OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Jumat, 23 Maret 2018

Menguak Firaun yang Ditenggelamkan

Menguak Firaun yang Ditenggelamkan

Jasadnya diawetkan dan dapat ditemui hingga kini.

10Berita , JAKARTA -- Kisah Firaun dan kekejamannya terhadap Bani Israil meninggalkan hikmah yang besar bagi umat Islam. Akibat kesombongan Firaun yang mengaku sebagai tuhan, dia pun dilaknat Allah SWT. Ia tewas di Laut Merah bersama tentaranya saat mengejar Nabi Musa AS. Dan, jenazahnya kemudian diselamatkan oleh Allah SWT. Jasadnya diawetkan dan dapat ditemui hingga kini (QS Yunus: 92).

Dalam riwayat, ketika Firaun ditenggelamkan di Laut Merah dan akhirnya tewas, jasadnya diselamatkan oleh Allah. Menurut beberapa keterangan, setelah tenggelam, mayatnya terdampar di pantai dan ditemukan oleh orang-orang Mesir untuk diawetkan (dibalsem) hingga utuh seperti sekarang dan dapat dilihat di museum Mesir.

Siapakah Raja Firaun yang mengaku dirinya sebagai tuhan tersebut? Seperti diketahui, Firaun adalah gelar bagi raja-raja Mesir purbakala. Menurut sejarah, Firaun di masa Nabi Musa adalah Minephtah (1232-1224 SM), putra dari Ramses II.

Seperti yang banyak diceritakan, raja yang memusuhi Nabi Musa AS itu adalah Ramses II, bukan Minephtah. Namun, setelah diselidiki, Ramses II justru merupakan seorang raja yang baik. Ia memerintahkan rakyatnya untuk selalu berbuat adil. Ia memerintah selama 68 tahun pada 1304-1237 SM. Sedangkan, anaknya, Minephtah, dikenal sebagai raja yang sangat kejam. Dialah yang menentang Nabi Musa dan mengaku sebagai tuhan.

Setelah sekian ribu tahun terkubur, akhirnya mumi Firaun Minephtah ditemukan pada tahun 1898 M oleh Loret di Thebes di Lembah Raja-raja (Wadi al Muluk). Dr Maurice Bucaille, seorang peneliti, bersama anngota tim berhasil mengungkapkan penyebab kematian Firaun Minepthah dan pengawetannya. Menurut Bukay, dalam sebuah penelitian medis yang dilakukan dengan mengambil sampel organ tertentu dari jasad mumi yang ditemukan, pada tahun 1975, melalui bantuan Prof Michfl Durigon dan pemeriksaan yang detail dengan menggunakan mikroskop, bagian terkecil dalam organ itu masih dalam kondisi terpelihara secara sempurna. Ini menunjukkan bahwa keterpeliharaan secara sempurna itu tidak mungkin terjadi andaikata jasad tersebut sempat tinggal beberapa lama dalam air atau berada lama di luar air sebelum terjadi proses pengawetan pertama.

Dr Bucaille menyebutkan, dirinya bersama tim telah melakukan banyak penelitian, di antaranya untuk mengetahui dugaan sebab kematian Firaun. Penelitian yang dilakukannya berjalan legal karena dibantu Direktur Laboratorium Satelit di Paris, Ceccaldi, dan Prof Durigan. Objek penelitian dititikberatkan pada salah satu orang di tengkorak kepala.

Mengenai hasilnya, Dr Bukay mengungkapkan, ''Dari situ, diketahui bahwa semua penelitian itu sesuai dengan kisah-kisah yang terdapat dalam kitab-kitab suci yang menyiratkan bahwa Firaun tewas ketika digulung gelombang.''

Bucaille menambahkan, betapa Alquran sangat detail dalam menjelaskan sesuatu, termasuk cerita dan proses pengawetan Firaun. Hal ini tidak disebutkan dalam kitab lainnya.

