kumpulan Tausiyah Aa Gym,  Islampos.

Mengenali 3 Jenis Makanan yang Bisa Picu Kanker Serviks

Mengenali 3 Jenis Makanan yang Bisa Picu Kanker Serviks

10Berita  - Kanker merupakan jenis penyakit yang cukup mematikan, beragam jenis kanker juga terus bermunculan dari mulai yang ringan hingga ganas.

Kanker bisa menyerang siapa saja pria, wanita, yang masih muda hingga yang sudah tua. Ada juga jenis kanker yang hanya menyerang wanita seperti kanker serviks.

Kanker serviks termasuk kanker yang cukup mematikan setelah kanker payudara. Kanker servik bahkan termasuk kanker yang memiliki gejala awal yang tidak jelas dan tidak mudah disembuhkan.

Pemicu kanker servik ini beragam, mulai dari kebiasaan hubungan seksual yang tidak aman hingga akibat makanan.

Terkait makanan, berikut ada beberapa jenis makanan yang sebaiknya dihindari agar Anda tidak terkena kanker serviks.

1 Makanan berlemak tinggi

Makanan berlemak tinggi sangat buruk sekali untuk tubuh, makanan seperti ini bisa memiu obesitas dan membuat tubuh mengalami fluktuasi hormon estrogen.

Nah fluktuasi hormon estrogen yang berlebihan inilah yang dipercaya bisa memicu kanker serviks pada wanita.

2 Makanan dengan Pengawet Tinggi

Zat pengawet pada makanan bukan hal yan baru, namun jika kita terus bergantung pada makanan yang mengandung pengawet tinggi ini bisa mengancam tubuh kita.

Rutin makan makanan dengan zat kimia tinggi sangat bisa memicu banyak kanker, termasuk kanker serviks.

3 Makanan cepat saji

Kehidupan serba cepat membuat semua orang ingin serba praktis, termasuk dalam makanan.

Makanan cepat cepat saji pun laris tidak kepalang, namun sebaiknya makan makanan cepat saji dikurangi karena makanan seperti ini jika dimakan dalam jangka waktu lama bisa memicu beragam macam penyakit seperti obesitas, kerusakan pembuluh darah hingga kanker serviks.

Sumber : Tribunnews.com

NGAKAK! Jokowi Ancam yang Tuduh Dirinya PKI Akan Digebuk, Warganet: Gebuknya Pake Sekop, Pakde!

NGAKAK! Jokowi Ancam yang Tuduh Dirinya PKI Akan Digebuk, Warganet: Gebuknya Pake Sekop, Pakde!


10Berita, Jokowi berjanji untuk menindak secara tegas pihak yang menyebarkan isu bahwa dirinya memiliki keterkaitan dengan Partai Komunis Indonesia (PKI).

Isu itu sempat merebak beberapa kali di jaringan internet, termasuk media sosial, dan kembali diembuskan belakangan, menjelang Pemilihan Umum Presiden (Pilpres) 2019.

"Ya jengkel (dituduh PKI), tapi nyari orangnya enggak ketemu-ketemu. Awas kalau ketemu, tak gebuk betul itu," ujar Jokowi kepada masyarakat Kota Serang dalam acara pembagian sertifikat tanah di Alun-alun kota, Rabu, 14 Maret 2018.

Jokowi menyampaikan, dirinya dilahirkan pada 1961. Sementara PKI, dibubarkan pemerintah pada 1965. Dengan demikian, Jokowi sangat tak mungkin sempat menjadi kader PKI di masa ia masih balita.

"Jangan seperti itu. Itu namanya fitnah. Ngawur kan seperti itu. Logikanya enggak masuk tapi ada yang percaya gitu loh. Ada itu yang percaya," ujar Jokowi.

-------------

Pernyataan Jokowi pun membuat warganet meradang dan berkomentar tajam.

Realita,yg digebuk umat islam.

