Ini Cerita Yusril Saat Tanggal 2 Desember 2016 Mendampingi Aktivis lalu Bertemu Firza Husein
10Berita-JAKARTA- Ketua Umum salah satu partai di Indonesia menyatakan bahwa bisa saja pemerintahan saat ini tengah menyalahgunakan kekuasaannya untuk hal-hal lain untuk menjawab semua dugaan yang “dibuat”. Ia melihat misalnya saja bagaimana persoalan hukum di Tanah Air yang nampak tidak seperti adanya, sebut saja kasus yang tengah dihadapi tokoh-tokoh Islam dan aktivis nasionalis belakangan ini.
“Pada tanggal 2 Desember itu saya datang ke Mako Brimob. Kedatangan saya untuk mendampingi dua orang, yakni Ibu Racmawati Sukarnoputri dan Ibu Ratna Sarumpaet.
Saat saya mendampingi keduanya, secara tidak sengaja saya melihat Firza Husein di sebelahnya. Awalnya saat itu saya tidak tahu kalau perempuan tersebut yang bernama Firza. Baru belakangan ini saya mengenal namanya. Dia didampingi oleh advokat.
Nah, malam itu semua kami tahu bahwa HP sudah disita oleh Polri. Bahkan hingga saat ini HP Bu Rachma belum dikembalikan. Tetapi tidak juga dikembalikan. Beliau masih minta tolong ke saya. Pun dengan HP Firza juga disita malam-malam itu,” sampai Ketum PBB, Yusril Ihza Mahendra, Jum’at (16/06/2017), di Balairung, Matraman, Jakarta.
Ia pun menduga, bisa saja saat HP itu disita oleh aparat kepolisian lalu disalahgunakan untuk perkara lainnya. “Jadi kemungkinan, taruhlah chatting itu ada di HP, alat bukti lalu diperoleh, tetapi itu diperoleh secara tidak sah karena disita lalu menggunakannya untuk perkara lain. Dan itu tidak bisa demikian,” tambahnya jelas.
Memperhatikan hal demikian penyelidikannya, Yusril pun tidak mengelak bahwa bisa saja ada penyalahgunaan kekuasaan oleh pemerintahan Jokowi. “Ya, bisa jadi seperti itu. Sebab pertanyaannya adalah apakah satu alat bukti dijadikan pengembang untuk perkara lain,” tutupnya jawab saat ditanya adakah abuse of power di kasus-kasus tersebut. (Robi)
Sumber: voa-islam.com