Bucaille mengatakan, ''Di zaman di mana Alquran sampai kepada manusia melalui Muhammad SAW, jasad-jasad para Firaun yang diragukan orang di zaman kontemporer ini, apakah benar atau tidak, ada kaitannya dengan saat keluarnya Musa yang sudah lama terpendam di pekuburan Lembah Raja di Thoba di pinggir lain dari sungai Nil di depan Kota al-Aqshar saat ini. Pada masa Nabi Muhammad SAW, segala sesuatu mengenai hal ini masih kabur. Jasad-jasad tersebut belum terungkap, kecuali pada pengujung abad ke-19.''

Sementara itu, dalam kitab Taurat, dijelaskan bahwa jasad Firaun ditelan laut dan tidak memberikan perincian mengenai apa yang terjadi terhadapnya setelah itu.

Karena kisah dan kesesuaian bukti yang diungkapkan ini pula, akhirnya Dr Bucaille memilih dan memeluk agama Islam. Maurice Bucaille adalah seorang dokter ahli bedah terkemuka di dunia yang berasal dari Prancis.

Pada suatu malam, hasil penelitiannya menyebutkan terdapat bekas garam yang menempel pada mayat mumi sehingga dapat ia jadikan sebuah bukti yang nyata bahwa Firaun mati karena tenggelam dan mayatnya dapat di selamatkan, kemudian diawetkan pada saat kejadian.

Dari hasil penelitiannya, timbul beberapa pertanyaan mengenai bagaimana mayat Firaun dapat diselamatkan dan anggota tubuhnya masih tetap utuh, sedangkan kondisi mayat-mayat yang lainnya setelah diawetkan tidak seperti dirinya? Setelah melalui penelitian dan perbincangan, ia mencari penjelasan dalam Alquran dan menemukan jawabannya.

Sumber : Republika.co.id

Apa Motif PDIP ‘Bombardir’ SBY?

Apa Motif PDIP ‘Bombardir’ SBY?


10Berita, Di tengah ‘nyanyian’ Setya Novanto yang menyeret nama Puan Maharani dan Pramono Anung di pusaran kasus e-KTP, PDIP justru memainkan manuver tak biasa. PDIP malah melempar kesalahan ke pemerintahan SBY soal prahara kasus e-KTP. Banyak pihak bertanya apa sebenarnya motif PDIP ini, apakah sebuah kesengajaan dengan tujuan politik tertentu?

“Memang serangan PDIP ini sebenarnya tidak ada angin dan hujan tiba-tiba saja. Padahal tuduhan dilempar Novanto, kenapa malah dioper ke SBY. Ini pasti ada tujuan khusus,” kata pengamat politik Rico Marbun kepada wartawan, Jumat (23/3/2018).

Menurut analisis Rico, yang juga Direktur Eksekutif Media Survei Nasional ini, serangan PDIP ini terkait Pilpres 2019. Diprediksi karena PDIP tak nyaman melihat kedekatan Jokowi dengan Ketum PD Susilo Bambang Yudhoyono. Memang SBY sudah menyatakan siap mengusung Jokowi di Pilpres 2019.

Singkat cerita, Riko menduga PDIP ingin memisahkan Jokowi dari PD. Apalagi belakangan PD mendorong-dorong Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menjadi cawapres Jokowi. Padahal PDIP punya misi sendiri membesarkan ‘putri mahkota’, Puan Maharani.

“Bisa jadi ini kode tidak klopnya proposal PD ke Jokowi dan PDIP. PDIP mungkin merasa tanpa PD sudah cukup untuk mengusung Jokowi dan menang di pilpres,” kata Rico.

Manuver yang dilakukan PDIP ini mulai ‘membuahkan hasil’. PD langsung mengkaji ulang kemungkinan mengusung Jokowi di Pilpres 2019.

“Sedikit-banyak itu (pernyataan Sekjen PDIP) menjadi bahan pertimbangan buat kami,” kata Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Syarif Hasan kepada detikcom, Jumat (23/3).

Sekjen PD Hinca Pandjaitan bahkan bicara panjang-lebar soal manuver PDIP ‘membombardir’ SBY itu. PD memang sudah sampai pada kesimpulan PDIP sedang memainkan politik cuci tangan.