— Jumadi Sutar (@jumadi_sutar) March 14, 2018

Yg bangga jadi anak pki itu kgk lu gebuk

— pak dhe (@anto_irpus) March 14, 2018

Gebug pake sekop pakde

— jhony Walker (@Kupreter) March 14, 2018


Sumber : PORTAL ISLAM

Hamas Bukan Sumber Masalah

Hamas Bukan Sumber Masalah


Rakyat Palestin di Jalur Gaza. (blogspot.com)

10Berita  – Doha. Pada 08 Maret 2018 lalu, Washington Post memuat artikel yang ditulis oleh Utusan AS untuk Proses Perdamaian Jason Greenblatt. Artikel yang diberi judul “Apakah Hamas Memiliki Keberanian Untuk Mengakui Kekalahan?” itu, diklaim sebagai bentuk dukungan bagi kepentingan dan kesejahteraan rakyat Palestina, utamanya Jalur Gaza.

Namun di dalam artikel tersebut banyak sekali terdapat kecurangan dan kesalahan. Artikel tersebut tidak tepat untuk dinobatkan sebagai perwakilan sikap negara besar yang senantiasa menyeru kepada perdamaian, keamanan dan stabilitas.

Dalam tulisannya, Greenblatt menganggap Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) bertanggung jawab atas buruknya kondisi kemanusiaan di Gaza. Di sisi lain, ia justru membebaskan Israel sebagai kekuatan penjajah dari seluruh tanggung jawab. Ia juga mencampur adukkan fakta dengan tujuan mengaburkan karakter negara dan pemerintahnya di dunia luar, terutama di Timur Tengah.

Maka dari itu, penting kiranya ada bantahan terhadap khurafat yang diciptakan oleh Greenblatt tersebut. Sekiranya sangat penting bagi juru bicara negara besar seperti AS untuk memiliki batas minimal kredibilitas dan objektivitas. Oleh karena itu, kiranya Greenblatt memperhatikan hal-hal berikut:

Pertama: Hamas adalah pergerakan yang dipilih secara demokratis oleh sebagian besar rakyat Palestina dalam pemilu yang bebas, adik dan transparan, pada Januari 2006 lalu. Fakta ini diakui oleh banyak lembaga dan tokoh internasional, termasuk Mantan Presiden AS, Jimmy Carter.

Masalahnya muncul saat negara yang mengkampanyekan demokrasi di dunia, justru menolak hasil pemilu di Palestina tersebut. Bahkan, AS juga memberlakukan blokade sebelum Hamas membentuk pemerintahan. Tindakan ini dipimpin langsung oleh Menlu AS kala itu, Condoleezza Rice. Ia pula yang menciptakan kondisi kuartet yang tak adil.

Biasnya sikap AS terkait konsep demokrasi yang mereka inginkan semakin terbukti melalui pernyataan Mantan Menlu AS, Hillary Clinton. Dalam memorialnya, Clinton mengatakan, “Amerika melakukan kesalahan saat mengizinkan pemilihan tapi tidak mengakui hasilnya.”

AS, yang tengah menghadapi banyak pelanggaran hukum dan Ham, tampaknya lupa bahwa Gaza adalah wilayah yang terjajah secara hukum internasional. Dan Israel, adalah penjajah yang bertanggung jawab penuh terhadap kehidupan di Gaza, baik bahan makanan, obat-obatan, pasokan listrik, kebebasan bergerak dan hak berdagang. Bukan Hamas.

Kedua: Banyak lembaga internasional menyebutkan, blokade pada Gaza merupakan kezaliman dan kriminal. Bahkan adapula yang menyebutnya sebagai kejahatan perang. Sering kali lembaga-lembaga ini menuntut Israel agar segera mengakhiri blokade, atau setidaknya meringankan.

Ketiga: Berkaitan dengan kondisi kuartet yang tak adil, yang dituntut untuk mengakui Israel adalah negara dan pemerintahan. Bukan organisasi ataupun partai seperti Gerakan Hamas.

Namun, Israel seperti apa yang perlu diakui? Dimana batas-batasnya? Apa konstitusinya? Lalu apakah partai penguasa di Israel juga mengakui negara Palestina? Apakah mereka juga mengakui hak-hak rakyat Palestina? Atau memberi hak bagi para pengungsi Palestina untuk kembali ke tanah kelahiran mereka?

