OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Jumat, 04 Agustus 2017

Daya Beli Anjlok, BI Salahkan Online shop

Daya Beli Anjlok, BI Salahkan Online shop

10Berita –  Menurut Bank Indonesia (BI), daya beli menurun, karena terjadi perubahan pola konsumsi. Terutama setelah pesatnya transaksi ekonomi digital atau online.

“Ada faktor data-data transaksi secara daring (online) yang secara statistik tidak ter-cover. Kami sedang kaji dengan Badan Pusat Statistik. Kalau lihat kegiatan melalui online itu memotong rantai perdagangan, karena beberapa tahapan di tengah rantai hilang,” kata Asisten Gubernur Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Dody Budi Waluyo di Jakarta, Kamis (3/8/2017).

Menurut Dody, untuk menilai terjadinya anomali ekonomi atau tidak harus melalui kajian menyeluruh, termasuk kajian dengan merekam karakter kegiatan-kegiatan ekonomi. Anomali ekonomi merupakan tren ekonomi yang diduga oleh beberapa kalangan sedang terjadi saat ini karena data ekonomi makro membaik, namun daya beli masyarakat dinilai menurun.

Dody menilai, jika ingin menilai kondisi daya beli saat ini, harus mencermati dua hal. Pertama, pada Juni 2017, kegiatan ekonomi memang mereda karena momentum libur panjang Idul Fitri 1438 H. Pada bulan keenam tersebut, kegiatan masyarakat untuk bekerja dan sekolah, hanya aktif dalam sepekan saja. Tiga pekan lainnya, konsumsi terutama dari swasta tertahan karena libur panjang.

Hal kedua, lanjut Dody, pesatnya transaksi ekonomi secara digital. Kegiatan konsumsi dalam jaringan di internet seperti pembelian barang belum terekam secara statistik. Kegiatan konsumsi atau belanja daring juga menghilangkan beberapa peran rantai ekonomi, karena masyarakat dapat langsung membeli barang melaui penjual tanpa adanya perantara seperti toko konvensional.

“Bagi konsumen memang harga jadi lebih efisien dengan elektronik, harga lebih murah. Yang dulu di tengah memberi nilai tambah bisa hilang. Misalnya, perantara 1,2,3 yang dalam statistik PDB (Produk Domestik Bruto) akan memberi nilai tambah,” ujar Dody.

Dody mengatakan, kondisi ekonomi secara keseluruhan akan terlihat dari pengumuman pertumbuhan ekonomi atau PDB triwulan II-2017 yang akan diumumkan BPS pada pekan depan.

BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi di triwulan II 2017 akan lebih baik dibandingkan triwulan I 2017 yang sebesar 5,01% (yoy). Namun lebih rendah dibanding perkiraan BI sebelumnya di 5,1% (yoy). Untuk keseluruhan tahun, BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi di rentang 5%-5,4% (yoy).(kl/in)

Sumber: Eramuslim