“Pernyataan Sekjen PDIP yang langsung menyalahkan kebijakan dan program e-KTP lantaran kader-kadernya ada yang diduga terlibat korupsi e-KTP ibarat mencuci tangan yang kotor dan kemudian airnya disiramkan ke orang lain,” kata Sekjen PD Hinca Pandjaitan kepada wartawan, Jumat (23/3).

Lantas, apakah ‘perang dingin’ PDIP dan SBY ini akan mengubah peta politik menuju Pilpres 2019?

Sumber: detik

BEDA BACAAN, BEDA WAWASAN

BEDA BACAAN, BEDA WAWASAN


10Berita, Pidato Prabowo Subianto tentang 'Indonesia Bubar 2030' bikin geger. Prabowo mengutip dari buku 'GHOST FLEET' karya Ahli Intelijen Strategis dan Direktur 'the Center for 21st Century Security and Intelligence'.

Prabowo tak masalah ada yang mencemooh dan membullynya. Prabowo ingin menyampaikan skenario tersebut sebagai sebuah peringatan bagi Pemerintah Indonesia untuk tidak menganggap enteng berbagai persoalan yang dihadapi masyarakat Indonesia, seperti kemiskinan, kesenjangan ekonomi, penguasaan sumber daya, dll.

"Jadi di luar negeri itu ada scenario writing, yang nulis itu ahli-ahli intelijen strategis. Dibuka dong, baca dong," ujar Prabowo di Hotel Millenium, Jakarta, Kamis (22/3/2018), seperti dikutip Kompas.

Seorang aktivis sosmed, Agus Santoso menilai hanya orang-orang cerdas dan berwawasan bisa menangkap kekhawatiran seorang Prabowo.

Agus Santoso di akun fbnya mengunggah dua gambar, yang satu buku 'GHOST FLEET' yang jadi rujukan Prabowo, yang satunya Seseorang yang sedang membaca buku bersampul kartun Anak-anak dengan wajah berkerut seakan berfikir keras.

"Beda orang beda bacaan, kalo bacaannya majalah Bobo maka rentang waktu daya berpikirnya gak akan jauh. Intuisinya pun gak terasah..

Lalu kalian sibuk membully pidato Pak Prabowo yang bicara 2030?? Wajar!!! Karena memang wawasan dan apa yang kalian baca hanya sebatas judul dan dagelan-dagelan hoax yang katanya membangun.

Hanya orang-orang cerdas dan berwawasan bisa menangkap kekhawatiran seorang Prabowo. Gejala dan tanda-tanda itu sudah nyata di depan mata, masih tetap anggap itu Banyolan??

Bro, yang cerdas-lah... kalo pun kalian belum cerdas setidaknya buka pikiranmu..," tulis Agus Santoso.

BEDA BACAAN, AKAN BEDA WAWASAN

SESEDERHANA ITU...

__
NB: P.W Singer seorang ahli ilmu politik luar negeri, mendapatkan Ph.D dari Harvard University. Bersama rekannya August Cole, mereka mencoba memprediksi apa yang akan terjadi di masa depan dalam konflik global. Agar prediksi dan perspektifnya hidup, ia tuliskan analisanya itu dalam drama novel 'GHOST FLEET'.

Karena yang menulis seorang yang sangat ahli, novel ini bahkan menjadi perhatian serius petinggi militer di Amerika Serikat. James G Stavridis, pensiunan laksama angkatan laut Amerika Serikat, yang kini menjadi dekan di Tufts University hubungan internasional, menyebut buku ini (novel) merupakan 'blue print' untuk memahami perang masa depan. Pemimpin militer di negeri Paman Sam itu mewajibkan para tentara membacanya.


Sumber :Portal Islam 

Jakarta Hadapi Ancaman ‘Day Zero’, Apa Itu?

Jakarta Hadapi Ancaman ‘Day Zero’, Apa Itu?


10Berita – Peneliti Puslit Penelitian Geoteknologi LIPI Rachmat Fajar Lubis menyebut ‘day zero’ di Jakarta masih bisa dihindari dengan memaksimalkan dan mengombinasikan teknologi mengolah dan mengembalikan kualitas sumber-sumber air yang ada sejak dini.

