OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Kamis, 31 Agustus 2017

Pemuda Muhammadiyah: Ada Yang Sengaja Pelihara Isu Sara di Negeri Ini


10Brg:– Terbongkarnya kelompok penebar sara dan hoax, “Saracen” di media sosial menguatkan dugaan Pemuda Muhammadiyah bahwa sekarang ini, isu SARA memang sengaja dipelihara oleh pihak-pihak tertentu.

“Sekarang ini kan sepertinya isu SARA ini memang dipelihara, tentu ada kepentingan untuk menutup isu yang lain, saya lihatnya seperti itu,” ungkap Sekretaris Pemuda Muhammadiyah, Pedri Kasman di Jakarta, Selasa (29/08).

Lebih lanjut, Pedri mengungkapkan bahwa pemeliharaan kasus SARA ini sudah terjadi sejak berakhirnya kasus penistaan agama yang dilakukan oleh mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

“Aktor intelektualnya yang harus ditangkap dan diproses, bukan hanya yang dilapangan saja. Semenjak kasus Ahok, isu SARA ini terus dipelihara, padahal kasus Ahok itu kan bukan isu SARA, tapi kan lebih kepada penegakan keadilan,” ungkapnya.

Namun, isu SARA yang dinistakan oleh Ahok dan momentum itu terus digaungkan dan dipelihara. “Padahal isu SARA ini isu yang sensitif dan memang gampang mengundang amarah masyarakat” ungkapnya.

Karenanya, ia melihat kasus-kasus seperti Saracen dan provokasi yang menyinggung SARA ini memang by design dan ada upaya untuk menutupi isu yang lebih penting.

“Saya lihat ini seperti by design, untuk menutupi isu yang sebenarnya lebih penting, seperti isu-isu ekonomi, yang seharusnya jadi perhatian publik, kemudian tertutupi oleh isu SARA,” ungkapnya.

Akibatnya, Pedri menyebut mayarakat kita sekarang ini cenderung tidak perhatian terhadap kondisi ekonomi Indonesia yang kian terpuruk di masa pemerintaha Pak Jokowi.

“Misal kemarin soal isu harga garam dan tarif listrik tidak terlalu ribut, jadi yang terus dikompori adalah isu SARA yg trus dibikin agar memancing emosi masyarakat,”ungkapnya.

“Ini pengalihan isu,” tegas Pedri.

“Isu SARA ini memang dipelihara karena itu untuk menjawab dugaan ini, agar dugaan ini bisa dibantahkan, maka kepolisian harus menangkap aktor intelektualnya,” tukasnya. (KI/Ram)
Sumbet :eramuslim