Mungkin pernyataan PM Israel Benyamin Netanyahu dalam Konferensi AIPAC pada 06 Maret lalu, dapat menjadi pengingat bagi Tn Greenblatt tentang hal di atas. Saat itu, Netanyahu mengatakan, “Tidak akan pernah ada negara Palestina. Yang ada hanya hukum mandiri terbatas.” Itulah pernyataan sekutu Anda untuk proses perdamaian!

Keempat: Sementara perlawanan yang dituding sebagai kekerasan, maka sesunguhnya seluruh agama atau aliran pun membebankan pada seluruh rakyat terjajah untuk melawan. Termasuk perlawanan menggunakan senjata.

Jika melawan penjajah disebut kekerasan, lalu apa nama yang tepat untuk pencuri tanah orang lain? Apa sebutan yang tepat untuk pasukan pembantai anak-anak? Apapula nama untuk mereka yang meluluh lantakkan rumah-rumah penduduk dan mengusir penghunianya? Terakhir julukan apa bagi mereka yang melarang rakyat Gaza untuk mengobati sakit yang mereka derita? Bukankah itu semua kekerasan? Atau harus disebut teroris saja?

Kelima: Terkait kondisi kemanusiaan di Gaza, memang itu bencana. Kondisi di lapangan jauh lebih buruk dari julukan yang dipublikasikan. Berkenaan dengan ini, Anda bisa merujuk pada laporan PBB, khususnya Badan Koordinasi Kemanusiaan (OCHA), yang bertanggung jawab atas kondisi kemanusiaan di PBB.

Namun, bencana kemanusiaan itu adalah hasil dari blokade Israel atas Gaza. Blokade mengubah Gaza menjadi penjara bagi lebih dari dua juta manusia. Bahkan terkadang, zionis itu memperlakukan Gaza layaknya kebun binatang, di mana ia memasukkan apa saja yang diinginkan.

Sejauh ini, semua langkah Hamas baik skala politik, pemerintahan, kebangsaan maupun regional, semata-mata hanya untuk mengakhiri blokade. Tak ada waktu sedikitpun bagi Hamas tanpa membahas jalan keluar krisis. Namun, campur tangan asing macam AS dan Israel, menggagalkan semua upaya itu, bahkan lebih dari satu kali.

Rasanya cukup dengan membaca Dokumen Politik Hamas yang dirilis pada Juni 2017 lalu, untuk membuktikan semua upaya Hamas. Gerakan itu sangat menghindari perselisihan dalam mewujudkan perdamaian dan stabilitas. Namun sangat disayangkan, semua upaya Hamas ditanggapi dengan penolakan dan tanggapan negatif.

Hamas hanya berjuang untuk kemerdekaan, kebabasan, kemandirian dan kesejahteraan rakyat Palestina saja. Mereka pun hanya bekerjasama dengan pihak-pihak yang baik di dunia ini.

Keenam: Satu hal yang perlu dipahami adalah, meski berbeda sikap dengan Hamas, namun tak selayaknya seluruh rakyat Palestina menerima hukuman. Rakyat Palestina tak boleh dihalangi dari hak mereka. Mereka juga tak seharusnya didorong kepada sikap frustasi akan gambaran masa depan yang lebih baik.

Gaza merupakan kota kuno, dan penduduknya mencintai kehidupan yang indah. Mereka punya cita-cita untuk turut berkontribusi menciptakan kebaikan bagi kehidupan manusia. Hal ini mampu mereka lakukan dengan para pemuda dan vitalitas yang telah mereka jalani. (whc/dakwatuna)

Sumber: Aljazeera

KTT Gedung Putih tentang Gaza Bertujuan ‘Mengakhiri Perjuangan Palestina’

KTT Gedung Putih tentang Gaza Bertujuan ‘Mengakhiri Perjuangan Palestina’


AS ingin menunjukkan beberapa proposal masalah kemanusiaan yang dihadapi warga Gaza. (Foto: Reuters)

10Berita,  Ketika Gedung Putih bersiap untuk mengadakan sebuah Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) yang bertujuan menyelesaikan krisis kemanusiaan di Jalur Gaza, orang-orang Palestina di daerah kantong yang terkepung itu mengatakan bahwa KTT tersebut adalah sebagai upaya untuk ‘mengakhiri perjuangan Palestina’ dan mengubahnya menjadi “proyek bantuan”.

