OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Senin, 14 Agustus 2017

Panglima TNI: Awas Ada Udang Dibalik Isu Toleransi

Panglima TNI: Awas Ada Udang Dibalik Isu Toleransi

10Berita – Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menyebut isu intoleransi sengaja dihembuskan belakangan ini untuk memecah belah Indonesia. Menurutnya, bukan tanpa alasan intoleransi dimainkan, jika melihat kekayaan alam Indonesia yang sangat berlimpah.

Gatot menuturkan, Indonesia merupakan negeri yang kaya, mulai dari sumber daya alam (SDA), jumlah penduduknya, keragaman suku dan bahasa hingga wilayah yang membentang dari Sabang sampai Merauke.

“Intoleransi ini yang kita hadapi, karena Indonesia sangat kaya, mereka mau kuasai,” kata Gatot dalam acara ‘Simposium Nasional’ Taruna Merah Putih di Balai Kartini, Jakarta, Senin (14/8).

Selain soal intoleransi yang menguat belakangan ini, ancaman global seperti persaingan antar negara juga perlu diperhatikan pemerintah Indonesia. Mengingat, semakin bertambahnya penduduk di dunia.

Jenderal bintang empat ini mengingatkan, konflik-konflik yang terjadi di belahan dunia lain, terutama di Timur Tengah dan Afrika, lantaran adanya kebutuhan energi. Banyak negara bersaing untuk memperebutkan kebutuhan energi.

Menurut Gatot, kondisi bumi yang semakin tua, ditambah pemanasan global, persaingan hidup antar manusia dalam bertahan hidup akan semakin kuat. Pada 2043 akan banyak manusia dari bangsa lain, yang ingin menguasai wilayah ekuator, termasuk Indonesia.

Sebab, lanjut Gatot, di wilayah ekuator ini tanah masih subur lantaran daerah tersebut merupakan garis peredaran matahari.

“Pasti nanti seratus persen konflik berlatar energi, pangan, ekonomi. Semua pindah ke ekuator,” ucapnya.

Gatot berkata, untuk semua pihak harus sama-sama menjaga agar Indonesia tak didera konflik berlatar belakang agama atau kelompok suku dan etnis tertentu. Dia menyebut, para pemuda harus berperan menjaga keberagaman ini dengan Pancasila sebagai tamengnya.

“Kebhinekaan harus dijaga dan dibina, kuncinya ada di Pancasila sebagai dasar negara,” pungkasnya. (MA/Ram)

Sumber: eramuslim