OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Minggu, 18 Maret 2018

Pengamat: Busuk dari Dalam, Jokowi Gagal Dua Periode

Pengamat: Busuk dari Dalam, Jokowi Gagal Dua Periode


10Berita, Bukan hanya ekonom Faisal Basri yang menilai pemerintahan Joko Widodo mengalami pembusukan dari dalam sehingga menjadi tidak berdaya.

Pengamat politik dari Universitas Paramadina Hendri Satrio juga punya pandangan yang kurang lebih sama. 

Menurutnya, dalam perbincangan dengan redaksi, ada perbedaan yang sangat kentara antara pemerintahan Jokowi kini dengan sebelumnya, saat baru terpilih sebagai presiden.

"Saat itu nampak semua daya upaya diarahkan untuk kerja demi kepentingan bangsa dengan aroma transparan," ujar Hendri Satrio.

"Sementara kini mulai berubah. Mulai dari kegiatan politik praktis yang masuk ranah istana hingga beberapa impor yang direstui Presiden," sambungnya.

Pertanyaan terbesar dari persoalan ini, sambungnya, adalah, apakah ini gaya Jokowi yang asli? Atau ada orang kuat yang mempengaruhi Jokowi sehingga bergaya seperti ini?

Menurut Hendri, kritik yang tentang pembusukan dari dalam pemerintahan Jokowi tidak boleh dianggap remeh.

"Hati-hati, jangan sampai ini jadi blunder Jokowi dan menggagalkan keinginannya untuk berkuasa dua periode," tutup Hendri Satrio.

Sumber :Portal Islam 

Australia Dulu Bagian Dari Nusantara, Aborigin Marege: Perang Melawan Inggris itu “Jihad Kaphe”

Australia Dulu Bagian Dari Nusantara, Aborigin Marege: Perang Melawan Inggris itu “Jihad Kaphe”


10BeritaPengumpul teripang asal Makassar telah mengunjungi pantai utara Australia selama ratusan tahun lamanya untuk mengumpulkan ‘teripang’, jenis invertebrata laut yang dapat dikonsumsi dan menjadi obat di pasar Cina. Kunjungan mereka telah memberikan pengaruh bagi penduduk Australia Utara dalam bahasa, seni dan ekonomi, bahkan agama dan kepercayaan hingga genetik keturunan antara Makassar dan Australia.

Pada masa kuno, orang Aborigin di Australia telah memiliki keterikatan dengan kerajaan-kerajaan di kepulauan Nusantara yang pada masa kini disebut sebagai Indonesia.

Pelayaran dimulai dari Makassar ke “Marege”  nama yang diberi orang dari Makassar untuk sebuah wilayah pantai utara Australia pada masa lalu, ketika orang Makassar (Macassans) mencari dan berdagang teripang, jenis invertebrata laut yang dapat dikonsumsi dan menjadi obat di pasar Cina.

Pelayaran antara Sulawesi dan pantai utara Australia seperti ini telah dimulai sekitar tahun 1720, meskipun beberapa penulis menyatakan perjalanan telah dimulai 300 tahun lebih awal, atau sekitar tahun 1400-an.

Desa kuno di Tanah Arnhem (Arnhem Land)

Arnhem Land (Tanah Arnhem, Arnhem diambil dari nama kapal Belanda yang pernah berlabuh di sana 1623) adalah salah satu dari lima “wilayah” (region) di bawah administrasi Northern Territory di Australia.

Posisinya terletak di sudut timur laut dan berjarak sekitar 500 km dari ibu kota Darwin. Wilayah ini memiliki luas 97.000 km2 yang juga mencakup daerah Taman Nasional Kakadu, dan berpopulasi 16.230.

Wilayah dinamai oleh Matthew Flinders, penjelajah Inggris yang berkunjung ke tempat itu 1828. Menurut catatan Makassar seperti yang telah ditulis sebelumnya, daerah pesisir Arnhem Land disebut Marege, sementara pesisir region Kimberley di Australia Barat yang bersebelahan dinamakan Kayu Jawa.

Kontak Gowa dengan suku Aborigin Yolngu (Yolŋu)

Prof. Regina Ganter, seorang sejarawan dari University of Griffith, Brisbane, Australia, telah meriset salah satu suku Aborigin Marege yang ternyata berbahasa Melayu Makasar. Marege adalah desa kuno di Tanah Arnhem (Arnhem Land) di daerah Darwin, dan Australia bagian utara.

Penghuni asli wilayah Tanah Arnhem ini adalah suku pribumi Aborigin Yolŋu (baca: Yolngu), yang sebelum kedatangan orang Eropa diketahui telah berhubungan dagang dengan pelaut atau pedagang dari Bugis/Makassar dan Melayu.


