OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Sabtu, 23 Desember 2017

Ust. Felix Siauw: Mari Membaca Penguasa Zaman Now

Ust. Felix Siauw: Mari Membaca Penguasa Zaman Now

10Berita – Seperti yang sudah saya duga, postingan saya mengenai “Toleransi Muslim Terhadap Hari Raya Ummat Lain” menuai banyak komentar, lebih dari postingan lain.

Tak seperti biasanya, postingan ini menuai cukup banyak komentar yang tidak sepakat, sekitar 20% dari keseluruhan, dan lucunya kebanyakan dari yang bukan Muslim

Bila dari Muslim, biasanya tipikal akun buzzer, yang anonim, follower atau posting dibawah 10, dan biasanya digembok, lengkap dengan makian dan cacian

Yang saya ingin bahas, mengapa tema ini selalu ‘diperhatikan’ oleh para akun anti-Islam? Jawabannya jelas, inilah yang dimaksud dengan de-Islamisasi

Sebab hal yang paling ditakuti oleh penguasa dzalim pada saat ini adalah bangkitnya kesadaran ummat tentang Islam, jika terjadi, maka mereka tak dapat lagi berkuasa

Kasus penistaan agama selalu jadi patokan, saat Muslim sadar akan syariatnya, maka mereka tak menerima pemimpin yang bertentangan dengan Islam, itu konsekuensinya

Nah, ini jelas-jelas tidak menguntungkan penguasa yang saat ini justru didominasi oleh mereka yang dari awal menunjukkan sikap justru ingin Indonesia tanpa agama

Maka dibuatlah narasi intoleransi, radikal, ekstrim. Kepada siapa semua itu ditujukan? Sudah jelas, yakni pada Muslim yang mau menjalankan Kitabullah dan Sunnah

Maka mereka buat sebuah kampanye, kalau kamu tidak mau dikata intoleran, radikal atau ekstrim, maka jangan jadikan Islam sebagai standar perbuatan, jangan pakai agama

Hal yang sama berlaku pada kasus LGBT, intinya sama, agar kaum Muslim jangan menilai sesuatu berdasarkan agama. “LGBT itu HAM, urusan pribadi”, dan bualan lainnya

Maka jangan heran, bila anda ingin terikat pada Islam, atau anda berbangga dengan simbol dan diksi Islam, maka selama itu pula anda akan jadi “musuh” penguasa zaman now

Sebab yang mereka inginkan adalah sekulerisasi, pemisahan agama dari kehidupan sosial. Dan kita pun takkan berhenti, mau dilabeli apapun urusan mereka, urusan kita pada Allah saja.(kl/kfr)

Sumber : Eramuslim