“‘Day zero’ merupakan kondisi di satu lokasi di mana air sudah tidak bisa lagi digunakan manusia. Cape Town yang merupakan ibu kota negara Afrika Selatan sedang menghadapi kondisi tersebut,” ujar Lubis dalam media briefing terkait Hari Air Dunia yang digelar LIPI di Jakarta, Kamis (22/3).

Jakarta menjadi satu dari tujuh kota besar di dunia yang diramalkan akan mengalami ‘day zero’ seperti Cape Town. Ini akan terjadi jika penurunan muka air tanah terus berlanjut dan membuat penetrasi air laut semakin besar sehingga tidak ada lagi air yang bisa digunakan manusia, sementara sumber-sumber air lainnya sudah tercemar berat.

Lubis mengatakan sumber air di Jakarta merupakan sebuah sistem yang terhubung di mulai dari hujan, sungai, waduk, situ, danau, air tanah, hingga air hasil pengolahan. Jika salah satu saja sumber air tersebut salah dalam pengelolaannya maka seluruh sistem akan tercemar.

Kondisi saat ini dari segi pemanfaatannya, menurut Lubis, tidak seimbang karena hanya air tanah yang digunakan secara besar-besaran. Air tanah hanya mewakili sekitar empat persen dari sumber air yang ada di Jakarta. Sementara air hasil pengolahan lebih banyak ‘impor’ dari Waduk Jatiluhur di Purwakarta, Jawa Barat.

Berdasarkan data neraca air DKI Jakarta 2030 yang ia presentasikan disebutkan potensi ketersediaan air permukaan statis mencapai 33.479.000 meter kubik (m3), air permukaan dinamis mencapai 389.455.000 m3, air hujan andalan mencapai 891.330.000 m3, air tanah dangkal mencapai 36.170.000 m3, air tanah dalam mencapai 75.780.000 m3 dan air hasil pengolahan air bekas mencapai 914.702.000 m3.

Total perkiraan persediaan air DKI Jakarta di 2030 mencapai 2.340.916.000 m3 dengan perkiraan kebutuhan air mencapai 1.280.770.000 m3. Sementara proyeksi peningkatan ketahanan air dan faktor pencapaian target pada 2030 akan mencapai 82,34 persen dengan faktor penentu pencapaian target berupa pengembangan sistem pengolahan air bekas perkotaan (reclame used water), giant sea wall, desalinasi air laut, penurunan tingkat kebocoran, serta jaringan distribusi Perusahaan Air Minum (PAM).

Untuk memastikan ‘day zero’ tidak terjadi di Jakarta maka, menurut Lubis, kombinasi faktor penentu pencapaian target di atas harus kerjakan. Kalau pun giant sea wall gagal dibangun maka kombinasi faktor penentu yang tersisa yang harus dikerjakan dengan memanfaatkan teknologi dari berbagai hasil penelitian yang ada.

“Maka kuncinya manfaatkan sumber daya air yang ada, gunakan yang disediakan alam sekitar. Karena baru air tanah saja yang sekarang digunakan, sumber lain tidak digunakan,” lanjutnya. ()

Sumber : Antara, Eramuslim

Sambangi PBNU, Haedar: Kunjungan 'Kakak ke Adik Sulung'

Sambangi PBNU, Haedar: Kunjungan 'Kakak ke Adik Sulung'

Kiai Dahlan dan Kiai Hasyim membangun Indonesia dengan semangat persatuan

10Berita , JAKARTA -- Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah Haedar Nasir menyebut silaturahminya ke PBNU merupakan kunjungan "kakak ke adik sulung". Selain itu, silaturahmi ini juga bentuk silaturahmi antara Islam Nusantara dan Islam Berkemajuan.

Haedar mengatakan, Muhammadiyah dan NU memiliki akar sejarah persahabatan yang panjang. Kiai Ahmad Dahlan selaku pendiri Muhammadiyah dan Kiai Hasyim Asy'ari sebagai pendiri NU merupakan sahabat dekat.

"Ini kekayaan luar biasa dari tokoh kita. Sejak awal mereka menyatu dalam ke-Indonesia-an untuk perjuangan kemerdekaan," ujar Haedar, di PBNU, Jumat (23/3).