Perwakilan Palestina menolak undangan Gedung Putih itu. Mereka tidak hadir dalam konferensi yang berlangsung pada Selasa (13/3/2018) di Washington tersebut.

Namun, perwakilan dari sekitar 20 negara, termasuk di antara peserta yang akan membahas tantangan kesehatan di Gaza seperti masalah air dan listrik yang terkontaminasi kronis, serta kemiskinan dan ketahanan pangan.

Negara dan badan internasional yang menghadiri konferensi tersebut meliputi Bahrain, Mesir, Uni Eropa, Yordania, Arab Saudi, Oman, Qatar, Uni Emirat Arab, Perserikatan Bangsa-Bangsa, Jepang, Siprus, Kanada dan “Israel”.

Amerika Serikat diharapkan memperlihatkan beberapa proposal yang menangani masalah ini.

Menantu Presiden Donald Trump Jared Kushner dan utusan untuk Timur Tengah Jason Greenblatt –yang merupakan pendukung utama kebijakan sayap kanan “Israel” melawan orang-orang Palestina—berbicara di KTT tersebut.

Dalam sambutan pembukaannya, Greenblatt menyalahkan Hamas, kelompok Palestina yang memerintah di Gaza. Ia mengatakan bahwa Hamas “sangat tidak layak” untuk memerintah wilayah tersebut.

“Ini tentang kesehatan, keselamatan dan kebahagiaan rakyat Gaza, dan semua orang Palestina, ‘Israel’ dan Mesir,” ujarnya.

Penduduk Gaza terus menghadapi situasi seperti putus asa karena blokade yang diikuti kekurangan air dan pasokan listrik serta obat-obatan. Akibatnya dokter tidak dapat melakukan operasi.

Blokade penjajah Zionis di Gaza, dalam bentuknya sekarang, telah berlangsung sejak Juni 2007. Zionis “Israel” memberlakukan blokade darat, laut dan udara di wilayah tersebut setelah Hamas memenangkan pemilihan umum di daerah kantong Palestina itu setahun sebelumnya.

Penjajah Zionis menguasai wilayah udara dan perairan teritorial Gaza, serta dua dari tiga titik persimpangan; yang ketiga dikendalikan oleh Mesir. Baik “Israel” maupun Mesir telah membuat perbatasan Gaza ditutup. Mereka bertanggungjawab atas memburuknya situasi ekonomi dan kemanusiaan di Gaza.

Gaza, yang telah mengalami tiga serangan “Israel” dalam satu dekade terakhir, merupakan rumah bagi sekitar dua juta orang. Banyak di antara warganya terlibat dalam demonstrasi menentang keputusan sepihak Trump untuk mengakui Yerusalem sebagai ibu kota wilayah jajahan Zionis “Israel” pada Desember 2017 lalu.

Sejak Trump mengambil keputusan sepihak itu, Otoritas Palestina (PA) telah mempertanyakan posisi AS sebagai broker yang jujur dalam menengahi upaya perdamaian antara Palestina dengan “Israel”.

Broker tidak jujur

Dengan AS sekarang dianggap sebagai broker tidak jujur oleh banyak warga Palestina, penduduk Jalur Gaza percaya bahwa konferensi tersebut diadakan untuk “melindungi Israel” dari perang lain dengan Gaza.

“Ini akan menghalangi rencana Trump,” kata Abdulkareem Abden Enein (29) kepada Aljazeera.

“Saya mengharapkan hasil konferensi tersebut menjadi positif bagi rakyat Gaza, terutama karena ‘Israel’ terlibat.”

“Meskipun ini mungkin merupakan hal yang positif bagi warga Gaza, namun saya pikir ini mungkin akan menyakitkan bagi pemerintahan persatuan dan kesepakatan rekonsiliasi antara Fatah dan Hamas,” perkiraan Enein.

Hamas dan Fatah, dua partai politik utama Palestina, menandatangani sebuah kesepakatan rekonsiliasi pada Oktober 2017, mengakhiri satu dekade pembagian wilayah dengan dua pemerintah paralel yang beroperasi di Gaza dan Tepi Barat.

