OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Sabtu, 17 Juni 2017

Kisah Suami Bodoh yang Menukar Kuda Dengan Apel Busuk, Saat Pulang Malah Dipuji dan Dicium Istrinya

Kisah Suami Bodoh yang Menukar Kuda Dengan Apel Busuk, Saat Pulang Malah Dipuji dan Dicium Istrinya


“Kakek tua tidak pernah salah”, kisah ini adalah cerita anak-anak yang sangat terkenal di Denmark. Begini ceritanya.

Di desa ada sepasang suami istri tua yang miskin, suatu hari, mereka ini pergi ke pasar menukarkan satu-satunya benda berharga mereka, seekor kuda, dengan barang lain yang berguna. Nenek tua itu berkata pada kakek tua,

“Hari ini mumpung mereka ada acara, kamu menunggang kuda pergi ke kota, jual kuda ini atau tukar dengan barang yang berguna. Kamu gak pernah salah kalau mengambil keputusan, cepat-cepat pergi.”

Hari itu nenek tua membantu suaminya menyiapkan semua perbekalan suaminya ke kota, kemudian memberikan pada suaminya. Sebelum kakek tua pergi, ia menciumnya dengan lembut. Akhirnya kakek pun pergi ke kota.

Awalnya, kakek menukar kuda itu dengan seekor sapi, kemudian sapi itu ditukar dengan seekor kambing, lalu dia menukar lagi kambing dengan seekor angsa, kemudian angsa itu ditukarnya lagi dengan seekor ayam betina.

Terakhir, ia malah menukar ayam itu dengan sebungkus besar apel yang mulai membusuk. Di setiap pertukarannya, dia merasa inilah yang paling dibutuhkan oleh pasangannya, dia ingin memberikan pasangannya sebuah kejutan!

Ketika dia menggendong sekantung apel busuk melewati sebuah hotel kecil, dia bertemu dengan dua orang kaya raya. Kakek kemudian menceritakan dengan bangga semua hal yang dia lakukan di pasar tadi.

Kedua orang kaya itu langsung tertawa terbahak-bahak, mereka mengatakan kalau sepulang nanti ke desa, kakek pasti akan langsung ditampar oleh sang istri. Tapi kakek tua itu dengan yakin berkata itu tidak mungkin, bahkan dia bilang pada dua orang kaya itu.

“Aku akan mendapatkan sebuah ciuman, bukan satu tamparan, bahkan, wanitaku pasti akan mengatakan, ‘apa yang kamu lakukan memang selalu benar.'”

Akhirnya, kedua orang kaya itu tidak percaya dan bertaruh  akan memberikan kakek tua sejumlah uang kalau itu benar. Mereka bertiga pun pulang ke desa bersama.

Hal yang berhasil membuat kedua orang kaya ini tercengang adalah, istri kakek tua sangat senang mendengar setiap cerita yang diceritakan oleh kakek tua padanya. Setiap mendengar pertukaran yang dilakukan oleh sang kakek, istrinya dengan wajah sangat puas bertepuk tangan dengan gembira.

Setelah ia mengetahui kalau suaminya menukarkan kuda mereka dengan sebungkus apel busuk, dia bahkan dengan sangat gembira berkata,

“Sekarang aku harus cium kamu. Aku mau kasih tahu kamu satu hal. Tau gak, hari ini waktu kamu pergi, aku pikir malam ini aku mau membuat makan malam enak untukmu, kue telur ditambah daun bawang.”

Aku punya telur, tapi aku tidak punya daun bawang, akhirnya aku pergi ke sekolah, aku tahu mereka menanam daun bawang di sana.

Tapi guru sekolah itu pelit, waktu aku minta dikit sama dia, dia malah bilang kalau di tamannya apapun juga gak tumbuh, bahkan satu apel busukpun gak ada.

“Aku bahkan satu buah apel pun gak bisa kasih dia. Tapi sekarang kita ada 10 buah apel bisa kasih dia, bahkan ada sekantung besar apel busuk! Kamu memang lucu”

Bahkan, nenek tua itu berkata, “Terima kasih, suamiku yang baik!” setelah berkata itu dia memberikan ciuman pada suaminya. Kedua orang kaya tadi hanya bisa kaget sambil memberikan kakek tua sejumlah uang.

