Deradikalisasi Sasar 6 Poin Ini, Termasuk Stigma Negatif Khilafah dan Jihad
10Berita-KARANGANYAR Ada upaya dari musuh-musuh Islam melakukan deradikalisasi terhadap Islam, khususnya ajaran-ajaran yang mereka anggap bertentangan dengan kepentingan mereka. Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) Jawa Tengah Ustadz Aris Munandar dalam Kajian Rutin di Masjid Fatima, Jumat (19/5/2017)
Menurut ustadz Aris, sebagaimana hasil riset di Singapura, fokus deradikalisasi istilah Islam menyasar enam poin yaitu:Daulah Islamiyah, Jihad, Khilafah, Baiah, Jemaah dan Al wala’ wal bara.
“Dan sebagai puncak amal dalam syariat Islam adalah jihad, maka mereka akan menstigmakan itu sebagai sesuatu yang menakutkan,” katanya. “Selain itu, syariat jihad itu distigmakan teror, horor, merusak dan sebagainya,” tambahnya.
Padahal amaliat jihad, kata ustadz Aris, itu dilaksanakan Nabi dalam 10 tahun kehidupan beliau di Madinah tidak kurang 83 kali. “Apa iya itu kita sebut sebagai teroris, mau kita sebut horror?” tanyanya.
Contoh lain, khilafah distigma negative karena dinilai tak sesuai dengan konsep nasionalisme yang salah. Padahal, kata ustadz Aris, Rasulullah mensyariatkan saling membantu saudara muslim dan orang yang terzalimi.
Ustadz Aris meyakinkan bahwa Khilafah bagi umat Islam suatu keniscayaan yang pasti akan terjadi sesuai dalam Surat An Nur ayat 55 sebagai dalil janji Allah turunnya kekhilafahan.
Ketika warga Rohingya diusir, mereka naik kapal sampai di Brunei, Malaysia, dan Indonesia, mereka diusir gara-gara bukan satu Negaranya. Ini konsep Nasionalisme yang salah.” Katanya.
Sedangkan, khilafah, menurutnya memiliki konsep agar membantu persoalan kaum muslimin di mana pun. Inilah yang katanya membuat musuh Islam melalui Mustafa Kemal menghancurkan Khialfah Turki Utsmani.
Karenanya, ustadz Aris meminta umat Islam untuk terus mengkaji syariat Islam. “Tantangan ke depan bukan lebih mudah justru semakin sulit dan berat. Hanya dengan keimanan yang kuat, maka kita akan mudah untuk membedakan antara kebenaran dan kebatilan,” pungkasnya.
Sumber: Jurnalislam