Menurut Haedar, Kiai Dahlan dan Kiai Hasyim, mereka membangun Indonesia dengan semangat persatuan. Keduanya satu napas jika berkaitan dengan pembangunan Indonesia.

Karenanya, kata Haedar, silaturahmi kali ini bukan sesuatu yang spesial. Sebab, Muhammadiyah dan NU memiliki pemikiran sama tentang Indonesia dan juga bersahabat sejak lama.

Haedar menjelaskan, tentang pertemuan yang berlangsung. Menurutnya, terjadi diskusi tentang keislaman. Keberislaman masyarakat Indonesia terus mengalami proses.

"Kalau kita baca, perekatan, kebersamaan tapi juga kemauan untuk maju. Ini kekuatan kita. Kebersamaan itu karakter Indonesia. Biarpun bermacam-macam golongan, tapi kita Indonesia," kata Haedar.

Haedar juga menyampaikan, bahwa masyarakat harus mempunyai optimisme tinggi tentang masa depan Indonesia. Haedar yakin Indonesia akan tetap utuh.

"Karena bangsa ini bangsa beriman. Maka baik negara maupun komponen bangsa lain tidak boleh menjauhkan diri, bangsa ini beriman dan bertakwa," kata Haedar.

Sumber : Republika.co.id

Ditunggu Munculnya Amien Rais Muda

Ditunggu Munculnya Amien Rais Muda


Amien Rais

Oleh : Budi Nurastowo Bintriman

10Berita, Lagi-lagi tokoh senior, Bapak Reformasi, Amien Rais mengkritik rezim berkuasa dengan sangat tajam, keras, dan lugas. Ini membawa ingatan kita ke masa silam. Kala itu akhir tahun 1997 hingga awal tahun 1998. Rezim orde baru yang berpondasi pada tiga kekuatan ABRI – Birokrasi – dan Golkar (ABG) sedang di puncak kekuasaan dan di puncak kekuatan. Rezim berkuasa melenggang sekehendak hati secara absolut. Beliau menjadi penentu merah-hitamnya nasib ratusan juta rakyat Indonesia.

Namun demikian, ada seorang tokoh progresif, cerdas, pemberani, dan alim yang mengkritik secara tajam, keras, dan lugas terhadap rezim orde baru. Ia adalah putera Surakarta “didikan” Yogyakarta, bernama Muhammad Amien Rais. Beliau nyaris sendirian, hingga dikomentari oleh banyak kalangan, sebagai pria yang urat-urat takutnya telah tak berfungsi. Tapi lambat-laun substabsi kritikannya menjadi asupan bergizi bagi gerakan pro demokrasi, pro rakyat, dan pro kedaulatan bangsa. Beliau pun kemudian menjadi lokomitif reformasi.

Kritikan-kritikannya banyak mewarnai head line surat kabar nasional dan lokal. Kasus yang paling disorot adalah penyelenggaraan pemerintahan yang amburadul, hingga tak mencerminkan nilai-nilai luhur Pancasila. Bukti nyatanya adalah bagaimana negara Indonesia menjadi “jongos” untuk negara asing melalui penambangan emas di Kalimantan dan Papua. Bangsa Indonesia dijadikan penonton, dan hanya mendapatkan cipratan yang tak rasional sama sekali. Apalagi masyarakat setempat, karena cipratannya itupun ditilep oleh segelintir orang Jakarta.

Melalui asbab keberanian tokoh ini, rezim orde baru tumbang, setelah 32 tahun berkuasa. Jalinan ABG tak lagi adigang adigung adiguno. Tiga lembaga ini kemudian direformasi sedemikian rupa. Mereka setara dengan lembaga-lembaga lain dalam koridor proporsionalitas dan demokrasi. Seluruh rakyat Indonesia patut berterima kasih kepada semua elemen bangsa yang berjuang menegakkan orde yang lebih baru, yaitu orde reformasi. Bangsa Indonesia patut bersyukur kepada Allah SWT yang berkenan menghentikan praktek-praktek negara modern tapi lalim.

