Habib Rizieq: Pertemuan dengan Jokowi Bukan Bentuk Pelemahan dan Pengkhianatan
10Berita, JAKARTA – Imam besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab menyatakan pertemuan tokoh GNPF MUI dengan Presiden Joko Widodo di Istana Negara pada Minggu (25/6) lalu bukan bentuk pelemahan dan pengkhianatan terhadap perjuangan aksi bela Islam.
Hal itu disampaikan Habib Rizieq lewat rekaman dari pengacaranya, Kapitra Ampera, Minggu (2/7). Menurut Habib Rizieq, pertemuan dengan Presiden Jokowi harus dimaknai sebagai bagian dari peran GNPF MUI dalam membangun komunikasi dan dialog dengan semua pihak.”Jangan serta merta diartikan sebagai bentuk pelemahan perjuangan, apalagi pengkhianatan,” kata Habib Rizieq.
Lebih jauh, Rizieq yang saat ini masih berada di Arab Saudi mengatakan dirinya selalu memonitor dan mengevaluasi pergerakan umat Islam di Indonesia. Habib Rizieq menyebut dirinya mengamati perkembangan pergerakan GNPF -MUI, Tim Pembela Ulama dan Aktivis, Presidium Alumni 212, hingga gerakan ormas Islam dan pondok pesantren.
Baginya, setiap elemen gerakan aksi pro bela Islam saling melengkapi dan menguatkan satu sama lain. Untuk itu, Rizieq berharap berbagai gerakan elemen pro aksi bela Islam dapat saling mengerti satu sama lain dan tidak boleh saling curiga.
“Jika terhadap ‘Lawan’ kita harus bersikap ‘Negatif Thinking’ yaitu berfikir negatif untuk tetap membangun kewaspadaan, maka terhadap ‘Kawan’ kita wajib bersikap ‘Positif Thinking’ yaitu berfikir positif untuk menjaga persatuan dan persaudaraan,” ujarnya.
Melalui rekaman yang sama, Habib Rizieq juga meminta umat Islam untuk menghentikan pedebatan di media sosial karena akan memecah belah umat.”Stop perdebatan via media sosial karena hanya akan jadi fitnah yang memecah belah umat,” tutupnya.
Sumber: Ngelmu