Dalam risetnya, Prof. Regina menuturkan bahwa sejak masa Sultan Hasanuddin (1653-1669) kapal-kapal Phinisi dari Makasar menguasai perairan teluk antara Carpentaria – Darwin, untuk mencari tripang.

Prof. Regina mendapat fakta yang menakjubkan, bahwa komunitas Muslim kuno Aborigin berasal dari Kerajaan Gowa Tallo di Makasar, Sulawesi Selatan.

Komunitas ini sudah ada sejak abad ke 17 atau sekitar tahun 1650-an dan menyebarkan Islam di Australia Utara hingga ke desa yang pada masa lalu disebut sebagai desa “Kayu Jawa” di Australia Barat.

Begitu fenomenalnya suku Yolngu, sampai dibuat film drama yang berjudul “Yolngu Boy” pada tahun 2001 yang menceritakan tiga bocah suku Yolngu melewati transisi dari kehidupan anak-anak menjadi remaja.

Keuntungan film drama ini sebesar $645,700 dan itupun hanya keuntungan dari penayangannya di Australia saja. Film suku Yolngu lainnya adalah “Ten Canoes” pada tahun 2006 dan memenangi beberapa penghargaan (award) seperti AACTA Awards Australia, Cannes Film Festival, Flanders International Film Festival Ghent, Satellite Award dan lainnya.

Tanah Arnhem adalah wilayah Kerajaan Goa-Tallo

Kerajaan Goa-Tallo adalah penyatuan Gowa dan Tallo, oleh Karaeng (Penguasa) Gowa ke-9, bernama Tumapa’risi’ Kallonna. Ia kemudian merekatkannya dengan sebuah sumpah yang menyatakan bahwa apa saja yang mencoba membuat mereka saling melawan (ampasiewai) akan mendapat hukuman Dewata.


Sebuah perundang-undangan dan aturan-aturan peperangan dibuat, dan sebuah sistem pengumpulan pajak dan bea dilembagakan di bawah seorang syahbandar untuk mendanai kerajaan.

Begitu dikenangnya raja Tumapa’risi’ Kallonna ini sehingga dalam cerita pendahulu Gowa, masa pemerintahannya dipuji sebagai sebuah masa ketika panen bagus dan penangkapan ikan banyak.

Kesultanan Gowa atau kadang ditulis sebagai “Goa”, adalah salah satu kerajaan besar dan paling sukses yang terdapat di daerah Sulawesi Selatan.

Rakyat dari kerajaan besar ini berasal dari Suku Makassar yang sebagian besar bermukim di ujung selatan pulau Sulawesi dan juga di wilayah pesisir barat bagian selatan atau wilayah tenggara dari pulau itu.

Wilayah kerajaan ini sekarang berada di bawah Kabupaten Gowa dan beberapa bagian daerah sekitarnya.

Kerajaan ini juga memiliki raja yang paling terkenal bergelar Sultan Hasanuddin yang saat itu melakukan peperangan, yang dikenal dengan Perang Makassar (1666-1669).

Peprangan itu dilakukan sebagai perlawanan terhadap pihak VOC Belanda yang dibantu oleh Kesultanan Bone, yang pada saat itu dikuasai oleh satu wangsa (dinasti) Suku Bugis dengan rajanya, Arung Palakka.

Namun sebenarnya Perang Makassar bukanlah perang antar suku, karena pihak Gowa memiliki sekutu dari kalangan Bugis juga. Demikian pula pihak Belanda-Bone memiliki sekutu orang Makassar pula. Perang Makassar adalah perang terbesar yang pernah dilakukan VOC pada abad ke-17.

Pengaruh terhadap warga Australia

Hubungan Makassar dengan penduduk asli Australia masih diingat hingga kini, melalui sejarah lisan, lagu-lagu, tarian dan lukisan-lukisan batu, dan juga melalui perubahan warisan budaya yang diakibatkan oleh hubungan ini.

Makassar menukar barang-barang seperti pakaian, tembakau, pisau, nasi, dan alkohol demi hak untuk menangkap ikan di perairan Aborigin. Mereka juga mempekerjakan penduduk asli.


Beberapa komunitas Yolngu di Arnhem Land mengubah ekonomi mereka dari berbasis darat menjadi berbasis laut, karena masuknya teknologi Makassar seperti kano.

Kapal-kapal yang mampu berlayar itu, tidak seperti kano tradisional, memungkinkan penangkapan dugong dan penyu di laut.

Beberapa pekerja Aborigin menemani orang Makassar kembali ke Sulawesi Selatan. Pijin Makassar menjadi lingua franca di pantai utara dan ini berlangsung tidak hanya antara Makassar dengan penduduk Aborigin, tetapi juga antara suku-suku Aborigin yang berbeda. Selain itu, kemungkinan Makassar telah membawa agama Islam ke Australia.

