OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Jumat, 22 September 2017

Wahai Suami, Hindari Kata-kata Ini Saat Bercanda Dengan Istri

Wahai Suami, Hindari Kata-kata Ini Saat Bercanda Dengan Istri


Pasutri siap-siap mau ke kondangan.
Istri : “Abi, aku pakai baju ini aja ya?”
Suami: “Yang lain aja, Itu kelihatan gemuk!” (maksudnya bajunya terlalu ketat/kurang longgar)
Istri: “(jleeb!!) Hah? Iya,memang aku itu gemuk, jelek, tua, keriput…!” (sewot lalu mewek)
Suami: “ ?!@$#%”

Ketimpangan komunikasi pasutri, antara lain disebabkan kecenderungan wanita yang mengedepankan perasaan, sedangkan pria, logikanya yang didahulukan.

Untuk itu dibutuhkan cara berkomunikasi yang baik agar tidak terjadi kesalahpahaman. Seperti percakapan di atas, suami berniat jujur tapi sang istri malah baper/bawa perasaan.

Nah, biar istri tidak baper, meski bercanda, sebaiknya hindari mengatakan hal-hal ini :

1. “Bunda kayaknya tambah gemuk ya?”
Kata gemuk adalah salah satu perbendaharaan kata yang paling tidak disukai wanita. Daripada mengatakan langsung tentang perubahan berat badannya, lebih baik berikan istri hadiah baju/sepatu olah raga baru, dan jadwalkan jalan pagi berdua tiap akhir pekan.

Juga sarankan padanya untuk ikut aktif kegiatan olahraga bersama ibu-ibu di lingkungan tempat tinggal. Usulkan pula menu-menu yang lebih sehat untuk disajikan di meja makan.

2. “Ma, resepnya kayaknya belum pas, bikinan Ibuku lebih enak!”
Meski rasa rendang buatan ibumu nomor satu, jangan bandingkan dengan masakan istrimu. Membandingkannya hanya akan menyakiti perasaannya. Bilang saja “Enak ini, Ma!Bikinan ibuku rasanya berbeda, coba saja tanya resepnya ya!”

3. “Aduh Bu, rumah kok berantakan begini sih!”
Pulang kantor, di ruang tamu berserakan mainan, buku pelajaran bertaburan di meja makan, di lantai ada tumpahan susu berceceran.

Tolong buang jauh-jauh pikiran “Ngapain aja istriku seharian?” Yang perlu suami tahu, seharian tadi, beberapa kali lantai sudah disapu/dipel ulang, mainan sudah dirapikan tapi dikeluarkan lagi dan si kecil minum susu sambil lari-lari.

Jadi, daripada banyak komentar, coba beri bantuan dengan menyapu atau asuh anak-anak dulu.

4. “Santai saja, Ummi!”
Istri sudah curhat panjang lebar cuma ditanggapi adem sambil bilang “Santai saja!”, itu rasanya seperti sia-sia saja punya pasangan.

Suami seperti menganggap masalah yang diceritakan istri bukanlah hal besar.  Tolong, beri komentar/saran seperti yang diharapkan dan bukannya mengecilkan masalah yang ia keluhkan.

5. “Ini urusan laki-laki, Ma!”
Suami lagi galau, saat ditanya istri, dijawab “Ini urusan laki-laki!” yang bikin istri merasa tidak berarti. Kalau memang itu rahasia katakan baik-baik, seperti “ Sudahlah, kalau Mama tahu, takutnya ikut kepikiran nanti!”

6. “Kok cepat habis uangnya, Mi?”
Komentar itu menyimpulkan bahwa istri boros/tidak becus urus keuangan keluarga. Mendingan tanya dulu, siapa tahu bulan itu ada keperluan anak yang mendadak atau pengeluaran keluarga yang tak terduga.

7. “Sudahlah Bun, aku lagi banyak kerjaan!”
Meski suami sedang sibuk, tak ada salahnya mendengarkan sebentar apa yang ingin istri sampaikan. Bukan selalu minta bantuan, kadang ia hanya butuh dukungan.

8. “Pakai warna itu jadi kelihatan tua, Bu!”
Kalau mau istri tampak awet muda, coba temani berbelanja baju/hijab baru agar penampilannya lebih segar, juga membeli produk perawatan kecantikan agar ia bisa memantaskan diri di hadapan suami.

9. “Artis M itu, anaknya banyak tapi masih cantik juga ya Bunda!”
Kalimat itu bisa bikin istri cemburu. Jadi, kalau ingin memuji wanita lain, lebih baik di batin.

10. “Ummi lagi dapet? Kok baper banget!”
Istri cerewet itu biasa, apalagi di saat datang bulan, jadi tambah sensitif. Tapi tak perlu juga menggodanya seperti itu, nanti malah luber kadar bapernya. Kalau memang istri sedang ngomel panjang lebar, dengarkan saja.

Coba teladani Khalifah Umar bin Khattab yang diam saja saat dimarahi istrinya. Karena Beliau paham akan beban rumah tangga yang diemban istrinya.

Beliau menghormati istri yang telah melahirkan dan mengasuh anak-anak juga mengurus keluarganya. Sehingga bagi Khalifah Umar tak ada salahnya diam mendengarkan keluh kesahnya.

Sumber: ummi-online.com