Stop Berhutang!
Oleh: Putri Melani Mahasiswa Stei Sebi
Hutang merupakan salah satu masalah serius yang dikhawatirkan Rosulullah Sholallahu ‘alaihi wasallam. Walaupun tak sampai diharamkan, hutang adalah salah satu cara setan dalam menggoda manusia agar mudah melakukan dosa.
Bagaimana tidak, bagi mereka yang imannya tipis mudah sekali melakukan praktek manipulasi, sumpah palsu, sampai saling berseteru hingga akhirnya putus tali silaturahmi hanya gara-gara hutang. Dan tak sedikit dari kasus tersebut berakhir di ujung maut karena saling baku cekcok sampai meregang nyawa. Maka pantas saja, ini yang menjadi alasan nabi kita Muhammad Sholalallahu ‘alaihi wasallam sangat berhati-hati agar umatnya tak gampang berhutang.
Perlu diketahui, bahwa seorang yang mati syahid pun yang notabenya sudah mengantongi tiket syurga bisa batal hanya gara-gara hutang. Nabi Muhammad sholallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Semua dosa orang yang mati syahid akan di ampuni kecuali hutangnya”( H.R Muslim). Dari hadits tersebut sangat jelas Allah mengampuni semua dosa orang orang yang mati syahid, tapi tidak untuk dosa hutang yang belum terbayar.
Ada dua sebab mengapa manusia berhutang. Pertama, karena memang dia tidak memiliki apa-apa lagi untuk memenuhi kebutuhan pokoknya, seperti makan, minum, pakaian, tempat tinggal, dan sebagainya. Kedua, hutangya ia terus tambah demi menjaga gengsi di kehidupan sosialitasnnya, seperti mobil, perhiasan,furniture, dan lain-lain. Yang pertama dan kedua sama sama terjebak dalam perangkap hutang. Hanya saja kasus yang kedua apabila tidak dikendalikan bisa menjadi boomerang bagi debtornya. Apalagi di zaman modern ini, tersedia layanan credit card, yang memudahkan bagi masyarakat untuk berhutang. Jika tidak berhati-hati dengan produk ini, manusia akan terjebak dengan dimensi hutang yang sewaktu-waktu akan mencekiknya.
Sangatlah penting bagi umat muslim melunasi hutang. Hal ini dipertimbangkan saat melihat peristiwa nabi Muhammad Sholalallahu ‘alaihi wasallam enggan mengimami sholat jenazah, saat diberi tahu bahwa mayat tersebut belum melunasi hutangnya. Betapa hutang adalah aib yang luar biasa. Jika nabi kita aja enggan menyolati jenazahnya, kita sebagai hamba biasa sudah pasti mengikutinya.
Rosulullah Sholallahu’alaihi wasallam berdoa memohon perlindungan dari keburukan hutang. Dari Aisyah istri Nabi Muhammad SAW, sesungguhnya Nabi SAW berdoa dalam sholat: Ya Allah, aku berlindung kepada Mu dari azab kubur; aku berlindung kepada Mu dari fitnah dajjal; aku berlindung kepada Mu dari fitnah hidup dan kematian; aku juga berlindung kepada Mu dari berbuat dosa dan utang. Aisyah berkata, seseorang sahabat mencela:" Kenapa ya Rasulullah Engkau perlu berlindung dari utang?" Rasul bersabda: (ketahuilah) seorang yang berutang apabila bertutur, ia berkata bohong. dan bila berjanji, ia berdusta.
Islam adalah agama yang tidak membolehkan memakan harta orang lain walaupun sedikit. Ketika kita mati dalam keadaan belum membayar hutang berarti kita mati dalam keadaan memakan harta orang lain yang bukan hak kita. Maka wajar syurga yang sudah didepan mata bisa lenyap hanya gara gara hutang. Orang yang biasa memakan harta orang lain berarti ia tidak bisa memegang amanah, mudah berdusta dan ingkar janji seperti apa yang disabdakan oleh rosulullah sholallahu ‘alaihi wasallam.
Sudah selayaknya bagi umat muslim sebisa mungkin tidak berhutang, apalagi dengan alasan yang tidak jelas seperti memenuhi gaya hidup yang sebenarnya tidak perlu atau hanya demi menjaga gengsi. Karena orang yang sudah terjebak dalam hutang akan merasakan hidup tidak nyaman, didunia merasa tidak nyaman, dan apabila belum terlunasi di akhirat syurga diharamkan. Wallahu ‘alam. [syahid/voa-islam.com]
Sumber: voa-islam