Kental Budaya Nusantara

Beberapa lafal dari orang Marege hingga hari ini juga masih dapat dibuktikan, misalnya menyebut “rupiah” sebagai kata ganti “uang”, padahal mata uang mereka pada masa kini adalah Dollar Australia. Orang Merege juga menyebut “dinar” untuk koin emas Australia.

Bahkan dahulu sempat ditemukan koin “Gobog Wayang” di desa Marege di kota Darwin, Australia Utara. Padahal koin Gobog merupakan koin resmi Majapahit.

Hal ini menunjukkan adanya jejak prajurit Kerajaan Majapahit pada abad ke-14 yang dikirim ke Marege, Australia Utara.

Di Tanah Arnhem, Marege, orang Makassar berhubungan dengan suku Aborigin, menikah dan beranak pinak membentuk komunitas Aborigin Muslim.

Dalam kebudayaan Marege, nampak jelas mereka menggambar kapal Pinisi Makassar dalam karya seni kuno mereka.

Uniknya, ternyata kapal bercadik era Majapahit pun terpahat dalam seni ukir dan seni lukis mereka yang sudah turun-temurun dan berusia ratusan tahun.

Ketika orang Inggris masuk ke benua Australia utara dan menjajah desa Marege dan desa Kayu Jawa, mereka nyaris menghancurkan budaya Islam suku Aborigin Marege pada abad ke 20 seiring arus Westernisasi ke negeri Kanguru ini.

Salah satu akibatnya, karya seni Marage banyak yang diboyong ke Eropa. Orang Marege menyebut orang Inggris sebagai ‘Balanda’, sedangkan orang Kayu Jawa menyebutnya ‘Walanda’, dan perang melawan orang Inggris disebut ‘Jihad Kaphe’.

Perdagangan teripang berakhir

Perdagangan teripang mulai merosot pada akhir abad ke-19 karena penetapan bea cukai oleh pemerintah Australia. Setelah penerapan undang-undang untuk melindungi “integritas wilayah” Australia, perahu Makassar terakhir meninggalkan Arnhem Land tahun 1906. Permintaan teripang juga menurun karena kekacauan di Cina pada masa itu.

Ini adalah bukti sejarah bahwa sejak dahulu kala, bangsa dan kerajaan-kerajaan Nusantara tak mau menjajah bangsa atau suku Aborigin di benua Australia. Jadi bukanlah James Cook yang mengaku sebagai penjelajah sekaligus “penemu” benua Australia.

Jadi pada masa lalu, mereka hanya saling menjalin kerjasama perdagangan dan budaya, saling mengunjungi bahkan menikah diantara mereka. Di Makassar juga terdapat paling tidak 10 makam suku Aborigin Marage.

Selain itu ada pula bukti lainnya, yaitu pernah ditemukannya sebuah meriam kuno di pesisir pantai Australia.

Maka dengan adanya bukti-bukti ini, nyata telah ada hubungan antara penduduk Nusantara dan Australia jauh pada masa lampau sebelum bangsa Eropa menjelajah kawasan ini.

Kemudian orang-orang imperialis Eropa akhirnya datang, dan sudah memiliki keinginan untuk tinggal, membangun rumah serta memakai tanah produksi yang dimiliki orang Aborigin, menjajah tanah suku Aborigin hingga kini, dan mungkin untuk selamanya. (©IndoCropCircles.com)

Sumber : Eramuslim

Muslim Australia: Tak Ada Larangan Cadar di Kampus

Muslim Australia: Tak Ada Larangan Cadar di Kampus

Jika ada yang terganggu dengan Muslimah bercadar karena pemberitaan soal ISIS.

10Berita ,  JAKARTA -- Beberapa waktu lalu, masalah pelarangan cadar di sejumlah perguruan tinggi di Indonesia sempat menjadi perbincangan hangat di Indonesia.

Hal ini berbeda dengan kondisi di Australia, di mana masalah cadar atau niqab tidak dipermasalahkan, termasuk di perguruan tinggi. Hal ini disampaikan Muslim Australia yang tengah mengikuti Program Pertukaran Muslim (MEP) di Indonesia beberapa waktu lalu.

"Secara hukum, tidak ada larangan soal niqab, termasuk di kampus," ujar salah satu program tersebut, Anam Javed saat berbincang dengan Republika.co.id di Jakarta, Jumat (16/3).

Muslimah yang mengenakan hijab ini mengatakan, cadar tidak menjadi menjadi masalah di negaranya. Jika pun ada yang merasa terganggu dengan Muslimah yang mengenakan cadar, itu karena dipengaruhi pemberitaan soal ISIS.

"Kalau ada yang mengatakan kurang nyaman, biasanya mereka kalau ditanya, itu mereka mengatakan itu karena mereka pernah melihat di media, di berita, atau di film Hollywood tentang ISIS atau tentang teroris," ucap Sekretaris Islamic Council of Victoria ini.