Kesepakatan untuk membentuk pemerintah persatuan ditandatangani di ibukota Mesir, Kairo, pada 13 Oktober 2017. Namun upaya untuk mengimplementasikan kesepakatan tersebut telah menghadapi hambatan.

Abden Enein yakin itu keputusan yang tepat bagi Otoritas Palestina untuk menolak undangan Gedung Putih dalam KTT tersebut.

“Saya tidak berpikir seharusnya Otoritas Palestina hadir—saya pikir tidak satu pun pejabat Palestina menghadiri acara yang diprakarsai oleh AS sampai pemerintah Trump keputusannya terhadap orang-orang Palestina,” ujarnya.

Demikian pula, Ibtihal Mohammed yang berusia 23 tahun mengatakan AS hanya berusaha memastikan hal itu, di mata masyarakat internasional, “mempertahankan seruannya untuk perdamaian dan stabilitas di wilayah ini”.

“Tapi sayangnya, dan seperti biasa, ini hanya tindakan yang dihadapinya dari tahun ke tahun,” terang Ibtihal.

“Saya pikir hasil konferensi akan sedikit—mungkin beberapa bantuan akan disampaikan, tapi itu tidak akan bertahan, terutama jika kondisi tertentu tidak terpenuhi,” imbuhnya.

‘Mengampuni Israel”

Pada Januari lalu, Trump mengumumkan bahwa pemerintah AS akan memotong lebih dari setengah dana yang direncanakannya terhadap badan PBB untuk pengungsi Palestina, sebuah langkah yang bisa menjadi bencana bagi jutaan orang yang membutuhkan.

Dengan menahan US$65 juta paket bantuan senilai US$125 juta yang diperuntukkan bagi Badan Bantuan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi Palestina (UNRWA), AS dapat menghambat sebagian besar operasi lembaga tersebut.

Selama hampir 70 tahun, UNRWA telah menjadi jalur kehidupan bagi lebih dari lima juta pengungsi Palestina yang terdaftar di wilayah-wilayah pendudukan serta Lebanon, Yordania dan Suriah.

Dan bagi penduduk Gaza, dukungan UNRWA adalah satu-satunya konstanta.

Dengan demikian, beberapa warga Gaza melihat lapisan perak dalam upaya terakhir yang diajukan oleh AS untuk mengakhiri krisis kemanusiaan di Gaza.

Penulis yang berbasis di Gaza, Asmaa al-Ghoul, mengatakan kepada Aljazeera sebuah konferensi yang membahas “kondisi kehidupan yang tak tertahankan dari Jalur Gaza diterima”.

“AS tidak melakukan apapun di masa lalu selain menempatkan Hamas pada daftar kelompok teror global, yang hanya mempersulit Jalur Gaza lagi,” terangnya.

Al-Ghoul juga menyalahkan Fatah dan Hamas atas kondisi yang memburuk di Gaza.

“Fatah tidak melakukan apapun untuk menghentikan blockade, dan sebaliknya, kepatuhannya memperpanjang pengepungan—dan Hamas gagal dalam beberapa upaya mendamaikan dan menemukan solusi politik untuk mengakhiri pengepungan di Gaza,” ungkap Al-Ghoul.

“Kami tidak punya harapan.”

Yang lain bersikeras bahwa konferensi itu hanya sebuah front. Mereka berpendapat bahwa konferensi tersebut tidak memiliki kepentingan terbaik bagi warga Gaza.

“Tanpa diragukan lagi, saya pikir konferensi itu adalah sebuah front yang bertujuan untuk melayani kepentingan ‘Israel’,” kata Sami Akeeleh, seorang peneliti kepada Aljazeera.

“Mereka (AS) ingin menghapus kesalahan ‘Israel’ terkait kondisi yang memburuk di Gaza.”

Akeeleh mengatakan bahwa upaya terus-menerus dalam mengampuni “Israel” karena harus berkompromi untuk meredakan krisis kemanusiaan di Gaza.

“Mengingat pengumuman sepihak Trump terkait Yerusalem, ini seperti masalah Palestina telah beralih ke dalam krisis kemanusiaan—dan konferensi ini mungkin merupakan usaha untuk memperkuat wacana khusus tersebut,” duga Akeeleh.

“AS mengubah kepentingan Palestina menjadi kantong bantuan.” (S)

Sumber: Aljazeera,  Salam Online.

