OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Selasa, 06 Juni 2017

Kuwait Mediasi Konflik Qatar dan Saudi

Kuwait Mediasi Konflik Qatar dan Saudi


10Berita- Kuwait – Kuwait berusaha untuk menengahi konflik antara Qatar dengan Arab Saudi dan sejumlah negara Teluk. Emir Kuwait Sheikh Sabah al-Ahmad al-Sabah akan berkunjung ke Jeddah untuk bertemu dengan Raja Salman bin Abdulaziz, sebelum menuju ke Doha untuk bertemu dengan Sheikh Tamim bin Hamad al-Thani.

Menteri luar negeri Qatar, Sheikh Mohammed bin Abdulrahman al-Thani, menyambut baik upaya mediasi tersebut. Dalam sebuah wawancara dengan saluran berita Al-Jazeera yang bermarkas di Doha, Sheikh Mohammed menolak pihak-pihak yang ikut campur tangan dalam urusan dalam negerinya.

“Namun, Doha mengizinkan Kuwait untuk melanjutkan dan berkomunikasi dengan para pihak dalam konflik dan untuk mencoba mengatasi masalah ini,” lanjutnya.

Sebelumnya, Emir Kuwait telah memainkan peran penting dalam konflik antar negara Teluk pada tahun 2014. Emir Qatar telah menganggapnya sebagai orang tua dan menghormati keinginannya untuk menunda pidato atau langkah apapun sampai ada gambaran yang lebih jelas mengenai krisis tersebut.

Emir Qatar, pada hari Selasa menunda sebuah pidato mengenai ketegangan diplomatik yang telah mengguncang kawasan Teluk dalam beberapa hari dan minggu terakhir. Ia memberi waktu dan kesempatan kepada Kuwait untuk menengahi.

Seperti diketahui, Arab Saudi, UEA, Mesir dan Bahrain pada Senin telah memutuskan hubungan dengan Qatar. Negara-negara tersebut juga melarang warganya untuk melakukan perjalanan ke Qatar, tinggal di sana atau melewatinya.

Warga dan pengunjung dari negara-negara tersebut diberi waktu 14 hari untuk meninggalkan Qatar, sementara warga Qatar juga diberi imbauan yang sama untuk meninggalkan negara-negara tersebut.

Langkah-langkah ini dinilai lebih parah daripada konflik pada tahun 2014, ketika Arab Saudi, Bahrain dan UEA memanggil kembali duta besar mereka dari Doha. Qatar dituduh telah mendukung kelompok militan.

Reporter: Ibas Fuadi
Sumber: The New Arab, Kiblat