Kini Amien Rais “mengaum” lagi. Di saat reformasi telah berusia 20 tahun, masih ada kenyataan buruk, segelintir orang menguasai 50% kekayaan nasional. Kenyataan buruk lainnya, ada segelintir orang yang menguasai lahan yang akumulasi luasnya tak terkira-kira. Sementara di mana-mana, banyak rakyat yang tak punya tanah, untuk sekedar tempat tinggal. Pemerintah Joko Widodo merespon keadaan ini dengan membagi-bagi sertifikat tanah kepada rakyat. Bagi-bagi sertifikat tanah ini kemudian dikomentari oleh Amien Rais sebagai PENGIBULAN. Sebuah komentar kritis yang khas Amien Rais, meskipun sekarang ini beliau sudah masuk sebagai tokoh sepuh.

Kritikan Amien Rais langsung menjadi berita heboh di Tanah Air. Banyak kalangan dari kubu Jokower yang tipis telinga, mencak-mencak. Salah satu di antaranya adalah Luhut Binsar Panjaitan. Ia mengumbar ancaman akan balik “mengobok-obok” dosa-dosa Amien Rais. Kita ketahui bersama, bahwa LBP ini, pada masa orde baru, adalah “anak buahnya” Pak Harto dari unsur “A” (dan setelah purna, ia masuk ke unsur “G”). Apakah Amien Rais keder terhadap intimidasi gaya orba tersebut? Tentu tidak sama sekali! Maka jika Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah siap menfasilitasi “ring duel” Amien versus Luhut, pastilah LBP yang akan lari ngacir tunggang-langgang. Mari kita tunggu tanggal mainnya! Terbukti atau tidak prediksi ini?

Mari kita jeli dan jernih melihat persoalan ini. Pertama, pilihan diksi “pengibulan” bukan ditujukan kepada kegiatan Joko Widodo yang bagi-bagi sertifikat tanah kepada rakyat. Kegiatan itu benar adanya, siapapun tak bisa menyangkalnya. Tapi diksi “pengibulan” itu sebenarnya ditujukan kepada siasat akal bulus, yang sekedar untuk menutupi ketidakberdayaan pemerintah dalam menangani dua kenyataan buruk yang tersebut di atas (tentang penguasaan kekayaan nasional dan tentang penguasaan lahan). Ke dua, pilihan diksi itu tentu sudah sangat diperhitungkan. Mengapa? Karena sangat jelas. Jika kita murni dan konsekuen dalam berpancasila dan ber-UUD 45, maka dua kenyataan buruk tersebut tak boleh terjadi. Apalagi ada upaya menutup-nutupinya. Maka ini menjadi barang haram di bumi Pancasila. Jadi sudah sangat pas dan wajar, jika seorang Amien Rais menggunakan kata yang setajam-tajamnya, sekeras-kerasnya, dan selugas-lugasnya. Ke tiga, sudah saatnya muncul Amien Rais muda. Ini fenomenanya tokoh-tokoh muda malah jadi KANCIL PILEK. Dan anak-anak mudanya malah lebih suka membebek. Apakah saat ini tokoh-tokohnya sudah terjebak oleh kenikmatan dan kenyamanan dari berkah reformasi? Tampaknya mahasiswa juga perlu disapa. Halo apa kabar mahasiswa Indonesia? Ke empat, meskipun begitu, misi amar makruf nahi mungkar sejatinya memang tak kenal istilah pensiun. Jadi ini sudah menjadi pilihan hidup seorang Amien Rais. Maka pantaslah dirundung malu sepanjang hayat bagi kita-kita yang tak mau satu shaf dengan beliau.
Wa-ALLAHU a’lam…

Sumber :Ngelmu.co 

Ada Nama Luhut dalam Sidang Kasus Suap Pejabat Pajak

Ada Nama Luhut dalam Sidang Kasus Suap Pejabat Pajak

10Berita Nama Luhut Binsar Pandjaitan disebut dalam persidangan kasus suap pejabat pajak di Pengadilan Tipikor Jakarta, pada hari Senin (13/3/2017) lalu. Pada sidang kasus suap tersebut, nama Luhut disebut pernah meminta agar Direktorat Jenderal Pajak membatalkan surat pencabutan pengusaha kena pajak (PKP) terhadap sejumlah perusahaan Jepang.

