OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Sabtu, 19 Agustus 2017

Tokoh Militer Ingatkan Indonesia akan Bahaya Laten Komunis

Tokoh Militer Ingatkan Indonesia akan Bahaya Laten Komunis

Syarwan Hamid menyatakan kepeduliannya sebagai tentara dari golongan tua yang tidak rela bangsa Indonesia dihancurkan.

Ali Muhtadin/hidayatullah.com

Letjen TNI Syarwan Hamid pada acara simposium MBI di Cawang, Jakarta, Jumat (18/08/2017).

10Berita– Mantan Menteri Dalam Negeri pada Kabinet Reformasi Pembangunan, Letjen TNI Syarwan Hamid menyatakan kewaspadaannya akan bahaya laten Partai Komunis Indonesia (PKI).

“Yang sekarang sedang aktual adalah terhadap bahaya laten komunis,” katanya dalam sambutannya saat Simposium Nasional Kebangsaan gelaran Majelis Bangsa Indonesia (MBI) di Gedung Cawang Kencana, Cawang, Jakarta Timur, kemarin.

Tokoh militer Indonesia ini pun mengingatkan bangsa Indonesia akan bahaya gerakan tersebut.

Ia mengungkapkan bahwa gerakan yang dilakukan oleh PKI sangat ilmiah.

Selain soal itu, ia pun mengeluhkan bangsa Indonesia yang sedang banyak mendapatkan masalah.

“Pro-kontra di Indonesia ini saya rasa cukup rawan,” jelasnya pada acara bertema  “Merekonstruksi Kedaulatan NKRI dengan Kembali ke Pancasila dan UUD 1945 yang Ditetapkan Tanggal 18-08-1945” itu.

Munculnya masalah-masalah tersebut, katanya, dikarenakan sistem keamanan yang tidak mumpuni.

Maka, sarannya, harus ada penilaian kembali terkait struktur keamanan yang ada di Indonesia.

Dulu, sambung Syarwan, tidak ada satu pun masalah keamanan yang tidak bisa diselesaikan. “Apakah teror atau gerombolan bersenjata,” imbuhnya.

Baca: Bahas Ancaman NKRI, Wantim MUI: Komunisme Fakta, bukan Mitos


Syarwan lantas berpesan agar seluruh komponen keamanan dan masyarakat bersatu padu dalam upaya menjaga keamanan. “Karena ini adalah menyangkut masalah sistem,” tandasnya.

Di akhir sambutan, Syarwan menyatakan kepeduliannya sebagai tentara dari golongan tua yang tidak rela bangsa Indonesia dihancurkan.* Ali Muhtadin

Rep: Admin Hidcom

Editor: Muhammad Abdus Syakur

Sumber: Hidayatullah