Karena kakek tua ini melakukan hal yang sangat bodoh, namun bukan cuman tidak dimarahi, bahkan malah dipuji dan diberi ciuman.

Inilah pertama kalinya aku menemukan, “Kakek tua tidak pernah salah” bukan cerita yang ditulis untuk anak-anak, melainkan untuk mereka yang sudah menikah. Lewat kisah yang sepertinya sedikit aneh ini, mereka mengajarkan kita bagaimana mencintai seseorang.

Mencintai seseorang, perlu memujinya, memberikan dukungan, bahkan waktu pasangan melakukan kesalahan, asalkan motifnya itu baik, asalkan tujuannya itu memang tidak salah, seharusnya memang tetap didukung, jangan sampai kita merasa pintar sampai akhirnya kita menyakiti orang yang kita cintai.

Kebahagiaan orang yang kita kasihi itu sangatlah penting, suami istri itu harusnya saling menghargai, saling menghormati, saling mengalah dan saling mengagumi. Dengan begitulah, cinta itu baru bisa bertahan sampai akhir, hidup juga akan lebih indah.

Sepertinya teori yang sangat mudah, namun paling sering dilupakan oleh kita. Misalnya, saat suami menggunakan separuh dari gaji bulanannya untuk membelikan istri baju baru, sang istri malah mengomel kalau bajunya kurang bagus, suaminya membuang-buang uang, sampai akhirnya keduanya tidak senang dan bertengkar.

Atau ketika istri berjuang memasak berbagai sayur untuk suaminya makan, namun yang didapat hanyalah omelan kalau sayurnya tidak enak, hal ini malah memicu pertengkaran.

Dalam hubungan suami istri, jelas-jelas saling mencintai, jelas-jelas keduanya adalah orang terdekat, namun kadang kala hanya menganggap pasangan sebagai tempat sampah untuk melemparkan uneg-uneg, mencari-cari kesalahan pasangan sampai akhirnya menyakitinya.

Siapapun pasti menyadari kalau kakek tua dari cerita di atas itu bukan pria yang pandai, istrinya punya banyak alasan untuk mengomentarinya, mengomelinya karena dia miskin dan bodoh.

Tapi kalau dia memilih untuk mengomel, dia tidak akan memiliki hubungan yang baik dengan suaminya, malah hidupnya akan semakin menderita.

Dia tidak mengomel, bahkan bisa bersyukur dan memuji suaminya, menggunakan rasa hormat dan sayangnya pada suaminya. Sebenarnya, wanita seperti ini adalah istri yang sangat bijaksana.

Asalkan pasanganmu tidak terjerumus pada obat-obatan, minuman keras, tidak juga melakukan perilaku melanggar hukum, seandainya yang dilakukannya hanyalah kesalahan kecil semata, seharusnya kita juga bisa seperti nenek itu, bagaimana dia memperlakukan suaminya yang menukar kuda dengan sebungkus apel busuk!

Suami istri itu selamanya memang saling mengalah, pura-pura bodoh, pura-pura tidak lihat. Sebenarnya, semuanya itu adalah cara untuk melindungi pasangan. Kalau kamu sayang, jangan persulit pasanganmu, jangan salahkan pasanganmu, dampingilah dia seumur hidup dengan saling mencintai.

Kalau uang adalah pusat hidupmu, kamu akan hidup dengan pahit
Kalau anak adalah pusat hidupmu, kamu akan hidup dengan lelah
Kalau cinta adalah pusat hidupmu, kamu akan hidup dengan sakit hati
Kalau membandingkan adalah pusat hidumpu, kamu akan hidup dengan kesal
Kalau mengalah adalah pusat hidupmu, kamu akan hidup dengan senang hati
Kalau bersyukur adalah pusat hidupmu, kamu akan hidup dengan bahagia
Kalau merasa cukup adalah pusat hidupmu, kamu akan hidup dengan penuh kepuasan

Sumber: cerpen.co.id