Dilansir dari Kompas, Nama Luhut diungkap oleh Kepala Kantor Wilayah DJP Jakarta Khusus, Muhammad Haniv, saat bersaksi bagi terdakwa Country Director PT Eka Prima Ekspor Indonesia R Rajamohanan Nair.

Haniv menuturkan bahwa saat ia dipanggil oleh Luhut, Luhut masih menjabat sebagai Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan.

“Saya dipanggil Pak Luhut. Jadi waktu itu dipanggil Pak dirjen, tapi saya yang dipanggil,” kata Haniv kepada jaksa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).


Kepala Kantor Wilayah DJP Jakarta Khusus, Muhammad Haniv

Menurut Haniv, saat ia datang memenuhi panggilan Luhut, di kantor Luhut ada Duta Besar Jepang dan beberapa wajib pajak perusahaan Jepang. Kemudian, Luhut meminta agar masalah pencabutan PKP sejumlah perusahaan Jepang dapat diatasi dengan segera. Haniv kemudian menyanggupi permintaan Luhut tersebut.

Haniv menuturkan bahwa sebelumnya ia juga mendapat banyak keluhan dari pengusaha asal Jepang dan Korea, termasuk PT EKP soal pencabutan pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (PKP). Adapun pencabutan PKP itu dilakukan Kantor Pelayanan Pajak Penanaman Modal Asing (KPP PMA) Enam Kalibata.

“Pak Luhut bilang, ‘Ini Dubes Jepang sudah ke Presiden, Kau harus selesaikan ini. Sore ini bisa kau selesaikan?’” Kata Haniv.

Setelah pertemuan itu, selanjutnya Haniv menghubungi Direktur Jenderal Pajak, Ken Dwijugiasteadi. Tidak lama kemudian, pencabutan PKP sejumlah perusahaan Jepang pun dilaksanakan.

“Saat itu, semua pengusaha Jepang datang ke saya, bilang terima kasih,” kata Haniv.

Dalam kasus ini, Haniv diduga berkepentingan dan bertanggungjawab dalam pembatalan tagihan pajak PT Eka Prima Ekspor Indonesia sebesar Rp 78 miliar. Haniv  juga diduga memerintahkan Kepala KPP PMA Enam Johny Sirait untuk membatalkan pencabutan PKP PT Eka Prima Ekspor Indonesia.

Namun, saat menjadi saksi dalam persidangan, Haniv mengungkapkan bahwa surat tagihan pajak (STP) sebesar Rp 78 miliar dan pencabutan PKP terhadap PT Eka Prima, dikeluarkan tanpa mengikuti prosedur yang sesuai sebagaimana seharusnya.

Sumber : Ngelmu.co,

Viral Beredar Kabar Karyawan Meikarta Tidak Digaji, Benarkah?

Viral Beredar Kabar Karyawan Meikarta Tidak Digaji, Benarkah?



10Berita, Kabar tak sedap terdengar dari proyek perumahan besar Meikarta di Cikarang. Kabarnya seluruh marketing Meikarta terancam tak digaji mulai Februari 2018.

Kabar tersebut ramai beredar di media sosial dalam bentuk artikel yang ditulis oleh atas nama Pejuang Meikarta. Dalam artikel itu diceritakan mengapa para marketing mulai dari Sales, SPV, SM, DGM ataupun VP terancam tidak diberikan gaji.

Awalnya diceritakan mereka dipaksa oleh GM Meikarta berinisial FT untuk membeli unit di Meikarta. Sehingga penjualan Meikarta terlihat besar.

Kemudian setelah FT naik menjadi CMO, para tim marketing Meikarta diancam tidak mendapatkan gaji jika tidak mencapai target. Lalu semua divisi marketing dibuat menjadi 1 jabatan.

Hal itu pun dibantah oleh CEO Lippo Group James Riady. Menurutnya itu hanya kabar bohong yang sengaja disebarkan.

“Enggak bener lah. Viral begitu banyak. Itu kita sangat menyesalkan viral begitu tapi kita ngga ada lah. Mana ada. Kalau seseorang punya hal digaji tapi nggak digaji itu kan sesuatu masalah besar,” tuturnya di Hotel Aryaduta, Jakarta, Rabu (21/3/2018).