Menurut Guru Eltham High School ini, dari pemberitaan ISIS tersebut akhirnya orang beranggapan cadar merupakan simbol anggota ISIS sehingga muncul kekhawatiran di bawah cadar ada bom atau peledak. Namun, dia mengatakan sebenarnya masyarakat Australia, khususnya non-Muslim mempunyai anggapan seperti itu lantaran kurang familiar dengan cadar. Apalagi, umat Islam yang tinggal di Australia sangat sedikit sekali yang memilih mengenakan cadar.

"Jadi citranya bukan karena langsung ketemu sama mereka, tapi karena media. Tapi secara hukum tidak ada larangan sebenarnya," kata dia.

Anam Javed merupakan salah satu peserta Program Pertukaran Muslim (MEP) dari Australia yang berkunjung ke Indonesia sejak 5-17 Maret 2018. Selama dua pekan itu, Ia dan keempat temannya yang Muslim telah berkunjung ke Jakarta, Yogyakarta, dan Makassar untuk mempelajari keragaman dan toleransi di Indonesia.

Sumber : Republika.co.id

Perang Dingin SBY-Mega Dinilai Akan Hambat AHY Jadi Cawapres Jokowi

Perang Dingin SBY-Mega Dinilai Akan Hambat AHY Jadi Cawapres Jokowi

10BeritaJAKARTA - Kurang baiknya hubungan antara Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri dinilai bisa menjadi hambatan bagi Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) untuk menjadi calon wakil presiden (cawapres) bagi Joko Widodo.

"Problemnya, perang dingin antara SBY dan Megawati menjadi kerikil yang bisa menghambat langkah AHY sebagai cawapres Jokowi," ucap pengamat politik dari UIN Syarief Hidayatullah Jakarta, Adi Prayitno saat dihubungi Okezone, Minggu (18/3/2018).

Padahal, Presiden Jokowi beberapa kali menerima SBY serta AHY di Istana Negara. Namun, menurut Adi tetap saja cawapres untuk Jokowi harus mendapat restu dari Megawati. "Kecil peluangnya, kecuali Mega dan SBY bisa mesra kembali," tuturnya.

Menurut Adi, secara kemampuan AHY memiliki peluang yang cukup besar untuk mendampingi Jokowi. Bekal politik itu, lanjut Adi didapatnya langsung dari sang ayah, SBY yang menjadi Presiden ke-6 RI selama dua periode.

"AHY mempunyai bekal politik relatif kuat karena sebagai putra mahkota trah politik Cikeas. Salah satu faksi politik yg cukup diperhitungkan saat ini," ungkapnya.

Sekadar diketahui Partai Demokrat digadang-gadang akan menyodorkan AHY sebagai calon pemimpin masa depan. Hal itu terlihat saat gelaran Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Partai Demokrat, pekan lalu, dimana AHY yang bertindak sebagai Ketua Komando Satuan Tugas Bersama (Kogasma) diberikan panggung menyampaikan pidato politiknya. Tak hanya itu saja, AHY saat ini juga kerap berkeliling menghampiri masyarakat dan memberikan bantuan kepada masyarakat.

(ulu)

Sumber : okezone

UTANG MEROKET, PERTUMBUHAN EKONOMI TERPURUK, PEMERINTAH PANIK

UTANG MEROKET, PERTUMBUHAN EKONOMI TERPURUK, PEMERINTAH PANIK


Oleh: Bhima Yudhistira Adhinegara
(Peneliti INDEF)

10Berita, Bukan hal yang mengejutkan bahwa utang Pemerintah pada Februari 2018 telah menembus Rp4.034 triliun. Angka ini meningkat Rp1.426 triliun sejak tahun 2014 silam. Pemerintah selalu menganggap bahwa utang diperlukan untuk membangun perekonomian. Faktanya dengan kenaikan utang yang meroket tersebut, pertumbuhan ekonomi dalam 3 tahun terakhir hanya ada dikisaran 5%, jauh dari janji awal 7%.

Ketika ada pihak yang kritis terhadap kondisi utang, sontak Pemerintah buka suara. Dengan nada penuh emosi Pemerintah melakukan generalisir bahwa kritik utang ini dibacking oleh kepentingan politik tertentu, atau ada pihak yang sengaja mendiskreditkan Pemerintah. Tidak tanggung-tanggung “ada pihak yang sedang menghasut soal utang”. Pertanyaannya kenapa Pemerintah lantas panik soal isu utang, padahal selalu diklaim aman?

Seharusnya kalau propaganda bahwa utang kita aman-aman saja dan produktif benar adanya, Pemerintah tak perlu panik. Santai saja menjawab tudingan para kritikus. Namun ada beberapa indikasi yang harus dicek kembali. Pada hakikatnya utang bukan suatu hal yang haram asalkan penggunaanya tepat. Masalahnya utang Pemerintah yang diklaim masih aman karena hanya 29,2% dari PDB belum bisa meningkatkan produktivitas ekonomi. Sangat mungkin ada false claim.

