Raja Salman dan PM Turki desak Dunia Islam untuk bersatu membela Palestina
10Berita, Perdana Menteri Turki Binali Yildirim dan Raja Salman bin Abdulaziz AlSaud mendesak dunia Islam untuk tetap bersatu membela rakyat Palestina dan memperjuangkan hak-hak Palestina untuk merdeka dengan Al-Quds Al-Sharif (Jerusalem) sebagai ibukotanya.
Binali Yildirim dan Raja Salman menekankan arti pentingnya status Jerusalem bagi Islam dan dunia Islam. “Dunia Islam harus tetap bersatu untuk melindungi hak-hak saudara kita Palestina,” bunyi pernyataan dari kantor perdana menteri Turki, seperti dilansir dari Al Jazeera, Kamis, (28/12/17).
Baik Turki maupun Arab Saudi telah mengkritik keras keputusan Presiden AS Donald Trump mengenai status kota Jerusalem. AS menyatakan Jerusalem sebagai ibukota abadi Israel dan akan memindahkan kedubes AS di Tel Aviv ke kota suci tersebut.
Pengumuman Trump pada 6 Desember tersebut menimbulkan aksi protes dari dunia internasional dan memicu gelombang demonstrasi di wilayah Palestina, di kota-kota di Timur Tengah, dari Afrika Utara hingga Asia.
Status Yerusalem -tempat suci bagi tiga agama (Islam-Yahudi-Kristen) telah menjadi isu utama dalam konflik Israel-Palestina. Israel mencaplok kota tersebut pada perang Arab-Israel 1967 dan mengklaim kota tersebut sebagai ibukotanya.
Majelis Umum PBB pekan lalu mengeluarkan resolusi menentang keputusan Trump dan menyatakan keputusan Trump “batal demi hukum” dan “tidak sah”.
PM Yildirim dan Raja Salman sepakat bahwa resolusi 22 Desember itu merupakan pesan yang kuat bahwa masyarakat internasional mendukung kemerdekaan Palestina dan mendapatkan kembali hak-haknya atas tanah yang diduduki oleh Israel.
Pertemuan PM Turki dan Raja Salman membawa angin segar di tengah tanda-tanda ketegangan dalam hubungan rumit antara Ankara-Riyadh.
Turki disebut sedang menjalin hubungan yang lebih dekat dengan Iran, negara yang menjadi musuh regional Arab Saudi di Timur Tengah. Turki juga merupakan pendukung utama Qatar selama blokade enam bulan yang diberlakukan terhadap negara Teluk oleh Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Bahrain dan Mesir. (DH/MTD)
Sumber : Al Jazeera , Moslemtoday.com