Sumber: detik

TNI Diingatkan Tidak Terjebak Isu Radikal dan Teroris, Din: Sakit Hati Umat Islam Dituduh Itu

TNI Diingatkan Tidak Terjebak Isu Radikal dan Teroris, Din: Sakit Hati Umat Islam Dituduh Itu


10Berita, JAKARTA - Tentara Nasional Indonesia (TNI) melalui utusan Panglima dipesankan agar tidak ikut terjebak manakala ada isu teroris kemudian seolah-olah umat Islam yang berlaku demikian. Pun hal yang sama manakala ada kata-kata radikal, TNI diminta untuk terjebak di dalam isu tersebut.

“Termasuk untuk terorisme, mohon juga TNI jangan terjebak dengan isu terorisme dan radikalisme semata-mata berhubungan dengan umat Islam,” demikian pesan Ketua Wantim MUI, Din Syamsuddin, Rabu (21/3/2018), di MUI Pusat, Jakarta.


Menurut Din, dengan adanya isu-isu yang seoalah menyudutkan itu, sudah cukup membuat sakit hati umat Islam (Indonesia). “Sakit hati umat Islam dituduh radikal. Dituduh terorisme. Sementara teroris ekonomi, terorisme energi kita biarkan masuk, walaupun kita tidak setuju juga terorisme dan segala bentuk kejahatan itu,” ia mengingatkan.

Walaupun demikian, ia tetap merasa yakin sekaligus berpesan agar TNI ikut ikut menegakkan kedaulatan negara, terlebih terhadap kasus yang dapat menghancurkan banyak generasi muda. Bagaimana mencegah masuknya narkoba berton-ton ke republik ini. Miris sekali. Perang candu modern dewasa ini untuk Indonesia, akan mudah menegakkan kedaulatan,” tutupnya. (Robi/)

Sumber :voa-islam.com

Gak Usah Jauh-jauh 'Indonesia Bubar 2030', Ramalan JK: Jokowi Presiden Bisa Hancur Negeri Ini

Gak Usah Jauh-jauh 'Indonesia Bubar 2030', Ramalan JK: Jokowi Presiden Bisa Hancur Negeri Ini


10Berita, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto bikin heboh dengan pernyataan yang disampaikanya dalam sebuah pidato bahwa Indonesia diramalkan akan bubar pada tahun 2030.

Prabowo menyampaikan hal tersebut sebagai sebuah peringatan bagi Pemerintah Indonesia untuk tidak menganggap enteng berbagai persoalan yang dihadapi masyarakat Indonesia, seperti kemiskinan, kesenjangan ekonomi, penguasaan sumber daya, dll.

Meskipun demikian, ia mempersilakan jika berbagai pihak tak memercayai apa yang ia sampaikan. Ia menilai, hal itu merupakan kewajiban sebagai warga negara untuk mengingatkan negara akan potensi ancaman tertentu.

"Jadi di luar negeri itu ada scenario writing, yang nulis itu ahli-ahli intelijen strategis. Dibuka dong, baca dong," ujar Prabowo di Hotel Millenium, Jakarta, Kamis (22/3/2018), seperti dilansir Kompas.

"Kalau enggak percaya sama saya dan enggak mau dengar ya enggak apa-apa. Kewajiban saya sebagai anak bangsa saya harus bicara kalau melihat suatu bahaya ya," lanjutnya.

Gak usah jauh-jauh tahun 2030 nunggu 'ramalan' yang disampaikan Prabowo, dulu tahun 2014 Jusuf Kalla juga sudah 'meramalkan' Indonesia bakal hancur kalau Jokowi jadi Presiden.

"Jangan tiba-tiba karena dia terkenal dia dicalonkan (jadi) Presiden... bisa hancur negeri ini, bisa masalah negeri ini," kata JK.

Sekarang sudah 3 tahun lebih Jokowi jadi Presiden, bagaimana kondisi negeri ini?

Bandingkan 'Ramalan' JK dengan Realita kondisi sekarang ini. TERBUKTI?

Simak video 'Ramalan' JK...

[video]

Sumber :Portal Islam