Utang sebagai leverage (daya ungkit) harusnya berkorelasi positif terhadap sektor produktif. Salah satu indikator menilai produktivitas ekonomi adalah kinerja ekspor dan industri manufaktur. Dalam 3 bulan berturut-turut neraca perdagangan tercatat terus mengalami defisit, dari Des 2017-Februari 2018. Kinerja ekspor bulan Februari pun anjlok 3,14% dibanding bulan Januari.

Sementara banjir impor tak terbendung. Tren defisit perdagangan diprediksi akan terus berlanjut hingga Mei-Juni saat Ramadhan dimana impor barang konsumsi secara seasonal meningkat. Melihat hal ini wajar apabila terjadi diskonektivitas alias gak nyambung antara utang naik dan kinerja ekspor. Toh kalaupun ekspor naik itu karena harga secara global batubara dan CPO sedang membaik, bukan karena ekspor industri bernilai tambahnya meningkat. Aksi marah-marah Pak Jokowi melihat ekspor kita memble patut diacungi dua jempol.

Indikator lain adalah kinerja industri manufaktur yang loyo. Industri manufaktur dalam kurun waktu 5 tahun terakhir terus mengalami deindustrialisasi alias porsinya anjlok terhadap PDB. Tahun 2017 porsi sektor manufaktur hanya 20,16% dari PDB, turun dibanding tahun 2008 yakni 27,8%. Pertumbuhan sektor manufkatur juga berada dibawah pertumbuhan PDB. Deindustrialisasi dini ini akibat sektor manufaktur kurang diperhatikan. Paket kebijakan yang jumlahnya 16 hanya memberi iming-iming ke investor dan pelaku industri, dilapangan banyak paket macet. Padahal 14% tenaga kerja terserap di sektor manufaktur. Jadi perlu dipertanyakan, utang yang naik itu sebenarnya kemana larinya?

Belum lagi soal pajak. Logika sederhana adalah ketika utang ditambah untuk pembangunan ekonomi, harusnya ada korelasi positif dengan kenaikan penerimaan pajak. Sayangnya pertumbuhan realisasi penerimaan pajak pun hanya 4% dalam 2 tahun terakhir. Sudah dibantu dengan tax amnesty rasio pajak kita cuma 11%, kalah jauh dibanding negara tetangga yakni Malaysia sebesar 14,2% dan Thailand 15,7%. Jadi Pemerintah perlu melihat kedalam, introspeksi jangan-jangan utang memang salah sasaran karena belum dongkrak ekonomi.

Ada lagi cara kelompok “pro-tambah utang” meyakinkan publik. “Utang kan untuk bangun infrastruktur, tidak bisa dilihat multiplier effectnya jangka pendek, lihat dong jangka panjang”. Seruan ini terdengar berulang kali setiap ada kritik soal efektivitas utang. Padahal suara pengusaha sudah lantang sampai ke istana, Gapensi (Gabungan Pelaksana Konstruksi Nasional) bilang 87% pengerjaan proyek infrastruktur dilakukan oleh kontraktor skala menengah-besar, notabene adalah BUMN. Jadi kemana multiplier effectnya? Data terbaru lebih miris, ada 37.000 kontraktor swasta yang gulung tikar dalam 3 tahun terakhir kata Gapensi. Penyerapan tenaga kerja konstruksi dari data BPS tahun 2016 bahkan sempat anjlok 230 ribu orang.

Paradigma berikutnya yang hendak dibangun adalah rasio utang terhadap PDB Indonesia masih kecil, lihat Jepang sudah 200% lebih. Hebat betul membandingkan Indonesia dan Jepang. Memang Jepang punya rasio utang diatas 200%. Tapi lebih dari 50% utang Jepang dipegang oleh bank Sentral Jepang. Sementara sisanya dikisaran 30% dipegang oleh residen atau penduduk Jepang. Artinya penduduk Jepang dan Bank Sentral Jepang yang memberi pinjaman ke Pemerintahnya. Apa dampaknya kalau utang dipegang penduduk lokal? Dalam kondisi ekonomi global memburuk dan mengakibatkan investor melakukan penjualan bersih (net sales) dipasar surat utang, Pemerintah Jepang tak terlalu pusing. Uang hasil penjualan utang tidak lari keluar negeri, melainkan berputar-putar di dalam ekonomi Jepang.

