OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Senin, 15 Mei 2017

Cegah Kesalahpahaman, Dua Pastur di Watertown Gelar Dialog tentang Islam

Cegah Kesalahpahaman, Dua Pastur di Watertown Gelar Dialog tentang Islam

10Berita, WATERTOWN -- Dua pastur Watertown membuat dialog antaragama akhir pekan lalu dengan mengundang pemuka agama Islam. Hal itu dilakukan demi memberikan wawasan tentang agama Islam yang kerap jadi sasaran kontroversi.

Dilansir dari Capital Journal, Senin (15/5), 24 orang lebih mendengarkan pemaparan Fathri Halaweish, perwakilan dari Brookings Islamic Center asal Mesir. Ia juga merupakan ahli kimia 20 tahun di South Dakota State University.

Dia memberi pemaparan sekitar 75 menit tentang iman dan perspektif negatif di sekitarnya. Forum ini dipandu Pendeta Portia Corbin dari Gereja Episkopal Tritunggal dan Pendeta Carl Kline dari Gereja United Nations Congregational United.

Halaweish menjawab sejumlah pertanyaan singkat, terutama mengenai terorisme dan tudingan arus utama Muslim telah gagal menolaknya. Bahkan, dia sudah menjawab banyak pertanyaan itu pada menit-menit pembukaan materinya.

"Ada begitu banyak orang gila yang mengklaim mereka beragama Islam. Atas nama Islam mereka melakukan kejahatan besar, sehingga kita tidak tahu cara menggambarkannya. Dari pandangan kami, mereka bukan Muslim, titik," kata Halawesih.

Halaweish turut menghilangkan kesalahpahaman persepsi atas aspek lain, termasuk nada kekerasan dalam Alquran dan ajakan menutup aurat wanita yang dikira paksaan. Ia melihat, walau ada variasi perintah itu mencerminkan praktik Alkitab juga.

"Islam bukanlah agama yang penuh kekerasan, kata Islam berarti damai, tidak ada kekerasan terkait itu," ujar Halaweish.

Senada, Kline dan Corbin setuju dengan pendapat itu dan menyebut Islam seperti sepupu dari agama Kristen. Ketiganya sepakat kalau menjawab pertanyaan sebenarnya merupakan kunci dialog yang produktif.

"Saya pikir itu (pertanyaan) menunjukkan sebagian besar kerentanan, dan jika kita menunjukkan kerentanan satu sama lain kita mulai menjadi teman," kata Corbin.

Corbin dan Kline mengungkapkan, ini merupakan dialog iman pertama yang menghadirkan wakil agama Islam dengan audiens banyak. Kline berpendapat, dialog tentang Islam penting karena Islam saat ini paling banyak mengalami kesalahpahaman.

"Jika kita ingin mendidik diri kita sendiri tentang berbagai tradisi keagamaan, kita perlu memulai dengan Islam hari ini," ujar Kline.

Sumber: Republika

Related Posts: