Penurunan Daya Beli Tidak Hanya Terjadi di Kota, Tapi Juga di Desa
10Berita – Ekonom Senior Faisal Basri mengakui kalau saat ini terjadi penurunan daya beli yang tajam. Tak cuma di perkotaan, di pedesaan juga terjadi demikian. Masyarakat pedesaan yang mayoritas berprofesi sebagai petani juga mengalami daya beli yang anjlok.
Padahal jika daya beli petani ditingkatkan, maka akan berdampak ke sektor lain yang juga bertumbuh. Dan pada akhirnya bisa menopang perekonomian.
“Hal itu terjadi karena sektor pertanian jauh dari kata sejahtera. Padahal jumlahnya masih cukup kuat yaitu sebanyak 32 persen rakyat Indonesia masih bergelut di sektor pertanian. Tapi sayangnya tak pernah disejahterkan sehingga daya belinya pun anjlok,” tandas Faisal di Jakarta, Rabu (27/9).
Padahal, tanpa sektor pertanian yang kuat, maka sektor industrial juga jangan harap akan kuat. Kenapa? Karena itu tadi, sebanyak 32 persen penduduk indonesia masih bekerja di sektor pertanian.
“Dan angka sebanyak itu sayangnya daya belinya masih rendah. Dengan begitu mereka tak bisa beli barang-barang industri kita. Sehingga industri kita jadi lemah, imbasnya perekonomian juga jadi lemah secara keseluruhan,” dia menegaskan.
Kondisi pertanian yang jauh dari sejahtera ini yang membuat sektor ini akhirnya tak menarik. Karena pemerintah sendiri enggan untuk menyejahterakan petani. Buktinya, kalau panen harganya selalu rendah, dan kalau tidak panen harganya tinggi, tapi tetap petani tak diuntungkan.
“Jadi terus-terusan dibuat bahwa petani kita itu tidak boleh menikmati harga yang tinggi. Makanya tak aneh jika penduduk miskin di desa paling banyak,” katanya.
Saat ini, kata dia, penduduk miskin sebanyak 27,7 juta. Dan sebanyak 2/3-nya itu ada di desa yaitu 17,7 juta. Atau sebanyak 61,23 persen dari total orang miskin itu ada di desa.
“Memang dari sisi ketimpangan di desa lebih rendah dari ketimpangan nasional. Tapi tidak bisa juga dilihat seperti itu, karena kemiskinan masih tinggi. Desa masih menjadi basis kemiskinan. Itu yang membuat daya beli masyarakat desa terus menurun,” ujarnya.(kl/akt)
Sumber: Eramuslim
Kamis, 28 September 2017
Penurunan Daya Beli Tidak Hanya Terjadi di Kota, Tapi Juga di Desa
By 10 BERITA 9/28/2017 10:00:00 AM
Related Posts:
Meikarta dan Politik Kepentingan Pengusaha Meikarta dan Politik Kepentingan Pengusaha Oleh AB Latif* MEIKARTA sebuah kota di kawasan Cikarang, Kabupaten Bekasi Jawa Barat akan menjadi kota metropolitan ke 2 setelah Jakarta. Kota baru ini dibangun dengan anggaran… Read More
WOW! Jokowi Dapat Gelar Pahlawan Utang Terbesar IndonesiaWOW! Jokowi Dapat Gelar Pahlawan Utang Terbesar Indonesia 10Berita~ Jakarta - Presiden Joko Widodo dinilai layak untuk mendapat gelar sebagai pahlawan Utang terbesar Indonesia. Sebab, utang luar negeri Indonesia sampai … Read More
Pemilik Akun @parlindsinurat Diusut Tim Cyber Polisi Atas Penistaan "Al-Mangotot51" Pemilik Akun @parlindsinurat Diusut Tim Cyber Polisi Atas Penistaan "Al-Mangotot51" 10Berita~Penggunaan media sosial yang berujung pada penghinaan membuat resah warga Bintan, Kepulauan Riau. PORTAL ISLAM / 9 jam ya… Read More
Inilah Daftar Sebagian Mega Proyek RRC di Indonesia Inilah Daftar Sebagian Mega Proyek RRC di Indonesia 10Berita – Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang PS Brodjonegoro memaparkan, di kawasan Sumatera Utara, Pemerintah menawarkan China proyek investasi senilai US$ 86,2 miliar u… Read More
Pengamat: Membangun ‘Negara dalam Negara’, Tujuan Jangka Panjang Meikarta Pengamat: Membangun ‘Negara dalam Negara’, Tujuan Jangka Panjang Meikarta 10Berita~Proyek kota mandiri Meikarta milik Lippo Group berpotensi memunculkan konflik sosial, karena memunculkan lingkungan eksklusifita… Read More