Daya Beli Anjlok, BI Salahkan Online shop
10Berita – Menurut Bank Indonesia (BI), daya beli menurun, karena terjadi perubahan pola konsumsi. Terutama setelah pesatnya transaksi ekonomi digital atau online.
“Ada faktor data-data transaksi secara daring (online) yang secara statistik tidak ter-cover. Kami sedang kaji dengan Badan Pusat Statistik. Kalau lihat kegiatan melalui online itu memotong rantai perdagangan, karena beberapa tahapan di tengah rantai hilang,” kata Asisten Gubernur Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Dody Budi Waluyo di Jakarta, Kamis (3/8/2017).
Menurut Dody, untuk menilai terjadinya anomali ekonomi atau tidak harus melalui kajian menyeluruh, termasuk kajian dengan merekam karakter kegiatan-kegiatan ekonomi. Anomali ekonomi merupakan tren ekonomi yang diduga oleh beberapa kalangan sedang terjadi saat ini karena data ekonomi makro membaik, namun daya beli masyarakat dinilai menurun.
Dody menilai, jika ingin menilai kondisi daya beli saat ini, harus mencermati dua hal. Pertama, pada Juni 2017, kegiatan ekonomi memang mereda karena momentum libur panjang Idul Fitri 1438 H. Pada bulan keenam tersebut, kegiatan masyarakat untuk bekerja dan sekolah, hanya aktif dalam sepekan saja. Tiga pekan lainnya, konsumsi terutama dari swasta tertahan karena libur panjang.
Hal kedua, lanjut Dody, pesatnya transaksi ekonomi secara digital. Kegiatan konsumsi dalam jaringan di internet seperti pembelian barang belum terekam secara statistik. Kegiatan konsumsi atau belanja daring juga menghilangkan beberapa peran rantai ekonomi, karena masyarakat dapat langsung membeli barang melaui penjual tanpa adanya perantara seperti toko konvensional.
“Bagi konsumen memang harga jadi lebih efisien dengan elektronik, harga lebih murah. Yang dulu di tengah memberi nilai tambah bisa hilang. Misalnya, perantara 1,2,3 yang dalam statistik PDB (Produk Domestik Bruto) akan memberi nilai tambah,” ujar Dody.
Dody mengatakan, kondisi ekonomi secara keseluruhan akan terlihat dari pengumuman pertumbuhan ekonomi atau PDB triwulan II-2017 yang akan diumumkan BPS pada pekan depan.
BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi di triwulan II 2017 akan lebih baik dibandingkan triwulan I 2017 yang sebesar 5,01% (yoy). Namun lebih rendah dibanding perkiraan BI sebelumnya di 5,1% (yoy). Untuk keseluruhan tahun, BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi di rentang 5%-5,4% (yoy).(kl/in)
Sumber: Eramuslim
Jumat, 04 Agustus 2017
Daya Beli Anjlok, BI Salahkan Online shop
By 10 BERITA 8/04/2017 02:32:00 PM
Related Posts:
Kezoliman Negara dalam Kasus Impor Kezoliman Negara dalam Kasus Impor Sekretaris Perusahaan PT Garam, Hartono, mengatakan saat ini tercatat sudah ada 52.500 ton garam impor yang masuk dari total kuota impor yang diberikan untuk kebutuhan bahan baku garam kons… Read More
Ini Kekeliruan Pemerintahan Jokowi Menurut Forbes Ini Kekeliruan Pemerintahan Jokowi Menurut Forbes 10Berita - Cukup mengkhawatirkan bila penguasa, atau pemimpin, dari sebuah negara melakukan diagnosis dasar yang salah mengenai negaranya. Hal ini, menurut Forbes, seda… Read More
KWIK, RIZAL, HABIBIE, DAN NEOLIB KWIK, RIZAL, HABIBIE, DAN NEOLIB ANALISA Oleh Edy Mulyadi “Jangan takut pada para neolib. Kalau kita bersatu, mereka tidak ada apa-apanya dan saya sudah buktikan itu,” ujar mantan Presiden BJ Habibie, di gedung M… Read More
Tergiur Dana Umat, Sri Mulyani Mulai Melirik Potensi ZakatTergiur Dana Umat, Sri Mulyani Mulai Melirik Potensi Zakat 10Berita~ Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan bahwa pengelolaan dana zakat di Indonesia masih belum dilakukan secara optimal, padahal sistemnya bisa … Read More
Hypermartnya Lippo Mulai Kolaps, Semoga Cepat Digantikan Sama 212 MartHypermartnya Lippo Mulai Kolaps, Semoga Cepat Digantikan Sama 212 Mart10Berita– Bisnis gerai ritel Hypermart milik PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA) mulai goyah. Manajemen perusahaan dalam kelompok usaha Lippo ini telah meng… Read More