OPINI

ARTIKEL

KHASANAH

MOZAIK

NASIONAL

INTERNATIONAL

.

.

Rabu, 10 Januari 2018

Adab Bangun Tidur Dalam Islam

Adab Bangun Tidur Dalam Islam


10Berita, Bangun tidur di pagi merupakan salah satu nikmat dari Allah Subhanahu Wata’ala yang tentunya perlu kita syukuri. Tak jarang ada orang yang ketika bangun tidur langsung menjalankan aktivitasnya seperti mandi dan sarapan. Padahal di dalam islam adaa adab yang perlu kita lakukan. Adab yang dijalani inilah yang juga menjadi salah satu bentuk rasa syukur kepada Allah atas rahmat dan nikmat yang telah diberikan. Berikut adab bangun tidur dalam islam.

Mengusap bekas tidur di wajah

Terdapat sebuah kisah dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘anhu menceritakan, bahwa beliau pernah menginap di rumah bibinya, Maimunah Radhiyallahu ‘anha, salah satu istri Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Kata Ibnu Abbas, “Kemudian ketika sudah masuk pertengahan malam, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bangun, kemudian beliau duduk, lalu mengusap bekas kantuk yang ada di wajahnya dengan tangannya.” (HR. Ahmad 2201, Bukhari 183, Nasai 1631, dan yang lainnya). Pada kisah yang diceritakan dalam hadits tersebut dapat diketahui bahwa salah satu adab bangun tidur yaitu mengusap bekas kantuk yang ada di wajah dengan menggunakan tangan.

Membaca doa dan dzikir ketika bangun tidur

Doa setelah bangun tidur yang rutin dibaca oleh Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam adalah, “Alhamdullillahilladzi ahyaanaa bada maa amaatanaa wa ilaihin nushur.” Yang artinya, “Segala puji bagi Allah yang menghidupkan kami kembali setelah Dia mematikan kami, dan hanya kepada-Nya kami akan dibangkitkan.” (HR. Bukhari no. 6325)

Selain itu, ada beberapa sahabat Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam yang juga mengisahkan kebiasaan Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam membaca doa. Diantaranya, Hudzaifah bin al-Yaman dan al-Barra bin Azib. Kedua sahabat tersebut menceritakan doa yang biasa dibaca Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam ketika hendak tidur dan bangun tidur dalam sebuah hadits, yang artinya, “Bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika bangun tidur beliau membaca: Alhamdulillah alladzi ahyaanaa ba’damaa amaa tanaa wailaihin nusyur

Selain itu , dapat pula membaca dzikir ketika bangun tidur dipagi hari. Dzikir ketika bangun tidur tersebut yakni, “Alhamdullillahilladzi afaaniy fii jasadiy, wa rodda alayya ruhiy, wa adzina lii bi dzikrih.” Yang artinya, “Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kesehatan pada jasadku dan telah mengembalikan ruhku serta mengizinkanku untuk berdzikir kepada-Nya.” (HR. Tirmidzi no. 3401. Hasan menurut Syaikh Al Albani)

Dalam hadits tersebut disebutkan mengenai dikembalikannya ruh, yang maksudnya adalah masih diberikan kesempatan oleh Allah Subhanahu Wata’ala untuk menikmati kehidupan. Oleh karenanya, dengan menjalankan sholat subuh dan berdoa serta berzikir menjadi bentuk rasa syukur kita kepada Allah Subhanahu Wata’ala atas nikmat dan rahmat yang telah diberikan.

Membaca sepuluh ayat terakhir surat Al-Imran

Terdapat sebuah hadits yang terkait dengan hal ini. Ibnu Abbas menceritakan pengalaman beliau ketika menginap di rumah bibinya Maimunah, “Beliau duduk, lalu mengusap bekas kantuk yang ada di wajahnya dengan tangannya, kemudian beliau membaca 10 ayat terakhir surat Ali Imran.”(HR. Ahmad 2201, Bukhari 183, Nasai 1631, dan yang lainnya).

Pembacaan 10 ayat terakhir surat Al-Imran ini tepatnya dimulai dari ayat yang artinya, “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal.

Bersiwak

Diceritakan dalam sebuah hadits riwayat Bukhari 245 dan Muslim 255, yang artinya, “Sahabat Hudzaifah Radhiallahu ‘anhu menceritakan, Nabi Shollallahu’alaihi wassalam apabila bangun malam, beliau membersihkan mulutnya dengan bersiwak.

Selain itu, Ali bin Abi Thalib Radhiallahu anhu juga menceritakan, yang artinya, “Kami diperintahkan (oleh Rasulullah) untuk bersiwak, kemudian beliau bersabda, ”Sesungguhnya seorang hamba ketika hendak mendirikan shalat datanglah malaikat padanya. Kemudian malaikat itu berdiri di belakangnya, mendengarkan bacaan Al-Qu’rannya, dan semakin mendekat padanya. Tidaklah dia berhenti dan mendekat sampai dia meletakkan mulutnya pada mulut hamba tadi. Tidaklah hamba tersebut membaca suatu ayat kecuali ayat tersebut masuk ke perut malaikat itu.”(HR. Baihaqi dalam Sunan al-Kubro 1/38 dan dishahihkan al-Albani dalam as-Shahihah).

Terdapat banyak manfaat yang dapat diraih ketika kita bersiwak. Tidak hanya dapat menyegarkan dan menjaga kesehatan, tetapi juga menghilangkan bau mulut sehingga tidak mengganggu Malaikat yang turut hadir ketika shalat malam.

Istinsyaq/Membersihkan hidung

Dalam sebuah hadits riwayat Bukhari 3295 dan Muslim 238, dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam bersabda, yang artinya “Apabila kalian bangun tidur maka bersihkan bagian dalam hidung sebanyak 3 kali karena setan bermalam di rongga hidung.” , perlu diketahui bahwasannya ketika bangun tidur disarankan untuk membersihkan hidung sebanyak tiga kali. Hal ini disebabkan oleh karena saat tidur, syeitan dapat menyelinap melalui lubang hidung dan wajib membersihkannya.

Mencuci tangan sebanyak tiga kali

Terdapat sebuah hadits yang menerangkan tentang adab mencuci tangan sebanyak tiga kali. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam bersabda, yang artinya, “Apabila kalian bangun tidur maka janganlah dia mencelupkan tangannya ke dalam wadah, sebelum dia mencucinya 3 kali. Karena dia tidak mengetahui di mana tangannya semalam berada.” (HR. Bukhari dan Muslim 278). Dalam hadits tersebut Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam berpesan agar umat islam mencuci tangan sebanyak tiga kali sebelum melakukan aktivitas lainnya, seperti mencelupkan tangan ke dalam sebuah wadah. Wallahua’lambishowab. (Fikriah NurJannah)

Sumber : konsultasisyariah(dot)com, rumayshocom, Ummi Online 
Ilustrasi: Google