Korban Kekejaman PKI Bakar Bendera Palu Arit di Komnas HAM

Korban Kekejaman PKI Bakar Bendera Palu Arit di Komnas HAM

10Berita , Jakarta – Puluhan orang dari keluarga korban kekejaman Partai Komunis Indonesia (PKI) mendatangi kantor Komnas HAM. Mereka menuntut Komnas HAM untuk mencabut Surat Keterangan Korban Pelanggaran HAM yang diberikan kepada eks-PKI.

Dalam pantauan kiblat.net, mereka menolak ketika ditemui staf Komnas HAM dan meminta agar Komisioner Komnas HAM sendiri yang menerima mereka.

“Kita jauh-jauh datang dari Jawa Timur bukan untuk diterima staf, kami hanya mau kalau yang menerima Komisioner,” ujar Koordinator Keluarga Korban Kekejaman PKI, Arukat Djaswadi di gedung Komnas HAM, Jl. Latuharhary, Jakarta Pusat pada Rabu, (14/03/2018).

Arukat bahkan mengatakan, akan nekad untuk tidak beranjak dari kantor Komnas HAM jika belum ada Komisioner yang menerima mereka. “Aku wes nekad iki, arep mangan nok kene, turu nok kene, nguyuh neng kene, pokoke kudu ketemu,(Saya sudah nekad ini, saya akan makan disini, tidur disini, kencing disini, pokoknya harus ketemu.red),” ujar Arukat.

Tak kunjung ditemui oleh Komisioner, para keluarga korban pun beranjak ke depan kantor Komnas HAM, mereka kemudian mengeluarkan spanduk yang bergambar logo PKI lalu menyiramnya dengan bensin kemudian membakar bendera tersebut sambil meneriakkan takbir dan yel-yel bakar PKI .

Menginjak pukul 11:30 WIB, salah satu staf mengabarkan, bahwa Komisioner Komnas HAM, Khoirul Anam sedang dalam perjalanan menuju kantor Komnas HAM untuk menemui para keluarga korban kekejaman PKI tersebut.

Sontak para Keluarga korban pun tenang dan mengucapkan syukur sembari menunggu datangnya Komisioner Khoirul Anam. “Kalau gini kan enak, kita juga gak perlu makan dan menginap disini,” ujar salah seorang ibu-ibu dari keluarga korban.

Sumber :Kiblat.

Poros Baru untuk Pilpres 2019 Diperkirakan Mustahil

Poros Baru untuk Pilpres 2019 Diperkirakan Mustahil


10Berita, JAKARTA - Apabila keinginan masyarakat dan para politisi dari partai-partai sama, bahwa mesti ada  calon presiden berwajah baru, maka hal yang dilakukan adalah terus melakukan promosi ke masyarakat.

“Poros baru diperkirakan mustahil. KECUALI, ada figur yang mendekati elektabilitas Prabowo yang 20-23 persen. AHY, Anies, GN, TGB akankah membuat kejutan?” demikian tulis politisi Demokrat, Andi Arief di akun Twitter pribadi miliknya, Rabu (14/3/2018).


Untuk calon lain yang masih di bawah itu, menurut Andi baiknya diundur saja. “Jangan pernah bermimpi menjadi poros baru jika elektabilitasnya masih di bawah dua digit apalagi di bawah 5 persen. Paling sederhana adalah mana mungkin ada partai yang mau mengusung atau meminang. Mimpi seperti itu simpan dulu. Sampai saat ini, semua survey menyatakan hanya ada dua poros dalam pilpres 2019, dasarnya elektabilitas Prabowo dan Jokowi.”

Namun demikian, khusus untuk Demokrat, Andi ingin menyampaikan bahwa di internal partai sejatinya diberikan kesempatan untuk unjuk gigi demi tiket 2019. “Waktu tinggal 4 bulan, semua telah diberi kesempatan yang sama untuk berkompetisi menaikkan elektabilitas dirinya dan partai.

AHY kader baru, TGB dan pak de Karwo sudah lama bersosialisasi. Kita tinggal melihat maunya rakyat lewat survey serta perundingan dg partai koalisi.” (Robi/)

Sumber :voa-islam.com