OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Minggu, 16 Juli 2017

Jadi Favorit Para Orang Tua, Pesatnya Perkembangan Sekolah Islam Terpadu

Jadi Favorit Para Orang Tua, Pesatnya Perkembangan Sekolah Islam Terpadu

10Berita Di tengah maraknya isu bahwa Sekolah Islam merupakan bibit pembelajaran radikalisme seperti yang dikutip di Majalah Tempo pada edisi 19-25 Juni 2017 lalu, ternyata Sekolah Islam terpadu (SIT) saat ini menjadi salah satu lembaga pendidikan yang mendapat sambutan luas dari umat Islam Indonesia. Hal tersebut dibuktikan dengan semakin banyaknya orang tua yang menyekolahkan anak-anak mereka di berbagai jenjang SIT, mulai TK, SD, SMP, hingga SMA.


Majalah Tempo

Sekolah Islam sangat besar diminati oleh umat Islam karena selain menggunakan kurikulum dari Kemendikbud, Sekolah Islam juga memiliki keutamaan dengan pengembangan kurikulum yang dibuatnya. Tidak hanya bidang akademis yang coba ditonjolkan, tapi juga bidang lainnya seperti pemahaman agama yang baik, pendidikan karakter, kemampuan untuk menguasai bahasa asing lebih banyak, di sekolah Islam memperlajari Bahasa Arab juga selain Bahasa Inggris, serta berbagai kompetensi di luar bidang akademis lainnya.

Salah satu juga yang jadi pertimbangan orang tua untuk menitipkan anaknya di Sekolah Islam adalah kualitas dari para guru dan semua staff yang mendukung di Sekolah Islam. Tidak hanya teori yang dibagi oleh para guru, tapi juga tauladan langsung yang dicontohkan oleh para guru dan staff dalam setiap aktivitas mereka di sekolah. Hal ini yang bisa membuat para orang tua yang menitipkan anaknya di Sekolah Islam bisa tenang dan percaya bahwa anak-anak mereka akan menjadi anak yang tidak hanya cerdas di akademis tapi juga cerdas di akhlaq.


Proses Pembelajaran di Sekolah Islam Lazuardi

Guru-guru di sekolah Islam juga dituntut untuk membuat proses pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan. Mereka juga selalu menggunakan metode pembelajaran yang membuat para siswa bisa berpikir kritis dan kreatif. Dari setiap pembelajaran para siswa juga bisa mendapatkan pengalaman belajar yang faktual, aktual, dan membekas, sehingga apa saja yang didapatkan selama proses belajar bisa mereka ingat dalam waktu yang jauh lebih lama.

Sampai saat ini, ada ribuan sekolah Islam Terpadu yang berhimpun di bawah naungan Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT). Jumlah tersebut belum termasuk sekolah-sekolah Islam swasta yang berada di luar naungan JSIT.

Dilansir dari Republika, Ketua Umum Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT) Indonesia, Sukro Muhab, mengatakan, konsep penyelenggaraan SIT sebenarnya berawal dari keberadaan lima sekolah dasar yang berdiri pada tahun 1993 di wilayah Jakarta dan sekitarnya (Jabodetabek). Kelima sekolah itu adalah SDIT Nurul Fikri Depok, SDIT al-Hikmah Jakarta Selatan, SDIT Iqro Bekasi, SDIT Ummul Quro Bogor, dan SDIT al-Khayrot Jakarta Timur.


Para Siswa Jakarta Islamic School (JISc) yang Menjadi Duta Science Competition di Vietnam bersama Owner JISc

“Sejak saat itu, sekolah Islam terpadu terus bermunculan dan berkembang pesat di seluruh Indonesia,” jelas Sukro, Rabu (12/7).

Pada 31 Juli 2003, Dr Fahmy Alaydroes yang ketika itu menjabat ketua Yayasan Pendidikan Nurul Fikri merintis pendirian JSIT. Tujuan dari pembentukan organisasi itu sendiri adalah sebagai wadah berhimpunnya sekolah-sekolah Islam yang memiliki filosofi, konsepsi, dan aplikasi yang sama dalam penyelenggaraan pendidikan.

Sukro mengungkapkan, pada awal pendiriannya, sejumlah 426 unit sekolah yang bergabung dalam JSIT Indonesia. Kini, setelah hampir 14 tahun berlalu, jumlah sekolah yang terdaftar sebagai anggota organisasi itu mencapai 2.418 unit sekolah. Adapun jumlah tenaga pengajar SIT yang tercatat di JSIT saat ini hampir mendekati angka 80 ribu orang tenaga pengajar. 

“Sementara, jumlah siswa SIT yang terdaftar dalam database kami sekarang berkisar satu juta orang. Kalau ditambah dengan jumlah alumni SIT yang lulus sepanjang 10 tahun terakhir, tentu angkanya akan lebih besar lagi,” tutur Sukro.


Suasana di Salah Satu Lorong Sekolah Islam yang Berwarna

Untuk mengontrol kualitas pendidikan SIT, kata Sukro, ada standar mutu yang diterapkan JSIT terhadap para anggotanya. Di antaranya mencakup beberapa standar yang telah ditetapkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), seperti standar isi (SI), standar kompetensi kelulusan (SKL), standar pengelolaan, standar keuangan, standar sarana dan prasarana, serta standar tenaga pendidik.

“Di luar itu, kami juga menerapkan tiga standar mutu lain di SIT, yaitu standar pendidikan agama Islam (PAI), standar kerjasama, dan standar pembinaan kesiswaan. Tiga standar tambahan ini sangat berguna dalam proses pembentukan karakter siswa di luar kelas,” ucap Sukro.

Dia menjelaskan, biasanya ada tiga kurikulum yang dipakai dan dikembangkan oleh sekolah-sekolah yang tergabung dalam JSIT. Ketiga kurikulum itu ada lah kurikulum nasional 2013 dari Kemendikbud, kurikulum ke-IT-an (pengayaan pendidikan agama), dan kurikulum global.


Interaksi Guru dengan Para Siswanya di Sekolah Islam Lazuardi

“Kurikulum global di sini mencakup materi tambahan seperti pelajaran Bahasa Inggris dan Bahasa Arab yang diberikan kepada setiap siswa sejak dini,” jelas Sukro.

Sukro pun menampik pandangan sebagian masyarakat yang menganggap biaya pendidikan di SIT jauh lebih mahal dari sekolah-sekolah lainnya. Hal tersebut dikarenakan kegiatan pendidikan di sekolah swasta tidak disubsidi pemerintah seperti halnya sekolah negeri yang seluruhnya dibiayai oleh pemerintah.

Sumber: Ngelmu