OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Sabtu, 09 Desember 2017

Sana'a, Kota yang Harus Dilihat

Sana'a, Kota yang Harus Dilihat

10Berita , JAKARTA --
Diketahui salinan Alquran tertua ditemukan di Sana'a pada 1972 M. Sejak kehadiran Islam hingga berdirinya subnegara mandiri di bawah Khalifah Islam Yaman, Sana'a tetap bertahan sebagai pusat pemerintahan.

Imam Syafi'i yang pada abad kedelapan membangun mazhab Syafi'i, sempat beberapa kali berkunjung ke Sana'a. Imam Syafi'i memuji Sana'a dan membuat tulisan berjudul La Budda Min Sana'a (Sana'a, Kota yang Harus Dilihat).

Pada abad kesembilan dan sepuluh, ahli geografi Yaman, al-Hamdani juga membuat catatan tentang Sana'a. ''Rumah paling sederhana di Sana'a memiliki satu dua sumur, sebuah taman, penampungan sampah terpisah, septic tank, tak ada bau tercium. Sebuah tempat yang nyaman untuk berjalan-jalan,'' tulis al-Hamadi.

Pada abad 10, ahli geografi Persia Ibnu Rustah juga menulis tentang Sana'a. Ia memuji Sana'a dan menyebutnya tak ada kota sebesar sesejahtera dengan makanan yang serba enak seperti Sana'a.

Pada 1062 M, Sana'a diambil alih oleh Dinasti Sulayhid yang dipimpin al-Sulayhid dan istrinya, Ratu Asma. Ia menjadikan Sana'a sebagai ibu kota bagi kerajaannya yang relatif kecil yang juga mencakup pegunungan Haraz. Kerajaan Sulayhid memilih berafiliasi dengan Kekhalifahan Fatimiyah di Mesir ketimbang dengan Kekhalifahan Abbasiyah.

Al-Sulayhid memimpin selama sekitar 20 tahun. Kepemimpinannya berakhir setelah ia dibunuh pesaingnya dari kelompok Najahid.

Setelah kematian Al-Sulayhid, kepemimpinan Dinasti Sulayhid diteruskan oleh putri Al-Sulayhid, Arwa al-Sulayhid. Ia memindahkan ibu kota dari Sana'a ke Jibla dan memimpin Yaman dari 1067-1138 M. Selanjutnya, Dinasti Hamanid mengambil alih Sana'a.

Pada 1173 M, Sultan Ayyubiyah dari Mesir mengutus saudara lelakinya, Turan-Shah, dalam sebuah ekspedisi penaklukan Yaman. Dinasti Ayyubiyah berhasil mengambil alih Sana'a pada 1175 M dan berhasil mempersatukan berbagai suku di Yaman, kecuali suku di pegunungan utara.

Dinasti Ayyubiyah mengganti agama resmi di Yaman menjadi Islam Sunni. Selama rezim Emir Tughtekin Ibnu Ayyub, Sana'a mengalami berbagai perbaikan termasuk di dalamnya adalah integrasi lahan di tepi barat Sa'ilah (Bustan al-Sultan) di mana Dinasti Ayyubiyah mendirikan sebuah istana di sana. Karena lokasi Sana'a yang strategis, Dinasti Ayyubiyah memilih Ta'izz sebagai ibu kota negara dan Aden sebagai pusat bisnis.

Ketika Dinasti Rasuliyah memimpin Yaman yang kemudian dilanjutkan Tahiriyah, Sana'a tetap menjadi pusat orbit politik hingga akhirnya Mamluk tiba di Yaman pada 1517 M.

Sumber : Republika.co.id

Related Posts:

  • Sejarah Enam Menara Masjid Biru Sejarah Enam Menara Masjid Biru 10Berita, JAKARTA -- Masjid Sultan Ahmed atau Masjid Biru dibangun atas perintah Sultan Ahmed I tepatnya di bulan Agustus 1609. Masjid Biru terletak di kawasan tertua yang bersejarah yaitu Ist… Read More
  • Relikui Bersejarah di Hagia SophiaRelikui Bersejarah di Hagia Sophia 10Berita , JAKARTA — Beberapa bangunan bersejarah yang terdapat pada masa Turki Ottoman ini telah menjadi museum. Salah satunya Museum Hagia Sophia. Hagia Sophia atau Sancta Sophia da… Read More
  • Masjid Bersejarah di Bangladesh Terancam Roboh Masjid Bersejarah di Bangladesh Terancam Roboh 10Berita , DHAKA -- Situs budaya di Bangladesh diketahui kurang diapresiasi. Struktur arsitektur tempat-tempat penting disana sering diabaikan dan berakhir rusak karena kegagala… Read More
  • Kemegahan Kota Lingkar Akhirnya Sirna Kemegahan Kota Lingkar Akhirnya Sirna 10Berita , JAKARTA — Kota yang pernah menjadi kiblat peradaban dan kebudayaan dunia itu porak-poranda akibat invasi pasukan Mongol pada 1258. Ketika itu, pasukan Mongol di bawah ko… Read More
  • Jejak Perluasan Masjid Nabawi Jejak Perluasan Masjid Nabawi 10Berita, Masjid Nabawi adalah salah satu masjid terpenting yang terdapat di Kota Madinah, Arab Saudi, karena dibangun oleh Nabi Muhammad SAW. Di dalam masjid ini, terdapat makam Rasul SAW bese… Read More