Indonesia kondisinya cukup berbeda. Sebesar 38,7% surat utang Pemerintah dipegang oleh investor asing. Artinya, kondisi global seperti tren kenaikan bunga acuan Fed rate, instabilitas geopolitik, dan gelombang proteksionisme negara-negara maju sangat sensitif terhadap pasar surat utang di Indonesia. Karena pasar keuangan sangat dangkal, sekali goncangan eksternal terjadi kaburlah dana-dana asing di surat utang (capital outflow). Rupiah keok saat ini ke angka 13.700an ya karena dana asing minggat dari pasar surat utang.

Jadi siapa menghasut utang? Bukankah Pemerintah sendiri yang selama ini jadi corong propaganda utang aman, utang produktif dan utang efektif? Jadi jangan tanggapi kritik dengan emosi. Lebih baik Pemerintah melihat kembali, merenung dimana kesalahan dalam mengelola utang. Pemerintah harus sadar, investor apalagi skala internasional seperti hedge fund punya tim analis yang cerdas dan tajam. Mereka tak akan silau dengan pemberitaan utang aman. Jika investor yang berpaling muka karena terjadi disstrust tentu lebih menyakitkan bukan saja bagi Pemerintah, tapi juga bagi stabilitas ekonomi nasional.[]

Sumber: Akurat

Pembacokan Ulama NU di Kendal KRIMINAL MURNI, Kalau Penyerangan Gereja TERORIS-RADIKAL-INTOLERAN

Pembacokan Ulama NU di Kendal KRIMINAL MURNI, Kalau Penyerangan Gereja TERORIS-RADIKAL-INTOLERAN


Kapolres Nyatakan Pembacokan Ulama NU di Kendal Kriminal Murni

10Berita, KENDAL - Kapolres Kendal AKBP Adi Wijaya memastikan kasus pembacokan dan penganiayaan terhadap ulama Nahdlatul Ulama (NU) di Desa Truko, Kangkung, Kendal, pada Sabtu (17/3/2018) murni kriminal. Hanya kebetulan salah satu korbannya KH Ahmad Zaenuri adalah takmir masjid di wilayah Truko.  KH Ahmad Zaenuri merupakan tokoh Nahdlatul Ulama di Kecamatan Kangkung, Kendal.

Dugaan sementara pelaku adalah orang gila karena berdasarkan keterangan kakak pelaku, Suyatno adiknya menderita gangguan jiwa setahun belakangan ini karena berpisah dari istrinya.

Kapolres mengatakan, untuk memastikan kejiwaan pelaku polisi akan melakukan tes kejiwaan. Namun pelaku sendiri dari rekam jejaknya belum pernah dilakukan pemeriksan kejiwaan.

Link: https://daerah.sindonews.com/read/1290544/22/kapolres-nyatakan-pembacokan-ulama-nu-di-kendal-kriminal-murni-1521316518

***

TAPI KENAPA Kalau yang diserang Gereja langsung dikaitkan dan dicap "TERORIS" "RADIKAL"???

Wiranto: Penyerang Gereja Lidwina Sleman Teroris
https://news.detik.com/berita/3863464/wiranto-penyerang-gereja-lidwina-sleman-teroris

Kapolri: Penyerang Gereja Santa Lidwina Terindikasi Kena Paham Radikal
https://nasional.kompas.com/read/2018/02/12/14510471/kapolri-penyerang-gereja-santa-lidwina-terindikasi-kena-paham-radikal

Dan langsung DITUDING dengan INTOLERAN???

Gereja St Lidwina Diserang, Jokowi: Tak Ada Tempat Bagi Intoleran
https://nasional.tempo.co/read/1059808/gereja-st-lidwina-diserang-jokowi-tak-ada-tempat-bagi-intoleran

KENAPA TIDAK DISAMAKAN DENGAN PENYERANGAN-PENYERANGAN YANG MENIMPA UMAT ISLAM?

BAHWA ITU ADALAH "KRIMINAL MURNI"?

TANPA HARUS DIKAITKAN DENGAN LABEL "TERORIS-RADIKAL-INTOLERAN"?



Sumber :Portal Islam 

Agar Bisa Dipercaya Lagi, Lunasi Saja Janji-Janjinya Dulu

Agar Bisa Dipercaya Lagi, Lunasi Saja Janji-Janjinya Dulu

10Berita – Wajar saja jika elektabilitas petahana Presiden Joko Widodo mengalami kecenderungan turun. Ini lantaran ada ekspektasi dari rakyat Indonesia yang tidak berhasil diwujudkan mantan Gubernur DKI Jakarta itu.

Begitu kata Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia (KedaiKOPI) Hendri Satrio kepada Kantor Berita Politik RMOL, Sabtu (17/3) malam.

“Wajar saja turun. Ada beberapa aspek salah satunya tidak tercapainya ekspektasi yang diberikan kepada rakyat,” ujarnya.

Ia kemudian menjabarkan ekspektasi rakyat yang gagal diwujudkan Jokowi. Salah satunya, sambung Hendri, adalah janji kampanye Jokowi untuk tidak utang ke luar negeri. Sementara fakta kini menyebutkan utang Indonesia mencapai lebih dari Rp 4.000 triliun.


