Wajah Tokoh Genosida Paling Kejam di Muka Bumi
10Berita-PEMBANTAIAN terhadap suatu bangsa, etnis, ras, atau agama tidak terjadi begitu saja. Ada tokoh yang menggerakan kekejian itu berlangsung. Berikut ini tokoh genosida yang paling kejam dalam sejarah:
Ratko Mladic adalah bekas komandan militer Serbia Bosnia. Maldic dinyatakan bersalah oleh Mahkamah Pidana Internasinal di Den Haag, Belanda pada Rabu, 22 November 2017 karena melakukan genosida dan kejahatan terhadap kemanusiaan saat Perang Bosnia 1995.
Josef Stalin adalah Perdana Menteri Uni Soviet pada 1941 hingga 1953. Di masa pemerintahannya, jutaan petani dibunuh dan mati kelaparan. Stalin juga membawa kematian lebih dari 20 juta rakyatnya sendiri saat mengendalikan Uni Soviet selama 29 tahun.
Adolf Hitler merupakan Kanselir Jerman pada 1933 hingga 1945 sekaligus menjadi diktator Nazi Jerman sejak 1934. Pada akhir perang dunia kedua, Hitler mengeluarkan kebijakan penaklukan ras yang membawa kematian puluhan juta orang, termasuk kejahatan genosida terhadap enam juta orang Yahudi.
Leopold II adalah Raja Belgia. Dalam kepemimpinannya, ia mengandalkan kerja paksa dan menyebabkan kematian sekira 3 juta orang Kongo (jajahan Belgia) dalam proyek pribadinya.
Adolf Eichmann adalah salah satu pemimpin Nazi Jerman dan salah satu pelopor utama dari Holocaust. Ia digantung oleh Israel karena terlibat dalam pemusnahan Yahudi oleh Nazi selama Perang Dunia II.
Ivan adalah pemimpin dan penguasa pertama di Rusia. Ia dikenal sangat menikmati membakar 1.000 orang di wajan besar, dan gemar melakukan penyiksaan.
Vlad Tepes adalah Pangeran Wallachia sekaligus Pemimpin Rumania pada 1456 hingga 1462. Ia dikenal oleh musuhnya sebagai orang yang suka menyiksa dengan cara meminum darah musuhnya hingga menjadi mayat.
Pol Pot adalah pemimpin Khmer Merah sekaligus Perdana Menteri Kamboja pada 1976 hingga 1979. Masa pemerintahannya terkenal dengan peristiwa Khmer Merah. Di bawah kepemimpinannya, sedikitnya satu juta orang menderita kerja paksa, kelaparan, penyakit, penyiksaan, dan eksekusi mati.
Genghis Khan merupakan pendiri dari Kekaisaran Mongol. Ia memulai invasi Mongol yang mengakibatkan penaklukan sebagian besar Eurasia.
Kasus Genosida dengan Korban Banyak
Pembersihan etnis, ras, atau umat beragama yang terjadi sejumlah negara pasti menimbulkan korban yang sangat banyak. Tidak hanya ribuan tapi mencapai jutaan jiwa. Berikut ini kasus genosida yang sangat menonjol jumlah korbannya:
1. Pembantaian warga Yahudi oleh Nazi Jerman (sekitar 6 juta tewas)
Peristiwa ini terjadi pada Perang Dunia II atau sekitar tahun 1939 hingga 1945. Peristiwa pembantaian oleh Nazi kepada orang-orang Yahudi itu dilakukan dengan cara genosida atau pembantaian secara sistematis untuk menghancurkan suatu kaum. Pembunuhan ini langsung dipimpin oleh Adolf Hitler yang merupakan Ketua Partai Nazi atau Nationalsozialistische Deutsche Arbeiterpartei (NSDAP).
2. Genosida Nanking China (300.000 warga tewas)
Pada 1937, Jepang melakukan genosida saat menguasai Kota Nanking, China. Genosida itu dilakukan dengan cara memperkosa dan membunuh warga secara massal. Peristiwa genosida ini juga dikenal dengan pemerkosaan Nanking. Jepang melakukan pembantaian selama enam minggu sejak tanggal 13 Desember 1937 atau hari pertama mereka menguasai Nanking. Selama periode ini, antara 40 ribu hingga lebih 300 ribu warga sipil China dibunuh.
3. Pembantaian orang Batak oleh pasukan Ottoman di Bulgaria (5.000 tewas)
Batak merujuk pada salah satu kota di Bulgaria. Pada 22 April 1876, terjadi pembantaian warga di Kota Batak karena membangkang dari pemerintahan Kesultanan Ottoman, Turki yang menguasai Bulgaria. Pembangkangan itu mengakibatkan lima ribu orang tewas akibat dibantai pasukan Kesultanan Ottoman. Pembantaian dilakukan dalam waktu lima hari dengan cara desa-desa di Kota Batak dibakar.
4. Genosida St Bartholomew Paris (20.000 tewas)
Pada 1572 di Paris, Prancis, terjadi pembantaian besar-besaran. Pembantaian tersebut terjadi selama dua hari usai percobaan pembunuhan pemimpin militer dan politik dari Huguenot, Laksamana Gaspard de Coligny. Pembantaian itu dipicu oleh perang terhadap dua agama mayoritas di Paris, Kristen Protestan dan Katolik Roma. Akibat pembantaian tersebut, menurut sejarawan sebanyak 2 ribu orang tewas di daerah Huguenot. Sementara itu total orang yang dibantai sekitar 20 ribu orang.
Sumber : Koran Sindo, Moslemtoday.com