OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Jumat, 04 Agustus 2017

Pengalaman-Pengalaman Unik Saat Mengantar Ta’aruf dan Khitbah

Pengalaman-Pengalaman Unik Saat Mengantar Ta’aruf dan Khitbah


ilustrasi cincin khitbah (Instagram)

Dalam sebulan terakhir, beberapa keluarga meminta saya mewakili untuk prosesi khitbah. Baik menyampaikan maksud untuk mengkhitbah maupun menyampaikan jawaban khitbah yang tentu saja “menerima”. Belum pernah saya diminta menjawab “menolak” 😀

Sebenarnya, setiap orangtua bisa menyampaikan sendiri saat khitbah. Namun karena adat, banyak yang merasa perlu mewakilkan kepada orang lain. Di samping itu, faktor psikologis. Seseorang yang sangat bahagia karena putrinya dikhitbah, sering kali khawatir jika ia sendiri yang sambutan, ada kata-kata yang keliru atau bahkan mengalami tremor sehingga kesulitan menyampaikan isi hati. Jangan sampai maksud hati menerima khitbah, yang keluar malah pernyataan keberatan.

Menemani dan mewakili khitbah, membuat saya mendapatkan beberapa pengalaman menarik. Mulai dari mengenal tipe-tipe keluarga, sampai fakta unik.

Misalnya ada keluarga yang perfeksionis, semua harus disiapkan dengan sempurna sedetil-detilnya. Ada pula yang santai. Meskipun calon besan datang rombongan beberapa mobil, mereka menerima dengan santai. Hanya berdua suami istri ditambah anak-anaknya tanpa perlu ditemani oleh kerabat atau tetangga.

Calon pengantin juga demikian. Beragam. Ada yang serius, ada yang santai. Sebagiannya malah tidak terlalu fokus pada acara seremonial, yang penting lamaran diterima. Saya sempat terhenyak ketika seorang calon pengantin berkata sambil menyalami saya, “Terima kasih Ustadz, tausiyahnya sangat menyentuh hati.” Saya hanya cengar-cengir karena merasa tidak memberikan tausiyah. Hanya sambutan mewakili keluarga calon istrinya. Saya maklum, hatinya sedang berbunga-bunga.

Pernah juga ketika saya mengantar seorang pemuda. Calon mertuanya dengan nada hati-hati bertanya, “Maaf, apakah cukup berdua ini atau nanti akan ada lamaran bersama keluarga?”

Langsung saya sampaikan bahwa kali ini hanya ta’aruf agar beliau mengenal calon menantunya. Untuk khitbah resminya, akan membawa rombongan keluarga.

Mengapa beliau bertanya seperti itu? Ternyata pernah terjadi seorang pemuda muslim, aktifis dakwah, yang karena kurang mengerti tradisi dan hanya mementingkan substansi, ia datang berdua untuk mengkhitbah. Tanpa ditemani orangtuanya, tanpa membawa buah tangan apa pun. Ya Salam…

Menemani ta’aruf, lebih sering lagi dan lebih banyak pengalaman menarik. Beberapa tahun lalu, waktu usia saya masih kepala dua. Mungkin karena fisik saya juga kecil sehingga dianggap lebih muda dari yang saya antar. Begitu duduk, keluarga si akhwat datang menemui termasuk neneknya. “O… ini calon menantu nenek…” Buru-buru saya tegaskan: “Bukan Nek. Calonnya yang ini” 😀

Faktor fisik kecil dan usia memang sering kali demikian. Termasuk saat baru menikah, saya diminta satu keluarga untuk mewa
kili sambutan sekaligus merangkap ceramah nikah. Waktu itu usia masih 21 atau 22 tahun. Wajar kalau ada yang komentar: “itu yang ceramah sudah nikah atau belum?”

Ala kulli hal, seperti apapun gaya saat taaruf dan khitbah, semoga yang sudah khitbah diberkahi dan dimudahkan Allah hingga akad nikah. Dan yang sudah akad nikah, semoga diberkahiNya dan dijadikan keluarga yang sakinah mawaddah wa rahmah. [Muchlisin BK]

Sumber: BersamaDakwah

Related Posts:

  • Kenapa Semut Berhenti Sejenak Saat Berpapasan? Ini Alasannya Kenapa Semut Berhenti Sejenak Saat Berpapasan? Ini Alasannya 10Berita~Semut ialah salah satu hewan yang namanya dijadikan salah satu surat dalam Al Quran, An-Naml yang berarti semut. Banyak sumber yang menyebutkan bahwa semu… Read More
  • Pegang Teguhlah Islam dan Jangan Sampai Terlepas Pegang Teguhlah Islam dan Jangan Sampai Terlepas Nikah berbeda agama sungguh tidak diridhoi oleh Allah Subhanahu Wata’ala. Karena itu, cepat atau lambat pasti akan menemui masalah serius AKU tumbuh dari keluarga sederhan… Read More
  • Wanita Ahli Surga Wanita Ahli Surga 10Berita, JAKARTA -- Allah SWT telah menjanjikan beberapa wanita ahli surga. Mereka dipilih sebagai balasan atas kebaikan serta ketaatannya. Ummu Sulaim salah satunya. Ummu Sulaiam, seorang ibu ang telah me… Read More
  • Muliakanlah Hari Jumat, Ia akan Menyinari Ahlinya di Akhirat Muliakanlah Hari Jumat, Ia akan Menyinari Ahlinya di Akhirat Hari Jumat merupakan hari paling agung di sisi Allah SWT tanpa ada yang menyamainya dalam setahun kecuali hari Arafah. Karena kedudukannya dari Jumat yang agung di… Read More
  • Ini 5 Ciri Orang yang Mendapatkan Hidayah Ini 5 Ciri Orang yang Mendapatkan Hidayah 10Berita, BOGOR -- Seorang Muslim yang menegakkan shalat lima waktu, sesungguhnya ia meminta hidayah 17 kali dalam sehari. “Setiap kali membaca Surat Al-Fatihah, pada ayat keen… Read More