Kedua, tentang janji jajaran pembantu yang tidak akan dipilih berdasarkan bagi-bagi kue politik. Nyatanya, kata pengajar Universitas Paramadina ini, ada bagi-bagi kekuasaan di dalam kabinet kepada partai pendukung.

“Sekarang kan rakyat dapat menilai sendiri, apakah janjinya ditepati atau tidak. Ada juga yang dukung terus, ada yang tidak dukung lagi. Intinya tepati janji biar bisa dipercaya lagi,” ujar Hendri

“Kalau kinerja Jokowi bisa dinilai oleh masyarakat sendiri, sehingga merekalah yang tahu dan merasakan secaya nyata kinerjanya. Nantinya, itu akan menjadikan indikator apakah tetap setia dengan Jokowi atau pindah haluan,” tukasnya.(kk/)

Sumber :rakyatmerdekaonline

20 Ribu Ton Beras Impor dari India Akan Masuk RI, Netizen: Inilah Cara Rezim Ini Muliakan Petani

20 Ribu Ton Beras Impor dari India Akan Masuk RI, Netizen: Inilah Cara Rezim Ini Muliakan Petani


20 Ribu Ton Beras Impor dari India Akan Masuk RI Minggu Ini

10Berita, Jakarta - Sebanyak 20 ribu ton beras impor dari India diperkirakan akan masuk pada minggu ini. Angka tersebut akan melengkapi total impor beras sebanyak 281 ribu ton.

Menurut Direktur Utama Perum Bulog Djarot Kusumayakti saat ini beras impor yang telah masuk ke gudang ada sebanyak 261 ribu ton. Jumlah tersebut masih kurang sebanyak 20 ribu ton dari keputusan impor.

"Iya (261 ribu ton) yang sudah masuk gudang. Bersandar 20 ribu dari India," katanya kepada detikFinance seperti yang ditulis Jumat (16/3/2018).

Lebih lanjut, ia memaparkan sebanyak 20 ribu ton beras dari India tersebut diperkirakan masuk ke Indonesia pada minggu depan. Sebab saat ini kedua kapal dari India telah berlayar.

Link: https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-3919628/20-ribu-ton-beras-impor-dari-india-akan-masuk-ri-minggu-ini

***

KABAR IMPOR BERAS ini ditanggapi warganet.

"Bahagiannya petani India ..... 😅," sindir Krisna Alqudsi di akun fbnya.

"Hebat sekali ya sepak trjangnya rezim ini...
Jd ini cara memuliakan para petani.... !! 😴😴😴," ujar @jayadi_ahmad di twitter menyindir JANJI KAMPANYE JOKOWI.


Hebat sekali ya sepak trjangnya rezim ini...
Jd ini cara memuliakan para petani.... !! 😴😴😴

Di atur gini,bs... https://t.co/wA6D8iwdHR

— Muhammad jayadi (@jayadi_ahmad) 17 Maret 2018


Sumber : PORTAL ISLAM 

HNW: Jangan Sekali-kali Hilangkan Jasa Besar Umat

HNW: Jangan Sekali-kali Hilangkan Jasa Besar Umat


10Berita -Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid memgungkapkan peran tokoh Islam dari Riau yang besar dalam kemerdekaan Indonesia.

Sultan Syarif Kasim II, raja dari Kerajaan Siak Sri Indrapura menghibahkan mahkota dan hartanya (emas) senilai 13 juta gulden atau sekarang setara Rp 1,4 triliun kepala Presiden Soekarno.

“Tindakan Sultan Syarif Kasim II ini luar biasa. Ini menunjukkan bahwa Sultan Syarif Kasim II memang tokoh Islam yang sangat peduli dengan kemerdekaan Indonesia. Buktinya, pada 1946, setelah Indonesia merdeka, Sultah Syarif Kasim datang ke Jakarta dengan membawa mahkotanya menemui Bung Karno,” kata Hidayat saat membuka sosialisasi Empat Pilar MPR di Aula Masjid Al Ihsan Boarding School di Desa Kubang, Kecamatan Siak Hulu, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau, Sabtu (17/3).

“Kepada Presiden Soekarno, ia menyerahkan mahkotanya dan menegaskan bahwa Kerajaan Siak Sri Indrapura menjadi bagian NKRI, serta memberikan sumbangan tersebut,” sambungnya.

Sosialisasi yang diselenggarakan MPR bekerjasama dengan Majelis Pesantren dan Mahad Dakwah Islam (Mahadi) Riau ini diikuti 400 peserta terdiri dari para santri, guru-guru pesanteran, dan tokoh masyarakat dari kabupaten Kampar dan Provinsi Riau.

