Praktisi Pertambangan: Inilah Kenapa Saya Tidak Pilih Jokowi, Suatu Kebodohan Diframing Keberhasilan
by Agus Santoso
(Praktisi Pertambangan)
Inilah alasan saya gak pilih Jokowi, Terbukti.!!!
Suatu kebodohan malah diframing sebagai suatu keberhasilan..
PT. Freeport Indonesia menyatakan siap melakukan divestasi sahamnya hingga 51% sesuai dengan keinginan pemerintah Indonesia.
1. Mengapa harus mengeluarkan dana ratusan triliun untuk 51% saham* padahal cukup dengan tidak usah perpanjang Kontrak Karya maka 2021 nanti 100% jadi milik Indonesia semua. Apa yang pemerintah khawatirkan?? Apa mereka gak yakin putra-putri bangsa ini bisa menambang?? Lalu kami-kami ini kalian pikir gak bisa??
2. Sumber duit divestasi ini darimana?? Bayar hutang aja susah!!! Dari Pemda?? BUMN?? Swasta Nasional?? Alaaaaah ujung-ujungnya juga Freeport dan anak usahanya yang beli sahamnya.
3. Statement Freeport Indonesia memiliki cadangan emas terbesar dunia dengan Ribuan Triliun nilainya, mengapa tak dikelola sendiri demi kemakmuran rakyatnya. Pemerintah lebih memilih menaikkan tarif listrik, BBM dan lainnya ketimbang gebrak meja di depan mereka untuk menolak perpanjangan Freeport.
Inilah salah satu alasan terbesar kenapa saya gak pilih Pak Jokowi di PilPres lalu. Terbukti bukan??
Inilah salah satu resiko salah memilih Presiden, sumber daya alam negeri sendiri malah untuk nguasai 51% harus bayar Ratusan Triliun.
Satu pelajaran yang bisa kita ambil, Freeport gak sia-sia menggaji si Richard Adkerson Rp65 Milyar perbulan buktinya dua menteri Indonesia dibodohi.
__
dari fb penulis
NB: Bila dihitung dengan metode Fair Market Value, berdasarkan nilai cadangan dengan masa kontrak sampai 2041, nilai 100% saham PT Freeport Indonesia adalah US$ 15,9 miliar, alias kurang lebih Rp 211 triliun. Maka nilai 51% sahamnya sekitar Rp 107 triliun.