OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Rabu, 13 September 2017

Tahukah Anda: Dulu Gelar Haji Adalah Cap Teroris Dari Penjajah Belanda

Tahukah Anda: Dulu Gelar Haji Adalah Cap Teroris Dari Penjajah Belanda

10Berita – Tidak ada yang menyagka ternyata gelar haji dahulu merupakan pemberian yang bersifat politik. Padahal, titel sematan di depan nama itu sekarang berubah sifat menjadi sebuah kehormatan. Bagaimana tidak, mayoritas hanya orang-orang yang memiliki rezeki lebih dan berkemampuan fisik mumpuni yang mampu menunaikan ibadah haji ke tanah suci Arab Saudi.

Sebagaimana Okezone kutip dari sejumlah sumber, Rabu (29/8), kala itu warga pribumi yang baru pulang berhaji bakal langsung mendapat gelar ‘haji’ di depan namanya. Alih-alih disebutkan kalau pemberian tersebut merupakan suatu kehormatan, penjajah Belanda yang sedang berkuasa ternyata menerapkan peraturan wajib menambahkan gelar haji untuk menandai mereka dan mudah mengawasinya.

Orang-orang yang menunaikan ibadah kelima dari rukun Islam ini memang rata-rata adalah tokoh masyarakat. Setelah pulang berhaji, mereka ditakutkan justru memberikan perubahan di lingkungan sekitar, dan akhirnya membahayakan Pemerintah Hindia-Belanda.

Sebut saja KH Ahmad Dahlan yang ketika pulang berhaji mendirikan Muhammadiyah. Lalu ada KH Hasyim Ashari membentuk Nahdlatul Ulama (NU) usai dari Tanah Suci. Kemudian Samanhudi membuat Sarekat Dagang Islam sepulangnya dari berhaji. HOS Cokroaminoto mendirikan Sarekat Islam setelah menunaikan ibadah haji. Serta Ki Hajar Dewantara menjadi aktivis pendidikan di dalam negeri.

Tokoh-tokoh umat Islam di masa perjuangan memang menjadi sosok yang sangat semangat menggelorakan kemerdekaan. Jadi, pembentukan organisasi-organisasi berlandaskan agama Islam tersebut mengkhawatirkan penjajah Belanda. Maka pemerintahan Negeri Kincir Angin memutuskan untuk wajib menyematkan gelar ‘haji’ di depan nama orang yang baru pulang dari Tanah Suci. Hal itu bahkan dituangkan dalam Peraturan Pemerintahan Belanda Staatsblad Tahun 1903.

Kekhawatiran Belanda terhadap aktivitas umat Islam yang pulang dari ibadah berhaji tidak berhenti sampai di sana. Pemetintah Hindia-Belanda bahkan menetapkan Pulau Onrus dan Pulau Khayangan (sekarang Pulau Cipir) di Kepulauan Seribu menjadi lokasi karantina untuk orang-orang yang pulang haji.

Jamaah ada yang dikarantina di sana untuk dirawat dan diobati karena sakit akibat jauhnya perjalanan menaiki kapal lau, tetapi ada juga yang disuntik mati kalau dipandang mencurigakan. Oleh karena itu, gelar haji menjadi semacam cap yang memudahkan pemerintahan kolonial untuk mengawasi umat yang akan pulang ke kampung halaman usai berhaji. (OZ/Ram)

Sumber: eramuslim

Related Posts:

  • Mayat yang BerjalanMayat yang Berjalan 10Berita ,  Oleh: Zulkifli Fajri Ramadan Hati merupakan titik pusat manusia untuk bergerak dan merasakan fenomena di sekitarnya (sosial) serta untuk berkomunikasi penuh cinta dengan Sang Khalik,… Read More
  • Bangkitnya Kaum Luth Zaman Now, Pemantik KerusakanBangkitnya Kaum Luth Zaman Now, Pemantik Kerusakan Oleh : Falta U. Rosyidah, S.TP (Asisten Dosen di FTP UB) 10Berita, Baru-baru ini perbincangan publik kembali memanas dengan pembahasan LGBT. Polemik terkait legalitas dan at… Read More
  • Paksakan Ibadah Walau Terasa Malas! Paksakan Ibadah Walau Terasa Malas! Oleh: Abu MiQdam 10Berita, Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam atas Rasulillah –Shallallahu 'Alaihi Wasallam-, keluarga dan para sahabatnya. Sala… Read More
  • Akankah Terjadi Skenario Calon Tunggal 2019 ?Akankah Terjadi Skenario Calon Tunggal 2019 ? -10Berita  – Kekuasaan itu enak bin nikmat. Mau ngapain aja bebas. Meski waktu merayu rakyat berjanji tolak utang tapi ketika sudah berkuasa jadi raja utang, tak masalah. Mes… Read More
  • Akhir Zaman, Inilah Kondisi Sungai Tiberias Dari Waktu ke WaktuAkhir Zaman, Inilah Kondisi Sungai Tiberias Dari Waktu ke Waktu 10Berita, Siapa yang tidak mengenal sungai Tiberias? Ya sungai Tiberias adalah sungai air tawar yang terletak di antara bagian bawah dataran tinggi golan yang d… Read More