“Pengorbanan yang luar biasa diberikan oleh seorang raja dan juga tokoh Islam itu menjadi salah satu bukti bahwa antara Islam dan Indonesia tidak ada pertentangan. Tidak seperti  anggapan mereka yang menganut Islam Phobia yang menganggap Islam Anti Pancasila. Tapi kenyataannya, justru  Islam punya andil besar dalam kemerdekaan Indonesia,” kata Hidayat lagi.

Selain pengorbanan yang diberikan oleh Sultan Syarif Kasim II, HNW, juga menunjuk peran dan jiwa besar  tokoh Islam yang tergabung tim sembilan dalam menentukan dasar negara Indonesia.

Selain itu, peran tokoh Partai Islam Masyumi, Mohamad Natsir dalam mengembalikan bentuk negara dari Republik Indonesia Serikat (RIS) menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) juga disorot HNW.

“Jadi jasa umat Islam dalam memerdekakan Indonesia ini sangat besar. Maka Hidayat  Wahid sangat setuju dengan ungkapan Bung Karno yang mengatakan, jangan sekali-kali meninggalkan sejarah (jas merah). Dalam konteks peran umat Islam, jangan sekali-kali hilangkan jasa umat (jas hijau),” jelasnya.

Lebih lanjut Hidayat menjelaskan, MPR menyelenggarakan sosialisasi ini tujuannya untuk mengingatkan, jangan sampai negara indonesia ini terpecah belah seperti Uni Soviet dan Yugoslavia.

“Kalau Indonesia sampai terpecah, nggak bisa dibayangkan akan melahirkan tragedi yang sangat besar,” ujar dia.

Kegiatan sosialisasi ini ditujukan kepada semua pihak untuk mengenalkan beragam hal. Bak pepatah mengatakan, tak kenal maka tak sayang. Supaya sayang maka Indonesia perlu dikenalkan. Seperti “Bumi Lancang Kuning” Riau, misalnya, lahir pengorbanan yang besar. “Kalau sudah kenal makan akan sayang,” katanya.

Pada kegiatan sosialisasi di Pondok Pesantren Al Ihsan Boarding School, selain Hidayat Nur Wahid, juga tampil sebagai narasumber adalah anggota MPR/DPR dari dapil Riau Drs. Chairul Anwar.[kk/]

Sumber:rakyatmerdekaonline

Banyak yang Ingin Jadi Cawapres Jokowi, Ini Pertanyaan Telak Mustofa Nahrawardaya

Banyak yang Ingin Jadi Cawapres Jokowi, Ini Pertanyaan Telak Mustofa Nahrawardaya


Jokowi bersama JK (Bisnis.com)

10Berita, Sejumlah tokoh dan pimpinan partai politik mengungkapkan keinginannya menjadi calon wakil presiden Joko Widodo. Ada yang sudah memasang baliho di mana-mana dengan judul “Cawapres 2019.” Ada pula yang sudah terang-terangan mengajukan proposal ke Jokowi.

Menurut kabar yang berkembang, belasan nama telah antre menjadi Cawapres Jokowi. Sebagian besarnya masih belum secara terang-terangan membuat pernyataan ke media.

Menyikapi hal ini, aktifis Muhammadiyah Mustofa Nahrawardaya melontarkan pertanyaan kritis.

“Kok banyak yg pingin jadi Cawapresnya Jokowi. Dipikirnya, beliau akan terpilih lagi?” tulis Mustofa Nahrawardaya melalui akun Twitter pribadinya, @NetizenTofa, Ahad (18/3/2018).

Puluhan komentar pengguna Twitter menanggapi twit tersebut. Hampir semuanya menilai Jokowi akan kalah pada Pilpres 2019 karena rakyat menginginkan presiden baru.



“Ini hanya permainan media seakan akan jokowi tidak bisa di kalah kan,kan yang punya media mereka. #2019PresidenBaru #TGBpresiden2019” kata @galuh52mz

“Kepedean mereka 😁 atau emang dirancang bakalan menang lagi? #2019PresidenBaru #2019GantiPresiden” kata @Mimi_Hokyah

“mungkin mereka nda tau kalau rakyat sedang mencari Presiden Baru” kata @anwarbayoe

“Biarlah mereka terlena dgn merapat ke org yg insyaAllah bakal kalah. Krn tanda2 suatu kaum bakal hancur itu Allah biarkan mereka terlena tidak sadar bahaya yg mendekat.” Kata @yudipr

“Mereka ga tau pasti NYUNGSEP 2019 !!! Indonesia BUTUH Pemimpin baru !!!” kata @Salim94769696

“Jadi cawapres Jokowi sama aja bunuh diri, buang tenaga, waktu, biaya dan pikiran, mending kerjain yg lainlah yg lebih bermanfaat dan efektif buat bangsa ini” kata @alwimaliki [Ibnu K/]

Sumber :Tarbiyah.net