OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Senin, 16 Oktober 2017

Abu ‘Ubaidah Pemilik Julukan ‘Kepercayaan Umat’

Abu ‘Ubaidah Pemilik Julukan ‘Kepercayaan Umat’

10Berita, Abu Ubaidah dikenal dengan sebagai sosok yang berakhlak mulia serta taat pada perintah Rasulullah SAW. Nasabnya bertemu dengan Rasulullah SAW pada Fahr. Rasulullah bersaksi akan surga atas dirinya dan menjulukinya “kepercayaan umat”. Beliau pernah bersabda, “Setiap umat memiliki kepercayaan dan kepercayaan umat ini adalah Abu Ubaidah ibn Al-Jarrah."

Dikutip dari buku “Para Penggenggam Surga” karya Syaikh Muhammad Ahmad Isa bahwa Hudzaifah meriwayatkan, suatu ketika penduduk Najran menghadap Rasulullah SaAW dan berkata, “Wahai Rasulullah, utuslah seorang yang terpercaya bagi kami.” Rasulullah menjawab, “Akan kuutus bersama kalian seorang pria yanng dapat dipercaya dalam arti sebenar-benarnya.” Mendengar sabda beliau, orang-orang berusaha mengajukan diri. Namun, Rasulullah mengutus Abu ‘Ubaidah ibn Al-Jarrah. (HR Al-Bukhari).

Diriwayatkan oleh Anas bahwasanya penduduk Yaman datang menghadap Rasulullah SAW dan memohon, “Kirimkan bersama kami pria yang dapat mengajarkan Alquran dan Sunnah kepada kami.” Rasulullah SAW kemudian mengambil tangan Abu Ubaidah dan berkata, “Orang ini adalah kepercayaan umat.” (HR Muslim).

Abu ‘Ubaidah berhijrah ke Habasyah dan mengikuti Perang Badar. Pada perang tersebut pula ayahnya tewas dalam keadaan kafir. Dia juga mendapatkan penderitaan yang berbuah manis saat Perang Uhud. Hari itu, dia mencabut, rantai pelindung kepala yang melesat masuk ke pipi Rasulullah SAW dengan gigi depannya, yang kemudian tanggal, sehingga membuatnya ompong. Namun, Rasulullah SAW bersabda, “Kalian yang bergigi lengkap tidak ada yang lebih baik daripada Abu Ubaidah.”

Maka, Allah menurunkan firman-Nya berkaitan dengan hal tersebut. “Engkau (Muhammad) tidak akan mendapatkan kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, saling berkasih-sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya sekalipun orang-orang itu bapaknya, anaknya, saudaranya atau keluarganya. Meraka itulah orang-orang yang dalam hatinya telah ditanamkan Allah keimanan dan Allah telah menguatkan mereka dengan pertolongan yang datang dari-Nya. Lalu dimasukan-Nya mereka ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Allah ridha terhadap mereka dan mereka pun merasa puas terhadap (limpahan rahmat)-Nya. Merekalah golongan Allah. Ingatlah, sesungguhnya golongan Allah itulah yang beruntung.” (QS Al-Mujadilah(58: 22).

Abdullah ibn Umar menggambarkan sifat Abu Ubaidah, “Ada tiga orang Quraisy terbaik yang paling bagus akhlaknya, jujur sikapnya, dan besar rasa malunya. Jika mereka memberitahukan sesuatu kepadamu atau kalian bertanya kepada mereka, maka mereka tidak akan membohongimu. Mereka adalah Abu Bakar, Utsman ibn Affan, dan Abu Ubaidah ibn Al-Jarrah.”

Abu Ubaidah ra digambarkan memiliki akhlak yang baik, bijaksana, dan tawadhu. Menjelang wafatnya Abu Bakar, dia mengusulkan Abu ‘Ubaidah untuk menjadi khalifah bersama Umar. “Aku ridha untuk diri kalian, salah satu dari dua orang ini : Umar dan Abu Ubaidah.”

Abu Ubaidah termasuk kelompok orang pertama yang memeluk Islam, jauh sebelum Rasulullah SAW ke Dar Al-Arqam dan menyeru dengan dakwah terbuka. Betapa beruntungnya seorang pemuda yang telah lama memeluk Islam, berhijrah ke Habasyah, dan mengikuti Perang Badar.

Diriwayatkan dari Zaid ibn Aslam dari ayahnya  bahwa Umar ibn Al-Khaththab berkata kepada para sahabat, “Coba kalian berandai-andai”. Sebagian dari mereka berkata, “Aku  berharap rumah ini dipenuhi dirham sehingga dapat kuinfakkan di jalan Allah.” Yang lain berkata, “Aku berharap rumah ini dipenuhi permata yang dapat kuinfakkan di jalan Allah.” Dan akhirnya Umar berkata, “Aku berharap rumah ini dipenuhi oleh orang-orang seperti Abu Ubaidah, Mu’adz ibn Jabal, dan Hudzaifah ibn Yaman sehingga aku dapat menggunakan mereka dalam ketaatan kepada Allah SWT.

Pertanyaannya, di masa sekarang ini, adakah pemimpin bangsa kita yang meiliki sifat dan keterladan seperti abu Úbaidah?

Sumber: Republika