OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Jumat, 15 September 2017

Aksi Peduli Rohingya, “Mengapa Spirit Menggembirakan Kemanusiaan Harus Dicurigai?”

Aksi Peduli Rohingya, “Mengapa Spirit Menggembirakan Kemanusiaan Harus Dicurigai?”

vikingpersib.co.id

Koreografi Bobotoh menampilkan tulisan "Save Rohingya" di Stadion Si Jalak Harupat Bandung, Jawa Barat, jelang laga Persib Bandung vs Semen Padang, Sabtu (09/09/2017).

10Berita– Aksi-aksi peduli Rohingya yang kembali marak digelar di Indonesia belakangan ini terkesan coba diseret-seret oleh beberapa pihak ke ranah politik.

Yang terbaru kasus pemberian sanksi terhadap klub sepakbola Persib Bandung oleh Komisi Disiplin (Komdis) PSSI, gara-gara aksi peduli Rohingya oleh suporternya, Bobotoh. Sanksi ini dinilai sejumlah pihak terkesan “politis”.

Baca: Puji Aksi “Save Rohingya” Bobotoh, Ketua MPR: Ini Solidaritas Kemanusiaan


Sebelum itu, ada pihak lain yang dinilai terkesan “mencurigai” mereka yang getol menyuarakan pembelaan dan kepedulian atas Rohingya.

Awal-awal bulan ini, Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian diwarta media menuding, isu tragedi kemanusiaan Rohingya ramai di Indonesia bukan lagi karena mengangkat sisi kemanusiaan. Tapi, tudingnya, isu Rohingya dikemas untuk digoreng guna menyerang pemerintahan Indonesia saat ini.

Pada aksi bela Rohingya di dekat Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Jumat (08/08/2017) lalu, diberitakanhidayatullah.com sebelumnya, ribuan peserta yang akan mendatangi lokasi aksi damai ini diadang dan dirazia oleh aparat keamanan.

Baca: Banyak Peserta Tertahan di Jalanan dalam Aksi Bela Rohingya Dekat Borobudur Berjalan Lancar


Sikap-sikap kepolisian atau pihak lain tersebut bisa jadi menimbulkan kesan adanya kecurigaan pihak-pihak itu terhadap masyarakat yang peduli dengan Rohingya.

Padahal, diketahui, kepedulian atas Rohingya ini bukan saja marak di Indonesia. Bahkan sudah menjadi gerakan masyarakat internasional. Aksi-aksi kepedulian atas Rohingya dan kecaman atas Myanmar digelar di berbagai negara.

Tragedi Rohingya pun jelas-jelas soal kemanusiaan, menilik data Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang menyebutnya sebagai pembersihan etnis, kata Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah, Dahnil Anzar Simanjuntak.

Sehingga, Dahnil menekankan, dukungan atau kepedulian masyarakat Indonesia terhadap etnis Rohingya, yang terus ditindas oleh rezim Myanmar, adalah bentuk aksi kemanusiaan.

Secara khusus, ia mengistilahkan kepedulian itu dengan sebutan “menggembirakan kemanusiaan”.

Baca: Gara-gara Aksi Peduli Rohingya, PSSI Sanksi Persib Rp 50 Juta


Dahnil mengatakan, spirit kemanusiaan yang ditunjukkan anak-anak Indonesia -sebagian berangkat dari spirit keagamaan- terkait Rohingya itu, harusnya dimaknai sebagai potensi persatuan.

Lantas, “Mengapa spirit menggembirakan kemanusiaan terkait Rohingya tersebut harus dicurigai. Bila ada yang coba menarik-narik ke politik lokal, terang itu sampah,” ungkap Dahnil lewat akun media sosialnya di Twitter, kemarin, menanggapi sanksi PSSI atas aksi Bobotoh peduli Rohingya.

Justru, lanjut Dahnil, aksi simpatik Rohingya yang ditunjukkan Bobotoh tersebut merupakan spirit “menggembirakan kemanusiaan”.

Sedangkan PSSI, menurutnya, justru yang telah berpolitik ketika memberikan sanksi gara-gara aksi kepedulian itu.

“PBB terang menyebutkan apa yang terjadi (atas Rohingya.Red) adalah pembersihan etnis, Amnesty Internasional juga agaknya menyampaikan hal serupa. Politik?” ungkapnya sambil bertanya.

Baca: Dukung Bobotoh Peduli Rohingya, Dahnil Kritisi PSSI Beri Sanksi Persib


“Rakyat Myanmar lama dirundung takut. Sehingga ‘takut’ terhadap rezim, mematikan nurani untuk membela kemanusiaan. Mereka diam,” tulisnya juga masih lewat akunnya, @dahnilanzar.

Komdis PSSI menjatuhkan sanksi denda sebesar Rp 50 juta atas Persib gara-gara Bobotoh menampilkan koreografi tulisan “Save Rohingya” jelang laga Persib menjamu Semen Padang, Sabtu (09/09/2017) lalu di Stadion Si Jalak Harupat, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.*

Rep: SKR

Editor: Muhammad Abdus Syakur

Sumber: Hidayatullah